BIRTH INJURY
DISUSUN OLEH :
Lisdayanti 07180100068
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul : “Emergency Response in
Midwifery”.
Dan tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi kami dan para
pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
B. FRAKTUR .................................................................................................6
iii
A. CEDERA LAHIR
Bab ini membahas cedera lahir tanpa perdarahan yang
terli- hat. Jika bayi mengalami pembengkakan kulit kepala,
lihat hlm. 151. Jika bayi pucat atau mengalami per-
darahan, lihat hlm. 140.
MASALAH
1. Lengan dan tangan bayi berada pada posisi
abnormal, terbaring lemah di ke samping tubuh bayi
(Gbr. 1-10).
1
GAMBAR 1-11
GAMBAR 1-12
Postur istirahat normal pada bayi yang lahir dengan posisi bokong
2
TEMUAN
Tinjau temuan dari riwayat umum (hlm. 10) dan peme- riksaan
(Tabel 1-2, hlm. 14), periksa terutama adanya riwayat kelahiran yang
sulit, dan gunakan informasi un- tuk menentukan kemungkinan
diagnosis (Tabel 1-28, hlm. 178).
DIAGNOSIS BANDING
TABEL 1-28
Diagnosis banding pada cedera lahir
Kemungkinan
Diagnosis
Temuana
Riwayat Pemeriksaan
177)
3
Kelahiran yang sulit • Pergeseran tulang dari posisi Fraktur,
hlm.
normalnya 180
PENATALAKSANAAN
1. PARALISIS LENGAN
4
Tindak lanjuti dalam dua minggu. Jelaskan kepada ibu
bahwa mayoritas kasus paralisis lengan pulih sampai usia
enam hingga sembilan bulan. Jika gerakan lengan masih
terbatas pada saat usia satu tahun, kemung- kinan terjadi
paralisis permanen.
2. PARALISIS WAJAH
5
B. FRAKTUR
1. PENATALAKSANAAN UMUM
Pastikan diagnosis dengan sinar-X, jika tersedia. Pegang
bayi dengan lembut saat menggerakkan atau membalik, dan ajari
ibu cara melakukannya. Hindari gerakan pada ekstremitas yang
sakit sebisa mungkin.
Jika ibu mampu merawat bayi dan tidak terdapat ma- salah
lain yang membutuhkan hospitalisasi, pulangkan bayi (hlm. 279).
a) FRAKTUR HUMERUS
6
GAMBAR 1-13
Membidai fraktur humerus
Fiksasi lengan atas ke dada dengan menggunakan
per- ban kasa. Fleksikan siku lengan yang sakit
sampai 90 derajat, dan gunakan perban terpisah
untuk memfiksasi lengan bawah melintasi abdomen
dalam posisi ini. Pastikan bahwa umbilikus tidak
tertutup oleh perban.
b) FRAKTUR KLAVIKULA
7
sampai bawah lutut tungkai yang sakit (Gbr. 1-14).
GAMBAR 1-14
Periksa jari kaki dua kali sehari selama tiga hari (bayi
tidak perlu dirawat di rumah sakit jika ibu mampu mem-
bawa bayi kembali ke rumah sakit setiap saat):
8
C. DEFEK LAHIR
MASALAH
Bayi memiliki defek lahir minor (tanda lahir, umbai ku-
lit, jari-jari tangan atau jari-jari kaki tambahan, bibir sumbing,
celah palatum, atau talipes). Bayi memiliki defek lahir mayor
(spina bifida/meningo- mielokel, gatroskisis/omfalokel, atau
atresia ani). Bayi memiliki defek lahir genetik (mis., sindrom
Down).
a) TANDA LAHIR
Yakinkan ibu bahwa sebagian besar tanda lahir
(mis., hemangioma kapiler atau Mongolian blue
spot) tidak membutuhkan perawatan khusus dan
dapat menghilang sejalan dengan pertambahan
usia bayi.
9
memberi ma- kan bayi guna memastikan
pertumbuhan yang adekuat sampai pembedahan
dapat dilakukan. Jika bayi memiliki bibir
sumbing tetapi palatum- nya utuh,
d) TALIPES
Berikan dukungan emosional dan tenangkan ibu
(hlm. 267). Rujuk bayi ke rumah sakit tersier atau
pusat spesialisasi dalam bulan pertama
kehidupan, jika memungkinkan, untuk
memperbaiki talipes.
10
a) SPINA BIFIDA/MENINGOMIELOKEL
Berikan dukungan emosional dan tenangkan ibu
(hlm. 267).
b) GASTROSKISIS/OMFALOKEL
Berikan dukungan emosional dan tenangkan ibu
(hlm. 267). Pasang slang IV (hlm. 223) dan berikan
hanya cairan IV dengan volume rumatan sesuai
dengan usia bayi (Tabel 2-4, hlm. 224). Pastikan
bayi puasa.
11
c) ATRESIA ANI
1) Berikan dukungan emosional dan tenangkan
ibu (hlm. 267).
12