Anda di halaman 1dari 8

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM

INGATAN MANUSIA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MODUL BELAJAR 3 KULIAH


DARING PROGRAM PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Disusun oleh :
RISMA HALIM

PROGRAM PPG DALAM JABATAN


PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang sangat kompleks, terutama dalam
pemikirannya. Sedangkan perangkat manusia yang paling kompleks adalah otak.
Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara
langsung bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima
melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara
khusus untuk kemudian dikirim ke otak. Otak adalah tempat dimana memori atau
ingatan tersimpan yang kapasitasnya tak terbatas. Namun tidak semua manusia
memanfaatkan kapasitas tersebut secara optimal sehingga banyak ruang-ruang
dalam otak yang tidak terisi secara baik.
Seperti yang kita ketahui bahwa memori/ingatan sangat penting dalam
kehidupan manusia. Dengan adanya memori, kita menggunakan konsep waktu
dengan menghubungkan masa sekarang dengan pengalaman di masa lalu untuk
harapan di masa depan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita mengenal
memori yang dalam hal mana juga sangat penting dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, penting untuk mempelajari pengorganisasian informasi/
pengetahuan dalam ingatan manusia

1.2. Rumusan Masalah


a. Teori pengolahan informasi
b. Pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia

1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir Modul Belajar 3 pada Kuliah
Daring Program PPG dalam Jabatan pada Universitas Negeri Padang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori pengolahan informasi


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana
seorang individu melakukan persepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah
besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga
dapat dikatakan bahwa pengolahan informasi dapat dikatakan sebagai
bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di
sekitarnya.
Ada tiga komponen utama memori ialah : Rekaman indera, memori kerja
atau jangka pendek, dan memori jangka panjang. Rekaman indera adalah
memori yang sangat pendek yang terkait dengan indera. Informasi yang diterima
indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat. Begitu
diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan
mental kita. Kegiatan ini disebut persepsi. Rekaman indera menerima informasi
dalam jumlah besar dan masing-masing indera (penglihatan, pendengaran,
sentuhan, penciuman, rasa) dan menahannya dalam waktu yang sangat singkat,
tidak lebih dari beberapa detik. Jika tidak ada yang terjadi pada informasi yang di
tahan dalam rekaman indera, informasi tersebut hilang dengan cepat. Informasi
yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat.
Memori kerja atau jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang
menampung lima hingga sembilan potongan informasi setiap saat. Informasi
masuk ke memori kerja dari rekaman indera maupun memori jangka panjang.
Pengulangan adalah proses pemanggilan kembali informasi untuk
menempatkannya ke dalam memori kerja. Memori jangka panjang adalah
bagian sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan dalam kurun
waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya
membantu siswa menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan
informasi yang ada dalam memori jangka panjang. Bagian memori jangka
panjang adalah rekaman episodik, yang menyimpan ingatan kita tentang
pengalaman pribadi; memori semantik, yang menyimpan fakta dan pengetahuan
tentang cara melakukan sesuatu dan Skemata adalah jaringan gagasan-gagasan
yang terkait untuk menuntut pemahaman dan tindakan kita.
Pemrosesan informasi merupakan bagian dari teori belajar kognitivisme.
Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang selanjutnya
diolah sehingga menghasilkan keluaran berupa hasil belajar. teori pemrosesan
informasi banyak dikaitkan dengan teori pembelajaran sibernetik (cybernetics
learning). Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik
adalah pengolahan informasi. Proses belajar menurut teori ini meliputi kegiatan
menerima, menyimpan, dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang
telah diterima. Belajar tidaklah hanya meliputi apa yang terlihat, yang penting
bagaimana suatu proses kognitif itu terjadi di dalam diri pembelajar.

2.2 Teori-teori pengolahan informasi


Teori-teori pengolahan informasi memfokuskan perhatian pada
bagaimana orang memperhatikan peristiwa-peristiwa lingkungan, mengkodekan
informasi-informasi untuk dipelajari, dan menghubungkannya dengan
pengetahuan yang ada dalam memori, menyimpan pengetahuan yang baru
dalam memori, dan menariknya kembali ketika dibutuhkan. Information
processing model memandang memori manusia itu seperti sebuah komputer
yang mengambil atau mendapatkan informasi, mengelolanya, mengubahnya
baik bentuk dan isi, kemudian menyimpannya, dan menghadirkan kembali pada
saat dibutuhkan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa teori
pemrosesan informasi merupakan model dalam teori kognitivisme yang mencoba
menjelaskan kerja memori manusia dalam memperoleh, menyandikan, dan
mengingat informasi.
Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari
pembelajaran adalah (a) membimbing siswa untuk menerima stimulus, (b)
memperlancar pengkodean dan (c) memperlancar penyimpanan dan retrieval.
a. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus
Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan
memberikan bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan
stimulus antara lain:
 Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam
hal ini pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa
mengenai stimulus-stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian
siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada stimulus yang telah
ditentukan.
 Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam
pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu
mengubah stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada waktu
yang lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam
pengkodean ini akan terjadi proses pengulangan dan menghubungkan
dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam memori manusia.
b. Memperlancar pengkodean
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan
ke dalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki adanya
transformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan
mengingat kembali di waktu kemudian mengenai informasi tersebut.
c. Memperlancar penyimpanan dan retrieval
Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan
datang. Ini dapat ditujukan berupa: irama bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra
visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk
maksud retrieval bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis
pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan
yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah
tersimpan dalam memori manusia.

2.3 Konsepsi awal tentang teori memori manusia


Konsepsi awal tentang memori manusia menganggap bahwa memori
hanya sekedar tempat penyimpanan atau kolektor informasi yang pasif selama
periode waktu yang lama. Tetapi, pada tahun 1960-an periset mulai memandang
memori manusia sebagai sistem kompleks yang memproses dan
mengorganisasikan semua pengetahuan kita.
Cara kerja memori manusia meliputi tiga macam sistem penyimpanan
ingatan, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short-
term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory).

http://www.bookrags.com/biography/robert-mills-gagne/
Sensory memory atau sensory register merupakan komponen pertama
dalam sistem memori. Sensori memori menerima stimulus atau informasi dari
lingkungan (seperti sinar, suara, bau, dan lain sebagainya) secara terus menerus
melalui alat penerima (receptor) kita. Reseptor disebut juga dengan alat-alat
indera. Informasi yang diterima disimpan dalam sensory memory kurang lebih
dua detik. Keberadaan sensory memory memiliki dua implikasi dalam proses
belajar. Pertama, orang harus memberikan perhatian pada informasi yang ingin
diingatnya. Kedua, waktu mendapatkan atau mengambil informasi harus dalam
keadaan sadar. Setelah respon diterima oleh sensory memory, otak mulai
bekerja untuk memberikan makna terhadap informasi atau rangsangan tersebut.
Short-term memory atau memori jangka pendek adalah sistem memori
dengan kapasitas yang terbatas di mana informasi disimpan selama 30 detik,
kecuali informasi tersebut diulang atau kalau tidak diproses lebih lanjut, karena
jika diproses informasi bisa disimpan lebih lama.
Long-term memory atau memori jangka panjang adalah jenis memori
yang menyimpan banyak sekali informasi untuk periode waktu yang lama dalam
cara yang relatif permanen. Kapasitas memori jangka panjang manusia
sangatlah mengejutkan dan efisiensi di mana individu-individu bisa mendapatkan
kembali informasi sangatlah mengesankan. Representasi pengetahuan dalam
Long-term Memory tergantung pada frekuensi dan “keberlanjutan”. Makin sering
suatu fakta, peristiwa, atau ide dijumpai, makin kuat representasinya dalam
memori. Selain itu, dua pengalaman yang terjadi berdekatan waktunya akan
cenderung dihubungkan dengan memori sehingga ketika salah satunya
diingatkan yang satunya akan teraktifkan. Maka, informasi dalam Long-term
Memory direpresentasikan dalam struktur-struktur asosiatif. Asosiasi-asosiasi ini
sifatnya kognitif, tidak seperti asosiasi dalam teori “pengkondisian” yang sifatnya
behavioral (stimulus dan respon).

2.4 Pemanfaatan teori pengolahan informasi dalam pembelajaran


Aplikasi pengolahan informasi dalam pembelajaran membantu para siswa
meningkatkan memori, dengan cara antara lain :
1. Memotivasi anak-anak untuk mengingat materi dengan memahaminya
daripada menghafalkannya.
2. Membantu siswa-siswa dalam mengatur apa yang mereka masukkan dalam
memori mereka.
3. Mengajarkan strategi mnemonik. Mnemonik adalah bantuan memori untuk
mengingat informasi. Strategi mnemonic bisa melibatkan imajinasi dan kata-
kata. Beberapa jenis mnemonik antara lain metode lokus, sajak, akronim,
dan metode kata kunci.
Manfaat teori pemrosesan informasi antara lain :
1. Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu
beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah.
2. Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang
berorientasi pada proses lebih menonjol.
3. Kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap.
4. Prinsip perbedaan individu terlayani.
BAB III
SIMPULAN
Dari pemaparan di atas bisa disimpulkan beberapa hal :
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana
seorang individu melakukan persepsi, mengorganisasi, dan mengingat
sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
2. Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi adalah perhatian
yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan
dan mendapatkan kembali (retrieval).
3. Cara kerja memori manusia meliputi tiga macam sistem penyimpanan
ingatan, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek
(short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory).
4. Teori pengolahan informasi bisa digunakan dalam pembelajaran.

Sumber :
Cahyono, Tri Agus dan Lastriningsih. 2013. Teori Pemrosesan Informasi. Makalah. Yogyakarta:
Pasca Sarjana UNY.
Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta : PT.Indeks
https://agungekonugroho23.blogspot.com/2017/10/teori-pengolahan-informasi-dalam-memori.html
https://psychologymania.wordpress.com/2011/07/11/memori-dan-pemrosesan-informasi-dalam-
proses-berpikir/
https://rizkayuni01.wordpress.com/2015/07/02/teori-belajar-pengolahan-informasi/
https://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/08/teori-pemrosesan-informasi/

Anda mungkin juga menyukai