Anda di halaman 1dari 24

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


TEKNISI INDUSTRI KIMIA
(PPPTIK)

Disusun oleh :

Ardilah D12518013

Bahtera Chandra Putra D12518017

Miftahul Jannah D12518061


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. UMUM ....................................................................................... 1
B. FUNGSI WAREHOUSE ............................................................. 3
C. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERGUDANGAN ....... 5
D. MANAGEMEN ORGANISASI PERGUDANGAN ................ 7
E. BATASAN ............................................................................... 12
F. STORAGE BUILDING AND FACILITIES ............................... 12
G. TYPE BANGUNAN GUDANG ............................................. 13
H. PEMBAGIAN BANGUNAN GUDANG................................ 14
I. MACAM-MACAM GUDANG TEMPAT PENIMBUNAN ... 14
J. IDENTIFIKASI DAN PEMBUATAN LABEL ....................... 16
K. HANDLING .............................................................................. 17
L. PROTECTION .......................................................................... 17
M. PENGGOLONGAN BARANG .............................................. 17
N. SARAN PENYIMPANAN ...................................................... 18
O.HUBUNGAN PERGUDANGAN DENGAN LOGISTIK ....... 19
P. PERMASALAHAN PERGUDANGAN .................................. 21
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. UMUM

Pergudangan merupakan bagian dari mata rantai pasokan sehingga


menjadi bagian pentingn dari tahapan dalam proses manajemen logistik dan
peralatan. Pergudangan meliputi penerimaan dan penanganan, penyimpanan,
pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan serta
pelaporan logistik dan peralatan penanggulangan bencana agar kualitas dan
kuantitas tetap terjamin.

Logistik adalah segala sesuatu yang berujud yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia yang terdiri atas sandang,
pangan dan papan atau turunannya. Termasuk dalam kategori logistik adalah
barang yang habis pakai atau dikonsumsi, misalnya sembako (sembilan
bahan pokok), obat-obatan, pakaian dan kelengkapannya, air, jas tidur dan
sebagainya. Peralatan adalah segala bentuk alat dan peralatan yang dapat
dipergunakan untuk membantu pencarian, penyelamatan dan evakuasi
masyarakat terkena bencana, membantu pemenuhan kebutuhan dasar dan
untuk pemulihan segera prasarana dan sarana vital.

Pada zaman prasejarah nenek moyang kita dalam memenuhi kebutuhan


hidupny adalah dengan cara mencari dan menggunakannya pada saat itu
juga. Dengan bertambahnya jumlah manusia dan terbatasnya jumlah
material kebutuhan sehari-hari, maka situasi berubah yaitu dengan mencari
barang-barang kebutuhan mereka bukan saja dari tempat sekitarnya, akan
etapi dari tempat lain yang lebih jauh, dibawa pulang dan baru digunakan
ditempat asal mereka.

Distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem logistik


yang bertanggung jawab akan perpindahan material antar fasilitas.

ii
Distribusi berperan dalam membawa bahan baku beserta komponen lainnya
dari pemasok kepada perusahaan dan membawa produk jadi dari perusahaan
ke konsumen. Namun proses distribusi memiliki lingkup yang lebih luas
daripada sekedar transportasi. Menurut Chopra dan Meindl (2007),
distribusi adalah faktor penentu dari seluruh keuntungan sebuah perusahaan
karena hal tersebut mempengaruhi biaya rantai pasok sekaligus kesan
konsumen secara langsung. Miltenburg (2005) mengemukakan bahwa
menurut survei yang telah dilakukan, biaya distribusi suatu perusahaan di
Amerika adalah sebanyak 20 persen dari harga pokok produksi suatu
produk. Oleh karena itu, perencanaan distribusi adalah salah satu komponen
yang penting dalam membuat suatu rantai pasok menjadi lebih efisien.
Pemasok, pabrik, distributor, toko, ritel, dan perusahaan jasa logistik
memiliki peran masing-masing dalam mendukung suatu rantai pasok.

Permasalahan distribusi tidak hanya sekedar menentukan jenis kendaraan


yang akan digunakan dalam proses pendistribusian itu sendiri. Lingkup
permasalahan distribusi dijabarkan dengan penentuan rute, penentuan lokasi
gudang maupun agen, dan kapasitas pengiriman (Pujawan dan
Mahendrawati, 2010). Setiap perusahaan manufaktur selalu membutuhkan
suatu departemen logistik atau perusahaan jasa logistik yang berguna untuk
mendistribusikan produk jadi mereka ke konsumen.Pengiriman produk
akhir biasanya bisa dikirimkan ke gudang, ritel atau ke konsumen secara
langsung, tergantung dari tipe distribusi yang digunakan. Sekarang ini,
persaingan bisnis terjadi antar rantai pasok suatu perusahaan dengan rantai
pasok perusahaan lainnya yang berjalan di bidang yang sama. Kegiatan
rantai pasok itu sendiri terdiri dari berbagai macam aktivitas yang ada dan
dilakukan oleh pemasok, pabrik, distributor, ritel, hingga pelanggan akhir.
Dari semua tipe channel distribusi itu, dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan utama suatu rantai pasok 2 adalah kepuasan konsumen. Namun
pertanyaan yang perlu diperhatikan oleh sebuah perusahaan adalah

iii
bagaimana sebuah perusahaan dapat memuaskan konsumen mereka
sekaligus mengeluarkan biaya yang optimal.

B. FUNGSI WAREHOUSE
Salah satu tugas dari bagian dari pergudangan (warehouse section)
adalah menyimpan barang untuk produkis atau hasil produksi dalam jumlah
dan rentang waktu tertentu yang kemdian didistribusikan ke lokasi yang
dituju berdasarkan permintaan. Permasalahn yang dihadapi dalam
manajemen warehouse adalah akurasi pergerakan barang dan menghitung
rentang waktu barang disimpan. Dibutuhkan control aktivitaas pergerakan
barang dan dokumen untuk meningkatkan efesiensi penggunaan warehouse
agar jumlah dan rentang waktu barang disimpan dalam nilai minimum atau
sesuai perencanaan
Fungsi utama pada gudang menurut Warman (2004), adalah sebagai
tempat penyimpanan bahan mentah (raw material), barang setengah jadi
(intermediate goods), maupun tempat penyimpanan produk yang telah jadi
(final goods). Selain itu, gudang juga menjadi tempat penampungan barang
yang akan dikirim atau barang yang baru datang. Menurut Tompkins et al
(2003), fungsi gudang adalah sebagai berikut:

a. Receiving Suatu aktivitas yang meliputi kegiatan penerimaan


semua material yang telah dipesan untuk disimpan dalam gudang,
penjaminan 8 terhadap kualitas maupun kuantitas barang sesuai dengan
pesanan, serta pengalokasian atau pembagian barang untuk disimpan atau
dikirim lagi.

b. Inspection and quality control Perpanjangan dari proses


receiving dan dilakukan ketika suppliers tidak konsisten terhadap kualitas
atau produk yang dibeli sulit diatur dan harus diperiksa tiap langkah dalam
proses.

iv
c. Repackaging Kegiatan memecah produk yang diterima dalam
jumlah atau ukuran yang besar dari supplier kemudian dikemas dalam
satuan yang lebih kecil atau menggabungkan beberapa produk dalam bentuk
kit. Pelabelan ulang dilakukan ketika produk diterima tanpa tanda yang
mudah dibaca oleh sistem atau manusia untuk tujuan identifikasi.

d. Put away Merupakan kegiatan memindahkan dan menempatkan


barang pada tempat penyimpanan.

e. Storage Merupakan suatu keadaan dimana barang menunggu


untuk diambil sesuai dengan permintaan.

f. Order picking Merupakan proses pemindahan barang dari


gudang sesuai dengan permintaan. Hal ini merupakan layanan dasar
warehouse untuk customer dan merupakan fungsi utama dari dasar desain
warehouse.

g. Postponement Dapat dilakukan sebagai langkah yang dapat


dipilih setelah proses pengambilan barang. Seperti pada proses repackaging,
barang sejenis atau campuran dikemas untuk memudahkan penggunaan.

h. Sortation Merupakan kegiatan memilah barang sesuai dengan


pesanan masingmasing dan akumulasi pendistribusian dari berbagai
pesanan.

i. Packing and shipping Aktivitas yang meliputi kegiatan


pengecekan kelengkapan sesuai dengan pesanan, pengepakan barang sesuai
dengan shipping container yang tepat, menyiapkan dokumen pengiriman,
pengakumulasian pesanan dan penempatan muatan ke dalam truk.

j. Cross-docking Pengeluaran tanda terima dari receiving dock


langsung ke shipping dock. k. Replenishing Merupakan kegiatan pengisian
kembali lokasi pengambilan utama di gudang.

v
Sebagai ilustrasi bagaimna proses perputaran material kebutuhan
suatu perusahaan dapat diamati dari ”SIKLUS SUPLAI MATERIAL”

C. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERGUDANGAN

Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan warehouse adalah akurasi


pergerakan barang dan menghitung rentang waktu barang disimpan.
Dibutuhkan kontrol aktivitas pergerakan barang dan dokumen untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan warehouse agar jumlah dan rentang
waktu barang disimpan dalam nilai minimum atau sesuai perencanaan.

Manajemen sistem pergudangan / WMS (Warehouse management


System)

vi
Warehouse Management System atau sistem manajemen pergudangan
didukung teknologi informasi untuk membantu pengawasan pergerakan
barang masuk, pergerakan dalam warehouse dan barang keluar. Pengawasan
dengan menggunakan sistem, memberikan kemudahan pengelolaan dan nilai
tambah warehouse, yaitu:
 Memudahkan pengelola warehouse memberikan informasi ketersediaan
suatu barang kepada bagian perencanaan produksi atau pengiriman agar
ketersediaan barang tetap pada tingkat yang aman
 Penempatan barang yang ditentukan oleh sistem sehingga memudahkan
penyimpanan, pengambilan dan perhitungan stok
 Mengurangi lead time dari aktivitas penyimpanan barang dan pengiriman
barang
 Ketersediaan beragam informasi mengenai level barang dan utilitas
warehouse memudahkan analisis untuk menyusun strategi penggunaan
warehouse yang lebih efisien
Tanggung Jawab utama karyawan Warehouse / pergudangan

 Melengkapi pengiriman dan penyimpanan barang melalui pengolahan dan


perintah pemuatan.
 Mengontrol dan bertanggung jawab atas penyimpanan barang dari
kehilangan, pencurian, kebakaran dan keusangan.
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan bongkar muat barang di gudang dan
ikut menandatangani surat penerimaan barang dan surat jalan.
 Bertanggung
 jawab atas kebersihan dan kerapian di dalam area gudang barang.
 Bertanggungj awab atas ketepatan laporan gudang
Tugas Pekerjaan sebagai warehouse / pergudangan

 Mempersiapkan pesanan dan memproses permintaan dan pesanan pasokan.


 Melengkapi data yang dibutuhkan pengiriman.
 Melengkapi persyaratan pemeliharaan preventif; mengatur untuk
perbaikan sarana pengangkutan dari dan ke gudang.

vii
 Mempertahankan kualitas layanan dengan mengikuti standar organisasi.
 Mempertahankan lingkungan kerja yang aman dan bersih, sesuai dengan
prosedur, aturan, dan peraturan.
 Melengkapi laporan dengan memasukkan informasi yang diperlukan.
 Mempertahankan pengetahuan teknis dengan menghadiri lokakarya
pendidikan; meninjau publikasi.
 Membuat catatan administrasi persediaan barang, yang meliputi jenis
barang, kode barang dan jumlah barang dengan benar.
 Merapikan setiap penempatan barang yang ada di gudang berdasarkan
kelompok barang dengan baik dan teratur.
 Menyiapkan barang yang akan dikirimkan ke Pelanggan berdasarkan Surat
Jalan yang diterima dari Bagian Administrasi .
 Melakukan perhitungan fisik barang manual setiap hari.
 Melakukan koordinasi dengan Admin Supervisor dan Sales Supervisor
yang berhubungan dengan stock barang
 Melakukan pengaturan bawahannya dalam pendistribusian pengiriman
 Menjaga dan merawat armada ekspedisi

D. MANAGEMEN ORGANISASI PERGUDANGAN


Tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak
dalam gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil
mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah. biaya penanganan
bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi barang masuk,
penyimpanan, dan transportasi bahan yang keluar untuk dimasukkan dalam
gudang. Biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, pengawasan, asuransi,
dan penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan
kerusakan bahan dalam gudang (Heizer et al, 2009).
Berbicara mengenai organisasi pergudangan, kita tidak lepas dari bentuk
organisasi secara umum. Besar kecilnya tergantung dari aktivitas yang ada.
 Fungsi dalam manajemen pergudangan.
 Profil aktivitas manajemen pergudangan

viii
 Mengukur performansi manajemen pergudangan.
 Prinsip-prinsip penerimaan barang.
 Operasi penyimpanan barang.
 Order picking operations.
 Shipping priciples.
 Shipping principles.
Dalam manajemen organisai pergudangan dibutuhkan visibility, yaitu
suatu upaya untuk mempelajari seberapa besar peranan informasi
berpengaruh terhadap proses aliran material yang disimpan dalam gudang.
Sistem informasi pergudangan memiliki peranan yang penting untuk
membantu managemen dalam menekan biaya total penyimpanan barang
tanpa mengurangi tingkat kepuasan pelanggan.
Untuk menjaga keamanan logistik dan kelangsungan kerja organisasi
maka dalam kegiatan penggudangan logistik penting dilakukan administrasi
penggudangan secara tertib dan benar. Hal ini disebabkan administrasi
penggudangan dapat dijadikan instrumen pengawasan dan pengendalian di
dalam penglolaan penggudangan di setiap organisasi.

Dengan adanya sistem administrasi penggudangan yang benar,


keberadaan logistik setiap saat dapat dicek, baik berkaitan dengan nama,
jenis, spesifikasi, jumlah, mutasi, bukti-bukti pemasukan dan pengeluaran
logistik, jumlah persediaan, maupun nilai logistik yang ada di gudang.

Dengan demikian, adanya pengelolaan administrasi penggudangan yang


baik dalam setiap organisasi akan dapat mengurangi, bahkan bahkan dapat
menghapus bentuk penyelewengan penglolaan logistik ataupun hilangnya
logistik.

Disamping itu, dengan adanya pengelolaan admintrasi penggudangan


yang benar dalam setiap organisasi akan mendukung ketepatan dalam
melakukan perencanaan dan pelaksanaan pengadaan logistik. Hal ini

ix
disebabkan dapat dipentaunya tingkat pemakaian logistik tertentu dan
jumlah persediaan yang ada.

Bagi petugas gudang, administrasi penggudangan juga dapat digunakan


sebagai alat pertangjawaban dalam pengelolaan penggudangan yang
dibebankan kepadanya. Sehubungan dengan administrasi penggudangan
logistik tersebut, yang penting dalam kegiatan penggudangan harus ada
Buku Penerimaan Gudang, Buku Pengeluaran Gudang, Kartu
Persediaan/Stock, Bon permintaan Barang, dan Surat Penyerahan Barang.
Masing-masing buku tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Buku penerimaan Gudang

Buku penerimaan Gudang merupakan buku yang terdiri dari lembaran-


lembaran yang memuat informasi berkaitan dengan penerimaan logistik
yang meliputi jenis dan spesifikasi logistik, tanggal penerimaan, jumlah,
nilai logistik yang meliputi harga per satuan dan jumlah total, dan asal
barang.

Setiap tejadi pemasukan logistik ke dalam gudang harus segera dilakukan


pencatatan pemasukan logistik ke dalam Buku Penerimaan Gudang,
disamping harus pula melakukan pengisian pemasukan pada Kartu
persediaan Barang (Kartu Stok) sehingga pentingnya dapat diketahui jumlah
persediaan logistik jemin dan spesifikasi logistik tertentu.

Disamping itu, setiap terjadi pencatatan pemasukan logistik ke dalam


Buku Penerimaan Gudang harus diikuti bukti-bukti penerimaan barang
(antara lain berupa nota, faktur, kwitansi, atau bukti yang lain, misalnya
Surat penyerahan Barang dari Unit Pembelian). Setiap bukti pemasukan
logistik harus dibubuhi nomor(sebagai nomor kode bukti masuk) sesuai
urutan kronologis, yang kemudian nomor kode bukti masuk ini dituliskan
pada kolom nomor kode bukti masuk dalam Buku penerimaan Gudang

x
maupun Kartu Persediaan. penggunaan nomor kode bukti masuk ini
dimasukkan untuk mempermudah pengecekan maupun pengawasan logistik.

2. Buku Pengeluaran Gudang

Buku pengeluaran Gudang merupakan buku yang terdiri atas lembaran-


lembaran yang memuat informasi berkaitan dengan pengeluaran logistik
yang meliputi jenis dan spesifikasi logistik, tanggal pengeluaran, jumlah
pengeluaran logistik, dan penerima logistik.

Setiap terjadi pengeluaran logistik dari gudang harus segera dilakukan


pencatatan pengeluaran logistik ke dalam buku pengeluaran gudang,
disamping harus pula melakukan pengisian pengeluaran pada kartu barang
sehingga nantinya dapat diketahui jumlah persediaan logistik jenis logistik
tertentu.

Buku pengeluaran gudang harus diikuti bukti-bukti pengeluaran barang


yang dapat berupa surat atau bon gudang. Disamping itu setiap bukti
pengeluaran logistik harus dihubungi nomor (sebagai nomor kode bukti
keluar) sesuai urutan kronologis, yang kemudian nomor kode bukti keluar
ini dituliskan pada kolom nomor kode bukti keluar dalam buku pengeluaran
gudang maupun kartu persediaan. Penggunaan nomor kode bukti keluar ini
dimasudkan untuk mempermudah pengecekan maupun pengawasan logistik.

3. Kartu Persediaan/stock

Kartu persediaan barang merupakan formulir/lembaran untuk mencatat


perubahan-perubahan jumlah persediaan logistik karena adanya pemasukan
dan pengeluaran logistik. Adapun informasi yang harus tertuang dan tertulis
dalam kartu persediaan logistik. meliputi jenis dan spesifikasi logistik,
tanggal pemasukan/pengeluaran logistik, kode nomor surat bukti
pemasukan/pengeluaran, asal/tujuan logistik, jumlah
pemasukan/pengeluaran, dan jumlah sisa (persediaan logistik).

xi
Dalam kegiatan pengelolaan administrasi penggudangan, kartu
persediaan barang dalam bentuk kartu barang ini dibuat rangkap dua, satu
untuk arsip dan yang satu untuk kartu gantung(kartu yang digantungkan
pada kelompok jenis barang tertentu di mana barang tersebut
ditempatkan/disimpan sehingga hal ini akan mempermudah dalam
pengecekan logistik, terutama pengecekan terhadap jumlah persediaan
logistik.

4. Bon Permintaan Barang

Bon permintaan barang merupakan lembaran/formulis permintaan


logistik dari setiap unit kerja dalam organisasi berkaitan dengan jenis
spesifikasi logistik serta jumlah logistik yang ditujukan kepada bagian
gudang. Bon permintaan barang sering pula disebut dengan beberapa istilah,
antara lain surat permintaan pengadaan barang, surat permintaan pembelian,
bon gudang ataupun dengan istilah yang lain.

5. Surat penyerahan barang

Surat penyerahan barang atau sering pula disebut bon pengeluaran barang
merupakan surat bukti pengeluaran/penyerahan barang dengan jenis dan
spesifikasi tertentu serta jumlah tertentu oleh bagian gudang kepada unit
kerja tertentu pada waktu tertentu. penyerahan barang kepada unit kerja bisa
dilakukan apabila telah dievaluasi oleh beberapa pihak yang berkewajiban
dan berhak mengambil keputusan untuk bisa atau tidaknya barang tersebut
untuk diberikan/diserahkan kepada unit kerja tertentu dengan
mempertimbangkan berbagai kepentingan. Sehubungan dengan hal itu, surat
penyerahan barang baru dinyatakan sah apabila ditandai oleh: (1) yang
menyetujui, (2), yang menyerahkan, dan (3) yang menerima barang.

Sebagaimana telah dijelaskan pada bahasan mengenai siklus pembelian,


sering kali lembar/formulir permintaan barang. Hal ini dilakukan untuk
mendukung efisiensi kerja, terutama bagi unit penyalur atau unit gudang.

xii
Dengan demikian, apabila suatu organisasi menerapkan cara ini, formulir
FISIK KEGIATAN TERSEBUT DAPAT BERDIRI SENDIRI.penyerahan
barang tidak dibuat secara khusus.

https://www.ali.web.id/web2/publication_detail.php?id=488

E. BATASAN

Storage, handling, dan protection adalah serangkaian kegiatan yang tidak


dapat dipisahkan.tidak mungkin memisahkan kegiatan tersebut sendiri-
sendiri.
Walapun dilihat secara fisik kegiatan tersebut dapat berdiri sendiri, tetapi
dalam prakteknya tidak dapat berjalan secara independen. Dalam pengertian
yang luas, kegiatan storage meliputi juga :
 Administrasi material yang meliputi kegiatan pencatatan persediaan,
penyusunan material code dan dokumentasi.
 Pemeliharaan barang dalam penimbunan yang dalam praktekknya
meliputi rack, pallet, dan lain-lain.
 Prevention, yaitu perlindungan barang dlam penimbunan untuk menjaga
agar barang tetap siap dalam kondisi yang memuaskan.
Falsafah storage mengatakan, bahwa tujuan storage adalah menyiapkan
material dan peralatan keperluan plant site dalam kondisi prima, cepat, tepat
dan biaya murah.
F. STORAGE BUILDING DAN FACILITIES
Bangunan gudang dan fasilitas lainnya dalam hubungannya dengan
modern warehouse, agar tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi
dalam bidang kegiatan lainnya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi, maka
perlu diperhatikan hal berikut.
1. Prinsip dasar
 Menggunakan type bangunan gudang yang tidak bertingkat
(single story building),
 Menggunakan system direct flow dan assembly line principle

xiii
 Menggunakan pallet dan material handling equipment.
 Melaksanakan effective warehousing system dan storage
layout plan.
2. Kelebihan bangunan gudang yang tidak bertingkat
 Penghematan biaya bangunan dan gerak petugas dapat lebih
cepat.
 Maximize ruangan dapat tercapai sehingga penghematan
biaya dapat dilaksanakan.
G. TYPE BANGUNAN GUDANG

1. Bangunan Gedung Yang Besar

 Penggunaan conveyor yang dapat memberikan manfaat untuk


mengurangi internal handling cost dan menambah kecepatan dalam
pemindahan barang,
 Sebagai contoh adalah pemindahan barang dari gudang bulk ke bin
area atau ke tempat issue counter,
 Pemakaian fork lift masih tetap diperlukan untuk mengangkat
barang dari tempat conveyor line ke setiap point of storage,
 Sedangkan pemakaian Four Wheel Warehouse trailer akan lebih
membantu kelancaran operasi gudang apabila memang terdapat
cukup tinggi untuk volume turn over dan permanent program,
 Tapi apabila sebagian esar ruangan gedung memang dipakai untuk
keperluan bin storage, penggunaan powered selector truck akan
lebih effective untuk memindakan barang-barang dari tempat
penyimpanan ketempat pengiriman,
 Space layout untuk kegiatan penerimaan barang dan pengiriman
perlu dipisahkan secara jelas walaupun tetap fleksible didalam
melaksanakan kegiatan satu sama lain. Flexibilitas tersebut juga
nampak antara lain baik didalam layout maupun dalam setout
areas,

xiv
 Flexibilitas ini juga dimaksud agar lokasi perkantoran terletak
berdekatan dengan lokasi kegiatan phisik,
 Sedangkan effektivitas dalam hal pengawasan dan komunikasi
antara main warehouse office dengan semua personil dan bagian-
bagian yang ada dibawanya dapat digunakan HT atau
intercommunication system,
 Platform doc sebaiknya disediakan baik tersedia jalur KA atau
tidak, termasuk enyediaan staging area sebagian tempat
penimbunan sementara.
2. Bangunan Gudang Yang Kecil

Gudang type ini biasanya berukuran 100.000 square feet atau lebi
kecil.Yang perlu dipertimbangkan disini adalah penyediaan ME (Material
handling Equipment) agar dipertimbangkan tentang ketinggian ceiling,
floorload capacity, jenis barang dan volume turn over.

H. PEMBAGIAN RUANGAN GUDANG

Secara umum ruangan gudang dibagi menjadi :

1. Bulk Storage
Yaitu ruangan gedung untuk menimbun barang-barang dalam bentuk
bulk dan berdinding tahan api. Ukuran ruangan ini bervariasi tergantung
kebutuan, security, fire regulation dan lain-lain.
2. Bin and Loard Area
Ruangan ini biasanya dilengkapi dengan rack.
3. Flammable liquids area
Ruangan ini biasanya dilengkapi dengan fire protection.
I. MACAM-MACAM GUDANG TEMPAT PENIMBUNAN
1. Gudang Tertutup
 General purpose warehouse

xv
Jenis gudang ini biasanya dilengkapi dengan truck loading form, cars
loading form, main aisles dan cros aisles.Lebar aisles biasanya
disesuaikan dengan kebutuhan manuver alat-alat material handling.
 Refigereted warehouse
Biasanya dibedakan dalam dua golongan temperatur yang sejuk yaitu
space yang bertemperatur sekitar 32° upto 50°F dan freeze space yang
bertemperatur dibawa 3°F.
2. Open Sheed
Yaitu jenis gudang yang beratap tetapi tidak berdinding,hanya
dilengkapi dengan pagar.Gudang ini biasanya dipakai untuk menimbun
barang-barang yang dinilai tidak perlu disimpan dalam gedung
tertutup.Namun barang-barang ini perluperlindungan dari sengatan
matahari, embun dan ujan.
3. Climate-Controlled Warehouse
Gudang penyimpana yang menangani berbagai jenis produk dengan
penangan khusus kondisi seperti freeze untuk menyimpan produk beku
dan kelembaban lingkungan.
4. Yard
Yaitu lapangan terbuka yang biasanya digunakan untuk tempat
menimbun barang-barang yang tahan teradap suhu udara.

5. Special Storage
Yaitu tempat penimbunan barang-barang yang memerlukan perlakuan
secara khusus. Sesuai dengan sifat-sifat barang, ada beberapa barang
yang memerlukan tempat penyimpanan sebagai berikut:
 Warm room,
 Cool room,
 Cold room,
 Gudang penyimpanan barang muda meledak,
 Gudang penyimpanan barang muda terbakar,

xvi
 Gudang penyimpanan barang yang dapat menyebabkan korosi.
I. IDENTIFIKASI DAN PEMBUATAN LABEL

Untuk mempercepat dalam pengenalan barang yang ribuan item


banyaknya, maka sangat penting setiap barang didalam gedung diberikan
tanda pengenal atau identfikasi.

Dalam pelaksanaanya,cara pemberian tanda pengenal barang ada yang


menggunakan label ada juga dengan system pemberian warna pada phisik
barangnya.

1. Label
Label biasanya berisi:
 Nama singkat/short description.
 Material code.
 Unit of issue.
 Type and size.

Cara pemasangan label ;

 Ditempel pada fisik barang.


 Ditempel pada shelving.
 Menggunakan grafir.
 Menggunakan cat.
 Diikat pada phisik barang.
2. Tanda pengenal barang dengan warna
Sebagai contoh yang sudahdipakai :
 Warna merah untuk alat pemadam kebakaran seperti botol
pemadam api mobil pemadam api.
 Warna biru untuk gas seperti botol tekanan dengan warna biru
untuk gas O2pipa warna biru untuk aliran gas.
 Strip merah yang dicatkan pada pipa sebagai tanda pipa bekas.

xvii
K. HANDLING

Handling adalah kegiatan-kegiatan mengangkat barang memindahkan


dari satu titik ke titik lain dan sekaligus menyusunnya dalam bentuk
tumpukan.

L. PROTECTION

Merupakan kegiatan pemeliharaan atas barang-barang yang disimpan


didalam gudang untuk menjaga keutuhan barang sebelum dipakai.

Sebagai pedoman dasar, bahwa selama barang-barang berada dalam


penyimpanan arus disediakan alas atau barang tidak boleh langsung
menyentuh lantai walaupun lantai penyimpanan menggunakan kontruksi
beton.

M. PENGGOLONGAN BARANG

Untuk keperluan penyimpanan barang secara baik barang-barang perlu


dikelompokkan menjadi :

 Menurut sifat
 Menurut bentuk size, berat, dan volume
 Menurut aktivitas.
1. Pengelompokkan barang menurut sifat
Sesuai dengan sifatnya barang-barang dapat dikelompokkan menjadi barang
yang mempunyai sifat:
a. Cair
b. Padat
c. Azardous
d. Corrosive
e. Poison
f. Oxidizing Agents
g. Security item

xviii
h. Mudah pecah
i. Flammable.
2. Pengelompokkan barang menurut bentuk size berat dan volume :
a. Bentuk panjang
b. Bentuk tidak rata
c. Ukuran bulk
d. Ukuran rincikan
e. Ringan
f. Berat
g. Besar
h. Kecil.
3. Pengelompokkan menurut aktivitas :
a. Fast moving
b. Slow moving.

N. SARANA PENYIMPANAN

Sarana atau peralatan sangat dibutukan dalam penyimpanan barang.


Karena dengan sarana memadai, tujuan penyimpanan barang untuk
membantu pelayanan cepat dan barang untuk kondisi baik dengan
pengeluaran biaya yang murah akan dapat dicapai.

1. Rack dan Shelving


Rack sebagai tempat penumpukan barang secara umum bentuk
phisiknya hanya berupa kerangka.
Sebagai contoh :
Pipe rack, V-belt, arm rack, drum rack, type rack
2. Selving (Paga)
Sebagai tempat penumpukan barang, secara umum bentuk phisiknya
dilengkapi dengan alas untuk meletakkan barang.Type-nya ada yang close
type, ada open type dan biasanya dilengkapi dengan label hanger.

xix
Untuk penyimpanan barang-barang kecil, shelving dapat dibuatkan
sekat-sekat pemisah menjadi Compartemen, bay dan bin.
3. Aisles
Aisles atau access adalah jalan/lorong/gang yang diperlukan untuk
keperluan :
 Kegiatan petugas membawa barang dari tempat penerimaan ke
tempat penyimpanan.
 Kegiatan petugas membawa barang dari tempat penyimpanan ke
tempat pengeluaran.
 Petugas pemeliharaan melakukan kegiatannya.
 Petugas stock cheking melakukan kegiatanny.
 Petugas pemadam api dapat melaksanakan kegiatannya.
 Material handling equipment dapat lewat tanpa hambatan.

Sebagai pedoman beberapa literature menyebutkan untuk keperluan


aisles perlu minimum 30% dari ruangan gedung yang tersedia termasuk
untuk keperluan perkantoran.

Sedangkan label aisles disesuaikan dengan keperluan manuver


peralatan handling yang digunakan.

O. HUBUNGAN PERGUDANGAN DENGAN LOGISTIK

Fungsi pergudangan dalamperkembangannya kemudian mempunyai


peranan yang pentingdalam industri yaitu, sebagai tempat penyimpanan
sementara sebelum barang-barang digunakan. Ada beberapa konsep yang
menonjolkan pentingnya peranan perudangan yaitu :

1. Konsep Economic Utility


Peningkatan nilai suatu barang disebabkan oleh :
 Utility (design mechanics and structure)
 Availability (berhubungan dengan where dan when)
2. Konsep Operasional Utility

xx
 Tersedianya barang yang dibutuhkan terletak berjauhan dengan titik
pemakaian.
 Terdapatnya perbedaan waktu diproduksi dengan waktu pemakaian.
 Untuk terjaminnya kelancaran pelayanan kebutuhan sepanjang waktu.
 Memungkinkan pembelian dalam jumlah lot.

Jadi pada dasarnya fungsi pergudangan itu sendiri berhubungan erat


dengan kebijaksanaan persediaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Hal ini dapat ditandai dengan adanya bebrapa aspek penting dalam
hubungan tersebut yaitu :

i. Pendekatan Biaya
Kegiatan pergudangan menimbulkan beberapa konsekuensi biaya
yang oleh beberapa peneliti dikategorikan dalam kelompok biaya
terbesar setelah biaya produksi. Biaya-biaya tersebut adalah :
 Biaya investasi persediaan material yang berupa interest
 Biaya handling
 Biaya pemeliharaan
 Biaya resiko rusak, kadaluwarsa dan hilang
 Biaya-biaya lain-lain seperti pajak, dan asuransi.
ii. Pendekatan Kegiatan Phisik seperti :
 Holding, controlling and issuing stock,
 Pengawasan persediaan, baik dalam storchouses, stock yard
maupun yang berada diluar gedung,
 Material handling,
 Quality controls activities,
 Training untuk para staf pergudangan,
 Materials administration.

Dalam pengertian logistik secara keseluruhan pergudangan adalah :

xxi
 Untuk terjaminnya kontinuitas pelayanan terhadap kebutuhan
material secara cepat,
 Kegiatan pelayanan dengan biaya minimum,
 Terjaganya kondisi barang-barang yang disimpan tetap dalam
keadaan siap pakai.

Semua ini memperkuat peranan keberadaan pergudangan untuk selalu


hadir dalam peranan logistik secara keseluruhan.

P. PERMASALAHAN PERGUDANGAN

Sebagaimana telah diuraikan didepan,bahwa kegiatan pergudangan


mempunyai aspek menambah avaibility teradap nilai suatu material.

Karena itu pergudangan itu sendiri baru diadakan apabila diperlukan


untuk meningkatkan pelayanan material atau diperlukan untuk menekan
biaya total produksi dan transportasi. Atau dengan kata lainmeskipun
tingkat pelayanan rendah asal tidak menambah beban biaya gudang masih
dapat dinilai profitable.

Namun masalahnya disini adalah bahwa dalam kegiatan operasi


pergudangan bukanlah hanya mementingkan profibility saja, akan tetapi
tngkat pelayanan harusdi jaga tetap lancar dan kotinyu untuk mendukung
operasi perusahaan secara keseluruhan.

Dalam kenyataannyakontinuitas dan kelancaran material baru mudah


dilakukan apabila jumlah persediaan besar.Demikianlah problem utama
kegiatan pergudangan dimana kelancaran pelayanan material dengan jumlah
persediaan minimal sangat sulit untuk dicapai.

Beberapa Masalah Pokok Pergudangan

xxii
Dalam kegiatan pergudangan tidak tersedianya material atau suku cadang
yang on-spec dan on-time bukanlah satu-satunya problem. Secara umum
problem utama pergudangan adalah :

a. Tersedianya material/suku cadang yang off-spec atau tidak sesuai


dengan kebutuhan
b. Tersedianya material yang digunakan dalam reparasi tetapi diperlukan
dalam keadaan emergency
c. Tidak tersedianya katalog yang dibutuhkan
d. Pengadaan barang yang hanya mementingkan harga rendah yang hanya
menghasilkan barang bekualitas rendah dan menyebabkan
meningkatnya biaya plant engineering
e. Bagian pembelian kurang mengetahui kapan barang pesanan tiba
f. Kesalahan karyawan dalam melakukan pencatatan barang yang masuk
dan keluar
g. Masalah kehilangan barang yang disimpan digudang.

xxiii

Anda mungkin juga menyukai