Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI SINGKAT

KARAKTERISASI POLIMER BAHAN ADESIF


UNTUK KULIT DAN PLASTIK
Roestamsjah dan Nuri Astrini
Puslitbang Kimia Terapan - LlPI
Jalan Cisitu - Sangkuriang, Bandung 40135

INTISARI rumah tangga, otomotif, kapal terbang, listrik, sepatu, dan


penjilidan buku (1).
Karakterisasi polimer dari lima macam contoh adesif jenis elastomer
untuk barang kulit dan plastik telah dilakukan. Contoh polimer diperoleh Berbagai jenis adesif dapat digolongkan menurut
dengan cara isolasi larutan adesif secara presipitasi, sedangkan bahan asalnya, yaitu bahan alam (seperti amilum, dekstrin,
karakterisasinya meliputi spektroskopi FTIR, viskometri, GPC dan analisa
protein, karet alam), semisintetik (selulosa nitrat, poliuretan
termal. Hasil spektrum FTIR menunjukkan bahwa kelima adesif tersebut
menggunakan bahan polimer kloroprena. Analisa termal menunjukkan dari castor oil) dan sintetik (seperti polivinil dan pol ikon-
adanya titik transisi gelas (Tg) -40 sld _43° C untuk kelima adesif, dan tiga densat); cara penggunaannya (pendinginan dari 1elehan
dari contoh adesif menunjukkan adanya titik transisi gelas yang kedua bahan termoplastik, penguapan pelarut dari adesif, poli-
pada 1,4; 3,6 dan 13,5°C. Kelima adesif menunjukkan adanya titik leleh
merisasi in situ); dan sifat kelarutannya (larut dalam pelarut
(T,..) polimerpada 43 - 48°C. Berat molekul rata-rata viskositas (!Jv)
menunjukkan adanya dua kelompok harga, yaitu Mv' 115.000-146.000
ataupun tidak larut karena adanya struktur rantai silang).
dan Mv : 357.000-425.000. lnformasi sekunder untuk polikloroprena Kekuatan dari suatu ikatan adesif ditentukan oleh ke-
menunjukkan harga parameter kelarutan t; = 8,2 - 9,4 (cal cm-3)0,5
kuatan jenis bahan yang direkatkan, bahan adesifnya dan
atau 16,74 - 19,13 (kJ m-3)0,5 dan tegangan permukaan kritis Yc = 38
kekuatan dari dua antar permukaan yakni antar permukaan
dyne cmr! atau mN m-1.
kedua bahan yang direkatkan dan adesif. Untuk suatu
sistem adesif, kekuatan ikatannya ditentukan oleh kekuatan
yang terlemah. Secara kimiawi hal ini berkaitan dengan
ABSTRACT
jenis-jenis ikatan yang berperan seperti ikatan primer
Characterization of polymer of five commercially available elas- (ikatan elektrovalen,kovalen dan metalik), ikatan sekunder
tomeric adhesives claimed 'suitable for leather and plastics had been
atau ikatan van der Waals, dan ikatan akibat interaksi
conducted. Polymer samples were isolated from adhesive solutions by
precipitation, and then characterized through FTIR spectroscopy, vis-
antara dipol yang permanen seperti ikatan hidrogen (1).
cometry, GPC and thermal analysis. The FTIR spectrogram,;'indicate that Dalam bidang adesif ada dua konsep kimia permukaan
five different samples of adhesives contained polychloroprene. Thermal
yang perlu diperhatikan, baik untuk keperluan formulasi
analysis indicated similar glass transition points (Tg) of -40 to _43°C and
three of them indicated the second glass transitions at 1.4; 3.6 and
dan pembuatan bahan adesif maupun untuk pemilihan
13.5°C, Five adhesives indicated melting points (T,..) of polymers at adesif yang sesuai bagi suatu permukaan substrat tertentu,
43 - 48°C, The average viscosity molecular weight (Mv) indicated two yaitu konsep parameter kelarutan (b) menurut Hilderbrand
groups,' i.e. M~: 115,000 - 1'46,000 and Mv : 357,000 - 425,000. From
(1, 2, 3, 4) dan konsep tegangan permukaan kritis (ye)
=
secondary sources, polychloroprene has solubility parameter t; 8.2 - 9.4
(cal em -3)0.5 or 16.74 - 19.13 (kJ m-3)0.5 and critical surface tension menurut Zisman (1, 2). Parameter kelarutan (b) yang
Yc = 38 dyne cmr! or mN m-1. didefinisikan sebagai b = (ENy>,5, dimana E = energi.
penguapan; V = volume molar; dan EN = kerapatan energi ,
kohesi (cohesive energy density), merupakan alat untuk
PENDAHULUAN
meramalkan kompatibilitas bahan-bahan komponen dalam
Adesif merupakan bahan yang dikenal oleh masyarakat adesif ataupun kompatibilitas bahan adesif dan ,bahan yang
luas karena fungsinya yang penting untuk merekatkan atau direkatkan. Tegangan permukaan kritis merupakan ukuran
mengikat berbagai jenis bahan seperti kayu, logam, ke- kemudahan terbasahi o1eh suatu cairan dari suatu permuka-
ramik, plastik, kulit, tekstil, menjadi satu kesatuan barang an padat dan didefinisikan sebagai tegangan permukaan
utuh yang dikehendaki. Meskipun dari segi volume yang yang terendah dari suatu cairan dan masih menunjukkan
digunakan re1atif kecil dibandingkan dengan bahan atau sudut kontak lebih besar dari nol pada suatu' permukaan
barang yang direkatkan, adesif merupakan bahan yang padat. Secara praktis Yc dari suatu permukaan merupakan
sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat industri. harga tegangan permukaan yang maksimum yang dapat
Jenis industriyang banyak menggunakan adesif ialah dipunyai oleh suatu sistem adesif yang akan digunakan
industri konstruksi, pengemasan, tekstil, kayu dan perabot pada permukaan tersebut, atau dengan kata lain tegangan

JKTI VOL. 3 - No.2, Desember, 1993 79

----- ---- -=--=------==- -=-==--- --= ----- - ---


permukaan dari suatu adesif yang digunakan harus lebih Penentuan berat molekul
kecil dari Yc permukaan padat yang direkatkan. Polimer hasil isolasi ditentukan berat molekulnya secara
Dalam pembuatan maupun pemilihan adesif, pe- viskometri dan Gel Permeation Chromatography.
ngetahuan tentang jenis polimer untuk bahan adesif mau- i. Viskometri: Pengukuran viskositas larutan polimer
pun bahan yang akan direkatkan sangatlah penting. Dalam dalam toluena dilakukan dengan alat viskometer Can-
makalah ini akan dilaporkan hasil karakterisasi polimer dari non-Fenske pada temperatur kamar (25 ~ 0,1°C) untuk
lima merek adesif jenis elastomer untuk bahan kulit dan larutan polimer pada konsentrasi 0,10; 0,20; 0,30; 0,40
plastik yang dicuplik dari pasaran. Preparasi contoh dan O,SO(g/100ml) dalam toluena. Dari harga viskositas
polimer dilakukan dengan cara isolasipolimer dari contoh intrinsik [TJ], yang merupakan harga viskositas ter-
adesif dalam bentuk larutan polimer, dan karakterisasinya reduksi (TJspi'C)pad a konsentrasi larutan nol, dihitung
dilakukan dengan spektroskopi inframerah, viskometri, harga berat molekul rata-rata viskositas ~v) dari
GPC, dan analisa termal. Penelitian ini dimaksudkan untuk persamaan [TJ] = K.Mva, dimana K dan a merupakan
mengetahui jenis komponen polimer dari adesif yang
tetapan untuk sistem larutan polimer tertentu (S, 8).
digunakan pada barang-barang kulit dan plastik yang
diperdagangkan, dalam usaha mengembangkan formulasi ii. Gel Permeation Chromatography (GPC): Penentuan
adesif yang sesuai. Selanjutnya dikemukakan pula infor- berat molekul dilakukan dengan menggunakan alat
masi sekunder yang berkaitan dengan parameter kelarutan GPC - Waters IS0-C, standar polistirena (PS) untuk
dan tegangan permukaan kritis dari jenis polimer yang kalibrasi dan pelarut tetrahidrofuran (THF). Berat
diidentifikasikan. molekul dari standar PS tersebut adalah 4,48xl06;
3,SSx105; 3,79xl04; 1,96xl04; 9,lxl03 dan 2,98xl03.
Dengan metoda ini diperoleh harga berat molekul rata-
rata jumlah (Mn); berat molekul rata-rata viskositas
BAHANDANPERCOBAAN
(Mv); berat molekul rata-rata berat (Mw); berat molekul
Bahan rata-rata z (Mz) dan ratio MnlMn (S).
Contoh adesif jenis elastomer yang digunakan di-
produksi di dalam negeri dan merupakan larutan polimer,
serta diperoleh di pasaran kota Bandung dan diberi kode A-
HASIL DAN DISKUSI
I, A-2, A-3, A-4, dan A-S. Dari hasil isolasi polimer untuk lima adesif yang diteliti
diketahui konsentrasi larutan adesif antara 17-26g/100g
Isolasi polimer pelarut.
Isolasi polimer dari adesif dilakukan dengan cara Analisa spektra inframerah untuk polimer isolat dati
pelarutan dalam toluena dan pengendapan dengan pelarut kelima adesif A-I sid A-S berturut-turut ditunjukkan pacta
meta nol. Ditimbang lima gram contoh adesif dan kemudian Gambar l a-e.
dilarutkan dalam 2S ml toluena. Selanjutnya larutan adesif 100
tersebut ditambahkan tetes demi tetes ke dalam 100 ml A -1

metanol dan diaduk dengan kuat sehingga diperoleh 80


polimer isolat. Polimer tersebut dikeringkan dalam oven
pada temperatur SO°C selama satu hari sampai berat
konstan, sehingga rasio antara berat polimer dan pelarut (0 )
dalam adesif dapat dihitung. 40
1311
20 11~
Spektroskopi inframerah 1658 825
Spektrum inframerah diperoleh dengan alat spektro- 0
5000 000 1400 800
fotometer FTIR Shimadzu tipe 4000, untuk contoh bentuk
film hasil cetakan dari larutan polimer adesif. Dari
spektrum tersebut dapat diketahui jenis polimer yang 100
A-2
digunakan dalam adesif.
80

Analisa termal 60
Analisa termal dilakukan dengan DSC-200 merek Seiko (b)
pada kecepatan pemanasan lOoC/menit dengan interval 40
pengukuran temperatur antara -90°C hingga 90°C, dan
berat contoh 7,3-7,7 mg. Dari termogram DSC ditentukan
20
titik transisi gelas (T g) dan titik leleh (T m) dari polimer. 0
5000
cm!

80 JKTI VOL. 3 - No.2, Desember, 1


100r----------------------------A-_~3~ tak terkonyugasi, 1313 cm-i untuk regangan C-Cl, 1110
cm-i kuat untuk vibrasi regangan C-H, dan puncak 820
cm-t kuat untuk vibrasi regangan C-Cl (6, 7).
Hasil penentuan berat molekul baik secara viskometri
(e) maupun GPC ditunjukkan pada Tabel 1. Data GPC
menunjukkan berat molekul rata-rata Mn < :My = Mw < Mz
untuk masing-masing eontoh. Harga rasio r (Mw/MJ > 1,
20 1658 825 yaitu 1,7 - 4,4, yang merupakan ukuran polidispersitas dari
polimer isolat atau distribusi berat molekul. Penentuan
seeara viskometri menunjukkan adanya dua golongan berat
°soco 2000 1400 800 molekul rata-rata viskositas dari polimer isolat, yaitu My :
115.000 - 146.000 untuk adesif A-3 dan A-5 dan My
357.000 - 425.000 untuk adesif A-I, A-2, dan A-4.
Gambar l-a,b,c. Spektrum FnR dari adesif A-I, A-2 dan A-3.
Tabell. Data Karakterisasi Polimer untuk Adesif A-I sId A-5.

100r---------------------------~A-4 No. Kode Konsentrasi


polimer
Warns Mn Mw Mz Mw [TJ] Mv Tg Tm

adesif (l'I100g polimer (xl0-3j Mn (dl/g) (xl0-3) (0C) COC)


pelarut)
1. A-I 17,0 kuning 248 1.018 3.754 4,1 1,45 426 -43,0 46
transparan 1,4
2. A-2 23,3 kuning 190 895 3.124 4,7 1,30 357 -41,0 43
transparan 3,6
(d) 3. A-3 18,9 kuning 29 49 77 1.7 0,75 146 -43,0 45
transparan 13,5
4. A-4 26,0 kuning 235 427 694 1,8 1,30 357 -41,0 45
1311 transparan
1121 A-5 24,9 417 1.118 -40,0
20 1658 825
5. kuning
transparan
95 4,4 0,65 115 ,48

6. CR') -45,0 5&-63

°5000 2000 1400 800 ') Polikloroprena (4).

100r-----------------------------~
A-S
Gambar 2 memperlihatkan termogram DSC polimer
isolat dari adesif A-I sid A--5-yang menyatakan adanya titik
transisi gelas (T ~ yang hampir sama untuk kelima adesif
yaitu antara -40 s/d -43°C, sedangkan termogram dari isolat
A-I, A-2, dan A-3 menunjukkan adanya puncak kedua dari
titik transisi gelas (T~ masing-masing pada 1,4; 3,6; dan
13,5°C, yang berarti menunjukkan adanya dua fasa amorf
dari polimer. Hal ini mungkin disebabkan adanya dua jenis
struktur polimer hasil polimerisasi atau adanya eampuran
biner dari bahan elastomer sejenis misalnya yang linier
dan bereabang yang digunakan sebagai bahan dasar ade-
sif sehingga pada spektrum FfIR tidak terdeteksi (3).
1001~------------------------------_. Selain dari pada itu terlihat pula puncak dari titik leleh (Tm)
antara 43 - 48°C untuk kelima adesif, yang dikaitkan de-
ngan struktur trans dari polikloroprena pada fasa krista-
If) lin. Bila dibandingkan dengan harga T g dan T m yang
40 pernah dilaporkan di literatur (4,5), yaitu ,-45 dan
20 820 58 - 63°C, maka untuk harga Tm dari kelima adesif berbeda
1110
O~ __ --~--~--------r_----~--~
4CXXl](XX) 2000 1500 1000 800 700
antara 5 - 15°C, hal ini mungkin disebabkan adanya sisa
oligomer/plastisator yang mempunyai sifat kompatibel
-1
terhadap bahan dan mengakibatkan penurunan titik leleh.:
em Dari informasi sekunder didapatkan untuk polikloroprena
harga parameter kelarutan (0) = 8,2 - 9,4 (cal em-3)O,5 atau
Gambar I-d,e,f. Spektrum FTIR dari adesif A-4, A-S dan 16,74 - 19,13 (kJ m-3)O,5 dan tegangan pennukaan kritis
standar polikloroprena (6). (Ye)= 38 dyne cmt atau mN m-! (4).
Ternyata spektra tersebut menunjukkan struktur dari Untuk campuran polimer biasanya digunakan aditif
polikloroprena yang memiliki eiri-eiri utama pada puncak sehingga diperoleh kompon atau campuran yang kompa-
1665 em-l sangat kuat untuk vibrasi regangan C=C trans tibel yang akan mempengaruhi harga tegangan permukaan

JKTI VOL. 3 - No.2, Desember, 1993 81


kritis (Yc) dari campuran. Untuk pengembangan formulasi adesif artinya tegangan permukaan dari sistem adesif yang
lebih Ianjut perlu memperhatikan tegangan permukaan dibuat harus Iebih kecil dari Yc pennukaan zat pada
kritis (Yc) dan parameter kelarutan (b) dari bahan yang polimer yang akan direkatkan. Gambar ini juga memberi-
akan digunakan. kan visualisasi polimer mana saja yang mempunyai harga
parameter kelarutan yang sarna, artinya dapat menghasilka
.(-5 campuran yang kompatibel. MisaInya diharapkan pol i-
kloroprena dapat dicampur dengan polimetilmetakrilat,
polistirena dan polibutadiena dan menghasilkan harga
tegangan pennukaan kritis yang berbeda yaitu diantara
harga tegangan pennukaan kritis masing-masing baha
asalnya.

16.-----------------------------.
15
14

z13
oCt
5 12
~
I.LI -"
:.:: 10

9
8
7
6
:r PTFE
0:: 5~~~--~~~~~~ __~~~~~~
LLI 15 20 25 30 35 40 45
5
o TEGANGAN PERMUKAAN KR IT IS (rc)
Z ( DINE/eM)
LLI
Gambar 3. Hubungan tegangan permukaan kritis dan parameter
kelarutan (1) dari beberapa bahan adesif.
Keterangan :
PA poliakrilonitril
N 6,6 nilon 6,6
PVDC = polivinilidin klorida
I:::A selulosa asetat
PETP polietilena terephtalat
PVC polivinil klorida
PMMA = polimetil metakrilat
PS polistirena
BR polibutadiena
PE polietilena
CR polikloroprena
lIR karet butil
SI = silikon, polidimetil
-90 -~5 o ~5 90 P1FE politetrafluoroetilena

TEMPERATUR (OC )
Gambar 2. Termogram DSC dari kelima polimer isolat. KESIMPULAN
Gombar 3 menunjukkan hubungan antara b dan Yc, Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
dimana polaritas dan adanya ikatan hidrogen yang serna kin 1. Konsentrasi adesif dari larutan polimer dari cont
meningkat akan menaikkan parameter kelarutan b lebih yang diteliti adalah 17-26 g/lOO g peiarut.
cepat dari pada tegangan pennukaan kritis Yc. Diagram ini 2. Polimer yang diguuakan untuk keJima adesif ters
memberikan petunjuk' praktis dalam meiakukan formulasi adalah polikloroprena dengan Ts = -40 - -43°C daz

82 JKTI VOL. 3 - No.2, Desember, 1


T m = 43 - 48°C, dimana tiga adesif menunjukkan 2. A.W. Adamson, Physical Chemistry of Surfaces, 2nd
adanya campuran polimer seperti ditunjukkan oleh edition, Intersience Publ. John Wiley & Sons, NY.,
adanya dua titik transisi gelas. Titik transisi gelas (T g) 1967, pp. 366-388.
kedua mempunyai harga 1,4 - 13,5°C. 3. A.F. Barton, Handbook of Solubility Parameters and
3. Berat molekul rata-rata viskositas dari polimer mem- Other Cohesion Parameters, CRC Press, Inc., Boca
punyai dua harga yaitu: Kiv; 115.000 - 146.000 dan Raton, Florida, 1985, pp. 245-315.
Mv : 357.000 - 425.000 dengan rasio MwlMn berkisar
4. J. Brandup, and E.H. Immergut, (Eds.), Polymer
antara 1,7 - 4,4.
Handbook, 2nd edition, John Wiley and Sons, New
4. Data sekunder tentang kurva empiris tegangan per-
York, 1975.
mukaan terhadap parameter kelarutan berbagai polimer,
yang menyebutkan antara lain : harga parameter 5. F.W. Billmeyer Jr., Textbook of Polymer Science, 3rd
kelarutan (6) polikloroprena 8,2 - 9,4 (cal cm-3)O,5 atau ed., John Wiley and Sons, New York, 1984, pp. 151-
180.
16,74 - 19,13 (kJ m-3)O,5 dan tegangan permukaan kritis
(Ye) 38 dyne crrr! atau mN mol, sangat berguna sebagai 6. Annual Book of ASTM Standards, Part 37, D 3677,
petunjuk dalam formulasi adesif maupun aplikasinya. 1981.
7. c.J.Creswell, O.A.Runquist dan M.M.Campbell,
Analisa Spektrum Senyawa Organik, Penerbit ITB,
PUSTAKA
Bandung, 1982, PI'. 342-345.
1. 1. Skeist, Handbook of adhesives, 2nd edition, van 8. O.A. Battista, Fundamental of High Polymers,
Nostrand Reinhold Co, NY, 1977, 1'1'.3-16 Reinhold Publishing New York, 1958, pp. 74-80

Proceedings dan majalah berikut ini dapat dipesan pad a Dr. Julia
Kantasubrata d/a HKI, Puslitbang Kimia Terapan-LIPI
DAFTAR HARGA PROCEEDINGS/MAjALAH DI UNION SHOP HKI

NO. NAMA HARGAJUAL

1. Proceedings of the ASEAN-EC workshop on the scale up, cost evaluation and technology
transfer of biotechnological processes . Rp 12.500,-
2. Proceedings on the first ASEAN workshop Oil biochemical engineering .._ . Rp 12.500,-
3 Proceedings lokakarya pertama evaluasi biologi kimia dan fisika limbah lignosellulosa . Rp 7.500,-
4 Proceedings of the first ASEAN workshop on the technology of animal feed production
utilising foodwaste materials : . Rp 7.500,-
5. Invited papers presented at the first ASEAN workshop on the technology of animal feed
production utilising foodwaste materials . Rp 7.500,-
6. Proceedings of the second ASEAN workshop on the technology of animal feed production
utilising foodwaste materials . Rp 12.500,-
7 ASEAN bibliography on fermentation technology . Rp 7.500,-
8. Biogasification of various organic residues the ASEAN region . Rp 5.000,-
9. Proceedings of the first ASEAN seminar workshop on biogas technology
(+ supplementary information) . Rp 12.500,-
10. Buletin Limbah Pangan . Rp 1.500,-
11. Proceedings of the First ASEAN Workshop on solid substrate fermentation . Rp 7.500,-
12. Proceedings of the second ASEAN workshop on food analytical techniques . Rp 7.500,-
13. Jurnal Kimia Terapan 1991-1992 . Rp 3.500,-
14. Warta Kimia Analitik . Rp 2.000,-

JKTI VOL. 3 - No.2, Desember, 1993 83

Anda mungkin juga menyukai