Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Permukiman Vol. 6 No.

3 November 2011 : 147-153

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN


DI KAWASAN BANDUNG UTARA BERBASIS MODEL SISTEM DINAMIS
Evironmental Impact Assessment for Housing Development
in North Bandung Zone Based on Model Dynamic System
1 Rina Marina Masri, 2 Iskandar Muda Purwaamijaya
Teknik Sipil-Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabuhi No. 207, Bandung 40154
1Email: rinammasri@gmail.com
2Email: ais_imp@yahoo.com

Diterima: 11 Januari 2011; Disetujui: 10 Juni 2011

Abstrak
Penyimpangan pembangunan perumahan terhadap penataan ruang di kawasan Bandung Utara secara
faktual didukung oleh data dan analisis keruangan. Tahapan-tahapan penelitian, yaitu : survei pendahuluan,
pembuatan model konseptual dan instrumen, pengumpulan data dan validasi instrumen, pembuatan model
fungsional, pemasukan data empirik dan simulasi, implementasi model awal, revisi model dan menguji
validitas model, menguji sensitivitas model, penyusunan hasil dan merumuskan kebijakan. Tujuan penelitian
yaitu : mengetahui faktor-faktor pemicu yang paling berpengaruh terhadap pembangunan perumahan,
menyusun prediksi prioritas dampak penting hipotetik pembangunan perumahan berdasarkan pelingkupan,
mengetahui dampak lingkungan pembangunan perumahan dan menyusun kebijakan rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan di kawasan Bandung Utara berdasarkan analisis sensitivitas model sistem
dinamis. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan analitik eksplanatoris. Penelitian dilakukan dari
Maret sampai dengan November 2010. Hasil meliputi faktor-faktor pemicu paling berpengaruh terhadap
pembangunan perumahan, prioritas dampak penting hipotetik hasil pelingkupan, analisis dampak
pembangunan perumahan terhadap lingkungan dan kebijakan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan di kawasan Bandung Utara berdasarkan analisis sensitivitas model sistem dinamis. Manfaat
penelitian untuk meningkatkan kesadaran stakeholder berperanserta dalam pembangunan perumahan
yang berwawasan lingkungan serta menjadi naskah akademik untuk merevisi serta menyempurnakan
peraturan dan perundangan pembangunan perumahan di kawasan Bandung Utara.
Kata kunci: Analisis, dampak, pembangunan, perumahan, model sistem dinamis

Abstract
This study discusses deviation of housing development in spatial arrangement in North Bandung zone,
factually supported by spatial data and analysis. Research phases consist of preliminary survey, designing
conceptual model and instruments, data collection and instruments validation, designing of functional model,
empiric data input and simulation, implementation of initial model, model revision, and model validation
testing, model sensitivity testing, determining results and formulating policies. The objectives of the research
are identifying triggering factors influential to housing development, predicting the hypothetic significant
impact priority of housing development based on scoping, identifying environmental impact on housing
development and designing policy of environmental management and monitoring plan in North Bandung
zone based on sensitivity analysis of dynamic system model. The methods used are descriptive and
explanatory analyses. Research was conducted from March to November 2010. The research results in the
triggering factors highly influential to housing development, hypothetic important impact priority based on
scoping, impact analysis of housing development to environment and policy of environmental management
and monitoring plan in North Bandung zone based on sensitivity analysis of dynamic system model. The
benefits of the research are to increase awareness of stakeholders to participate in housing development with
environmental insight and to compose an academic source text for revising and perfecting regulation and
constitution of housing development in North Bandung zone.
Keywords: Analysis, impact, development, housing, model system dynamic

PENDAHULUAN resapan air bagi hidrologis Kota Bandung.


kawasan Bandung Utara adalah kawasan yang Pengembangan kawasan Bandung Utara di masa
berfungsi lindung di perbatasan Kabupaten dan datang dilakukan dengan lebih berorientasi pada
Kota Bandung. Kawasan ini merupakan daerah pengamanan fungsi lindung melalui kebijakan

147
Analisis Dampak Lingkungan … (Rina M. M., Iskandar M. Purwaamijaya)

pembatasan pengembangan fisik kawasan penggunaan lahan yang ada saat itu di daerah hulu
khususnya melalui pembatasan jenis Sungai Cikapundung tidak sesuai dengan
pembangunan serta pembatasan area liputan kesesuaian lahannya untuk berbagai penggunaan
bangunannya (Rancangan Tata Ruang dan Wilayah lahan tersebut, sedangkan penggunaan lahan saat
Kabupaten Bandung, 2007). itu yang sesuai dengan kesesuaian lahannya
sebesar 29,48%. Tanah di kawasan Bandung Utara
kawasan Bandung Utara adalah kawasan di utara
telah mengalami penipisan ketebalan tanah yang
Bandung yang memiliki ketinggian di atas garis
sangat cepat terutama di daerah tegalan serta
kontur +760 meter dari permukaan air laut rata-
terjadi peningkatan koefisien aliran permukaan
rata. Wilayah kawasan Bandung Utara terkena
sebesar 0,378% setiap tahunnya dan menimbulkan
perkembangan Kota Bandung yang sangat pesat
banjir di Kota Bandung dan hilir setiap tahunnya
dan mendapat tekanan urbanisasi dari Kota
serta terus meningkat.
Bandung. Pembangunan di kawasan Bandung
Utara dapat dibedakan berdasarkan tiga jenis Kuswara (2004) dalam kajiannya mengenai
kegiatan, yaitu (1) pembangunan karena desakan penataan sistem perumahan dan permukiman
kebutuhan perumahan, (2) pembangunan yang dalam rangka gerakan nasional pengembangan
berkaitan dengan kegiatan pariwisata, seperti : satu juta rumah mengemukakan bahwa
hotel dan tempat rekreasi, (3) pembangunan pengembangan dan penataan perumahan pada
berkaitan dengan pelayanan, seperti : fasilitas lokasi yang sesuai akan mendukung tidak hanya
pendidikan dan pelatihan, fasilitas pelayanan kota, program perumahan dan permukiman itu sendiri,
perkantoran, pertokoan dan lain-lain. tetapi juga program pembangunan kota secara
Pembangunan kawasan perumahan yang berizin keseluruhan. Upaya penataan sistem perumahan
lokasi adalah kegiatan yang mendominasi perlu dilakukan pada tahap pemilihan dan
pembangunan di kawasan Bandung Utara. penyediaan lokasi untuk pengembangan
Pembangunan perumahan di kawasan Bandung perumahan dan permukiman. Dua hal utama yang
Utara bersifat sporadis dan tidak ada kaitan satu perlu dijadikan dasar pertimbangan adalah arah
dengan lainnya, kecuali keterkaitan dalam hal dan perkembangan kota dalam lingkup internal
penggunaan prasarana. maupun regional serta jenis pengembangan
perumahan dan permukiman itu sendiri.
Penyimpangan pembangunan perumahan di
kawasan Bandung Utara terhadap peraturan dan Sistem dinamis digunakan untuk mencari
perundangan yang berlaku menimbulkan penjelasan permasalahan sosial jangka panjang
degradasi lingkungan di kawasan Bandung Utara yang terjadi secara berulang-ulang di dalam
dan dampak negatif terhadap wilayah lain berupa struktur internal. Umpan balik (feed-back)
bencana banjir. merupakan konsep inti yang digunakan dalam
sistem dinamis untuk memahami struktur sistem.
Situmorang (2004) dalam kajiannya mengenai
Diasumsikan bahwa keputusan secara sosial atau
teknologi pengembalian fungsi hidrologis lahan
individu dibuat berdasarkan informasi tentang
perumahan di kawasan inti Bandung Raya Utara,
keadaan sistem atau lingkungan disekitar
mengemukakan bahwa adanya penyimpangan
pengambil keputusan berada (Gordon, 1989).
penggunaan tataguna lahan di Bandung Utara
Syarat awal untuk memulai berpikir sistemik
sehingga menyebabkan dampak kerugian per
adalah adanya kesadaran untuk mengapresiasi dan
tahun terhadap produksi sumur sebesar Rp.
memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem
218.764.575 sumur pompa sebesar Rp.
(systemic approach). Hal ini relevan dan penting
537.316.500 dan PDAM sebesar Rp. 230.278.500.
dalam menghadapi tantangan kerumitan dan
Perubahan debit infiltrasi berakibat terhadap
perubahan cepat dari lingkungan domestik dan
akuifer cekungan Bandung berupa pengurangan
global dalam abad 21 (Muhammadi, et.all, 2001).
volume akuifer sebesar 1,45% dari total imbuhan
Kejadian apapun baik fisik maupun non fisik
Bandung Utara. Perubahan tataguna lahan di
dipikirkan sebagai unjuk kerja atau dapat
kawasan Villa Istana Bunga berakibat terhadap
berkaitan dengan unjuk kerja dari keseluruhan
berkurangnya debit aliran dasar sungai Cimahi
interaksi antar unsur sistem dalam batas
yang merupakan sumber air baku PDAM Cimahi
lingkungan tertentu (Saeed, K.1981).
sehingga mengancam pemenuhan air bersih Kota
Cimahi. Tujuan penelitian adalah merancang model
dampak lingkungan dan mewujudkan prinsip
Darsihardjo (2004) dalam penelitiannya mengenai
pembangunan berkelanjutan di kawasan Bandung
model pemanfaatan lahan berkelanjutan di daerah
Utara berbasis simulasi sistem dinamis. Sasaran
hulu Sungai Cikapundung Bandung Utara
khusus penelitian adalah (1) memperoleh
menyatakan telah terjadi kesalahan penempatan
komponen-komponen lingkungan di kawasan
jenis penggunaan lahan. Sebagian besar (70,52%)

148
Jurnal Permukiman Vol. 6 No. 3 November 2011 : 147-153

Bandung Utara terkait dengan pembangunan penyimpangan penggunaan lahan di kawasan


perumahan, (2) memperoleh informasi deskripsi budidaya non perumahan dan kawasan lindung.
kegiatan pembangunan perumahan tahap pra Penyimpangan penggunaan lahan di kawasan
konstruksi, konstruksi dan pasca operasi di budidaya maupun di kawasan lindung untuk
kawasan Bandung Utara dan memperoleh perumahan mengurangi keanekaragaman hayati
informasi proses penyusunan pelingkupan analisis (biodiversity). Pengurangan biodiversity baik
dampak pembangunan perumahan di kawasan secara kualitatif maupun kuantitatif akan
Bandung Utara, (3) memperoleh informasi analisis menurunkan manfaat lingkungan (jasa lingkungan
dampak lingkungan pembangunan perumahan berupa pemandangan alam dan kenyamanan
berbasis sistem dinamis di kawasan Bandung lingkungan. Jasa lingkungan yang berkurang
Utara, (4) memperoleh informasi rencana kelola menurunkan nilai manfaat pembangunan atau
lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan menaikkan nilai pengorbanan pembangunan bagi
pembangunan perumahan di kawasan Bandung penduduk. Diagram sebab akibat dapat dilihat
Utara. pada gambar 1.

METODOLOGI InMigrasi

Metode yang digunakan adalah deskriptif dan +


+
analitik eksplanatoris. Penelitian dilaksanakan dari + + -

bulan Maret 2010 sampai dengan November 2010 Natalitas + Populasi - Mortalitas
melalui pengumpulan data primer dan data
sekunder. Analisis data meliputi analisis faktor, + -
-
+ +
Nilai Tambah
analisis identifikasi dampak potensial, scooping, Manfaat
Pembangunan
analisis kualitas fisik-biologi-ekonomi lingkungan, + OutMigrasi + -
Jasa
prediksi perubahan lingkungan, analisis sistem dan Lingkungan per
Pembangunan + kapita
sintesis model dinamis, analisis kebijakan Rumah Baru
Alokasi Dana
Pembangunan
berdasarkan nilai sensitivitas. Software yang +
digunakan adalah SPSS 15, ArcView 3.3 dan +

Powersim versi 2.5C. Indeks Jasa


Lahan untuk
+ Lingkungan +
Pembangunan
Lima langkah membuat model (bangunan Baru Perumahan
pemikiran) menurut Muhammadi (2001) adalah :
1. Identifikasi proses menghasilkan kejadian nyata +
Indeks
(apa penyebab langsung suatu kejadian Luas Lahan
Indeks
Kenyamanan Keindahan
merujuk kepada objektivitas), Terbangun Lingkungan Lingkungan

2. Identifikasi kejadian yang diinginkan


(pandangan kedepan atau visi yang feasible dan - + +

acceptable). Luas Kawasan Jumlah


Jumlahdan dan
3. Identifikasi kesenjangan antara kenyataan Budidaya Non + Jenis
Jenis flora
Florayang
yang -
Perumahan hilang
Hilang
dengan keinginan.
Indeks
4. Identifikasi dinamika menutup kesenjangan. +
Biodiversity
-
Dinamika adalah aliran informasi tentang
+

keputusan yang telah bekerja dalam sistem. Luas Kawasan


Jumlah
Jumlah dan
dan
Jenis
Jenis Fauna
Fauna
5. Analisis kebijakan yaitu Alternatif Policy untuk Lindung +
yang hilang
yang Hilang
-

mempengaruhi actual transformation (proses


nyata) dalam menciptakan actual state Gambar 1 Diagram Sebab Akibat (Causal Loop)
(kejadian nyata) untuk mencapai desired state Pembangunan perumahan yang meningkat
(kejadian yang diinginkan). berdampak pada menurunnya kualitas kesuburan
6. Pengembangan dan penetapan alternatif dipilih tanah yang menyebabkan menurunnya
setelah melakukan pengujian dengan simulasi ketersediaan produksi pertanian perkapita. Model
komputer atau simulasi pendapat berdasarkan Diagram Alir (Flow Chart): Populasi - Luas lahan
kriteria aman (unrisky) dan manjur (effective). terbangun - Luas Kawasan Budidaya/Kawasan
Pemodelan analisis dampak pembangunan Lindung - Ketersediaan Produksi Pertanian
perumahan terhadap lingkungan berbasis sistem Perkapita/Ketersediaan Biomassa Hutan Lindung
dinamis dimulai dengan mengenali sistem yang tertera pada gambar 2.
terjadi di alam, yaitu sistem pembangunan
perumahan. Perumahan menjadi objek dan
merupakan tempat proses aktivitas. Berkurangnya
lahan untuk perumahan berdampak pada tingginya

149
Analisis Dampak Lingkungan … (Rina M. M., Iskandar M. Purwaamijaya)

Konversi_Lahan_Budidaya_untuk_Perumahan
Lahan_Budidaya_Awal_Belum_Terbangun
kawasan Bandung Utara yang akan terjadi adalah
Luas_Lahan_Kawasan_Budidaya
penurunan produksi pertanian, penurunan
keanekaragaman hayati, penurunan kesejahteraan
Kawas an_Perairan_di_Lahan_Budidaya
Lahan_untuk _Pembangunan_Rumah_Baru

masyarakat. Bagan alir pelingkupan tertera pada


Lahan_Lindung_Awal_Belum_Terbangun

Luas_Lahan_Kawasan_Lindung
Konversi_Lahan_Kawasan_Lindung_untuk_Perumahan
lampiran 1.
Kawas an_Perairan_di_Lahan_Lindung

Konversi_Lahan_Budiday a_untuk_Perumahan
Analisis dampak pembangunan perumahan
Rasio_Luas_Lahan_Semak Rasio_Luas_Tegalan terhadap lingkungan menunjukkan bahwa
Konversi_Lahan_Semak Konversi_Lahan_Tegalan
berkurangnya lahan untuk perumahan berdampak
Rasio_Luas_Lahan_Kebun_Campuran Rasio_Luas_Sawah_Irigasi
pada tingginya penyimpangan penggunaan lahan
di kawasan budidaya non perumahan dan kawasan
lindung.
Konversi_Lahan_Kebun_Campuran Konversi_Lahan_Sawah_Irigasi

Rasio_Luas_Lahan_Sawah_Tadah_Hujan Konversi_Lahan_Sawah_Tadah_Hujan

Konversi_Lahan_Kawasan_Lindung_untuk _Perumahan
3
Rasio_Luas_Konservas i Rasio_Luas_Hutan_Lindung
150,000,000
3
Konversi_Luas_Hutan_Lindung

M^2
Konversi_Luas_Konservasi
100,000,000 Luas_Lahan_Kawasan_Budidaya
1 1
1 3
1 Luas_Lahan_Kawasan_Lindung
3 2
2 2 2 12 2
50,000,000 2 Luas_Lahan_Terbangun
3 3
3 1
Lahan_Budidaya_Awal_Belum_Terbangun 3
0 1 1
2,000 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 2,060
Kawas an_Perairan_di_Lahan_Budidaya
Tahun
Lahan_Sawah_Awal_Belum_Terbangun
Rasio_Luas_Sawah_Irigasi
Gambar 4 Pengurangan Luas Lahan
Rasio_Luas_Lahan_Sawah_Tadah_Hujan

Luas_Lahan_Kawasan_Budidaya
Luas_Lahan_Sawah Menurunnya luas lahan pertanian di kawasan
Rasio_Luas_Sawah_Irigasi
budidaya mempengaruhi ketersediaan produksi
pertanian perkapita. Hasil simulasi menunjukkan
produksi pertanian untuk komoditas padi sawah
Gambar 2 Model Diagram Alir (Flow Chart Loop)
akan mengalami penurunan dari 3.987 ton pada
tahun 1995 menjadi 0 ton pada tahun 2048,
HASIL DAN PEMBAHASAN sedangkan produksi pertanian untuk komoditas
Hasil penelitian menunjukkan faktor pemicu padi gogo akan mengalami penurunan dari 954 ton
pembangunan perumahan di kawasan Bandung pada tahun 1995 menjadi 0 ton pada tahun 2048.
Utara selain dipengaruhi oleh faktor fisik
lingkungan luas lahan dengan panorama indah dan 4,000
1
1
sejuk juga dipengaruhi oleh faktor aksesibilitas 3,000 1

yang baik dan kedekatan dengan tempat kerja.


Ton

1
2,000 Produksi_Padi_Sawah
Hasil analisis faktor komponen yang berpengaruh 1
1
Produksi_Padi_Gogo
dalam perubahan lingkungan akibat pembangunan 1,000 2 2 2 2
2

perumahan disajikan dalam gambar 3. 0


2
12 1
2,000 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 2,060
Tahun
Harga 0.739
Gambar 5 Grafik Pengurangan Produksi Padi
Ketersedian Fasos
Ketersediaan Fasos 0.471
Pengelolaan Limbah
Pengelolan Limbah 0.593 Konversi lahan kawasan budidaya dan kawasan
Sistem Drainase 0.767
lindung menjadi lahan perumahan berpengaruh
terhadap menurunnya kerapatan jumlah jenis flora
Daya Dukung 0.214
dan fauna di kawasan budidaya dan lindung.
Kedekatan 1.168
Jumlah jenis flora dan fauna dengan nilai
Luas Lahan 1.32 diversitasnya mempengaruhi keanekaragaman
Jalan Masuk 1.276 hayati atau nilai indeks biodiversity kawasan
Panorama 1.286 disamping luas kawasan yang terbangun.
Ketersediaan Volume Biomasa Hutan tertera pada
Skor… gambar 6.
Gambar 3 Komponen yang Berpengaruh
Pengurangan biodiversity baik secara kualitatif
Urutan komponen yang paling berpengaruh maupun kuantitatif akan menurunkan manfaat
terhadap perubahan lingkungan akibat lingkungan (jasa lingkungan berupa pemandangan
pembangunan perumahan, yaitu : luas lahan alam dan kenyamanan lingkungan). Hasil simulasi
(1,32), panorama (1,286), jalan masuk (1,276) dan menunjukkan nilai indek kenyamanan lingkungan
kedekatan (1,168). semakin menurun dari 60,00 pada tahun 1995
menjadi 0,67 pada tahun 2058. Indek keindahan
Prioritas dampak penting hipotetik pembangunan lingkungan semakin menurun dari 40,00 pada
perumahan berdasarkan hasil pelingkupan di

150
Jurnal Permukiman Vol. 6 No. 3 November 2011 : 147-153

tahun 1995 menjadi 0,45 pada tahun 58. Nilai 25,000,000

indek kenyamanan lingkungan dan indek 20,000,000

keindahan lingkungan selain dipengaruhi oleh nilai

Rupiah per orang


biodiversity, dipengaruhi pula oleh bobot
15,000,000

keindahan dan kenyamanan. Semakin luas lahan 10,000,000

terkonversi perumahan, semakin kecil nilai 5,000,000

keanekaragaman hayati kawasan. Semakin kecil 0

nilai keanekaragaman hayati di kawasan Bandung


2,000 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 2,060
Tahun

Utara, semakin kecil nilai kenyamanan dan Gambar 8 Nilai Tambah Manfaat Pembangunan
keindahan lingkungan.
Kebijakan rencana kelola lingkungan dan rencana
1,000
pemantauan lingkungan dari hasil analisis
1 sensitivitas model adalah dengan merevisi dan
Ketersediaan_Volume_Biomassa_Rimba_Campuran_per
menyempurnakan penataan ruang dengan
M^3 per orang

1 _kapita

memanfaatkan instrumen teknologi, hukum dan


Ketersediaan_Volume_Biomassa_Mahoni_per_kapita
1 2
500 Ketersediaan_Volume_Biomassa_Acacia_Mangium_per
3 _kapita

perundangan, program insentif dis-insentif untuk


5 1 Ketersediaan_Volume_Biomassa_Rasamala_per_kapita
4
4
1 Ketersediaan_Volume_Biomassa_Pinus_per_kapita

mengendalikan laju pembangunan perumahan,


5 5
4
1 Ketersediaan_Volume_Biomassa_Jati_per_kapita
45 6
6 45 1
5

menekan laju pembangunan perumahan,


6 6 4
0 23 23 23 236 23 6 23456

mengendalikan laju pertambahan jumlah


2,000 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 2,060
Tahun

Gambar 6 Pengurangan Volume Biomasa penduduk, menghentikan kegiatan konversi lahan


kawasan lindung menjadi lahan perumahan dan
100
1 kegiatan lain, meningkatkan pendapatan daerah
melalui keunggulan wilayah serta mengalokasikan
1

2
1
dana untuk dapat meningkatkan ketersediaan
produksi pertanian, keanekaragaman hayati, dan
2 Indeks_Biodiversity
50 1
2 Indeks_Kenyamanan_Lingkungan
2

kegiatan-kegiatan yang dapat menambah


3 2 1
3 Indeks_Keindahan_Lingkungan
3 3
3

kenyamanan dan keindahan lingkungan.


2
3
1
23
0 1

2,000 2,010 2,020


Tahun
2,030 2,040 2,050 2,060
KESIMPULAN
Gambar 7 Indeks Keindahan-Kenyamanan Kesimpulan penelitian, yaitu :
1 Faktor yang paling berpengaruh terhadap
Keanekaragaman hayati di kawasan ini dapat
perubahan lingkungan akibat pembangunan
dikategorikan sangat baik pada tahun 1995 dan
perumahan di kawasan Bandung Utara adalah
kemudian menurun menjadi sangat buruk pada
tersedianya luasan lahan tertentu yang memiliki
tahun 2060. Nilai indeks kenyamanan lingkungan
panorama yang indah dan jalan masuk serta
dan nilai indeks keindahan lingkungan yang
dekat dengan tempat bekerja.
menurun baik secara kualitatif maupun kuantitatif
2 Dampak penting pembangunan perumahan di
menurunkan nilai manfaat lingkungan. Nilai
kawasan Bandung Utara diprediksikan akan
tambah manfaat pembangunan dalam bentuk nilai
menurunkan produksi pertanian, menurunkan
jasa lingkungan yang naik akan mengalami
keanekaragaman hayati dan menurunkan
penurunan menjadi Rp. 3,95 juta pada tahun 2058
kesejahteraan masyarakat.
serta Rp. -546,506 pada tahun 2059. Nilai tambah
3 Analisis dampak lingkungan perumahan di
manfaat pembangunan dalam bentuk nilai jasa
kawasan Bandung Utara yaitu berupa semakin
lingkungan selain dipengaruhi oleh nilai indeks
meningkatnya penyimpangan penggunaan
kenyamanan dan keindahan lingkungan juga
lahan, menurunnya luas lahan pertanian dan
dipengaruhi oleh jumlah pertambahan populasi.
menurunnya produksi pertanian. Kerapatan
Penyimpangan penggunaan lahan di kawasan jumlah flora dan fauna semakin menurun dan
budidaya maupun kawasan lindung untuk ketersediaan biomasa hutan semakin
perumahan mengurangi keanekaragaman hayati berkurang. Manfaat jasa lingkungan menurun
(biodiversity). Pengurangan biodiversity baik secara karena keindahan dan kenyamanan lingkungan
kualitatif maupun kuantitatif akan menurunkan menurun.
manfaat lingkungan (jasa lingkungan berupa 4 Analisis sensitivitas model menunjukkan revisi
pemandangan alam dan kenyamanan lingkungan). dan penyempurnaan penataan ruang dengan
Jasa lingkungan yang berkurang menurunkan nilai memanfaatkan instrumen teknologi, peraturan
manfaat pembangunan atau menaikkan nilai dan perundangan perlu dilakukan untuk
pengorbanan pembangunan bagi penduduk. mengendalikan dan menekan laju pertumbuhan
perumahan di kawasan Bandung Utara.
Pengendalian pertambahan jumlah penduduk,

151
Analisis Dampak Lingkungan … (Rina M. M., Iskandar M. Purwaamijaya)

menghentikan kegiatan konversi lahan, 3. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan


meningkatkan pendapatan daerah serta pembelajaran tentang proses dinamis secara
mengalokasikan dana untuk meningkatkan holistik dalam membawa kesadaran berpikir
ketersediaan produksi pertanian, sistemik yang kreatif dengan pandangan
keanekaragaman hayati dan kegiatan-kegiatan antisipatif ke depan.
yang menambah keindahan dan kenyamanan
lingkungan. DAFTAR PUSTAKA
Darsihardjo. 2004. Model Pemanfaatan Lahan
SARAN Berkelanjutan di Daerah Hulu Sungai
Saran konservasi kawasan Bandung Utara adalah : Cikapundung Bandung Utara. IPB. Bogor.
1. Meniadakan perizinan pembangunan Gordon, G. 1989. System Simulation. Prentice-Hall,
permukiman dan membongkar perumahan New Delhi. India.
yang tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan Kuswara. 2004. Penataan Sistem Perumahan dan
(IMB) serta tidak mentaati ketentuan BCR, Permukiman dalam Rangka Gerakan Nasional
peningkatan pengelolaan infrastruktur Pengembangan Satu Juta Rumah. Jurnal
perumahan, peningkatan kesuburan tanah, Permukiman XX (l): 9 -16. Pusat Penelitian
program kampanye melalui poster dan brosur dan Pengembangan Permukiman.
yang disebarkan ke setiap rumah penduduk Departemen Kimpraswil. Bandung.
dan program pengabdian masyarakat untuk Muhammadi, E. Aminullah dan B. Soesilo. 2001.
meningkatkan kesadaran akan pentingnya Analisis Sistem Dinamis, UMJ Press. Jakarta.
flora dan fauna bagi ekosistem. Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
2. Pemanfaatan hasil analisis dampak 2008. Rencana Tata Ruang Wilayah
pembangunan perumahan dijadikan salah satu Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai
sumber naskah akademik bagi Pemerintah Tahun 2027. Pemerintah Kabupaten Bandung.
Daerah dan Pemerintah Pusat dalam Saeed, K.1981. Modelling with System Dynamics
menyusun atau merevisi hukum dan Approach. Mc Graw Hill.
perundangan tentang PSDA (pengelolaan Situmorang, E. 2004. Kajian Teknologi
sumberdaya alam dan lingkungan) serta Pengembalian Fungsi Hidrologis Lahan
penataan ruang (perencanaan ruang, Perumahan di Kawasan Konservasi Inti
pemanfaatan ruang dan pengendalian Bandung Raya Utara. ITB. Bandung.
pemanfaatan ruang).

152
Jurnal Permukiman Vol. 6 No. 3 November 2011 : 147-153
RENCANA KEGIATAN
1. Pra Konstruksi
2. Konstruksi DAMPAK POTENSIAL : DAMPAK PENTING HIPOTETIK :
3. Operasi
A. FISIK - KIMIA
1. Iklim mikro A. FISIK – KIMIA PRIORITAS
Identifikasi Evaluasi 1. Iklim mikro
2. Kualitas udara
Dampak Dampak 2. Sedimentasi muara sungai
3. Getaran dan kebisingan DAMPAK PENTING
Potensial Potensial 3. Perubahan neraca air K
4. Sedimentasi muara sungai HIPOTETIK
4. Kualitas air L
RONA LINGKUNGAN : 5. Perubahan neraca air
5. Kesuburan tanah A
6. Kualitas air 1. Produksi pertanian
6. Erosi S
A. FISIK – KIMIA 7. Kesuburan tanah 2. Keanekaragaman
7. Alih fungsi lahan I
1. Iklim (makro dan mikro) 8. Erosi hayati
B. BIOLOGI F
2. Kualitas udara 9. Alih fungsi lahan 3. Kesejahteran
1. Vegetasi hutan i
3. Getaran dan kebisingan B. BIOLOGI masyarakat
2. Satwa (fauna darat) K
4. Fisigrafi 1. Vegetasi hutan
3. Biota air A
5. Sedimentasi muara sungai 2. Tanaman budidaya
4. OPT S
6. Perubahan neraca air 3. Satwa (fauna darat)
C. SOSEKBUD I
7. Kualitas air (sungai & sumur) 4. Biota air
5. OPT 1. Kecemburuan Sosial
8. Jenis tanah
C. SOSEKBUD 2. Aksesibilitas
9. Kesesuaian lahan
1. Kecemburuan Sosial 3. Kesempatan kerja
10. Kesuburan tanah
2. Aksessibilitas 4. Tingkat pendapatan keluarga
11. Erosi
3. Kesempatan kerja 5. Aktifitas perekonomian
12. Alih fungsi lahan
4. Tingkat pendapatan 6. Sistem nilai
B. BIOLOGI
keluarga D. KESLINGMAS
1. Vegetasi hutan
5. Aktifitas perekonomian 1. Sanitasi lingkungan
2. Tanaman budidaya
6. Pendapatan Asli Daerah 2. Kesehatan masyarakat
3. Satwa (fauna darat)
4. Biota air 7. Sistem nilai
5. OPT D. KESLINGMAS
C. SOSEKBUD 1. Sanitasi lingkungan
1. Kecemburuan sosial 2. Kesehatan masyarakat
2. Kesempatan kerja
3. Aksesibilitas
4. Tingkat pendapatan keluarga
5. Aktifitas perekonomian
6. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
7. Sistem nilai
D. KESLINGMAS
1. Sanitasi lingkungan
2. Kesehatan masyarakat
 Diskusi antar pakar KLASIFIKASI & PRIORITAS
Metode  Studi pustaka Metode Analisis Keterkaitan
Matriks  Survey lapang
 Proffesional judgment

Lampiran 1 Bagan Alir Pelingkupan (scooping) AMDAL Pembangunan Perumahan di Kawasan Bandung Utara (Permen Lingkungan Hidup No. 08/2006)

153

Anda mungkin juga menyukai