01 Ambarwati PDF
01 Ambarwati PDF
SKRIPSI
Disusun oleh :
DIAH AMBARWATI
NIM. 12010110130195
Dosen Pembimbing,
ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Tim Penguji
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Diah Ambarwati
NIM : 12010110130195
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Akan menjadi sangat bahagia ketika kita dapat menjadi seseorang yang
bermanfaat bagi orang-orang disekitar”
“Kita akan menjadi banyak tau ketika kita memiliki banyak pengalaman”
v
ABSTRACT
Keywords : work load, social support, work stress, absolute value of the differennce
vi
ABSTRAK
Stres merupakan hal yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia
dan dapat dialami oleh siapapun termasuk perawat. stres biasanya dipersepsikan
sebagai sesuatu yang tidak baik atau negatif padahal seharusnya tidak. Tergantung
bagaimana individu menanggapi stresor yang dihadapinya. Beban kerja
merupakan keadaan dimana seseorang dihaapkan pada tugas yang harus
diselesaikan pada waktu tertentu. Menurut Haryanti (2013) dampak negatif dari
meningkatnya beban kerja adalah kemungkinan timbulnya emosi perawat yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan pasien. Dukungan sosial dapat memberikan
pengaruh yang poisitif bagi karyawan guna mengurangi stres kerja di tempat kerja
(Astuti, 2010). Dukungan yang diterima seseorang dari orang lain baik keluarga,
rekan kerja maupun atasan, khususnya ketika mengalami kecemasan atas langkah
yang diambil, akan menumbuhkan rasa aman dan percaya diri (Indarjati, 1996)
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.
Kariadi Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh beban kerja terhdap stres kerja dengan dukungan sosial sebagai variabel
moderating. Jumlah sampel yang ditetapkan pada penelitian ini sebanyak 60
respsonden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel sensus. Sebagai
variabel independen yaitu beban kerja dan variabel dependennya stres kerja serta
variabel moderatinga adalah dukungan sosial. Analisis yang digunakan meliputi
uji validitas, uji reliabiltas, uji asumsi klasik, dan analisis regresi moderating
dengan menggunakan nilai selisih mutlak.
Hasil analisis menggunakan analisis nilai selisih mutlak dapat diketahui
bahwa variabel beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stres
kerja perawat dan variabel selisih nilai mutlak beban kerja dengan dukungan
sosial berpengaruh negatif dan signifikan yang artinya dukungan sosial dapat
memoderasi pengaruh beban kerja terhadap stres kerja perawat. hasil analisis
menggunakan uji t dapat diketahui beban kerja dan nilai selisih mutlak antara
beban kerja dengan dukungan sosial berpengaruh signifikan terhadap stres kerja.
Kata kunci : beban kerja, dukungan sosial, stres kerja, nilai selisih mutlak
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
karena atas limpahan rahmat, karunia serta Ridho-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres Kerja
Perawat IGD Dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada
RSUP Dr. Kariadi Semarang)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
Terselesaikannya skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
1. Bapak Prof. Drs. H. Muh. Nasir, M.si., Akt., Ph.D selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Eisha Lataruva, SE., MM, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
3. Bapak Rizal hari Magnadi SE., MM, selaku dosen wali yang telah membantu
viii
5. Untuk kedua orang tua tercinta yang senantiasa bersabar dalam mendidik anak-
anaknya serta tiada henti memberikan doa, dukungan, motivasi, inspirasi dan
selalu bekerja keras untuk kebahagiaan anak-anaknya, tak lupa untuk Devitta
6. Pimpinan RSUP Dr. Kariadi Semarang, terima kasih atas waktu dan tempat
7. Bapak Subhan, Bapak Anam dan Ibu Nurjanah, yang teah memberikan
8. Seluruh perawat IGD yang telah bersedia menjadi responden dan bersedia
Ari, Sigit, Ragil, Jujun, Natalia, Vira, Nany, Dian (terima kasih atas waktu,
Dewiyani, Hayatun Nufus, Ria Rizki Rosmaningrum, Raras, Dila, Dissy (dan
Juwana, Adam, Wahyu, Desma, Nana (terima kasih atas pengalaman yang
kalian berikan).
12. Teman-teman kos Arina yang selalu menemani dan membantu penulis dalam
hal apapun.
13. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyusun
ix
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan
Penulis
Diah Ambarwati
NIM : 12010110130195
x
DAFTAR ISI
xi
3.5.4.2 Uji Statistik t ............................................................... 59
3.5.4.3 Koefisien determinasi ................................................. 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................ 61
4.1.1 Gambaran Umum rumah Sakit ................................... 61
4.1.2 Deskripsi Responden ..................................................... 67
4.2 Analisis Data ................................................................................... 70
4.2.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .............................. 70
4.2.1.1 Hasil Uji Validitas ............................................. 70
4.2.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ......................................... 72
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................ 73
4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas ......................................... 73
4.2.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas .............................. 76
4.2.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................... 77
4.3 Hasil Analisis Nilai Selisih Mutlak ................................................ 78
4.4 Hasil Uji Kelayakan Model ............................................................ 79
4.4.1 Hasil Uji F ...................................................................... 79
4.4.2 Hasil Uji t ....................................................................... 80
4.4.3 Hail Uji Koefisien Determinasi .................................... 82
4.5 Pembahasan .................................................................................... 83
4.5.1 Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja ............ 83
4.5.2 Pengaruh Nilai Selisih Mutlak antara Beban Kerja 86
dengan Dukungan Sosial terhadap Stres Kerja .........
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 92
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 93
5.3 Saran ................................................................................................ 94
5.3.1 Implikasi Kebijakan ...................................................... 94
5.3.2 Saran Penelitian Datang ............................................... 95
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 99
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Kariadi ................... 7
Tabel 1.2 Shift Kerja IGD RSUP Dr. Kariadi ............................................. 8
Tabel 2.1 Tugas Perawat Berdasarkan Fungsi ............................................ 41
Tabel 2.2 Tugas Perawat Bagian IGD .......................................................... 43
Tabel 2.3 Daftar Penelitian Terdahulu ........................................................ 44
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator ............................................. 48
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ............................................................. 67
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ................................................... 68
Tabel 4.3 Usia Responden .............................................................................. 69
Tabel 4.4 Masa Kerja Responden ................................................................. 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas .......................................................................... 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 73
Tabel 4.7 Uji Kolmogorov_Smirnov ............................................................. 74
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................... 77
Tabel 4.9 Hasil Uji Nilai Selisih Mutlak ....................................................... 79
Tabel 4.10 Hasil Uji F .................................................................................... 80
Tabel 4.11 Hasil Uji t ...................................................................................... 81
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi ................................................................. 82
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
dan memegang peran penting. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk
di mana salah satu upaya yang dilakukan adalah mendukung rujukan dari
pelayanan tingkat dasar, seperti puskesmas. Oleh karena itu sebagai pusat rujukan
dari pelayanan kesehatan tingkat dasar, maka pelayanan di rumah sakit perlu
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah sakit agar dapat “survive” harus memiliki sistem
aktivitas rumah sakit dapat berjalan dengan baik apabila mendapat dukungan dari
seluruh anggota organisasi. Pelayanan dari rumah sakit yang bermutu, efektif dan
efisien harus ditunjang dengan tenaga yang memadai secara kuantitas dan
1
2
biaya yang tidak sedikit, untuk itu perlu suatu kiat manajemen dalam perencanaan
sumber daya.
sakit, dan opname. Pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan yang
ada di rumah sakit. Tenaga keperawatan adalah salah satu tenaga kesehatan yang
salah satu pekerja kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit dan merupakan
salah satu pekerja kesehatan rumah sakit. Namun tidak sembarang orang dapat
rumah sakit memiliki tugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik
Unit Gawat Darurat (UGD) atau Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan
bagian dari rumah sakit yang menjadi tujuan pertama kali pasien yang mengalami
pencatatan kasus dan tindakan yang dilakukan di IGD serta proses pemindahan
pasien dari IGD ke rawat inap jika memang pasien membutuhkan perawatan
yang bertugas di IGD selalu ada setiap saat karena pasien atau orang yang
berhubungan dengan pasien, tetapi juga dengan keluarga pasien, teman pasien,
rekan kerja sesama perawat, berhubungan dengan dokter dan peraturan yang ada
di tempat kerja serta beban kerja yang terkadang dinilai tidak sesuai dengan
banyaknya tugas belum diimbangi dengan jumlah tenaga perawat yang memadai.
Jumlah antara perawat dengan jumlah pasien yang tidak seimbang akan
4
pelayanan perawat lebih besar dari standar kemampuan perawat. Kondisi seperti
inilah yang akan berdampak pada keadaan psikis perawat seperti lelah, emosi,
bosan, perubahan mood dan dapat menimbulkan stres pada perawat. Fluktuasi
beban kerja merupakan bentuk lain pemicu timbulnya stres. Pada jangka waktu
tertentu bebannya sangat ringan dan saat-saat lain bebannya bisa berlebihan.
mana tubuh memberikan respon terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri
kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang membuat kita tetap
hidup. Stres menurut Nasir dan Muhith (2011) merupakan ketegangan yang
disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa
serta pengalaman yang sulit untuk bertahan. Stres yang terlalu banyak membuat
kinerja seseorang menurun dan cenderung tidak produktif, tetapi stres yang sedikit
(Noordiansah, 2010). Oleh sebab itu stres pada perawat sangat perlu diperhatikan,
karena apabila seorang perawat mengalami stres yang tinggi akan berdampak
memberikan pelayanan secara teratur dan tepat waktu yang harus didukung oleh
sikap ramah tamah, sopan santun dan mau bersabar serta mau menyisihkan
yang jelas dan mudah dimengerti. Seseorang yang mengalami stres mempunyai
5
perilaku mudah marah, murung, gelisah, cemas dan semangat kerja yang rendah.
Sehingga, ketika seorang perawat terkena stres maka kinerja dalam memberikan
Dukungan sosial dari keluarga dapat berupa dukungan emosi yang berbentuk
material serta memberikan informasi yang dapat memberikan sebuah solusi atas
masalah yang dihadapi. Sedangkan dukungan sosial dari rekan kerja dapat berupa
menyenangkan.
6
Dukungan dari atasan antara lain adalah mau mendengarkan masalah yang
dialami dengan penuh perhatian baik masalah pribadi maupun pekerjaan, toleransi
terhadap kesalahan yang dibuat dan memberikan kepercayaan pada pekerja bahwa
nyaman dalam bekerja. Jadi dukungan sosial dapat dikatakan sebagai hasil
interaksi antar pribadi di mana melibatkan salah satu aspek atau lebih aspek
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi merupakan rumah sakit
yang dijadikan rujukan dari rumah sakit lain di wilayah Jawa Tengah. Fasilitas
yang ada diantaranya, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Diklat dan Litbang,
Instalasi Paviliun Garuda, Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah, Instalasi Rawat
Inap A, Instalasi Rawat Inap B, Instalasi Rawat Intensif (IRIN), Instalasi Rawat
Sistem Informasi RS dan Komunikasi. Total sumber daya manusia yang ada di
Tabel 1.1
Jumlah Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Kariadi
JENIS
JENIS KETENAGAAN
NO. JUMLAH PERSENTASE
KETENAGAAN NON
PNS
PNS
1 Dokter Spesialis 156 3 159 4.4
2 Dokter Gigi Spesialis 7 0 7 0.2
3 Dokter Umum 16 12 28 0.8
4 Dokter Gigi 10 0 10 0.3
Paramedis
5 595 575 1170 32.2
Keperawatan
6 Paramedis Kebidanan 33 61 94 2.6
7 Paramedis Penunjang 361 190 551 15.1
8 Non medis 497 145 642 17.6
9 PPDS I 978 26.9
Jumlah 1675 986 3639 100.0
Sumber : Data Statistik RSUP Dr. Kariadi per 31 Januari 2014
paling besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang lain di RSUP Dr.
Kariadi. Hal tersebut membuat pihak rumah sakit untuk meningkatkan perhatian
kepada perawat agar tidak terkena stres. Oleh karena itu, apabila ada sebagian
perawat yang mengalami stres, maka akan berdampak pada kualitas pelayanan
medis pasien gawat darurat yaitu pasien dengan ancaman kematian dan perlu
pertolongan segera, pasien yang tidak ada ancaman kematian tetapi perlu
8
pertolongan segera, dan pelayanan pasien tidak gawat tidak darurat yang datang
ke IGD selama 24 jam. Waktu kerja RSUP Dr. Kariadi dibagi menjadi tiga shift,
Tabel 1.2
Shift Kerja IGD RSUP Dr. Kariadi
jumlah perawat yang ada di IGD sebanyak 60 orang dengan spesifikasi perawat
orang.
Dalam kurun tiga tahun dari tahun 2011 sampai 2013 jumlah pasien yang
42.040 pasien, 2012 sebanyak 40.648 pasien, dan tahun 2013 sebanyak 38.393
pasien. Meskipun mengalami penurunan jumlah pasien namun tidak berarti beban
kerja perawat IGD RSUP Dr. Kariadi menurun, karena rata-rata pasien yang
jumlah perawat dan pasien dalam satu hari maka satu perawat dapat menangani 3-
layanan yang diberikan, kenaikan tersebut terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar
12,5 % yang pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 hanya 3,1% (Koordinator
IGD, 2014). Ketidakpuasan pasien tersebut berdasarkan data survei IGD RSUP
perawat mengalami stres. Ketika seseorang mengalami stres dia akan cenderung
perawat pada tahun 2012 sebesar 4,3%, sedangkan pada tahun 2013 tingkat
dikarenakan beban kerja sebagai perawat yang dirasakan oleh perawat terasa
membebani yang pada akhirnya berdampak pada munculnya stres kerja. Hal
10
tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Nurmalasari (2012) yaitu
sosial dengan stres kerja pada karyawan. Semakin besar dukungan yang diperoleh
rendah dukungan sosial yang diperoleh karyawan maka semakin besar stres yang
negatif yang signifikan antara dukungan sosial dengan stres kerja. Penelitian
penelitian mengenai “Pengaruh beban kerja terhadap stres perawat IGD dengan
rujukan bagi rumah sakit lain di daerah Jawa Tengah dan memberikan pelayanan
selama 24 jam. Pekerja terbanyak di RSUP Dr. Kariadi adalah perawat, di mana
kekuatan fisik, ketepatan, dan keahlian dalam menangani pasien yang sesuai
11
dengan jenis penyakitnya. Shift kerja di IGD dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi
sebanyak 107 pasien. Banyaknya pasien yang masuk di IGD dapat menjadi beban
bagi perawat, sehingga ini akan mempengaruhi terjadinya stres kerja. Selain itu
karena sakit juga dapat mengindikasikan perawat mengalami stres. Sesuai data
IGD pada tahun 2012 persentase ketidakhadiran karena sakit sebesar 4,3% dan
dapat menekan tingkat stres yang dialami oleh perawat IGD RSUP Dr. Kariadi.
sebagai berikut :
stres perawat ?
12
Dr. Kariadi.
Memberikan informasi bagi rumah sakit bahwa ada pengaruh beban kerja
terhadap stres perawat yang dimoderasi oleh dukungan sosial. Maka dari
itu penting bagi rumah sakit untuk memperhatikan beban kerja yang ada di
rumah sakit dan menciptakan suasana yang nyaman untuk perawat. Serta
2. Bagi Perawat
stres kerja.
13
3. Bagi Akademisi
Daya Manusia mengenai pengaruh dengan beban kerja terhadap stres kerja
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan atau untuk
Bab I : Pendahuluan
Bab ini merupakan bagian yang berisi tentang landasan teori yang
digunakan sebagai dasar acuan teori bagi penelitian, penjelasan dari masing-
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis.
14
Bab V : Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dan saran-
saran yang berhubungan dengan penelitian yang serupa di masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Stres
Stres merupakan hal yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia
dan dapat dialami oleh siapapun. Biasanya stres dipersepsikan sebagai sesuatu
yang tidak baik atau negatif padahal sebenarnya tidak. Tergantung bagaimana
kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan
yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting. Hal ini didukung
oleh Patel (Nasir dan Muhith, 2011) yang menyebutkan bahwa stres adalah reaksi
tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan,
penting, ketika dihadapkan pada ancaman (threat), atau ketika harus berusaha
stres bagi seseorang belum tentu menjadi stres bagi orang lain karena setiap
15
16
yang menuntut, di mana semakin tinggi atau besar tekanan yang dialami oleh
stresor yang diterima, di mana ini sebagai akibat respon fisiologis dan emosional
atau juga sebagai respon yang non spesifik tubuh terhadap tuntutan lingkungan
yang ada.
terbetuknya sebuah koping. Dalam interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur
situasi yang potensial mengandung stres dengan mengukur dari persepsi individu
Terdapat dua jenis stres, yaitu distres dan eustres. Stres melibatkan
perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan yang baik
a. Eustres (stres yang baik) adalah sesuatu yang positif. Stres dikatakan
menjadikan orang lain maupun dirinya sendiri mendapatkan sesuatu yang baik
dan berharga.
b. Distres (stres yang buruk) atau yang bersifat negatif. Distres dihasilkan dari
sebuah proses memaknai sesuatu yang buruk, di mana respon yang digunakan
selalu negatif dan ada indikasi menggaanggu integritas diri sehingga bisa
manusia yang mengakibatkan respon stres. Stresor dapat berasal dari berbagai
sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada
situasi kerja, di rumah, dalam kehidupan sosial dan lingkungan luar lainnya.
1. Stresor mayor, yang berupa major live events yang meliputi peristiwa kematian
orang yang disayangi, masuk sekolah untuk pertama kali, dan perpisahan.
18
2. Stresor minor, yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah hidup
Selain itu, sumber lain meliputi hal-hal berikut (Nasir dan Muhith, 2011):
Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik
2. Dalam keluarga
stresor atau hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya stres dapat berupa faktor-
faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan di sekitar individu (baik fisik maupun
19
a. On the Job Stres. Penyebab stres yang terjadi di dalam perusahaan antara lain
3. Kualitas supervisi
8. Frustasi
b. Off the Job Stres. Stres yang terjadi di luar perusahaan yang berpengaruh dari
1. Kekuatan finansial
3. Masalah-masalah fisik
yaitu:
1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Organisasi
3. Faktor Individu
berdasarkan faktor yang akan mempengaruhi dari stresor tersebut, dan coping
21
yang dimiliki individu, diantara stresor yang dapat mempengaruhi respon tubuh
1. Sifat stresor
terhadap stresor. Sifat stresor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur,
sifat ini pada setiap inidividu dapat berbeda tergantung dari pemahaman
2. Durasi stresor
Lamanya stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respon tubuh. Apabila
stresor yang dialami lebih lama, maka respon yang dialaminya juga akan lebih
3. Jumlah stresor
dampak besar bagi fungsi tubuh juga sebaliknya dengan jumlah stresor yang
dialami banyak dan kemampuan adaptasi baik, maka seseorang akan memiliki
Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap stresor yang
dimiliki. Semakin banyak stresor dan pengalaman yang dialami dan mampu
5. Tipe kepribadian
Apabila seseorang memliki tipe kepribadian A, maka lebih rentan terkena stres
tidak kenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih
suka bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, ramah, tidak
wajar saja, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah,
cara bicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama,
mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe kepribadian
A.
6. Tingkat perkembangan
(Hidayat, 2008). Tahapan stres dapat terbagi menjadi enam tahap diantaranya :
23
1. Tahap Pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adaya semangat
semakin berkurang.
2. Tahap Kedua
Pada stres tahap kedua ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut adanya
perasaan letih sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah
sesudah makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung
atau perut tidak nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih dari biasanya,
otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.
3. Tahap Ketiga
Pada tahap ketiga ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada
lambung dan usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak
teratur, ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak senang, gangguan pola
tidur seperti sukar mulai untuk tidur, terbangun tengah malam dan sukar
4. Tahap Keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang
diketahui penyebabnya.
5. Tahap Kelima
Stres tahap ini ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak
semakin meningkat.
6. Tahap Keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak di mana seseorang mengalami panik dan
merasa takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin
Stres yang dialami oleh seseorang dapat menimbulkan reaksi yang ada
pada tubuh baik secara fisiologis dan psikologis. Diantara reaksi tubuh tersebut
seperti terjadi perubahan warna rambut yang semula hitam lambat laun dapat
ketajaman mata sering kali menurun karena kekenduran pada otot-otot mata
sehingga mempengaruhi fokus lensa mata, pada telinga terjadi gangguan seperti
adanya suara berdenging, pada daya pikir seringkali ditemukan adanya penurunan
konsentrasi dan keluhan sering sakit kepala dan pusing, ekspresi wajah nampak
a. Murung, sedih seakan-akan tidak ada jalan keluar yang dapat ditembus dalam
mengatasi stres
b. Tenang (calm) dan penuh kewaspadaan dalam mencari jalan keluar yang
c. Dingin, tak peduli dan tak ambil pusing meskipun dirasakan ada suatu stres
d. Agresif, dan bereaksi cepat dalam upaya mengatasi stres, tanpa ragu-ragu cepat
yang tepat. Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan seseorang untuk
1. Olah raga
7. Kenali keterbatasan
8. Bersikap toleran
mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai pada tahap yang paling berat,
4. Berhenti merokok
7. Pengaturan waktu
8. Terapi psikofarmaka
9. Terapi somatik
10. Psikoterapi
meningkatkan ambang stres dari individu dan menampung akibat fisiologikal dari
2. Toleransi terhadap stres meningkat, dapat lebih lama bertahan dalam situasi
yang penuh stres, tidak cepat menunjukkan akibat yang merusak dari stres
1. Kerekayasaan organisasi
b. Sakit maag
f. Lesu, letih
28
k. Mual, muntah
m. Gangguan psikoseksual
a. Pelupa
b. Sulit berkonsentrasi
d. Cemas, gelisah
f. Murung
c. Mudah bertengkar
29
individu yang mengalami tingkat stres yang tinggi dapat menderita tekanan darah
tinggi, gangguan lambung, sulit membuat keputusan rutin, hilang selera makan,
rawan kecelakanaan, dan lain-lainnya. Semua ini dibagi menjadi ke dalam tiga
1. Gejala fisiologis
2. Gejala psikologis
3. Gejala perilaku
Gambar 2.1
Model Stres
Perbedaan individu
Potensi sumber Persepsi Konsekuensi
Pengalaman kerja
Dukungan sosial
Faktor lingkungan
Keyakinan terhadap
Ketidakpastian
lokus kendali
ekonomi Gejala psikologis
permusuhan
Ketidakpastian politik Sakit kepala
Ketidakpastian Tekanan darah
teknologi tinggi
Sakit hati
Faktor organisasi
Tuntutan tugas
Gejala psikologis
Tuntutan sarana
Gelisah
Tuntutan antar-pribadi
Depresi
Struktur organisasi Stres yang dialami
Penurunan
Kepemimpinan
organisasi kepuasan kerja
Tehap perkembangan
organisasi
Gejala perilaku
Produktivitas
Faktor individu
Masalah keluarga Absensi
Masalah ekonomi Keluar kerja
kepribadian
sehingga disebut sebagai beban kerja. Dan tubuh manusia dirancang untuk dapat
bahwa beban kerja adalah keadaan di mana pekerja dihadapkan pada tugas yang
31
harus diselesaikan pada waktu tertentu. Definisi tersebut sejalan dengan definisi
ergonomi setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang
dengan beban kerja. Mereka mungkin ada yang lebih cocok dengan beban kerja
fisik, mental atau sosial, namun sebagai persamaan, mereka hanya mampu
memikul beban sampai suatu berat tertentu sesuai dengan kapasitas kerjanya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah serangkaian tugas yang diberikan
a. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :
1. Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata
ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja,
b. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari
reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain
dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi
faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan),
Beban kerja yang dapat menimbulkan stres terbagi menjadi dua (Susanto,
2011) :
1. Role overload
memadai.
2. Role underload
Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan
tugas dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Ketika beban kerja
berlebih dan individu tidak dapat mengatasinya maka akan menimbulkan stres
dalam bekerja. Hal ini sama dengan yang dikemukakan oleh Haryanti (2013)
bahwa akibat negatif dari meningkatnya beban kerja adalah kemungkinan timbul
emosi perawat yang tidak sesuai dengan yang diharapkan pasien. Dan beban kerja
yang berlebihan ini sangat berpengaruh produktifitas tenaga kesehatan dan tentu
jumlah perawat yang ada tidak sesuai atau sebanding dengan jumlah pekerjaan
yang harus diselesaikan. Kondisi seperti ini tentu akan memicu munculnya stres
kerja.
kondisi orang tersebut. Beban kerja yang terlalu banyak berat ataupun terlalu
akan mengalami stres kerja. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, dampak dari stres
sebagai informasi yang diberikan dari orang lain yang salah satunya berasal dari
orang yang dicintai serta dari orang-orang disekitarnya. Dukungan sosial dapat
diperoleh dari orang tua, pasangan, keluarga dan teman. Adanya dukungan sosial
seperti dukungan emosional dan perhatian dari orang lain dapat membuat
sosial. Yang pertama, individu membutuhkan bantuan orang lain bilamana tujuan
atau aktivitas pekerjaan demikian luas dan kompleks sehingga tidak dapat
nilai sebagai tujuan yaitu pekerjaan yang menuntut hubungan saling membantu.
bantuan dari orang-orang disekitar baik dari keluarga, pasangan maupun teman
lain :
1. Dukungan emosional
melindungi
2. Dukungan penilaian
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan informatif
apa yang harus dilakukan seseorang, terutama dalam mengatasi persoalan yang
sedang dihadapi.
dari pasangan hidup (suami atau istri), keluarga, rekan kerja dan atasan
(Isnovijanti, 2002).
36
Stres kerja dapat dialami siapa saja dan di mana saja termasuk perawat.
Ketika seorang perawat merasakan beban kerja yag berlebihan, tekanan dari
atasan serta kondisi keluarga pasien yang emosional, maka perawat akan
mengalami stres. Stres kerja juga akan mempengaruhi semangat dalam bekerja,
dapat juga menimbulkan rasa bosan serta tertekan. Perawat dalam menjalankan
tugasnya tidak hanya berhadapan dengan pasien, melainkan dengan keluarga atau
bahkan teman pasien. Maka dari itu perawat harus berhubungan baik dengan
kerabat dan keluarga pasien, ketika perawat merasa tertekan ia dapat melakukan
kesalahan atau melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan dan disebut
dianggapnya dekat dan mengerti dengan kondisinya. Hal ini didukung oleh
Setyaningsih (2007) yang mengatakan bahwa salah satu cara yang dianggap
positif adalah berpaling pada orang lain dengan metode ini, pada waktu
mengalami stres kita akan pergi pada orang tua, saudara, sahabat, pembimbing
dapat bekerja dengan baik dan meningkatkan kualitas kerjanya. Setiap orang
yang diinginkan dan diharapkan, tanpa adanya dukungan sosial individu akan
merasa sendiri, tertekan, frustasi dan putus asa. Karyawan yang memiliki stres
kerja sangat memerlukan suatu dukungan sosial. Dukungan sosial dapat berasal
dari teman kerja, bawahan, atasan, maupun keluarga. Dukungan sosial dapat
37
menimbulkan pengaruh yang positif bagi karyawan guna mengurangi stres kerja
di kantor (Astuti, 2010). Dukungan yang diterima seseorang dari orang lain baik
atas langkah yang akan diambil, akan menumbuhkan rasa aman dan percaya diri.
kesehatan lebih besar terjadi pada orang-orang yang kesepian yang sering kali
mengalami stres, kurang tidur, dan sering kali berusaha melakukan bunuh diri.
Dibandingkan mereka yang memiliki sedikit ikatan sosial, mereka yang memiliki
hidupnya lebih cepat (Myers, 2012). Orang yang menikah juga cenderung hidup
lebih sehat serta hidup lebih lama daripada orang yang tdak menikah. National for
Health Statistics melaporkan bahwa orang, tidak peduli apakah berdasarkan usia,
jenis kelamin, ras dan penghasilan, cenderung lebih sehat jika menikah. Orang-
orang yang menikah lebih sedikit sakit kepala dan sakit punggung, menderita
sedikit stres, serta sedikit meminum minuman beralkohol dan merokok. Ini
Dalam satu dari lima tahun penelitian terhadap 423 pasangan menikah
yang berusia lanjut, mereka yang memberikan dukungan paling besar (dari
tumpangan dan pelaksanaan tugas kecil bagi teman dan tetangga untuk
38
mendukung sisi emosi dari pasangan hidupnya) menikmati usia panjang yang
lebih baik walaupun setelah melihatnya dari berbagai sisi, seperti usia, jenis
kelamin, kesehatan awal, dan status ekonomi (Myers 2012). Dukungan sosial juga
dapat mengkonsumsi makanan dengan lebih baik, berolahraga lebih banyak, serta
kejadian yang membuat stres (Myers, 2012). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
dukungan sosial memiliki kontribusi yang besar terhadap kesehatan individu agar
dapat terhindar dari stres. Karena dengan pola hidup yang sehat dapat menekan
timbulnya stres.
2.1.4 Perawat
definisi perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi orang
sakit, luka dan usia lanjut. Sedangkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara
Pegawai negeri sipil yang berijazah perawatan yang diberi tugas secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat pada unit pelayanan kesehatan (rumah
sakit, Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya) (Priharjo, 1995).
39
yang bekerja di sektor swasta tidak dapat disebut sebagai perawat. SK dari
Menpan tersebut pada dasarnya diberlakukan bagi perawat yang berstatus sebagai
pegawai negeri sipil. Pada SK tersebut yang perlu diperhatikan adalah adanya
pernyataan diberi tugas secara penuh, ini berarti perawat harus memiliki otoritas
perannya tidak dapat dikesampingkan dari semua bentuk pelayanan rumah sakit.
Peran ini disebabkan karena tugas perawat mengharuskan kontak paling lama
yang mengkhususkan diri pada upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan
lingkungan kerja baik lingkungan kerja fisik maupun sosial. Perawat dalam
menjalankan tugasnya selalu berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dan
menjaga pasien harus selalu siap bekerja dalam 24 jam, karena sistem kerjanya
dituntut dalam kondisi dan stamina fisik maupun psikologis yang prima, karena
a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, di mana
aktualisasi diri.
b. Fungsi Dependen
atau instruksi dari perawat lainnya. Sehingga tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
c. Fungsi Interdependen
ketergantungan di antara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila
penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan
tindakan pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat
keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang
Tabel. 2.1
Tugas Perawat Berdasarkan Fungsi dalam Pemberian Asuhan
Keperawatan
keperawatan.
b. Menilai tingkat pencapaian
tujuan.
c. Mengidentifikasi perubahan-
perubahan yang diperlukan.
5. Mendokumentasikan proses a. Mengevaluasi data
keperawatan permasalahan keperawatan.
b. Mencatat data dalam proses
keperawatan.
c. Menggunakan catatan klien
untuk memonitor kualitas
asuhan keperawatan.
6. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu a. Mengidentifikasi masalah-
diteliti atau dipelajari serta masalah penelitian dalam
merencanakan studi kasus guna bidang keperawatan.
meningkatkan pengetahuan dan b. Membuat usulan rencana
mengembangkan ketrampilan dalam penelitian keperawatan.
praktik keperawatan c. Menerapkan hasil penelitian
dalam praktik keperawatan.
7. Berperan serta dalam melaksanakan a. Mengidentifikasi kebutuhan
penyuluhan kesehatan kepada klien, pendidikan kesehatan.
keluarga, kelompok serta masyarakat b. Membuat rencana penyuluhan
kesehatan.
c. Melaksanakan penyuluhan
kesehatan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan
kesehatan.
8. Bekerja sama dengan disiplin ilmu a. Berperan serta dalam pelayanan
terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada individu,
kesehatan kepada klien, keluarga, keluarga, kelompok dan
kelompok dan masyrakat masyarakat.
b. Menciptakan komunitas yang
efektif baik dengan tim
keperawatan maupun tim
kesehatan lain.
9. Mengelola perawatan klien dan Menerapkan ketrampilan
berperan sebagai ketua tim dalam manajemen dalam keperawatan
melaksanakan kegiatan keperawatan klien secara menyeluruh.
Sumber : Nasir dan Muhith, 2011
43
Adapun tugas perawat IGD dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2
Tugas Perawat Bagian IGD
Tabel 2.3
Daftar Penelitian Terdahulu
product moment
dengan program
SPSS 16.00 for
Wondows. Hasil
yang didapat yaitu
terdapat hubungan
negatif antara
dukungan sosial
dengan stres
menghadapi
SNMPTN
7. 2002 TITA Pengaruh Dukungan Penelitian ini
ISNOVIJANTI Sosial terhadap Stres menggunakan
Kerja dan Kepuasan analisa data the
Kerja (studi di Polri structural equation
Pati Polda Jateng) model (SEM)
dengan alat analisa
program AMOS
4.01 menunjukkan
hasil bahwa
dukungan sosial
berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
stres kerja
timbulnya stres kerja dengan dukungan sosial untuk mengatasi stres kerja, maka
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Teoritis
𝐻1
Beban Kerja Stres Kerja
𝐻2
Dukungan Sosial
2.4 Hipotesis
akan memicu timbulnya stres kerja. Dukungan sosial yang berasal dari orang-
yang dirasakan perawat RSUP Dr. Kariadi Semarang. Maka dari itu dapat ditarik
perawat
BAB III
METODE PENELITIAN
variasi pada suatu nilai tertentu. Ada 3 jenis variabel yang diuji dalam penelitian
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah stres kerja. Sedangkan variabel
independen (X) adalah beban kerja. Dan variabel moderatingnya adalah dukungan
sosial.
tentang bagaimana variabel diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik dan
buruk pengukuran tersebut. Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Indikator
48
49
3.2.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah para perawat IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang yang
gawat darurat (IGD) merupakan tempat pertama kali yang dituju oleh pasien yang
dengan cepat dan tepat. Ketika pasien yang masuk IGD meningkat otomatis beban
kerja perawat juga meningkat apalagi jika ditambah ada rekan kerjanya yang tidak
masuk karena alasan tertentu. Hal ini akan memicu perawat terkena stres.
Dr. Kariadi dipilih karena merupakan rumah sakit rujukan dari berbagai rumah
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
yaitu sampel jenuh atau sensus. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
60 perawat.
a. Data Primer, diambil dari responden perawat IGD RSUP Dr. Kariadi dengan
yang diberikan kepada responden berupa data pribadi responden dan tiga
kuesioner yang terdiri dari kuesioner beban kerja, dukungan sosial dan stres
kerja.
51
b. Data sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh secara langsung dari responden,
diperoleh dari data yang dimiliki oleh organisasi atau instansi, studi pustaka,
3.4.1 Kuesioner
tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau
dikirim melalui pos, atau internet. Setelah diberi kesempatan dalam jangka waktu
tertentu untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut, kemudian ditarik kembali untuk
dijadikan data primer dalam penelitian ini. Skala yang dipakai dalam penyusunan
kuesioner adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
besar (5) dan tanggapan negatif (minimal) diberi nilai paling kecil (1).
1 2 3 4 5
52
Skala 3 : Ragu-ragu
Skala 4 : Setuju
dari beban kerja dan pengaruhnya terhadap stres kerja yang dimoderasi oleh
dukungan sosial.
3.4.2 Wawancara
diperoleh dari kuesioner. Data di sini lebih pada data internal perusahaan yang
tersebut merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatan valid Sedangkan uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat
ukur yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
menghasilkan data yang sama (Sugiono, 2004). Perhitungan uji validitas dapat
𝑛 𝑋 −( 𝑌)
r= (3.1)
𝑛(( 𝑋2)−( 𝑋) 2)(( 𝑌2)−( 𝑌)2)
kuesioner dinyatakan valid adalah jika r hitung yang merupakan nilai Correlated
Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel dan nilainya positif. Sebaliknya jika
54
r hitung kurang dari r tabel berarti instrumen pengukuran tersebut tidak valid
(Ghozali, 2011).
konstruk atau variabel penelitian. Suatu variabel dikatakan reliabel jika jawaban
responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Alat ukur yang digunakan adalah dengan uji statistik cronbach alpha (α) dan
berikut :
k.r
α= (3.2)
1+(k−1)r
1. Pengujian Normalitas
regresi yang baik mempunyai distribusi yang normal atau mendekati normal.
normal maka plot data akan mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2011).
2. Pengujian Multikolinieritas
antar beberapa atau semua variabel bebas dalam model regresi. Konsekuensi
dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Kedua ukuran ini
menunjukkan variabel bebas mana saja yang bisa dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Toleraance mengukur variabilitas variabel bebas terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Bila nilai tolerance diatas 0,10 maka
3. Pengujian Heteroskedastisitas
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu dengan pengamatan lain
antara lain dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot
antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Hasil pengumpulan data akan dihimpun setiap variabel sebagai suatu nilai
dari setiap responden dan dapat dihitung melalui program SPSS. Metode
menguji hipotesis yang telah ditetapkan apakah dapat diterima atau ditolak.
57
Dalam penelitian ini perhitungan statistik menggunakan model regresi uji selisih
mutlak yang merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier untuk menguji
pengaruh moderasi dengan nilai selisih mutlak dari variabel independen (Ghozali,
2011):
𝑌 = 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑎𝑏𝑠𝑋1−𝑋2 + 𝑒 (3.3)
Keterangan :
Y = Stres perawat
𝑋1 = Beban Kerja
𝑋2 = Dukungan Sosial
(Ghozali, 2011) :
Apabila nilai F hitung > F tabel atau nilai signifikansi < 0,05 maka
Jika nilai F hitung < F tabel atau nilai signifikansi > 0,05 maka dapat
Jika nilai t hitung > t tabel atau nilai signfikansi < 0,05 maka dapat
diterima.
Jika nilai t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > 0,05 maka dapat
ditolak.
60
beban kerja dan dukungan sosial dalam menjelaskan variasi stres kerja
semakin besar.