Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
sumberdaya manusia untuk memajukan bangsa. Keberhasilan pembangunan
kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama tenaga kesehatan yang
bermutu dan professional dalam peranannya sebagai pemikir, perencana,
pelaksana dan pembangunan.
Bidan sebagai tenaga pembangunan terdepan dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat dituntut untuk selalu
memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas serta berorientasi
pada kepuasan klien dengan memperhatikan apa yang menjadi hak-haknya, peran
bidan dalam kesehatan masyarakat adalah memberikan pelayanan individu,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas tenaga kesehatan maka dirasa perlu
untuk melatih tenaga kesehatan dan diharapkan mahasiswa dapat berfikir kritis
dalam menghadapi fenomena yang ada pada lingkungan masyarakat dan
menemukan masalah dilapangan serta mencari alternati pemecahan.
Dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan didapatkan berbagai masalah
diantaranya adalah masalah Masih tingginya komplikasi kebidanan
Masih tingginya kesenjangan persalinan yang ditolong Tenaga kesehatan
Masih tingginya kesenjangan kunjungan Neonatal
Masih rendahnya cakupan balita paripurna
.
Pada dasarnya masalah muncul karena perillaku dan pengetahuan yang
salah sehingga mengakibatkan kesalahan pada yang besar. Oleh karena itu perlu
dilakukan perbaikan perilaku masyarakat dengan memberikan pelayanan sesuai
standar. Bidan sebagai tenaga profesional harus mampu memberikan pelayanan
terbaik dan berkualitas serta berorientasi kepuasan khususnya dibidang kesehatan
ibu dan anak.
Berdasarkan hal tersebut di atas kami selaku mahasiswa kebidanan
membuat laporan kerja lapangan sesuai dengan konsep kebidanan di masyarakat.
2

1.2. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di masyarakat terutama
melalui Praktek Kerja Lapangan.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Melaksanakan pendataan dan pengambilan data dari masyarakat
2. Menganalisa data
3. Membuat rencana / intervensi masalah
4. Menentukan pelaksanaan dalam jangka pendek
5. Mengevaluasi kegiatan yang ada

1.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1.3.1 Waktu pelaksannan
Praktek Kerja Lapangan di laksanakan mulai tanggal 26 Mei 2015 sampai
dengan 13 Juni 2015.
1.3.2 Lokasi pelaksanaan (Tempat)
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan bertempat di Desa Tugu kecamatan
Rejotangan kabupaten Tulungagung.
1.3.3 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan pengumpulan data
sekunder.
1.3.4 Kerangka kerja
Adapun kerangka kerja mahasiswa adalah:
a. Pertemuan dan perkenalan dengan staf Puskesmas, perangkat desa dan
pemuka masyarakat serta kader.
b. Orientasi dan pengamatan lapangan, mengadakan wawancara dalam
rangka klasifikasi data / informasi dengan petugas/masyarakat.
c. Mempelajari data sekunder yang ada di Puskesmas, Polindes, maupun
yang ada di masyarakat.
d. Melakukan pengkajian data.
e. Menganalisa dan merumuskan masalah.
f. Bersama dengan masyarakat merencanakan dan melaksanakan
pemecahan masalah dalam bentuk lokakarya.
g. Melaksanakan kegiatan memberikan asuhan kebidanan komunitas
sesuai rencana pemecahan masalah yang telah di sepakati.
3

h. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan/intervensi yang telah di


laksanakan selama di lapangan.
i. Mengidentifikasi hal yang menghambat dan yang menunjang pada
pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas.
j. Menyusun laporan kegiatan sebagai hasil pelaksanaan asuhan
kebidanan komuniti terhadap individu, kelompok dan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP MASYARAKAT


Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang dalam bahasa
Inggrisnya dipakai istilah society, berarti kawan. Istilah masyarakat berasal
dari bahasa Arab yang berarti ikut serta, berpartisipasi (Nasrul Effendi, 1998:
4).
Komunitas adalah menunjuk pada bagian-bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah ( dalam arti geografis ) dengan batas-batas
tertentu, dimana yang menjadi dasarnya ialah interaksi yang lebih besar dari
anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayah
(Nasrul Effendi, 1998 : 5).
2.1.1 Ciri-ciri masyarakat
Masyarakat mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1. Interaksi di antara sesama anggota masyarakat
2. Menempati wilayah dengan batas tertentu
3. Saling tergantung satu dengan yang lainnya
4. Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan
5. Memiliki identitas bersama

2.2 KONSEP PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA


(PKMD)
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD ) merupakan
rangkaian kegiatan masyarakat dan dilaksanakan atas dasar gotong-royong
dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan
masalah untuk memenuhi kebutuhannnya di bidang kesehatan dan di bidang
lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera (Nasrul
Effendi, 1998). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan integral dari
pembangunan nasional umumnya dan pembangunan desa khususnya.
Kegiatan ini di harapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa masyarakat
4

dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara lintas program dan
lintas sektoral (Depkes RI, 1989). Kegiatan ini mempunyai ciri bahwa setiap
keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan di tetapkan oleh msyarakat
sendiri melalui musyawarah mufakat yang di sebut Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD).

2.3 KESETARAAN GENDER ( GENDER EQUALITY )


Merupakan keadaan tanpa deskriminasi dalam memperoleh kesempatan,
pembagian sumber-sumber dan hasil pembangunan serta akses terhadap
pelayanan.
2.3.1 Perbedaan menurut Gender
 Menciptakan peran yang di anggap pantas untuk perempuan dan peran
yang pantas untuk laki-laki di sebu peran gender.
 Menciptakan hubungan antara perempuan dan laki-laki di sebut
hubungan gender.
 Menciptakan pelabelan siapa yang di sebut perempuan dan siapa yang di
sebut laki-laki meskipun dalam kenyataan tidak selalu demikian di sebut
stereotipi gender.
2.3.2 Keadilan Gender ( Gender Equity )
Adalah keadilan dalam distribusi manfaat dan tanggung jawab
antara laki-laki dan perempuan yang di dasari pemahaman bahwa laki-
laki dan perempuan mempunyai perbedaan kebutuhan.
2.3.3 Kerangka Analisis Gender
Merupakan upaya untuk menterjemahkan ide-ide dari analisis
gender yang “akademis” serta “konseptual” ke dalam kerja-kerja dan
panduan untuk praktisi LSM, pekrja pembangunan, relief langkah
pertama pengarus utamaan gender adalah gender analiasis (WHO,
2002:2) bukan hal yang mudah bila sebuah lembaga atau staf pekerja
kemanusiaan untuk rekonstruksi tidak memiliki alat analisis gender
planning yang baik.

2.4 DIAGRAM VENN


 Teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan
berbagai lembaga yang terdapat di desa dan lingkungan.
5

 Memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak


yang berada di desa serta menganalisa dan mengkaji perannya,
kepentingannya untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat.
 Lembaga yang di kaji meliputi lembaga local, lembaga pemerintah,
lembaga swasta (termasuk lembaga swadaya masyarakat).
2.4.1 Tahapan Dalam Diagram Venn
 Membahas dengan masyarakat lembaga-lembaga yang terdapatdi desa
(terkait dengan topic yang akan di bahas).
 Mencatat daftar lembaga-lembaga pada flipcart.
 Menggunting sebuah lingkaran serta yang menunjukkan masyarakat.
 Menyepakati mngenai syimbol-symbol yang di pergunakan misalnya:
besarnya lingkaran yang menunjukkan pentingnya lembaga-lembaga
tersebut menurut pemahaman msyarakat, semakin penting suatu lembaga
maka semakin besar lingkaran. Jarak dari tingkatan masyarakat
menunjukkan manfaat lembaga tersebut menurut pemahaman
masyarakat.
 Menulis kesepakatan symbol-symbol tersebut pada flipcart agar mudah
di ingat oleh masyarakat.
 Membahas lembaga-lembaga “penting” menurut pemahaman masyarakat
dan menyepakati besarnya lingkaran yang mewakili lembaga tersebut.
 Menggunting kertas yang berbentuk lingkaran yang besar nya sesuai
dengan kesepakatan, dan di tulis nama lembaga tersebut pada lingkaran
itu.
 Lingkaran masyarakat di letakkan di atas lantai.
 Membahas manfaat lembaga tersebut terhadap masyarakat yang di
tunjukkan oleh jaraknya dari lingkaran masyarakat.
 Kalau semua lembaga telah di tempatkan, di periksa kembali dan
diskusikan kebenaran informasi tersebut.
 Membuat perubahan kalau memang di perlukan
 Mendiskusikan masalah dan potensi masing-masing lembaga.
 Menyimpulkan apa yang di bahas di dalam diskusi.
 Pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan kalau pembuatan
diagaram venn dan diskusi sudah selesai, diagram di gambar kembali di
atas kertas (secara lengkap dan sesuai hasil masyarakat).
2.4.2 Tahapan Bagan dan Kecenderungan
6

 Mendiskusikan perubahan-perubahan penting yang terjadi di desa serta


sebab-sebabnya.
 Menyepakati topic-topic utama yang akan di cantumkan ke dalam bagan.
 Menyepakati symbol-symbol yang akan di pakai, baik untuk topic,
(gambar-gambar sederhana) maupun untuk nilai (biji-bijian, kerikil dan
lain-lain).
 Menyepakati selang waktu yang akan di cantumkan.
 Membuat bagan di kertas, papan tulis atau tanah.
 Mendiskusikan perubahan-perubahan, sebab-sebab, akibat-akibat,
perubahan yang mungkin berlanjut ke masa depan (kecenderungan).
 Menyimpulkan hasil diskusi.
 Pencatat mendokumentasikan semua hasi diskusi dan kalau pembuatan
bagan dan diskusi sudah selesai, bagan di gambar di atas kertas.

2.5 KERANGKA HARVARD


 Kerangka analisa gender Harvard lebih concern dengan membuat
pembagian kerja gender (division of labor, peran dalam pengambilan
keputusan, tingkat control atas sumber daya yang kelihatan).
 Sebagai konsep dan alat, di butuhkan data detailbagi perencanaan gender,
implikasi perencanaan program terhadap gender perempuan adalah di
perlukan analisis yang menutupi bolong ( gaps ) pada level beban kerja,
pengambilan keputusan antara perempuan dan laki-laki.
2.5.1 Tiga Data Set Utama Yang Diperlukan
1. Siapa melakukan apa, kapan, di mana dan berapa banyak alokasi
waktu yang di perlukan.Hal ini dikenal sebagai “profil aktifitas”.
2. Siapa yang memiliki akses dan control ( seperti pembuat kebijakan )
atas sumber daya tertentu.hal ini kerap di kenal dengan “profil akses
dan control” siapa yang memiliki akses dan control atas “benefit”
seperti produksi pangan, uang dan sebagainya.
3. Faktor yang mempengaruhi perbedaan dalam pembagian kerja
berbasis Gender, serta akses dan control yang ada pada “profil
aktifitas” dan “profil akses dan control”.
2.5.2 Tujuan Dari Analisis ini adalah
 Membedah alokasi sumber daya ekonomis terhadap laki-laki dan
perempuan
7

 Membantu perencanaan proyek agar lebih efesien dan meningkatkan


produktifitas secara keseluruhan
Catatan: parameter lainnya juga perlu dilihat namun bergantung dari
konteks:
- Gender dan dominasi umur : identifikasi yang lebih jelas soal
perempuan dewasa, laki-laki dewasa atau orang tua yang melakukan
aktifitas tertentu
- Alokasi waktu: perlu di hitung alokasi prosentase waktu untuk tiap
aktifitas dan di lakukan secara harian atau kadang-kadang.
- Lokus aktifitas: perlu di lihat secara jeli di mana suatu kegiatan
dilakukan supaya bisa melihat peta mobilitas penduduk.
2.5.3 Kekuatan / Keutamaan dari Kerangka Harvard
 Praktis dan mudah di gunakan khususnya pada analisis makro yakni
level komunitas dan keluarga
 Berguna untuk baseline informasi yang detail
 Fokus pada hal-hal yang kasat mata, fakta obyektif, focus pada
perbedaan gender dan bukan pada kesenjangan
 Gampang di komunikasikan pada pemula / awam
2.5.4 Keterbatasan
 Tidak ada focus pada dinamikarelasi kuas dan kesenjangan
(inequality).
 Tidak efektif untuk sumber daya yang tidak kasat mata seperti
jaringan social dan social capital.
 Terlalu menyederhanakan relasi gender yang kompleks, kehilangan
aspek negosiasi, tawar menawar dan pembagian peran.

2.6 KERANGKA LONGWE FRAMEWORK


Kerangka longwe berfokus langsung pada penciptaan situasi/
pengkondisian di mana masalah kesenjangan, diskriminasi dan sub ordinasi di
selesaikan.
Longwe menciptakan jalan untuk mencapai tingkat pemberdayaan dan
kesederajatan (equality) di mana di tunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan
dasar praktis perempuan tidak pernah sama dengan pemberdayaan maupun
sederajat (equal). Pengambilan keputusan (control) merupakan puncak dari
pemberdayaan dan kesederajatan (equality).
2.6.1 Level Kesederajatan
8

 Tujuan utama alat ini adalahuntuk menilai apakahsebuah proyek atau


program intervensi pembangunan mampu mempromosikan kesederajatan
dan pemberdayaan perempuan atau tidak
 Asumsi dasar di balik alat ini adalah titik tercapainya kesederajatan
(equality) antara perempuan dan laki-laki mengindikasikan level
pemberdayaan perempuan. Ada lima level dalam asas kesederajatan dan
pemberdayaan yang perlu di cermati :
- Kesejahteraan
- Akses
- Keyakinan
- Partisipasi
- Kontrol
 Bentuk ini adalah mengikuti alur pikirnya Abraham Maslow tentang teori
hierarkiof human needs dengan meletakkan kebutuhan dasar praktikal
pada titik yang paling bawah dan kebutuhan “aktualisasi diri “sebagai
kebutuhan tertinggi di terjemahkan sebagai control dan decision making.
Tentunya ilustrasi ini memiliki kelemahan dan terkesan di paksakan.
2.6.2 Batasan untuk menganalisa aspek akses
Batasan untuk menganalisa aspek akses adalah mengenai akses
yang sama ke lahan/tanah, pekerjaan, pengahargaan, pelatihan dan akses
fasilitas lainnya.

2.7 PROBLEM TREE (POHON MASALAH)


 Analisa pohon masalah mengasosiasikan sebuah masalah dalam sebuah
bentuk pohon
 Yang mempunyai tiga bagian utama yakni akar, batang dan daun
2.7.1 Akar masalah
 Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya suatu masalah
 Misalnya isu agama, kesenjangan ekonomi kurang meratanya distribusi
politik, penguasaan lapangan pekerjaan oleh kelompok-kelompok
tertentu.
2.7.2 Daun masalah (Efek atau Dampak)
 Dapat berupa korban jiwa, korban materi, rasa takut dan tidak aman,
kerusakan fasilitas umum.
2.7.3 Inti (Batang) Masalah
9

 Dapat dimanifestasikan dalam bentuk benturan fisik, saling membunuh,


merusak, mengintimidasi, meneror.
10

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal 26 Mei 2015 sampai dengan 13 Juni 2015
3.1.1 Data Umum
3.1.1 1 Data Geografis
Desa Tugu terbagi dari empat Dusun:

1. Dusun Tugu

2. Dusun Tawang

3. Dusun Pakisaji

4. Dusun Kepuhrejo

DATA UMUM
1. Tipologi desa : a. Persawahan
b. Perladangan
c. Perkebunan
d. Peternakan
e. Nelayan
f. Pertambangan / galian
g. Kerajinan dan industri kecil
h. Industri sedang dan besar
i. Jasa dan perdagangan
2. Tingkat Perkembangan Desa : Swasembada / Swadaya / Swakarya
3. Luas Wilayah : 554 Ha
4. Batas Wilayah :
a. Sebelah Utara : Karangsari
b. Sebelah Selatan : SukorejoWetan
c. Sebelah Barat : Karangsari
d. Sebelah Timur : Tenggur.
5. Orbitrasi ( Jarak dari Pusat Pemerintahan ) :
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 5 Km.
b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : - Km.
c. Jarak dari kota/Ibukota Kabupaten : 20 Km.
d. Jarak dari kota/Ibukota Provinsi : 125 Km.
6. Jumlah tanah bersertifikat : 125 buah 5 Ha.
7. Luas tanah kas desa : 0,86 Ha.
11

8. Jumlah Penduduk : 3741 Jiwa, 1294 KK.


a. Laki-laki : 1885 Jiwa
b. Perempuan : 1856 Jiwa
c. Usia 0 – 15 : 741 Jiwa
d. Usia 15 – 65 : 2443 Jiwa
e. Usia 65 ke-atas : 555 Jiwa
9. Pekerjaan / Mata Pencaharian
a. Karyawan :
1) Pegawai Negeri Sipil : 29 orang
2) TNI/Polri : 4 orang
3) Swasta : 82 orang
b. Wiraswasta/pedagang : 124 orang
c. Petani : 738 orang
d. Tukang : 100 orang
e. Buruh tani : 357 orang
f. Pensiunan : 10 orang
g. Nelayan : 0 orang
h. Peternakan : 75 orang
i. Jasa : 5 orang
j. Pengrajin : 10 orang
k. Pekerja seni : 2 orang
l. Lainnya : 0 orang
m. Tidak bekerja/penganggur : 0 orang

3.1.1.3
3.1.2 Data Khusus
Tabel 5. Distribusi penduduk menurut Umur di Desa Tugu Pada Bulan
April Tahun 2015

Menurut Umur Jumlah


0-3 tahun 360 orang
4-6 tahun 489 orang
7-10 tahun 534 orang
11-13 tahun 484 orang
14.16 Ahun 569 orang
>17 tahun 4536 orang
12

Interpretasi data: berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa indicator


kesehatan dalam hal ini AKI dan AKB di desa
Tugu cukup baik.

Tabel 6. Distribusi penduduk menurut Kelahiran dan Kematian di Desa Tugu


Pada Bulan April Tahun 2015
No. Indikator Jumlah
1. Kematian Bayi 1
2. Kematian Ibu -
3. Kelahiran Hidup 15
4. Kelahiran dengan BBLR -

Interpretasi data: berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa indicator


kesehatan dalam hal ini AKI dan AKB di desa
Tugu cukup baik.

Tabel 7. Distribusi penduduk menurut Pencapaian KIA di Desa Tugu


Pada Bulan April Tahun 2015
No. Sasaran Jumlah Target Target Pencapaian Kesenjangan
Sasaran (1 Tahun) (Jan.- (%)
Jumlah %
Aprl)
1. K1 70 95% 33% 21 30,00% -3,00%
2. K4 70 95% 31,68 17 24,29% -7,39%
%
3. Deteksi Resti 14 20% +0,46%
13

 Nakes 6,68% 5 7,14%


 Masyarakat
4. Komplikasi 14 20% 36,68 3 21,43% -5,25%
Kebidanan %
5. Persalinan Nakes 70 90% 30,00 15 21,43% -8,57%
%
6. Ibu Nifas 70 90% 30,00 17 24,29% -5,71%
%
7. KN1 64 95% 31,68 15 23,44% -8,24%
%
8. KN2 64 95% 31,68 10 15,63% -16,05%
%
9. Neonatal 10 15% 30,00 1 10,20% -20%
komplikasi %
10 Bayi Paripurna 64 100% 33,32 21 32,81% -0,51%
%
11. Balita paripurna 264 100% 33,32 41 15,53% -17,79%
%
12. Apras paripurna 138 100% 33,32 22 15,94% -17,38%
%

Interpretasi data: berdasarkan data di atas menunjukkan pencapaian cakupan 12


variabel masih kurang dari target yang ditentukan,
hal ini petugas kesehatan harus lebih aktif lagi dalam
melakukan kunjungan rumah.

Tabel 8. Distribusi ibu hamil di Desa Tugu pada Bulan April 2015
14

No. Ibu Hamil Frekuensi Prosentase


(%)
1. K1 akses 4 5,71%
2. K1 murni 17 24,28%

Interprestasi data: berdasarkan dari data diatas menunjukkan bahwa ibu hamil
yang memeriksakan kehamilannya pada trimester
pertama sudah bagus.

Tabel 9. Distribusi Ibu Hamil di Desa Tugu Pada Bulan


April Tahun 2015
No. Ibu Hamil Frekuensi Prosentase
(%)
1. R esiko Rendah 16 22,86%
2. R esiko Tinggi 4 28,57%
3. Resiko Sangat Tinggi 1 7,14%
15

Interpretasi data: berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa ibu


hamil dengan resiko tinggi di desa Tugu masih
cukup tinggi yaitu (28,57%),sehingga perlu
penanganan yang lebih intensif.

Tabel 10. Distribusi Ibu Hamil menurut resiko di Desa Tugu Pada Bulan April
Tahun 2015
Jenis Resiko Jumlah Prosentase (%)
Pernah gagal hamil 3 21,43%
Hamil >4 1 7,14%
Spasing >10 tahun 2 14,28%
Post Sc 1 7,14%

Interpretasi data: berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa resiko tinggi ibu
hamil terbanyak yaitu pada Pernah gagal hamil,
16

yaitu (21,43%), hal ini menunjukkan pentingnya


penanganan kehamilan yang lebih intensif.
Tabel 11. Distribusi Persalinan di Desa Tugu Pada Bulan April 2015
No. Persalinan Jumlah Prosentase (%)
1. Yang ditolong Tenakes 15 21,43%
2. Di Faskes 15 21,43%
3. Di Rumah di Tolong Dukun 1 1,43%

Interprestasi Data: berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa masih ada


persalinan yang ditolong dukun dirumah.
Tabel 12. Distribusi Kebiasaan Ibu Nifas di Desa Tugu Pada Bulan
April Tahun 2015
No. Kebiasaan Ibu Nifas Jumlah Prosentase (%)
1. Pantang makan 15 21,43%
2. Minum Jamu 15 21,43%
3. Senden 15 21,43%

Interpretasi data: berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
nifas masih melakukan berpantang makanan
tertentu,hal ini menyebabkan kebutuhan gizi ibu
nifas kurang sehingga berdampak terhadap
asupan gizi pada bayinya.
17

Tabel 13. Distribusi Peserta KB di Desa Tugu Pada Bulan April tahun
2015
No. Peserta Jumlah Prosentase (%)
1. Peserta KB 438 60,58%
2. Tidak Peserta KB 285 39,42%

Interpretasi data: berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan masih adanya


PUS yang tidak ber KB (39,42% ),sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk mengurangi
terjadinya ibu hamil resiko tinggi.

Tabel 14. Data SKDN di Desa Tugu Pada Bulan Desember Tahun
2015 Pencapaian SKDN
Keterangan S K D N
Jumlah 252 252 207 174
18

Keterangan :
S : Seluruh balita yang ada didesa tersebut
K : Balita yang mempunyai KMS
D : Balita yang datang atau ditimbang
N : Balita yang berat badannya naik

Tabel 15. Distribusi Pencapaian SKDN di Desa Tugu Pada Bulan


April Tahun 2015
Keterangan Target Cakupan Kesenjangan
Angka %
D/S 85 % 207/252 82,14%
N/D 80 % 174/207 84,06%

Interpretasi data: berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa kehadiran


balita ke posyandu untuk di timbang sudah cukup
baik.

Tabel 16. Distribusi Pelaksanaan ASI Eksklusif di Desa tugu Pada Bulan April
2015
Indikator Target Prosentase (%)
E6 80% 17,64%
19

Interpretasi data: berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa

pencapaian ASI eksklusif di desa Tugu masih


17,64%, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
desa Tugu masih ada yang belum bisa memahami
tentang ASI eksklusif.

3.2 RUMUSAN MASALAH


20

Setelah melaksanakan pengkajian data sekunder dan telah di


kumpulkan data kesehatan dilanjutkan dengan di adakannya Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD). Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) diDesa
Tugu Kecamatan Rejotangan dilaksanakan pada hari Jumat 29 Mei 2015.
Kegiatan MMD tersebut meliputi :
a. Persiapan
Sebelum dilaksanaklan MMD di lakukan persiapan antara lain :
1. Koordinasi dengan Kepala Desa Tugu, perangkat desa dan Bidan di
Desa.
2. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Banjarejo dan pembimbing
institusi.
3. Mengundang Camat,Kepala Puskesmas, Kepala desa beserta
perangkat desa, kader dan tokoh masyarakat.
4. Persiapan tempat.
5. Persiapan perlengkapan.
6. Persiapan konsumsi.
b. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah masyarakat Desa di DesaTugu dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 29 Mei 2015 pukul 08.30 – selesai dengan di hadiri
undangan :
1. Camat Rejotangan
2. Kepala Desa Tugu.
3. Kepala Peskesmas Banjarejo.
4. Pembimbing Institusi dari Prodi Kebidanan DIV Universitas Kadiri.
5. Bidan di Desa Tugu.
6. Seluruh kader Posyandu DesaTugu.
7. Ketua RT dan RW Desa Tugu.
8. Tokoh masyarakat.
9. Tokoh agama.

Adapun susuna acara MMD tersebut adalah sebagai berikut :


1. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan
-Sambutan Bapak Camat
- Sambutan Kepala desa Tugu
- Sambutan Kepala Puskesmas Banjarejo
- Sambutan dari Institusi Prodi Kebidanan DIV Universitas Kadiri
21

3. Acara inti MMD


- Pemaparan hasil pendataan
- Interpretasi data menentukan masalah kesehatan
- Menentukan prioritas masalah
- Membuat rencana tindak lanjut pemecahan masalah
4. Do’a dan penutup
Permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut:
1. Masih tingginya komplikasi kebidanan
2. Masih tingginya kesenjangan persalinan yang oleh Tenaga kesehatan
3. Masih tingginya kesenjangan kunjungan Neonatal
4. Masih rendahnya cakupan balita paripurna
Prioritas Masalah yang di ambil adalah sebagai berikut:
1. Komplikasi kebidanan
2. Pertolongan persalinan Tenaga kesehatan
3. Kesenjangan kunjungan Neonatal
MMD TGL 29-5-15
MASALAH:
1. Masih tingginya komplikasi kebidanan
2. Masih tingginya kesenjangan persalinan yang ditolong Tenaga kesehatan
3. Masih tingginya kesenjangan kunjungan Neonatal
4. Masih rendahnya cakupan balita paripurna

PRIORITAS MASALAH:
1. Komplikasi kebidanan
2. Pertolongan persalinan Tenaga kesehatan
3. Masih tingginya kesenjangan kunjungan neonatal
Komplikasi Kebidanan
1. Memberikan Pelayanan ANC terpadu yang paripurna
2. Motivasi melakukan rujukan dini terencana

Pertolongan persalinan Tenaga Kesehatan


1. Menggunakan buku KIA sebagai panduan
2. Segera kontak dengan TENAKES terdekat

BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
22

A. SKALA PRIORITAS
Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan
NO KRITERIA BOBOT SKORE
1. Sifat masalah : 1
 Ancaman kesehatan 3
 Tidak / kurang sehat 2

 Krisis 1
2. Kemungkinan masalah untuk dirubah : 2
 Dengan mudah 2
 Hanya sebagian 1

 Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dirubah : 1
 Tinggi 3
 Cukup 2

 Rendah 1
4. Menonjolnya masalah : 1
 Masalah berat harus ditangani 2
 Masalah yang tidak perlu segera 1
ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0
Dimodifikasi dan dikutip skala prioritas masalah kesehatan keluarga (Nasrul
Efendi,1998)
Keterangan :
 Tentukan skore untuk setiap kriteria
 Skore akhir = skore dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan
bobot
Skor x Bobot
Angka tertinggi
 Jumlahkan skore untuk setiap criteria
 Skore adalah 5 dan sarana untuk semua bobot

Skala Prioritas Masalah Kesehatan di Desa Pasiraman Tahun 2012


Kriteria Bumil resti ASI Bufas PUS belum
eksklusif berpantang ber-KB
Sifat masalah 2/3x1 2/3 1/3x1 1/3 1/3x1 1/3 2/3x1 2/3
Kemungkinan
23

masalah dapat 1/2x2 1 1/2x2 1 1/2x2 1 1/2x2 1


dirubah
Potensi 3/3x1 1 3/3x1 1 2/3x1 2/3 2/3x1 2/3
Menonjolnya
masalah 2/2x1 1 0/2x1 0 0/2x1 0 0/2x1 0
Jumlah 3 2 2
2/3 1/3
Prioritas 1 2 3 4

B. PEMECAHAN MASALAH
1. Ibu hamil dengan resiko tinggi
Data:
Ibu hamil didesa Pasiraman 59 orang ,13 diantaranya resiko tinggi ,4
diantaranya ( 30,7 % ) dari resiko tinggi tersbut adalah karena primi muda
usia kurang dari 19 tahun.
Faktor penyebab:
- Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang kehamilan dengan
resiko tinggi
- Pengaruh media elektronik
- Kurangnya pengawasan orangtua karena ditinggal bekerja
- Kurangnya penyuluhan dari petugas kesehatan tentang ibu hamil resiko
tinggi.
Rencana Pemecahan Masalah
- Penyuluhan kepada ibu dan keluarga tentang kehamilan dengan resiko
tinggi melalui kelompok potensial yang ada di masyarakat ( kelompok
yasinan, PKK, Dasa Wisma ).
- Pembentukan Kelas Ibu
- Kerjasama dengan lintas sector dan lintas program

2. Rendahnya pencapaian ASI eksklusif


Data:
Pencapaian pemberian ASI eksklusif di Desa Pasiraman 0%
Faktor penyebab:
- Kurangnya pengetahuan dari ibu dan keluarga tentang manfaat ASI bagi
bayi, ibu, keluarga dan dampak ekonomis nya untuk keluarga.
- Kurangnya kesadaran dari para ibu menyusui untuk memberikan ASI
- Budaya di masyarakat yang salah tentang susu formula.
Rencana pemecahan masalah
24

- Penyuluhan tentang ASI eksklusif dan manfaat ASI kepada masyarakat di


posyandu dan kelompok-kelompok potensial
- Pemanfaatan klas ibu
- Kerjasama dengan lintas sector dan lintas program
- Peningkatan peran bidan dalam promosi penggunaan ASI eksklusif

3. Masih tingginya ibu nifas yang berpantang makanan


Data:
Jumlah ibu nifas 63 orang, 45 ( 71,42% ) dintaranya masih berpantang
terhadap makanan tertentu .
Faktor penyebab :
- Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang penting nya gizi ibu
nifas untuk ibu nifas dan bayinya
- Adat budaya dan kebiasaan di masyarakat yang salah
- Pemanfaatan klas ibu
- Kurangnya dukungan dari keluarga tentang gizi pada ibu nifas
Rencana pemecahan masalah
- Penyuluhan tentang gizi ibu nifas pada keluarga dan masyarakat
- Pemanfaatan Klas ibu
- Pemanfaatan kelompok-kelompok potensial untuk mendukung perubahan
kebiasaan tentang gizi ibu nifas di masyarakat.
25

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil pengakjian di desa Tugu, di dapatkan berbagai permasalahan
diantaranya : masih tingginya ibu hamil resiko tinggi, rendah nya pencapaian ASI
eksklusif, masih tingginya ibu nifas yang berpantang makanan, masih rendahnya
PUS yang ber KB.
Pelaksanaan MMD di Desa Pasiraman telah memunculkan berbagai
pendapat dari kader, tokoh msyarakat untuk memecahkan masalah yang ada.
Kemudian dari berbagai permasalahan tersebut dapat di ambil prioritas masalah
sebagai berikut:
3. Masih tingginya ibu hamil resiko tinggi
4. Rendahnya pencapaian ASI eksklusif
5. Masih tingginya ibu nifas yang berpantang makanan
Berdasarkan hasil prioritas masalah, telah di susun beberapa intervensi
sebagai cara pemecahan dari masalah tersebut di atas. Kemudian dari intervensi
tersebut di atas dilakukan implementasi sesuai dengan rencana. Implementasi di
lakukan dengan masuk ke dalam kegiatan-kegiatan yang terdapat pada setiap RT
dan Posyandu, yang di mulai pada tanggal 21 Desember 2012 sampai dengan10
Januari 2013. Dari hasil implementasi di dapatkan bahwa masyarakat dapat
mengerti, menerima, dan menjalankan anjuran yang telah di berikan oleh nakes.

5.2 Saran
5.2.1 Masyarakat
Hendaknya masyarakat mau menerima dan melaksanakan nasehat yang
telah di sampaikan.
5.2.2 Petugas Kesehatan
1. Diharapkan pada petugas kesehatanuntuk lebih meningkatkan
keaktifannya dalam mengetahui permasalahan yang ada di wilayah
kerjanya.
2. Diharapkan petugas kesehatan untuk meningkatkan kerja sama dengan
sesama petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat maupun pihak yang
kompeten.
5.2.3 Puskesmas
26

Diharapkan Puskesmas dapat bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam


memberikan penyuluhan dan mampu memberikan solusi masalah kesehatan
yang di hadapi masyarakat.
5.2.4 Tokoh masyarakat dan perangkat desa
1. Hendaknya tokoh masyarakat dapat bekerjasama secara kooperatif dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa Pasiraman.
2. Hendaknya tokoh masyarakat menghimbau, mendukung kegiatan yang
berhubungan dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat desa.
27

LAMPIRAN
28
29

Anda mungkin juga menyukai