Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321017998

Permasalahan Kembang Susut Tanah Ekspansif pada Bangunan Permanen

Conference Paper · November 2009

CITATIONS READS

0 597

2 authors, including:

Budijanto Widjaja
Universitas Katolik Parahyangan
102 PUBLICATIONS   76 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Tunnel View project

Behavior of mudflow View project

All content following this page was uploaded by Budijanto Widjaja on 03 August 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Permasalahan Kembang Susut Tanah Ekspansif pada Bangunan
Permanen

Budijanto Widjaja
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Freddy Gunawan
GW & Associates, Geotechnical Engineering Consultant, Bandung

ABSTRAK: Lokasi penelitian berada di tanah alluvium. Beberapa bangunan permanen mengalami retakan
hanya pada bagian lantai bangunan akibat kembang susut dari tanah ekspansif. Pada bagian bangunan lainnya
mengalarni retakan struktural tidak hanya pada bagian lantai, namun juga pada bagian dinding. Bagian lantai
terangkat sekitar 10.0 cm pada saat musim hujan dan menyusut pada saat musim kemarau. Besarnya retakan
pada dinding dapat mencapai 2.0- 3.0 cm. Lokasi muka air tanah pada saat musim kemarau berada sekitar
2.5 m dari permukaan tanah. Pada saat musim hujan, hampir semua lokasi tergenang oleh air. Pengujian
dilakukan menggunakan uji lapangan (uji sondir) dan uji laboratorium yang diambil pada saat musim
kemarau. Bagian permukaan atas didominasi oleh tanah lempung setebal 15.0 m. Hasil X-Ray Diffraction
menunjukkan bahwa tanah Iempung mengandung mineral montmorillonite. Nilai aktivitas berada di atas J .25.
Swelling potential yang diperoleh dari hasil uji constant volume mencapai nilai di atas 10%. Pada studi kasus
ini dianalisis potensi pengembangan clan swelling pressure berdasarkan beberapa rekomendasi pencliti. Solusi
pada lokasi ini diberikan untuk mengantisipasi pergerakan tanah akibat kembang susutnya tanah ekspansif.

Kata Kunci : Alluvium, tanah ekspansif, montmorillonite, swelling pressure

ABSTRACT: Area of this study is on alluvial soil. Some of permanent buildings has experienced cracking not
only around the floors but also the waUs because of expansive soils. The evidence shows that the soil below
floor will be heaved around 10.00 cm in rainy season and shrinkage during dry season. During rainy season,
almost 90% of this location is inundated by water. lnsitu tests and laboratory tests were conducted at dry
season. The upper part of soil stratification is dominated by 15,0 m thickness of clay. XRD shows that this
clay has montmorillonite. Activity as an indicator of expansivity is higher than 1.25. Swelling potential
conducted using volume constant tests achieves value beyond 10%. This study tries to analyze swelling
potential and swelling pressure based on researcher's previous studies.

Keywords : Alluvium, expansive soil, montmorillonite, swelling pressure

1 PENDAHULUAN musim hujan clan menyusut pada saat musim


kemarau.
Lokasi penelitian berada di tanah alluvium. Beberapa Besarnya retakan pada dinding dapat mencapai 2.0-
bangunan pennanen mengalarni retakan hanya pada 3 .0 cm. Lokasi muka air tanah pada saat musim
bagian lantai bangunan akibat kembang susut dari kemarau berada sekitar 2.5 m dari permukaan tanah.
tanah ekspansif. Bagian bangunan lainnya Pada saat musim hujan, hampir semua lokasi
mengalami retakan struktural tidak hanya pada digenangi oleh air. Pengujian dilakukan
bagian lantai, namun juga pada bagian dinding. menggunakan uji lapangan (uji sondir) clan
Bagian lantai terangkat sekitar 10.0 cm pada saat pengambilan sampel tak terganggu dengan
menggunakan bor tangan yang diambil pada saat

40 PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN - XIII HAITI, BALI 2009


musim kemarau. Bagian permukaan atas didominasi 3.2 Uji Laboratorium
oleh tanah lempung setebal 15.0 m.
Pengujian laboratorium dilakukan pada sarnpel
tak terganggu yang diambil pada saat pelaksan~
bor tangan. Pengujian dilakukan untuk mengetahm
sifat-sifat fisik dan mekanik dari tanah.
2 KONDISI GEOLOGI Adapun uji laboratorium yang dilakukan melip~ti
indeks propertis, uj i batas-batas Atterberg, anahsa
Secara umum, kondisi geologi di lokasi studi
tapis dan hidrometer, uji geser langsung UU
menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan
(unconsolidated undrained), uji geser langsung CU
Geologi tahtn1 1996 terbentuk dari aluvium yan~
(consolidated undrained), uji kuat te~ bebas
terdiri dari pasir, kerikil, kerakal yang berasal dan
(UCT), uji pengembangan bebas (free swelling test),
bermacam-macam batuan, terdapat pada dataran
dan uji konsolidasi. ..
banjir sungai-sungai besar. . . Pada daftar uji laboratorium di atas, terdapat UJl
Lempung pasiran dan lumpur hitam terdapat d1
pengembangan bebas. Hal ini dilakukan dengan
rawa-rawa dan dataran pantai. Lumpur asin yang
pertimbangan bahwa pada saat dilakukan .kunj~g.~
tertinggal sesudah pcnggenangan air di musim
Iapangan terdapat indikasi bahwa tanah d1 lokas1 lill
penghujan diusahakan oleh penduduk setempat
merniliki potensi ekspansif. Beberapa hal yang
untuk pembuatan garam di musim kemarau.
mendukung indikasi tersebut di antaranya: .
• Kondisi rumah-rumah yang berada d1
lingkungan studi mengalami . mas~ah yan~
3 UJI LAPANGAN DAN UJI LABORATORIUM
sama, di mana pada saat musim huJan, lantaI
rumah terangkat dan timbul retakan-retakan
3.1 Uji Lapangan baik pada kolom, balok, dan dinding.
• Berdasarkan informasi di lapangan, kondisi
Penyelidikan lapangan yang dilakukan adalah enarn
tanah di lokasi ini relatif keras pada saat musim
titik sondir (DCPT) kapasitas 2.5 ton dan bor tangan
kemarau dan menjadi sangat lunak pada saat
(hand auger) sebanyak tiga titik dengan kedalarnan
musim hujan. Hal ini ditandai dengan adanya
maksimum 3.0 m. Pengambilan sarnpel tak
rekahan pada permukaan tanah.
terganggu (undisturbed sample/UDS) juga dilakukan
pada masing-masing titik bor tangan sebanyak satu
Gambar 1 menunjukkan nilai kadar air (wn), batas
tabung.
plastis (PL), dan batas cair (LL) terhadap kedalaman.
Kedalaman penetrasi uji sondir bervariasi antara
Nilai kadar air berkisar antara 34.18 - 39.38%
14.00 m sampai 14.20 m. Pada titik S-1, S-2, dan S-
dengan nilai Plasticity Index (PI) berkisar antara
5, uji sondir dilakukan hingga kapasitas alat tercapai
35.87-47.18%.
dengan nilai tahanan ujung sondir (qc) lebih besar
dari 150.0 kg/cm2• Sedangkan pada titik S-3, S-4, Wn, Pl, LL(%)
dan S-6, uji sondir dilakukan sampai dengan
0.0 25.0 50.0 75.0 100.
kedalaman 14.0 m karena jumlah lekatan pada
0.0 -...-----,..----+----+---,
selimut yang lebih besar dari kapasitas alat sehingga
jangkar tidak kuat menahan tekanan yang bekerja.
Untuk mengetahui konsistensi dari tanah selama 1.0
• D b.
pemboran tangan, dilakukan uji kuat geser dengan
menggunakan pocket penetrometer. Pengujian e
~ 2.0
• D b.

dilakukan pada tabung UDS sebelum tabung ditutup Ill


•o b.

dengan lilin/parafin. E
.!I
Dari bor tangan diperoleh coring untuk kemudian l 3.0
dilakukan identifikasi dan dibuat suatu borlog. Dari !Ill

borlog diketahui bahwa dari basil bor tangan BT-1, 4.0


BT-2, dan BT-3, pelapisan tanah relatif homogen.
Dari permukaan tanah sampai kedalaman 3.0 m 5.0 i , __ _ _ __ _ _ _ __
I•wn o PL "u.l _,
merupakan lapisan tanah lempung kelanauan dengan
konsistensi sedang (medium) hingga teguh (stiff) Gbr. 1. Nilai Kadar Air (w.), Batas Plastis (PL), dan Batas Cair
dengan rentang nilai cu antara 0.42 hingga 0.83 (LL) terhadap Kedalaman
kg/cm2•

PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN -XIII HATTI, BALI 2009 41


/
Berclasarkan Kurva Plastisitas yang diusulkan cu (kg/cm2 )
Casagrande, perilaku tanah yang diuji di 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.0
laboratorium merupakan tanah lanau dengan o.o +---+----+---+---+----;
plastisitas tinggi/MH (Gambar 2).
Nilai kuat geser tak teralir (Cu) dari Uji Kuat
Tekan Bebas (UCT) clan Uji Geser Langsung UU
i
1.0
. .. "
"
(DST-UU) terhadap kedalaman dengan rentang nilai
;' 2.0
cu berada di antara 0.12 - 0.30 kg/cm2• Untuk kuat •E "
geser teralir (c') diperoleh dari Uji Geser Langsung .!
2 ,; 3.0
CU (DST-CU) yaitu sebesar 0.02 kg/cm •
~
Nilai kompresibilitas Cc/( 1+eo) berada di antara
•UCT
0.09 - 0.16 dengan tingkat kompresibilitas slightly 4.0
• DST-UU
compressible hingga moderatly compressible. " Pocket Penetrometer
5.o L---~==========::J

Gbr.4. Nilai Kuat Geser Tak Teralir (Cu) terhadap Kedalaman


50.0
....
l 40.0
)C
4 HASIL ANALISIS
f
.,. 30.0 Nilai persentase pengembangan (percent swell)
~ berada dalam rentang 6.5 - 10.0%. Berdasarkan
i
.!I
20.0 pembagian klasifikasi untuk tanah ekspansif (Al-
A,
Rawas, et. Al., 2006), tanah di lokasi studi termasuk
10.0 pada derajat ekspansif rendah (low) hingga derajat
ekspansif tinggi (high).
Nilai aktivitas (Skempton, 1953) juga dapat
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100. digunakan untuk prediksi potensi ekspansif apabila
Liquid Umlt (~)
nilai aktivitas (A) lebih besar dari 1.25. Secara
umum tanah di lokasi merniliki nilai A lebih tinggi
Gbr.2. Perilaku Tanah Berdasarkan Kurva Plastisitas Casagrande
dari 1.25.
Liquidity Index (Ll)
Cc/(1+eo)
-0.50 -0.30 -0.10 0. 10 0.30 0.50
-.-- ~oo ~~ ~w ~~ ~~ ~~ ~3
0.0 +----;-~--'--+--+---'--,

1.0
.... •
1.0
!C • ,.o •
•E E •
.! ; 2.0
,3 3.0 •E •
:.:• .!!
4.0 .:l 3.0
ti
1111:

~-
~ • Y 4.0

Gbr.3. Nilai Liquidity Index (LI) terhadap Kedalaman


S.0.1..----------...J
Gbr. 5. Nilai Kompresibilitas terhadap Kedalaman

ASTM D4829 clan ASTM D4546


mengklasifikasikan tanah ekspansif untuk
menentukan potensi pengembangan dengan
menggunakan nilai expansion index (EI). EI dapat
didefinisikan sebagai berikut:
42 PERTEMUAN ILMIAH T AHUNAN - XIII HATTI, BALI 2009
Analisis daya dukung pondasi dangkal dilakukan
EI = 1000 · Lili (I) dengan menggunakan metode Terz.aghi, Meyerhof,
Ho dan Brinch Hansen dengan nilai faktor keamanan
di mana: (FK) yang digunakan adalah 3.0.
Mf/ Ho=persentase pengembangan Analisis daya dukung pondasi dangkal dilakukan
pada dua tinjauan kondisi, yaitu Total Stress
Pada lokasi studi, nilai EI memiliki rentang antara Analysis (TSA) dan Effective Stress Analysis (ESA).
65.0 - 100.0 sehingga termasuk dalam kategori Analisis untuk kondisi ESA dilakukan dengan
potensi ekspansif medium hingga tinggi. pertimbangan apabila musim hujan, muka air tan.ah
(MAn di lokasi studi naik dan seringkali terjadi
banjir dikarenakan lokasi ini lebih rendah dari badan
Tabel 1: Klasifikasi Tanah Ekspansif
jalan dan berada pada lokasi banjir.
EI Klasifikasi Potensi Ekspansif Untuk kondisi TSA, parameter kuat geser
0-20 Very low menggunakan hasil uji lapangan dan uji laboratoriwn
(uji kuat tek.an bebas dan uji geser langsung UU).
21-50 Low Sedangkan untuk kondisi ESA, parameter kuat geser
51-90 Medium menggunakan hasil uji laboratorium berupa uji geser
91 - 130 High langsung CU.
> 130 Very high Dengan membandingkan beban maksimum yang
bekerja dan daya dukung ijin pondasi menerus,
untuk kondisi TSA maupun ESA, besar beban
Selain dilakuk.an uji pengembangan bebas seperti maksimum yang bekerja masih lebih rendah dari
telah disebutkan di atas, j uga dilakukan verifikasi nilai daya dukung ijin pondasi menerus.
dengan Uji X-Ray Diffraction untuk mengetahui
mineral komponen pembentuk lempung.
Dari hasil uji X-Ray Diffraction (Gambar 5), Besarnya uplift pressure pada tanah ekspansif
diketahui bahwa lempung terbentuk dari beberapa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
komponen mineral antara lain kaolinite, (Budhu, 2007):
monmorillonite, dan illite. Dengan adanya mineral
Montmorillonite dari hasil uji X-Ray Diffraction, Puplift= 4.8 (IP-10) kPa
maka mendukung hasil analisis uji laboratorium
bahwa kondisi tanah di lokasi studi dapat di mana:
dikategorikan sebagai tanah ekspansif. Puplift = uplift pressure
IP = indeks plastisitas (%)

Besarnya uplift pressure diperoleh antara 12.42 -


17.85 ton/m2 atau setara dengan bangunan di atas
o.tS
enam lantai. Nilai uplift pressure tersebut lebih besar
dari beban maksimum pondasi dan lantai yang
•... bekerja. Dengan demikian, apabila muka air tanah
~
~ 0.10 tinggi atau terjadi banjir, maka bangunan ini akan
•,. terangkat.
!...
0.05

u u " ~ " ~ ~ " ~ m rn m rn ~


Je(°)

Obr. 5. Hasil Analisis XRD mcnunjukkan Adanya Mineral


Montmorillonite

Jenis pondasi yang digunakan pada bangunan


berupa pondasi dangkal menerus dengan material
pasangan batu kali. Dasar pondasi berada 50.0 cm
dari permukaan tanah dengan lebar dasar pondasi
adalah 0.8 m.

PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN - XIII HATII, BALI 2009 43


Gbr. 5. Contoh Rusaknya Dinding Akibat Kembang Susut
Tanah Ekspansif

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Jenis tan.ah lokasi studi berdasarkan nilai


aktivitas, expansion index (EI), dan basil X-Ray
Diffraction dapat dikategorikan sebagai tan.ah
ekspansif dengan konsistensi umumnya berupa lanau
dengan plastisitas tinggi. Uplift pressure di lokasi ini
relatif tinggi sehingga bangunan satu lantai ini tidak
mampu menahan tekanan uplift tersebut sehingga
pondasi terangkat. Akibat yang ditimbulkan pada
bangunan adalah retaknya lantai dan dinding
bangunan. Hal ini tentunya berdampak pada
meningkatnya biaya perbaikan. Penataan drainase
perlu dilakukan mengingat lokasi studi berada di
daerah banjir.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Rawas, A.A. et al (2006) Geology, classification, and
distribution of expansive soils and rocks: a case study from
the Arabian Gulf. Expansive Soils Recent advances in
Characterization and Treatment. Taylor and Francis:
London.
Budhu, M (2008) Foundations and Earth Retaining Structures.
John Wiley & Sons: New Jersey
Nelson, J.D. dan D.J. Miller (1992) Expansive Soils: Problems
and Practise in Foundation and Pavement Engineering.
John Wiley & Sons: New Jersey

44 PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN -XIII HATTI, BALI 2009


3. AlternatifPenanggulangan Likuifaksi 10
(Agus Darmawan Adi)

4. Dynamic Equilibrium Analysis ofEarthquake Resistant 15


Retaining Walls
(Abdul Hakam)

5. Analisis Perubahan Periode Sistem Struktur dengan Base 19


Isolasi Seismik Berdasarkan Fungsi Magnifikasi Non-Linier
(Djamal MAbdat, Herlien D. Setio dan Sangriyadi Setio)

6. Linierisasi Optimal Persamaan Keadaan Sistem Struktur 25


Dinamik Non-Linier Lokal
(Djamal MAbdat, Herlien D. Setio dan Sangriyadi Setio)

Session II: Daya Dukung Tanah

1. Analysis ofSettlement Contour and Bearing Stress Contour 31


ofLarge Raft Foundations
(Wiratman Wangsadinata, Winda Djoenaidi, I Nengah Sukertha,
Boby Chris Indarto, A.M Yoke Harsari N, dan Andrew Arnaldi)

2. Perbaikan Lapis Pondasi dengan Teknologi Daur Ulang 37


untuk Rekonstruksi Perkerasan Jalan Ja/ur Pantura
Menggunakan CTRB
(Martinus Agus Sugiyanto)

3. Permasalahan Kembang Susut Tanah Ekspansifpada 40


Bangunan Permanen
(Budijanto Widjaja dan Freddy Gunawan)

4. Sifat Telcnis Tanah dan Struktur Fondasi Candi Wisnu 45


Dalam Tinjauan Geoteknik
(Ahmad Rifa 'i)

5. Analisis Lendutan Sistem Cakar Ayam pada Tanah Ekspansif 54


(Hary Christady, Hardiyatmo, Bambang Suhendro, Agus
Firdansyah)

Session ill: Penurunan dan Konsolidasi Tanah

1. Solusi Geoteknik untuk Perancangan Gedung Berpondasi 59


Dangkal Di Atas Lapisan Tanah Lempung Lunak y ang Memi/iki
Potensi Pemampatan Konsolidasi yang Besar
(Jndrasurya B. Mochtar dan Yudhi Lastiasih)

2. Usu/an Perumusan Pemampatan Konsolidasi Sekunder Untuk 64


Tanah Lempung
(Arie/Alihudien dan Jndrasurya B. Mochtar)

vi
KATA PENGANTAR KETIJA PANITIA

Para Undangan, para pengurus HAITI, para pembicara, dan saudara-saudara peserta
Pertemuan Ilmiah Tahunan XIII HAITI yang saya hormati,

Om, Suastiastu,
Salam sejahtera untuk kita semua, dan selamat datang pada PIT-XIII HAITI di
Denpasar, Bali.

Pertemuan Ilmiah Tahunan HAITI yang ke tiga belas ini mengangkat tema
Perkembangan Geoteknik dalam dunia konstruksi Teknik Sipil (DEVELOPMENT
OF GEOTECHNICAL ENGINEERING IN CML CONSTRUCTION).
Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi ajang diskusi, bertukar pikiran dan
pengalaman berbagai perkembangan Geoteknik di tanah air.

Topik yang dibahas pada pertemuan ini meliputi: tiga makalah utama yang membahas
Good practices in design and construction of deep excavation; penurunan tanah dan
konsolidasi dan diskusi tentang beberapa aspek Geoteknik terkait bencana gempa
Jawa Barat dan Sumatera Barat 2009; dan berbagai topik lainnya.

Pertemuan Ilrniah Tahunan ini juga mengetengahkan technical session yang


disampaikan oleh perusahan terkemuka di Indonesia maupun dunia antara lain PT
Bauer Pratama; PT Menard Geosystems Indonesia; PT Maccaferri Indonesia; PT
Caturpile Perkasa. Technical session ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan
kepada perusahaan tersebut memperkenalkan keahlian masing-masing dengan
perkembangan terbaru untuk mencapai solusi Geoteknik masa kini.

Pada kesempatan ini, atas nama seluruh anggota panitia penyelenggara, kami
mengucapkan terima kasih kepada para pembicara, penulis makalah, para sponsor dan
para peserta yang telah berpartisipasi untuk suksesnya pertemuan ilrniah ini. Terima
kasih juga disampaikan kepada Dewan Pengurus Hatti yang telah memberi
kepercayaan untuk penyelenggaraan Pertemuan ilmiah ini kepada Hatti komisariat
daerah Bali. Terima kasih juga disampaikan kepada Rektor Universitas Udayana,
Dekan Fakultas Teknik dan Ketua Jurusan Teknik Sipil atas kerjasamanya sehingga
pertemuan ini bisa terwujud. Tidak lupa juga kami memohon maaf yang sebesar
besarnya, apabila dalam penyelenggaraan pertemuan ilmiah ini terjadi kekurangan
yang tidak berkenan

Selamat berdiskusi dan semoga Pertemuan Ilmiah Tahunan ke XIII lill dapat
bermanfaat bagi perkembangan profesi Geoteknik di tanah air.

Om, Shanti, Shanti, Shanti, Om

Panitia,

Prof. Ir. I Wayan Redana, MASc, PhD


Ketua

ii

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai