Anda di halaman 1dari 8

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Proses Produksi Sintering


Proses sinetring adalah suatu proses pemanasan hingga terjadi pelelehan
permukaan yang menyebabkan bijih menggumpal (aglomeration) dan menjadi
kuat dan berpori. Proses sintering biasa dilakukan dalam mesin sinter berbentuk
sarangan berjalan (traveling grate).
Dalam proses sintering yang dilkakukan oleh PT. COR Industri Indonesia
masih menggunakan cara yang manual. Pada tahap pertama proses sintering
terlebih dahulu ore dan batu kapur di blended dalam raw material menggunakan
exavator dan wheel loader. Setelah dilakukan blended akan dilakukan screen agar
mencapai terget ukuran butir yang diinginkan, hasil dari proses screen akan
diagkut menggunakan belt conveyor menuju rotary screen, dalam rotary screen
material dihancurkan kembali agar mencapai butir yang lebih kecil, kemudian
material masuk ke dozin bin dan di teruskan ke dalam mixer 1 dan 2
menggunakan belt conveyour kemudian material masuk ke bin dan jatuh ke mesin
sinter untuk proses pembakaran.
Proses produksi sintering dengan menghitung tonase material yang masuk
beserta kadar yang terkandung di dalammnya. Tabel dibawah ini merupakan
material suplai dari stock pile menuju raw material :
Material Persentase (%) Kadar
No Masuk Tanggal
(Ton) Ni Fe SiO2 MgO Al2O3
1 2124 1.68 18.84 35.30 15.96 4.14 6 Agust. 2018
2 2430 1.79 19.10 32.03 18.49 4.96 8 Agust. 2018
3 4600 1.94 17.10 41.32 15.78 4.61 9 Agust. 2018
4 2886 1.80 18.47 37.62 15.80 4.00 12 Agust. 2018
5 3218 1.89 18.22 38.34 17.83 3.74 15 Agust. 2018
6 2500 1.90 18.26 39.68 15.36 4.07 16 Agust. 2018
7 3300 1.88 18.54 40.05 16.12 3.28 20 Agust. 2018
8 2250 1.85 19.20 37.32 16.44 4.56 26 Agust. 2018
9 3420 1.94 20.18 35.83 14.40 4.14 31 Agust. 2018
10 2500 1.95 22.22 36.18 10.73 4.43 3 Sept. 2018
Material yang masuk ke raw material akan mengalami proses blended terlebih
dahulu. PT. COR industri Indonesia melakukan proses blended dengan campuran
1 : 1 (1 Dump Ttuck Ore : 1 Bucket Wheel Loader), 5 : 4 (5 Dumpt Truck : 4
Bucket Wheel Loader, dan 10 : 9 (10 Dump Truck : 9 Bucket Wheel Loader).
Proses blended tergantung dengan kapasitas kadar (Fe).

5.1.1. Perhitungan Tonase Ore Yang Masuk Dan Keluar


5.1.1.1. Produksi Ore Dalam Screening
Produksi ore (dalam raw material) = 2124 Ton/hari
= 88,5 Ton/jam

Proses Screening, dimana proses ini mengalami kehilangan material


40%, dan 60% merupakan hasil screening.

Produksi ore (ore yang lolos proses screening)


= 2124 Ton/hari x 60 % = 1274,4 Ton/hari
= 88,5 Ton/jam x 60 % = 53,1 Ton/jam

Produksi ore (ore yang tidak lolos dalam proses screening)


= 2124 Ton/hari x 40 % = 849,6 Ton/hari
= 88,5 Ton/jam x 40 % = 35,4 Ton/jam
material tersebut akan diangkut menggunakan dump truck menuju stock
pile.

Produksi Ore Dalam Screening

40%
60% Ore Yang Lolos
35,4 Ton/jam
53,1 Ton/jam Ore Yang Tidak Lolos

(Gambar 29 : Garafik Produksi Ore Dalam Screening)


5.1.1.2. Produksi Ore Dalam Dozin Bin
Material hasil screening akan diangkut menggunakan wheel loader menuju
dozin bin. Dalam proses dozin bin akan dilakukan penambahan material
laiinya yaitu : Antrasit, kapur halus, reycle, dan ore hasil screening.
Ore hasil screening = 53,1 Ton/jam (60%)
Antrasit = 79,21 Ton/12 jam → 6,60 Ton/jam (8%)
Kapur = 21,42 Ton/12 jam → 1,77 Ton/jam (2%)
Recycle = 269,35 Ton/12 jam → 22,44 Ton/jam (30%)
Total Produksi Dozin Bin = 83,91 Ton/jam
Material hasil proses dozin bin inilah yang akan masuk dalam proses
pembakaran di mesin sinter.

Produksi Dozin Bin

Ore
30%
Antrasit
60% Kapur
2%
8% Recycle

(Gambar 30 : Grafik Produksi Dozin Bin)

5.1.1.3. Produksi Ore Dalam Mesin Sinter


Dimana dalam proses sinter hanya 70% yang akan menjadi hasil sinter,
sedangkan 30% akan menjadi recycle dan debu.
Produksi Hasil Sinter :
Ore = 53,1 Ton/jam x 70% = 37,17 Ton/jam
Antrasit = 6,60 Ton/jam x 70% = 4,62 Ton/jam
Kapur = 1,77 Ton/jam x 70% = 1,24 Ton/jam
Recycle = 22,44 Ton/jam x 70% = 15,71 Ton/jam
Total Hasil Sinter = 58,74 Ton/jam
Produksi Hasil Sinter (70%)

18.82% Ore
Antrasit
1.48% 44.55%
Kapur
5.53%
Recycle

(Gambar 31 : Grafik Produksi Hasil Sinter (70%))

Produksi Sinter Yang Menjadi Recycle dan Debu :


Ore = 53,1 Ton/jam x 30% = 15,93 Ton/jam
Antrasit = 6,60 Ton/jam x 30% = 1,98 Ton/jam
Kapur = 1,77 Ton/jam x 30% = 0,531 Ton/jam
Recycle = 22,44 Ton/jam x 30% = 6,732 Ton/jam
Total = 25,17 Ton/jam

Produksi Sinter Yang Jadi Recycle dan Debu (30%)

Ore
11.18% Antrasit
15.45%
Kapur
Recycle

0.52%
2.47%

(Gambar 31 : Grafik Produksi Sinter Yang Jadi Recycle dan Debu (30%))

(Perhitungan Sesuai Data Tanggal 6 Agustus 2018)


5.1.2. Perhitungan Tonase Keseluruhan Material Yang Masuk Dalam
Proses Sintering
5.1.2.1. Produksi Blended Dalam Raw Material
Diketahui ore yang masuk = 2124 Ton/hari
= 88,5 Ton/jam

Dengan mengalami proses blended dengan kapur tohor.


1. Proses Blended 1 : 1 (1 Dump Truck Ore : 1 Bucket Wheel
Loader Kapur Tohor) :
1 Dump Truck berkapasitas = 20 Ton
1 Bucket Wheel Loader = 2,26 Ton
= 2124 Ton/hari / 20 Ton = 106 Dump truck yang dipakai
Jadi total kapur yang dipakai yaitu 106 bucket wheel loader
= 106 x 2,26 Ton = 239,56 Ton/hari
Total = 2124 Ton/hari + 239,56 Ton/hari = 2363,56 Ton/hari
2. Proses Blended 5 : 4 (5 Dump Truck Ore : 4 Bucket Wheel
Loader Kapur Tohor) :
= 106 / 5 = 21 Dump Ttuck
Jadi kapur yang digunakan dalam proses blended yaitu 21 x 4 =
84 wheel loader yang dipakai.
= 84 x 2,26 Ton = 189,84 Ton/hari
Total = 2124 Ton/hari + 189,84 Ton/hari = 2313,84 Ton/hari
3. Proses blended 10 : 9 (10 Dump Truck Ore : 9 Bucket Wheel
Loader Kapur Tohor) :
= 106 / 10 = 11 Dump Truck
Jadi kapur yang digunakan dalam proses blended yaitu 11 x 9 =
99 wheel loader yang dipakai.
= 99 x 2,26 Ton = 223,73 Ton/hari
Total = 2124 Ton/hari + 223,73 Ton/hari
Dimana hasil sinter mempunyai komposisi kada yang dihasilkan yaitu :
1. Jam 07:03
Ni = 1,46% x 58,74 Ton/jam = 0,86 Ton/jam
Tfe = 16,30% x 58,74 Ton/jam = 9,64 Ton/jam
FeO = 11,19% x 58,74 Ton/jam = 6,63 Ton/jam
CaO = 23,13% x 58,74 Ton/jam = 13,66 Ton/jam
MgO = 14,82% x 58,74 Ton/jam = 8,70 Ton/jam
SiO2 = 31,96% x 58,74 Ton/jam = 18,83 Ton/jam
Al2O3 = 3,95% x 58,74 Ton/jam = 2,32 Ton/jam

Total = 61,64 Ton/jam

R2 = CaO/SiO2 = 23,13% / 31,96% = 0,72%

2. Jam 11:53
Ni = 1,41% x 58,74 Ton/jam = 0,82 Ton/jam
Tfe = 16,20% x 58,74 Ton/jam = 9,51 Ton/jam
FeO = 11,71% x 58,74 Ton/jam = 6,98 Ton/jam
CaO = 23,83% x 58,74 Ton/jam = 13,99 Ton/jam
MgO = 15,32% x 58,74 Ton/jam = 8,99 Ton/jam
SiO2 = 31,26% x 58,74 Ton/jam = 18,36 Ton/jam
Al2O3 = 3,70% x 58,74 Ton/jam = 2,23 Ton/jam

Total = 60,88 Ton/jam

R2 = CaO/SiO2 = 23,83% / 31,26% = 0,76%

3. Jam 19:45
Ni = 1,44% x 58,74 Ton/jam = 0,84 Ton/jam
Tfe = 17,00% x 58,74 Ton/jam = 9,95 Ton/jam
FeO = 13,51% x 58,74 Ton/jam = 7,93 Ton/jam
CaO = 23,83% x 58,74 Ton/jam = 13,99 Ton/jam
MgO = 14,72% x 58,74 Ton/jam = 8,64 Ton/jam
SiO2 = 31,29% x 58,74 Ton/jam = 18,37 Ton/jam
Al2O3 = 3,19% x 58,74 Ton/jam = 1,87 Ton/jam
Total = 61,59 Ton/jam

R2 = CaO/SiO2 = 23,83% / 31,29% = 0,76%

4. Jam 00:49
Ni = 1,46% x 58,74 Ton/jam = 0,86 Ton/jam
Tfe = 16,30% x 58,74 Ton/jam = 9,64 Ton/jam
FeO = 12,22% x 58,74 Ton/jam = 7,28 Ton/jam
CaO = 24,25% x 58,74 Ton/jam = 14,24 Ton/jam
MgO = 14,62% x 58,74 Ton/jam = 8,67 Ton/jam
SiO2 = 31,86% x 58,74 Ton/jam = 18,71 Ton/jam
Al2O3 = 3,95% x 58,74 Ton/jam = 2,32 Ton/jam

Total = 61,72 Ton/jam

R2 = CaO/SiO2 = 24,25% / 31,86% = 0,76%

5.2. Antrasit/Kokas/Batubara
Kokas yang akan dipergunakan pada peleburan NPI PT. COR Industri
Indonesia akan dibuat sendiri dari pencampuran (blending), batubara kokas
(coking coal) impor dan lokal.
Berdasarkan persyaratan yang ditentukan oleh peleburan, kualitas kokas harus
memenuhi persyaratan. Kebutuhan kokas untuk menghasilkan NPI dengan kadar
nikel 10% dari bijih berkadar 1,80% Ni adalah sekitar 2 ton kokas per ton NPI.
Fixed Carbon (C) 84-85 %
Ash (A) ≤ 15 %
Sulfur (S) ≤ 0,015 %
Phosphorus (P) ≤ 2,0 %
Moisture M25 ≥ 83 %
Strength M10 ≤ 8 %
Reaction Index (CRI) ≤ 25 – 28 %
Reaction Strength (CSR) ≥ 58 – 60 %

Kokas halus digunakan untuk bahan bakar padat, digunakan untuk


mengendalikan unsur yang tidak dikehendaki dalam lelehan, kokas halus harus
mempunyai kandungan bahan terbang (valotile matter), abu, dan belerang yang
rendah. Pada sisi lain, harus mempunyai nilai kalor tinggi dan temperratur nyala
tinggi.

5.3. Pengaruh Batu Kapur Terhadap Hasil Sinter


Batu kapur dibutuhkan untuk mengatur komposisi terak atau slag. Kebutuhan
batu kapur sangat tergantung dari komposisi awal bijih nikel yang dimiliki.
Komposisi batukapur yang diperlukan yaitu :
Komposisi Batukapur
CaO ≥ 48%
MgO ≥ 1,9 %
SiO2 ≤5%
Al2O3 ≤ 1,5 %
Ukuran Butir 20 mm – 40 mm
Kapur sering dibutuhkan untuk ditambahkan pada pencampuran material
sebelum diumpan ke mesin sinter dalam keadaan sangat basah. Kalau bijih nikel
dalam keadaan relatif kering, sekitar 25% kadar air, penambahan kapur tidak perlu
digunakan.
Dalam hal proses sintering kapur sangat berpengaruh terhadap hasil sinter
karena kapur mengurangi kadar air yang terkandung dalam material, dan membuat
hasil sinter tidak terlalu terhambur.

Anda mungkin juga menyukai