P27 P04
P27 P04
GAWAT DARURAT
SISTEM KARDIOVASKULER
HUDZAIFAH AL FATIH, M.S
JANTUNG
Fungsi utama: suplai sirkulasi darah secara konstan ke seluruh tubuh
Sistem pompa yang rumit: 4 ruang (2 atrium & 2 ventrikel)
Berada di dalam rongga thoraks & terdiri dari 3 lapisan
1. Perikardium
2. Miokardium
3. Endokardium
ALIRAN DARAH MELALUI JANTUNG
Darah atrium kanan (via venae cavae superior & inferior)
mengalir melalui katup atrioventrikuler ventrikel kanan arteri
pulmonal paru-paru vena pulmonaris atrium kiri ventrikel
kiri aorta seluruh tubuh
Jantung mendapat suplai darah untuk dirinya dari arteri coroner
kanan & kiri, yang merupakan percabangan dari aorta
SISTEM KONDUKSI JANTUNG (1)
SA (sinoatrial) node, terletak di atrium kanan, merupakan pace maker
jantung AV (atrioventrikular) node, terletak dekat septum atrial, di
stimulasi oleh gelombang impuls dari atrium impuls ini kemudian
di sebarkan oleh berkas His ke cincin fibrosa yang memisahkan atrium
dan ventrikel (Cincin fibrosa ini berfungsi men-delay impuls untuk
memberikan kesempatan pengisian ventrikel) Berkas His
bercabang ke kanan dan kiri serabut purkinje
SISTEM KONDUKSI JANTUNG (2)
KECEPATAN SISTEM KONDUKSI JANTUNG
SA node 70-75 bpm
AV node 60 bpm
Berkas His 50-55 bpm
Serabut Purkinje 30-45 bpm
Myocardium 15-30 bpm
SISTEM KONDUKSI JANTUNG (3)
SSP turut mempengaruhi otot jantung:
N. Vagus memperlambat kecepatan impuls
Simpatis meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung
SIKLUS KARDIAK (1)
Menggambarkan kontraksi dan relaksasi jantung
Berlangsung ± 0.8 detik, meliputi periode atrial systole (kontraksi),
ventricular systole dan complete cardiac systole (relaksasi)
Dapat di monitor melalui EKG:
• Gel. P: aktivitas atrium (depolarisasi)
• P-R interval: short period of impulse delay within the AV node
• QRS complex: konduksi impuls melalui ventrikel (depolarisasi)
• ST segment: akhir depolarisasi ventrikel menuju awal repolarisasi
ventrikel
• Gel. T: repolarisasi ventrikel
SIKLUS KARDIAK (2)
P-R interval 0.12–0.20 detik
QRS complex 0.08–0.11 detik
ST segment 0.27–0.33 detik
QT interval 0.35–0.42 detik
Pada saat membaca EKG, penting untuk memperhatikan pertanyaan berikut
ini:
Bagaimana kecepatannya?
Apakah QRS reguler?
Apakah ada tanda aktivitas atrium?
Apakah aktivitas atrium berkaitan dengan QRS complex?
Apakah QRS normal?
ISCHEMIC HEART DISEASE (1)
Penyebab utama Angina, Infark Miokard & Sudden Death
Menggambarkan penyakit yang terjadi akibat adanya proses reduksi,
interupsi, dan penghentian suplai darah ke otot jantung, terutama
disebabkan oleh atheroma atau atherosclerosis pembuluh koroner
ISCHEMIC HEART DISEASE (2)
Faktor resiko IHD:
Lipoprotein
Obesitas
Culture
Merokok
Diabetes
Alkohol
Tekanan darah tinggi
Kurang aktivitas fisik
Stres
ANGINA
Ketika arteri coroner mengalami gangguan timbul gejala angina
pectoris
Biasanya penyempitan melebihi 75% untuk sampai timbul gejala &
mengganggu aliran darah 90% disebabkan oleh atherosclerosis
Atheroskeloris dikarakteristikkan oleh akumulasi sel otot polos dan
lipid di dalam intima arteri berukuran medium atau besar
Nyeri yang terjadi pada angina pectoris dan unstable angina
menandakan adanya ketidakseimbangan suplai dan demand oksigen
di pembuluh coroner otot jantung mengalami hipoksia
Pada angina pectoris nyeri bersifat transient dan reversible
INFARK MIOKARD
Dalam 30-40 menit iskemia sel miokard rusak permanen
Infark: nekrosis dari otot jantung yang irreversible
Area nekrosis akan menjadi jaringan parut mengurangi
efektivitas fungsi jantung
PENGKAJIAN
Rapid assessment penting! apakah nyeri berasal dari gangguan
kardiak atau apakah nyeri merupakan gejala dari infark miokard atau
bukan
Pengkajian awal: EKG, kaji nyeri (penyebab, intensitas, durasi), riwayat
kesehatan dahulu, observasi umum dan TTV. Observasi umum: HR,
RR, BP, saturasi oksigen, warna kulit pasien, tingkat kesadaran.
KARAKTERISTIK CARDIAC CHEST PAIN
ANGINA INFARK MIOKARD
Onset bertahap Onset tiba-tiba atau bertahap
Nyeri yang terasa tertimpa benda berat dengan durasi Nyeri hebat, seperti tertimpa benda berat/sesak
5-10 menit selama > 20 menit
Pasien sering mengepalkan tangannya di atas sternum Radiasi retrosternal ke lengan
Radiasi retrosternal ke rahang, lengan, bahu dan leher Berkaitan dengan nausea, kelemahan, pucat, syncope,
despnea
Sering terjadi setelah makan, stress, aktivitas seksual Dengan atau tanpa riwayat IHD
atau pada saat tidur
Berkaitan dengan dispneu dan kelemahan Tidak berkaitan dengan latihan
Sering reda dengan beristirahat Pasien merasa menjelang ajal
KASUS (1)
Seorang pria usia 62 th, TB: 180 cm, BB: 79 Kg, datang ke IGD dengan
keluhan nyeri dada terus menerus. Nyeri dada mulai terasa 5.5 jam
yang lalu ketika sedang memotong rumput di pekarangan rumahnya.
Nyeri dada dirasakan menyebar ke lengan kiri dan rahangnya, rasa
nyeri digambarkan “dada saya seperti diduduki seekor gajah”. Skala
nyeri 9/10. Sejauh ini nyeri tidak berkurang dengan 3 SL NTG yang dia
minum dirumah maupun 3 SL NTG yang diberikan di ambulan dalam
perjalanan menuju rumah sakit. Pasien mengatakan dia pernah
mengalami CAD (stable angina selama 10 th), DM (insulin-dependant
selama 19 th), COPD (ringan, terkontrol dengan obat inhalasi), HTN
(terkontrol selama 20 th), CHF (EF 25%). Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan pasien berkeringat, TD: 180/110 mmHg, HR: 100x/menit,
RR: 32x/menit.
KASUS (2)
Hasil Lab:
Na: 143 mEq/L
K: 3.8 mEq/L
Cl: 103 mEq/L
CO2: 22 mEq/L
BUN: 19 mg/dL
SCr: 1.2 mg/dL
Estimated CrCl: 70 ml/min
Glucose: 149 mg/dL
Hb A1c: 7.7%
Mg: 1.3 mEq/L
CK: 1200 U/L
CK-MB: 8 ng/mL
Troponin-I 2.5ng/mL
Total Cholesterol: 259 mg/dL
LDL-C: 164mg/dL
HDL-C: 35mg/dL
TG: 300 mg/dL
KASUS (3)
EKG: 2 mm (>0.1mV) ST-segment elevation in leads V1 and V2
Riwayat merokok: pasien merokok 1 bks/hr selama 30 tahun
Pengobatan di rumah:
insulin: 20 unit pagi dan 15 unit malam
Hydrochlorothiazide: 25mg po daily
NTG patch: 7.5 mg topically daily
Ipratropium MDI: 2 puffs QID
ASA EC: 325 mg po daily
Albuterol MDI prn
NTG SL: 0.4 mg prn
ASUHAN KEPERAWATAN
UNSTABLE ANGINA (1)
Komplikasi
Infark miokard (terjadi pada 10-20% pasien)
Keluhan Utama
Nyeri dada yang tidak reda dengan pengobatan biasa
Tujuan Intervensi
Meredakan nyeri & mencegah komplikasi
Penatalaksanaan farmakologi
Nitrat (mendilatasi arteri coroner & meredakan nyeri), aspirin
(mencegah agregasi platelet), heparin (antikoagulan)
UNSTABLE ANGINA (2)
Nursing Consideration
Pengkajian nyeri secara berkala, TTV & pemeriksaan EKG. Anjurkan
pasien untuk bed rest
ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (AMI) (1)
Rapid assessment & diagnosis
Oksigen, pasang IV line, pemeriksaan darah(enzim jantung), aspirin,
analgesic & thrombolysis (jika tidak ada kontraindikasi)
T = thrombolysis S = stop occlusion
P = pain relief T = treat pain
A = anxiety relief R = rapidly
E = ease anxiety
P = pass on information
ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (AMI) (2)
Penggunaan thrombolysis dapat mengurangi angka kematian pasien
AMI
Jika diberikan 4-6 jam setelah onset 25 per 1000 nyawa dapat
terselamatkan
2-3 jam 27 per 1000 nyawa dapat terselamatkan
Pada jam pertama 65 per 1000 nyawa dapat terselamatkan
Hipertropi Miokardium
• Massa otot jantung meningkat dan mempengaruhi
konfigurasi geometrik jantung
• Terjadi seiring dengan dilatasi ventrikel
Peningkatan ekstraksi oksigen jaringan
• Penurunan curah jantung dan tekanan perfusi
aliran darah perifer ekstraksi oksigen jaringan
Respon Neurohormonal
• Aktivasi sitem renin – angiotensin – aldosteron
• Sekresi ADH di hipofisis
• Sekresi Endothelin (vasokonstriktor) dan Cytokine & interleukin
(menekan fungsi jantung)
Hipervolemia Hipertensi Stenosis Katub Katub inkompetent Kerusakan miokardium
Pe↑an Preload
Pe↑an SVR & tekanan Pe↑an afterload
Pe↓an kekuatan kontraksi ventr. kiri Pe↓ CO Pe↓an kekuatan kontraksi ventr. kanan
Pe↑an Preload
Pe↓an TD sistemik
IntoleranAktivitas
Mendesak lobus hepar Edema Ekstremitas
Edema pulmoner
• Kelemahan
• Dyspnea
• Takikardia
• Edema
• Nokturia
• Perubahan kulit
• Perubahan memori dan perhatian
• Nyeri dada
• Perubahan berat badan
Klasifikasi Fungsional
Klasifikasi fungsional seseorang dengan penyakit jantung menurut NYHA:
• Kelas I
Tidak ada keterbatasan aktifitas fisik
• Kelas II
Keterbatasan aktifitas ringan. Aktifitas fisik rutin menyebabkan keletihan, sesak nafas, palpitasi
dan nyeri angina
• Kelas III
Keterbatasan aktifitas fisik bermakna. Tidak nyaman saat istirahat
• Kelas IV
Tidak mampu melaksanakan aktifitas apapun dengan nyaman. Tanda insufusiensi jantung dan
nyeri angina dirasakan saat istirahat.
KLASIFIKASI STEVENSON
(Pada pasien dengan pemantauan hemodinamik non invasif)
(-)
↑ I II
Kongestif
(Rhonkhi)
III IV
↓
(+)
Contoh: Stevenson III : Jika pada pasien ditemukan tidak ada tanda-tanda hipoperfusi
pada akral dan ditemukan tanda-tanda kongestif berupa rhonkhi
Komplikasi Gagal jantung (1)
• Efusi pleura: krn peningkatan
tekanan kapiler pleura