Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan antidiare dengan tujuan untuk melihat kerja
dari aktivitas antidiare dalam sistem pencernaan. Menurut WHO, diare adalah buang air besar
dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Diare bisa
disebabkan oleh makanan dan minuman yang tercemar oleh mikroorganisme, dan pola hidup
yang tidak bersih contohnya tidak mencuci tangan sebelum atau setelah makan. Antidiare adalah
obat yang diberikan untuk mengatasi gejala diare dengan cara menekan gerak peristaltik usus.

Penyebab diare secara klinis dikelompokkan menjadi 6 golongan besar, yaitu infeksi
(disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit), malabsorpsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan
sebab-sebab lainnya (Depkes RI, 2011). Sedangkan aspek non klinis merupakan aspek non
infeksi, seperti penyakit sensitive terhadap gluten dan gangguan metabolisme menurun. Diare
adalah ketidakseimbangan antara absorbsi air dan sekresi air maka dari itu terjadilah diare.

Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit karena anatomi fisiologinya mirip
dengan manusia. Selain itu mencit mudah ditangani dan ukuran tubuhnya kecil sehingga waktu
penelitian lebih cepat. Hasil pengamatan menunjukkan hasil yang berbeda-beda karena
menggunakan obat dengan mekanisme kerja yang berbeda-beda dan dosisnya pun berbeda. Pada
kelompok 1 digunakan sediaan uji kontrol dengan rasio 0,39 dan sediaan uji loperamid 0,27.
Kelompok 2 menggunakan kaolin pectin dan infusa daun biji dengan rasio masing-masing 0,35
dan 0,4. Pada kelompok 3 digunakan sediaan uji kaolin pectin dan infusa daun biji dengan rasio
masing- masing berturut-turut 0,58 dan 0,71. Sedangkan pada kelompok 4 didapatkan hasil
loperamid 0,53 dan sediaan uji kontrol 0,74.

Obat-obat tersebut dipakai sebagai obat antidiare karena memiliki mekanisme untuk
menghambat diare. Pertama, mekanisme kerja loperamid adalah dengan menghambat motilitas
saluran pencernaan dan mempengaruhi otot sirkular dam logitulongitudinal. Obat ini berikatan
dengan reseptoe opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid
dengan reseptor tersebut (Tjay, 2002).

Kedua, daun jambu biji yaitu salah satu tanaman herbal untuk mengobati diare. Senyawa
aktif yang berkhasiat sebagai antidiare pada ekstrak daun Psidium guajava L. adalah flavonoid,
tanin, minyak atsiri dan alkaloid. Adanya senyawa dari esktrak daun Psidium guajava L. yang
mampu menjadi agen antidiare tidak hanya menjadi inhibitor efek spasmogenik pada usus tetapi
juga dapat memberikan efek sebagai inhibitor pertumbuhan dan perkembangan bakteri yang
dapat menyebabkan diare seperti Escherichia coli, Salmonella, Shigella, Staphylococus aureus,
dan Vibrio cholera. Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bakteri penyebab diare di
usus akan mencegah proses iritasi pada usus dan mengurangi peningkatan kecepatan gerakan
peristaltik usus. Peristiwa ini dapat mengurangi kontraksi usus dan memperpanjang waktu
absorbsi makanan di usus sehingga dapat menghentikan diare. (Ajizah, 2004)

Ketiga, kaolin pectin sebenarnya kombinasi antara kaolin dan pectin. Kaolin merupakan
penyerap dan menghilangkan rangsangan baik sekali dalam pengobatan diare non spesifik.
Sedangkan pectin merupakan adsorben yang dapat menghilang racun bakteri.

Pada percobaan kali ini, digunakan norit sebagai marker atau penanda karena warnanya hitam
sehingga dijadikan penanda selain itu norit juga bisa sebagai penyerap racun atau menyerap zat
yang berbahaya yang ada di saluran pencernan.

Dari pengamatan yang didapatkan dapat diamati bahwa rasio yang didapatkan yang paling besar
adalah kelompok 4 dengan uji kontrol yaitu dengan rasio 0,74. Sedangkan rasio yang paling kecil
yaitu uji sediaan loperamid pada kelompok 1 dengan rasio 0,27. Hal ini menunjukkan, bahwa
sediaan yang paling kuat adalah loperamid karena semakin kecil nilai rasio maka efek yang
didapatkan semakin bagus. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang paling kuat untuk
menurunkan atau menghentikan diare adalah loperamid yang dilihat dari rasionya yang paling
kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pengendalian penyakit diare. Jakarta;


2011.

Ajizah A. Sensitivitas Salmonella typhimurium terhadap ekstrak daun Psidium guajava L..
Bioscientiae. 2004;1(1):31-8. 8

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek
Sampingnya, Edisi Kelima, 270-279, Efek Media Komputindo, Jakarta.
Kesimpulan

Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan :

1. Penyakit saluran cerna yang sering terjadi di masyarakat yang akan kita bahas ada dua yaitu
diare dan tukak lambung

2. Obat yang dipakai untuk mengobati diare yaitu antidiare karena menghambat diare yang
dipakai pada percobaan kali ini yaitu loperamid, kaolin pectin dan infusa daun jambu biji

3. Obat yang paling kuat mengobati diare adalah loperamid karena nilai rasionya paling rendah
karena kerjanya menghambat motilitas saluran cerna

Anda mungkin juga menyukai