Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang mesin diesel 2 langkah.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan dan hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Murdjianto, M.Eng selaku dosen
pengampu mata kuliah Permesinan Kapal yang telah memberikan kami pengetahuan dan wawasan
dalam penulisan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasa dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima segala
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Surabaya, 28 November 2018

Penyusun

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1


DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 4
BAB II ISI ................................................................................................................ 5
2.1 Siklus Mesin Diesel 2 Langkah ................................................................... 5
2.2 Cara Kerja Mesin Diesel 2 Langkah ............................................................ 7
2.3 Karakteristik Mesin Diesel 2 Langkah ........................................................ 9
2.4 Dasar Pertimbangan Mesin Diesel 2 Langkah ........................................... 12
2.5 Sistem Pendukung Mesin Diesel 2 Langkah ............................................. 17
2.6 Sistem Pemasangan Mesin Diesel 2 Langkah ........................................... 22
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 25
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 25
3.2 Saran .......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 27

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus ideal atau sempurna mesin diesel .............................................. 5


Gambar 2.2 Diagram P-V siklus mesin diesel 2 langkah ........................................ 6
Gambar 2.3 Proses Langkah Hisap dan Kompresi Pada Mesin Diesel 2 Langkah . 8
Gambar 2.4 Proses Langkah Usaha dan Buang Pada Mesin Diesel 2 Langkah ...... 9
Gambar 2.5 Sistem Pelumasan Mesin Diesel ........................................................ 17
Gambar 2.6 Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel 2 Langkah ................................... 18
Gambar 2.7 Sistem Pendingin Air Tawar .............................................................. 19
Gambar 2.8 Sistem Pendingin Air Laut ................................................................. 20
Gambar 2.9 Sistem Asupan Udara Mesin Diesel................................................... 20

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mesin diesel adalah mesin yang sistem pembakarannya di dalam (internal combution
engine ) menjadi pilihan banyak pengguna motor bakar untuk kendaannya karena
keunggulan effisiensi bahan bakar. Sebagai efek dari semakin ketatnya peraturan terhadap
pencemaran lingkungan hidup, mesin diesel menjadi salah satu pilihan dalam pemakaian
sistem internal-combustion engine. Internal combustion engine ini kita temui dalam
sistem mobil, kapal, alat pembangkit listrik portable, bus, traktor dan lain-lain. Salah satu
keunggulan mesin diesel adalah sistem pembakarannya menggunakan Compression-
ignition ( pembakaran-tekan), yang tidak memerlukan busi. Pada Mesin Diesel salah satu
system terpenting adalah system aliran Bahan Bakar.
Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam tangki hingga
masuk kedalam system. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang jalur aliran bahan
bakar tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada Pada Sistem bahan bakar juga
terdapat beberapa komponen-komponen penting yang menunjang kelancaran aliran bahan
bakar. Apabila terdapat masalah pada sistemnya maka dapat mengganggu kerja dari
mesin, maka penting juga untuk dapat menganalisis, memperbaiki dan melakukan
pengujian terhadap proses kerja dari masing-masing komponen sistem bahan bakar motor
diesel terbagi menjadi tiga yaitu yang pertama yaitu sistem injeksion in-line,yang kedua
sistem injeksion distributor,dan yang terakhir yaitu sistem yang terbaru yaitu dengan
sistem common-rail yaitu menggunkan sistem Elektronik Control Unit (ECU) sistem ini
banyak digunakan pada engine diesel yang baru karna sistem elektronik yang lebih
menjamin keakuratan untuk mendapatkan daya mesin yang optimum,pemakain bahan
bakar yang hemat serta tingkat emisi yang rendah. Pengaturan injeksion yang sangat
akurat menjamin proses pembakaran lebih sempurna dengan tingkat emisi yang lebih
rendah dibandingkan sistem konvensional. Common rail layaknya seperti konsep hidup
bersama. Dalam hal ini, semua injektor yang bertugas memasok solar langsung ke dalam
mesin, menggunakan satu wadah atau rel yang sama dari Pompa Injector.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 3


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penulisan makalah
ilmiah ini adalah
1. Bagaimana siklus dari mesin diesel 2 langkah ?
2. Bagaimana cara kerja mesin diesel 2 langkah ?
3. Bagaimana karakteristik yang dimiliki oleh mesin diesel 2 langkah ?
4. Bagaimana dasar pertimbangan dalam memilih sebuah mesin disel 2 langkah ?
5. Apa saja sistem pendukung dari mesin disel 2 langkah ?
6. Bagaimana sistem pemasangan mesin diesel 2 langkah ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, tujuan dalam penulisan makalah ilmiah
ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui siklus dari mesin diesel 2 langkah.
2. Mengetahui cara kerja mesin diesel 2 langkah.
3. Mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh mesin diesel 2 langkah.
4. Mengetahui dasar pertimbangan dalam memilih sebuah mesin diesel 2 langkah.
5. Mengetahui sistem pendukung dari mesin diesel 2 langkah.
6. Mengetahui sistem pemasangan mesin diesel 2 langkah.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 4


BAB II
ISI

2.1 Siklus Mesin Diesel 2 Langkah


Siklus diesel yang merupakan siklus dari mesin penyalaan kompresi
(compression-ignition) ditemukan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1890. Perbedaan
mesin diesel dengan mesin otto terletak pada permulaan pembakarannya. Pada motor
bensin, campuran udara-bensin dikompresi dibawah temperatur pembakaran bahan
bakar dan proses pembakarannya dimulai dari percikan bunga api pada busi.
Sedangkan pada mesin diesel, udara murni diisap dan dikompresi diatas temperatur
pembakaran bahan bakar. Jadi, pada mesin diesel tidak terdapat karburator dan busi
tetapi diganti oleh injektor bahan bakar.
Pada mesin bensin, yang dikompresi adalah campuran udara-bensin dan
besarnya perbandingan kompresi dibatasi oleh temperatur terbakarnya bensin. Pada
mesin diesel, yang dikompresi adalah udaranya saja sehingga mesin diesel dapat
didesain pada perbandingan kompresi yang tinggi, antara 12 sampai 24. Proses injeksi
bahan bakar dimulai pada saat piston hampir mencapai titik mati atas dan masih
berlangsung beberapa saat setelah piston mencapai TMA. Oleh karena itu, proses
pembakaran pada mesin diesel terjadi pada interval waktu yang relative panjang
dibanding dengan mesin bensin. Dengan interval waktu pembakaran yang relatif
panjang tersebut, maka proses pemasukan panas didekati (approximated) sebagai
proses tekanan konstan, sedangkan tiga proses lainnya sama dengan mesin bensin.

Gambar 2. 1 Siklus Ideal atau Sempurna Pada Mesin Diesel

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 5


Pada Gambar 2.1,diagram tersebut menunjukkan siklus diesel ideal atau
sempurna. Mula-mula udara ditekan secara adiabatik (a-b), lalu dipanaskan pada
tekanan konstan - penyuntik atau injector menyemprotkan solar dan terjadilah
pembakaran (b-c), gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik (c-d),
pendinginan pada volume konstan - gas yang terbakar dibuang ke pipa pembuangan
dan udara yang baru, masuk ke silinder (d-a).
Zat kerja untuk mesin diesel adalah udara dan solar. Zat kerja biasanya
menyerapkalor pada suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha alias kerja (W), lalu
membuang kalor sisa pada suhu yang lebih rendah (QL). Karena energi kekal, maka
QH = W + QL.

Gambar 2. 2 Diagram P-V Siklus Mesin Diesel 2 Langkah

Gambar 2.2 tersebut merupakan diagram P-V siklus operasi mesin diesel 2
langkah yang menghubungkan antara tekanan dalam silinder dengan volume ruang
pembakaran. Adapun siklus operasi mesin diesel 2 langkah berdasarkan gamabar
tersebut adalah sebagai berikut,
 1 – 2 : udara masuk melalui lubang pemasukan kemudian katub
ditutup,lalu dikompresi sehingga tekanan meningkat dan temperatur
naik sampai titik bakar bahan bakar (Q = c = adiabatik).
 2 – 3 : Bahan bakar disemprotkan ke ruang silinder saat torak melewati
Top Dead Center. Awalnya bahan bakar dengan cepat dan tekanan
naik dengan cepat sampai torak melewati Top Dead Center.
Penyemprotan terus berlangsung sampai beberapa saat hingga
mencapai power yang diinginkan oleh mesin, sehingga tekanan silinder

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 6


tetap tinggi sampai torak mulai bergerak turun sampai semua bahan
bakar terbakar (P = c = Isobarik).
 3 – 4 : Langkah Kerja, dimana volume bertambah dan tekanan
mengalami penurunan (adiabatik)/
 4 – 5 : Merupakan siklus awal pembuangan dari mesin diesel , dimana
lubang gas buang atau katub gas buang terbuka.
 5 – 6 : Merupakan siklus awal pembilasan dari mesin diesel.
 6 – 1 : Merupakan akhir dari siklus pembilasan pada mesin diesel.

2.2 Cara Kerja Mesin Diesel 2 Langkah


Mesin diesel 2 tak menggunakan 2 langkah atau two-stroke dalam menempuh
satu kali siklus kerja. Sementara tiap langkah, itu membutuhkan setengah putaran
engkol. Jadi bisa dikatakan prinsip kerja motor diesel 2 langkah adalah mesin yang
mengubah energi panas (kimiawi) menjadi energi gerak dengan satu kali putaran
engkol.
Energi panas, dihasilkan dari pembakaran antara solar dan oksigen yang
dikompresi. Hasil dari pembakaran tersebut akan menimbulkan daya ekspansi yang
mendorong piston untuk bergerak.
Dalam mesin ini, hanya terjadi dua langkah yakni :
1. Langkah hisap dan kompresi
Langkah hisap adalah proses pemasukan udara kedalam silinder mesin,
sementara langkah kompresi adalah proses pemampatan udara ke bentuk
yang lebih padat sehingga suhu udara meningkat.
Pada mesin 4 tak, kedua proses ini terletak dalam langkah yang
berbeda. Namun pada sistem 2 tak, kedua langkah ini terjadi dalam satu
langkah secara bergantian.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 7


Gambar 2. 3 Proses Langkah Hisap dan Kompresi Pada Mesin Diesel 2 Langkah

Dimulai dari piston yang ada di TMB (titik mati bawah), saat piston
ada di TMB udara akan masuk melalui lubang udara yang ada di sekitar
dinding silinder. Udara ini dapat terdorong masuk karena pada saluran intake
terdapat blower atau turbo yang mendorong udara ke arah mesin.

Lalu piston akan bergerak naik, pergerakan ini akan membuat lubang
udara tertutup oleh dinding piston. Akibatnya, ketika piston baru bergerak ¼
ke TMA kompresi udara akan dimulai.

Ketika piston mencapai TMA, udara sudah berhasil dipampatkan


sehingga suhunya naik dan siap untuk dilakukan pembakaran.

2. Langkah usaha dan buang


Langkah usaha adalah proses terjadinya pembakaran, sementara
langkah buang adalah proses pembuangan gas sisa pembakaran dari mesin.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 8


Gambar 2. 4 Proses Langkah Usaha dan Buang Pada Mesin Diesel 2 Langkah

Langkah usaha akan terjadi ketika piston mencapai TMA di akhir


langkah kompresi, saat ini injektor akan mengabutkan sejumlah solar kedalam
udara bertekanan tinggi tersebut. Hasilnya solar akan terbakar dengan
sendirinya.

Solar dapat terbakar dengan sendirinya karena suhu pada udara yang
dikompresi melebihi titik nyala solar. Sehingga, solar akan membara apabila
dimasukan kedalam udara bersuhu tinggi tersebut.

Hasil dari pembakaran itu akan menimbulkan daya ekspansi yang


mendorong piston bergerak ke TMB. Sebelum piston mencapai TMB, katup
buang akan terbuka. Dalam posisi ini, lubang udara juga akan terbuka karena
posisi piston ada di bawah. Sehingga udara yang dihembuskan oleh blower
akan mendorong gas sisa pembakaran untuk keluar melewati katup buang.

Katup buang akan tertutup saat piston akan kembali naik ke TMA.
Proses ini akan terus berlanjut hingga suplai solar dihentikan.

2.3 Karakteristik Mesin Diesel 2 Langkah


Motor diesel adalah mesin pembangkit tenaga yang berfungsi untuk
mengkonversikan kandungan energi panas atau kalor bahan bakar menjadi energi
mekanik. Bahan bakar yang dugunakan adalah olar atau minyak diesel, yang salah
satu sifat pentingnya adalah viskositas atau kekentalan. Viskositas ini diperluakan
karena solar disamping berfungsi sebagai bahan bakar juga berfungsi sebagai
pelumas, yaitu untuk melumasi komponen sistem bahan bakar.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 9


Energi yang terkandung dalam bahan bakar dapt dihasilkan dalam proses
pembakaran didalam silinder. Energi panas tersebut tidak seluruhnya dapat
dikonversikan ke energi mekanik, karena konstruksi dan sifat bahan. Energi yang
dapat ditransfer hanya sekitar 30-40 persen, sementara yang lainnya merupakan
kerugian panas yang terbawa ke gas buang, pendingin, dan gesekan. Afisiensi termal
atau efisiensi panas suatu motor, dihitung berdasarkan berapa banyak energi panas
hasil pembakaran yang dapat dikonversikan menjadi daya guna mesin atau daya
motor.
Konversi energi panas ke energi mekanik, dilakukan melalui gerak lurus
piston dipindahkan keporos engkol, untuk mendapatkan energi mekanik dalam bentuk
putaran. Output poros engkol ini yang kemudian disebut dengan daya motor diesel.
Daya guna motor ditentuakan dengan mengukur daya yang keluar dari poros engkol
mesin. Pengukuran daya guna mesin dengan menggunakan dynamometer. Horse
power atau daya mesin adalah pengukuran kemampuan kerja mesin. Satu horse power
dapat dijelaskan sebagai kemampuan mengangkat 33000 pound satu feet dalam satu
menit atau satu daya kuda adalah usaha yang dibebankan sebesar 75 kg sejauh satu
meter dalam satu detik.
Perbandingan kompresi suatu mesin adalah perbandingan volume terbesar
terhadap volume terkecil volume terbesar saat piston berada pada titik mati bawah
(TMB) Sementara volume terkecil berada saat piston berada pada titik mati atas
(TMA) volume terbesar berarti volume langkah ditambah ruang diatas piston saat
berada di TMA atau sering diistilahkan dengan ruang bakar. Ruang terkecil berarti
ruang diatas piston saat piston ada di TMA.
Perbandingan motor diesel lebih besar dibandingkan dengan motor bensin.
Pada motor bensin paling tinggi 1 dibandng 15, sedangkan pada motor diesel minimal
s1 dibanding 18. Berpandingan kompresi pada motor diesel salah satu fungsinya
adalah untuk mendapatkan temperatur pemicu/ atau penyalaan proses pembakaran.
Sebab pada motor diesel tidak menggunakan pemicu pembakaran seperti pada motor
bensin, yaitu loncatan bunga api listrik tegangan tinggi pada busi. Kalau pada motor
diesel ada istilah busi juga, namun bsi tersebut adalah busi pijar yang berfungsi
sebagai pemanas ruang saat motor diesel akan dihidupkan. Sehingga besarnya
temperatur akhir kompresi pada motor diesel menjadi penentu terjadinya proses
pembakaran.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 10


Konsep lama menjelaskan bahwa untuk menghasilkan perbandingan kompresi
yang tinggi, maka mesin perlu menggunakan konsep long stroke. Konsep long stroke
adalah perbandingan antara langkah piston dengan diameter piston konsep long stroke
adalah bila langkah piston adalah lebih besar dibanding dengan diameter piston,
sehingga motor diesek yang menggunakan konsep long stroke tersebut akan
menghasilkan tenaga yang besar namun kaselerasinya lemah.
Motor diesel mampu bekerja pada waktu yang lama, dan makin panas motor
diesel akan menghasilkan performa yang lebih baik. Berbeda dengan motor bensin
yang apabila semakin panas perforamnya akan semakain menurun.kehandalan motor
diesel tersebut karena beberapa faktor, pertama panasnya mesin akan membantu
proses persiapan pembakaran motor diesel yang lebih baik. Sehingga motor diesel
akan semakin besar menghasilkan energi panas, dengan demikian tenaga motor diesel
akan semakin meningkat. Kedua motor diesel tidak menggunakan mekanisme
pengapian seperti pada motor bensin, yang kinerjanya terpengaruh oleh interval waktu
penggunaan, sebaliknya karena pemicu pembakaran menggunakan udara yang
dikompresikan berarti motor diesel semakin lama akan semakin baik pemicu
pembakarannya. Ketiga konstruksi motor diesel dibuat dengan bahan yang lebih baik
sehingga memungkinkan motor diesel bekerja lebih baik. Semua itu tentunya dengan
parasyarat yang sama denga motor bensin yaitu sistem pelumasan dan pendinginan
bekerja dengan baik.
Masalah emisi gas buang muncul persepsi yang salah karena sering melihat
motor diesel kendaraan bermotor menyemburkan asap hitam legam, sementara motor
bensin gas buangnya terlihat lebih bersih. Namun perlu diketahui bahwa kepekatan
gas buang motor diesel tersebut adalah hanya partikel padat jelaga hitama yang cepat
hilang atau mengendap ke tanah oleh tarikan gravitasi bumi.
Konsumsi bahan bakar motor diesel lebih hemat kdibanding motor bensin
karena beberapa faktor yaitu; proses pembakaran yanga tak kurang oksigen, tekanan
kompresi yang lebih tinggi, nilai pembakaran bahan bakar yanga lebih tinggi,
distribusi bahan bakar untuk tiap silinder lebih merata, proses pembilasan yang lebih
bersih karena overlap yang jauh lebih panjang.
Energi kimia yang dikenal dengan Hidro Carbon, disenyawakan dengan
oksigen agar dapat dilakukan prose pembentukan energi panas melalui proses
pembakaran. Pertama-tama mesin berusaha merubah bentuk fisik behan bakar dari
bentuk cair menjadi bentuk gas, bahan bakar dikabutkan agar mudah menjadi uap atau
MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 11
menjadi bentuk gas. Kondisi ini baru memungkinkan bahan bakar bersenyawa dengan
oksigen dari udara. Konsentrasi ini akan memungkinkan terjadinya proses
pembakaran setelah ketiga syarat pembakaran yaitu bahan bakar oksigen dan panas
saling berhubungan.
Kalor hasil pembakaran tersebut selanjutnya menyebabkan terjadinya
pemuaian gas didalam silinder, yang didindikasikan dengan adanya kenaikan tekanan.
Tekanan tersebut kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan energi mekanik
berupa putaran pada poros engkol. Dengan demikian akhirnya mesin dapat
menghasilkan tenaga seperti yang diharapkan.

2.4 Dasar Pertimbangan Memilih Mesin Diesel 2 Langkah


Tujuan dari pemilihan motor penggerak utama kapal adalah menentukan jenis
serta typedari motor penggerak utama kapal yang sesuai dengan kebutuhan kapal.
kebutuhan ini didasarkan dari besarnya tahanan kapal yang diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya dimensi utama kapal serta kecepatan dan rute kapal yang
diinginkan. Langkah - langkah dalam pemilihan motor penggerak utama kapal antara
lain
1. Menghitung besarnya tahanan kapal.
2. Menghitung besarnya kebutuhan daya motor penggerak utama kapal.
3. Menentukan jenis dan type dari motor penggerak utama kapal
Proses pemilihan sistem penggerak utama di kapal memiliki kesamaan dengan
proses pemilihan pada umumnya, yakni menghubungkan sejumlah unit komponen
untuk dapat bekerja secara harmonis dalam menghasilkan performance sistem yang
diinginkan serta life cycle cost yang seminimum mungkin. Dalam proses desain ini
ada sejumlah keputusan teknis dan ekonimis yang dibuat sebagai contoh apakah
prime mover yang dipilih adalah motor diesel, turbin uap dengan bahan bakar minyak,
turbin gas, ataukah kombinasi diantara tipe penggerak utama tersebut. Apabila tipe
penggerak utama sudah ditentukan (mesin diesel, turbin uap atau turbin gas).
Pemilihan main propulsion plant juga bisa didasarkan pada pengalaman-
pengalaman pada proses desain sebelumnya, terlebih lagi untuk kasus rekayasa yang
kompleks. Apabila informasi dan jawaban dari persoalan sudah tersedia pada praktek-
praktek sebelumnya, maka pendekatan pertama dapat dibuat tanpa studi yang detail
sehingga dengan demikian hal ini mengurangi waktu yang diperlukan dan variable

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 12


yang diberikan dalam pertibangan perencanaan bab awal.dipertimbangkan dalam
trade of studies yang melibatkan berbagai macam tipe main propulsion plant.
Faktor yang dipertimbangkan dalam trade of studies yang melibatkan berbagai
macam tipe main propulsion plant :
1. RELIABIITY (Keandalan)
Reliability atau keandalan didasarkan pada peningkatan kompleksitas
peralatan dan bertambahnya persyaratan keandalan serta semakin besarnya
usaha untuk mengurangi jumlah ABK yang mengoperasikan mesin di
kapal. Pertimbangan keandalan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi
bahan bakar, berat, kebutuhan ruang dan harga awal yang merupakan hal
penting saat mendesain akan menjadi tidak berarti disbanding dengan
kemungkinan berhentinya operasi kapal hanya karena keandalan yang
tidak baik.
Metode penentuan rating pada komponen penggerak utama bervariasi
harus dianalisa untuk menghasilkan margin yang sesuai dengan kondisi
operasi dan desain. Sehingga penentuan margin hanya didasarkan pada kondisi
pengujian di test bed tidak menjamin bahwa kapal akan beroperasi dengan
aman.
2. MAINTAINABILITY
Persyaratan perawatan preventif dan perawatan korektif harus
dipertimbangkan dalam memilih tipe permesinan dalam sistem penggerak
utama kapal. Perawatan preventif secara langsung berpengaruh pada
tingkat pemakaian personil dan operasional cost misalnya pelumasan,
perawatan packing, pembersihan, dan penggantian bagian-bagian tertentu.
Operasional costs menjadi sangat penting saat perlengkapan dan
perlengkapan khusus disyaratkan.
Pemeliharaan kolektif juga harus dipertimbangkan secara jelas
terhadap pengaruhnya pemakaian personil, kemampuan personil, material
dan peralatan yang disyaratkan. Kemudian modus-modus kegagalan harus
dipelajari untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kegagalan yang
berpengaruh pada propulsion plant penurunan sistem kerja downtime atau
kombinasi kedua hal tersebut.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 13


3. SPACE AND ARRAGEMENT REQUIREMENT
Peraturan yang menyatakan bahwa jika propelling matching space
melebihi 13% dari GT kapal maka 32 dari GT dapat dikurangi dalam
hitung NT. Sehingga dalam perhitungan biaya pelabuhan, biaya melewati
kanal, perhitungan pajak, dan sebagainya yang didasari atas hitungan GT
owner cenderung untuk memiliki sistem permesinan yang membutuhkan
ruang paling tidak 13% GT. Namun, sistem perhitungan tersebut saat ini
sudah tidak berlaku lagi, sehingga dalam usaha untuk menaikkan
pendapatan, salah satu alternative yang biasa dilakukan adalah
meningkatkan kapasitas angkut kapal dengan menekan kebutuhan ruang
untuk permesinan ( kamar mesin ).kebutuhan akan ruang muat yang
minimum tidak mungkin diberlakukan umum, sebab tiap tipe power plant
memiliki kebutuhan akan ruang yang berbeda. Guna memberikan
gambaran umum akan perbedaan kebutuhan ruang permesinan untuk jenis
propulsion plant yang berbeda dengan hal niaga, maka dibawah ini akan
disajikan beberapa gambar yang berkaitan dengan hal tersebut.
4. WEIGHT REQUIREMENT
Persyaratan berat pada main propulsion plant bervariasi tergantung
pada jenis kapal yang direncanaan. Untuk tanker yang berkapasitas muatan
dibatasi oleh batas sarat kapal, maka berat main propulsion machinery
berarti penghilangan kemampuan angkut muatan. Kapal-kapal niaga yang
biasanya beroperasi pada beban penuh, karena keberadaan alat bongkar di
atas geladak, maka persyaratan berat permesinan tidak begitu berpengaruh
karena mengingat berat permesinan akan mampu mengembalikan stabilitas
kapal sebagai akibat naiknya titik berat karena peralatan bongkar muat.
Hubungan antara daya kapal dan berat permesinannya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini
5. TYPE OF FUEL REQUIRED
Meski bahan bakar padat dan gas ( coal, uranium, dan natural gas )
berperan penting di dunia penghasil energy, pemakaian bahan bakar cair
jauh lebih banyak dikonsumsi untuk penggerak permesinan di kapal.
Semua bahan bakar cair adalah produk lanjutan dari crude oil. Informasi
mengenai jenis bahan bakar dan penggunaannya dapat dilihat pada table di
bawah ini.
MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 14
Umumnya , bahan bakar dengan viskositas tinggi memiliki harga yang
lebih murah, namun bahan bakar jenis ini memiliki tingkat ketidakmurnian
yang lebih tinggi sehingga sangat berpengaruh terhadap kualitas
pembakaran. Bahan bakar yang dipilih seharusnya tidak hanya ditentukan
dengan pertimbangan dasar harga yang urah. Namun factor initial cost,
handling cost, dan biaya perawatan dari peralatan yang berkaitan dengan
pemakaian bahan bakar juga harus menjadi salah satu pertimbangan.
Faktor pertimbangan lain yang berkaitan dengan sistem dan pemilihan
bahan bakar adalah peralatan yang dibutuhkan untuk perlakuan bahan bakr
( filtering, fuel treatment ), dan peraltan yang berkaitan untuk pencegahan
korosi dan pembersihan slag ( kerak ).
6. FUEL CONSUMPTION
Tiap tipe propulsion plant memilik efisiensi termal dan sfoc yang
berbeda beda. Karakteristik konsumsi bahan bakar dari berbagai tipe
propulsion plant menggambarkan huungan antara konsumsi bahan bakar
dan ukuran berbagai propulsion plant. Konsumsi bahan bakar tersebut
termasuk kebutuhan untuk main propulsion plant, auxiliary, dan beban-
beban hotel (akomodasi)
7. FRACTIONAL POWER AND TRANSIENT PERFORMANCE
Part load operation / kondisi operasi pada beban tidak penuh sering
dijumpai pada saat kapal berolah gerak atau pada saat kapal akan
memasuki atau keluar pelabuhan. Pada kapal dengan propulsor FPP, maka
pengaturan beban dilakukan dengan mengatur jumlah bahan bakar yang
dimasukkan ke silinder, serta pengaturan putaran motor. Sedangkan pada
CPP, seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka pengaturannya
dilakukan dengan mengatur posisi blade / daun propeller. Tentunya proses
olah gerak dengan bantuan CPP akan sangat memudahkan.
8. INTERRELATION WITH AUXILIARIES
Banyak perlengkapan bantu yang dibutuhkan untuk melayani main
engine, cargo handling, ship handling, dan beban akomodasi dan lain-lain.
Untuk pemilihan motor penggerak generator, pertimbangan diatas harus
berlaku. Mesin bantu pada umumnya digerakkan dengan tenaga uap /
listrik. Saat main engine digerakkan tenaga uap,maka akan lebih
menguntungkan jika generator, pompa, windlass juga digerakkan dengan
MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 15
tenaga uap.Pada kasus ini, diesel dan turbin gas dipilih sebagai ,otor induk,
maka peralatan bantu akan lebih baik digerakkan oleh motor listrik, akibat
tidak tersediannya uap sebagai penggerak.
Suplai uap untuk tujuan pemanasan dibutuhkan pada sebagian besar
kapal. Jumlahnya tergantung tipe kapal. Jika kapal digerakkan dengan
tenaga uap, suplai uap bisa langsung dari boiler utama. Untuk diesel dan
turbin gas sebagai penggerak utama, sebuah boiler biasanya akan
disediakan untuk tujuan ini.
Salah satu cara ekonomis adalah dengan menggunakan gas buang yang
dilewatkan pada boiler. Boiler tipe ini sebuah burner dengan bahan bakar
minyak juga membantu proses pemanasannya.
Pada tanker dengn sistem penggerak turbin uap, dimana kapasitas
panas yang besar dibutuhkan utnuk pemanasan cargo dan pembersihan
tangki muatan, kapasitas boiler akan ditambah untuk mengkompensasi
beban tambahan tersebut. Akan tetapi, saat tanker digerakkan oleh diesel
atau turbin gas, maka penambahan boiler mutlak diperlukan untuk
keperluan tersebut.
9. REVERSING CAPABILITY
Penyediaan fasilitas stopping dan reversing di kapal tentunya berkaitan
erat dengan pemilihan jenis penggerak utamanya. Proulsion plant yang
menggunakan reciprocating engine, diesel engine, electric motor, tentunya
tidak memiliki masalah dalam menyediakan fasilitas operasi diatas, karena
komponen-komponen dapat didesain untuk revesible. Turbin uap dan gas
tidak bisa dibalik langsung. Untuk keperluan ini diperlukan peralatan
khusus. Solusi umum unutk turbin uap adalah menyediakan alur khusus
untuk astern blanding ( sudu pembalik ) pada ujung turbin. Pada turbin gas
solusi yang bisa digunakan adalah menyediakan perlengkapan khusus
seperti electric drives, gear pembalik, reversible pitch propeller.
10. OPERATING PERSONEL
Jumlah dan kualitas dari orang yang dibutuhkan untuk mengoperasikan
sistem penggerak utama kapal adalah factor penting. Biaya yang berkaitan
dengan personel biasanya tergantung pada tingkat keahlian personel.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 16


11. COSTS
Running cost : Bagian terpenting dari running cost umumnya adalah
biaya tahunan bahan bakar. Untuk kebutuhan daya mesin, pada prinsipnya,
terdapat dua cara untuk meminimalisir penggunaan bahan bakar:
 Dengan memilih bahan bakar yang seefisien mungkin untuk
mesin meskipun hal ini membutuhkan biaya bahan bakar yang
mahal
 Dengan memakai permesinan yang mampu membakar bahan
bakar yang murah meskipun specific fuel consumptionnya
tinggi

2.5 Sistem Pendukung Mesin Diesel 2 Langkah


Mesin secara umum memerlukan sistem pendukung agar dapat beroperasi
dengan baik dan tanpa mengalami gangguan yang berarti dan tiap unit bagian mesin
harus mendapat perawatan secara simultan dan continue. Secara umum sistem
pendukung pada mesin tersebut dibagi menjadi 5 bagian utama, yaitu:
1) Sistem Pelumasan Mesin

Gambar 2. 5 Sistem Pelumasan Mesin Diesel

Mesin pembakaran dalam (internal combustion) tidak dapat berjalan


jika bagian-bagian yang bergerak yang terdiri dari logam-logam
diperbolehkan saling kontak tanpa lapisan pelumas. Panas yang dihasilkan
luar biasa karena jumlah gesekan akan mencairkan logam, menuju
kehancuran mesin.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 17


Untuk mencegah hal ini, semua bagian mesin yang bergerak harus
dilapisi minyak pelumas yang dipompa ke semua bagian mesin yang
bergerak.
Umumnya pelumas mesin menggunakan olie yang kekentalannya
(viskositas) menggunakan satuan SAE, fungsi dari pelumas tersebut adalah
untuk mengurangi gesekan dan getaran antar bagian-bagian yang bergerak,
melindungi mesin dari keausan, menyerap panas dan gesekan yang
dihasilkan oleh bantalan mesin yang bergerak.
Untuk memastikan agar bagian-bagian mesin yang bergerak terlumasi
dengan baik maka perawatan dan pengecekan rutin (schedule) perlu
dilakukan agar sirkulasi pelumasan mesin tidak terhambat dan tersumbat.
Minyak pelumas ditampung dan disimpan di bak olie (oil carter) dimana
telah terdapat satu atau lebih pompa oli, pompa melalui pipa menghisap
olie dari bak oli dan memompanya ke saluran-saluran pembagi setelah
terlebih dahulu melewati filter olie dan pendingin olie.
Dari saluran-saluran pembagi, minyak pelumas yang telah didinginkan
tersebut disalurkan untuk melumasi permukaan bantalan, poros engkol,
roda gigi, silinder, pegas dan bagian yang bergerak lainnya. Minyak
pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali
ke dalam bak olie lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh
pompa olie untuk disalurkan kembali dan begitu seterusnya.
2) Sistem Bahan Bakar Mesin

Gambar 2. 6 Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel 2 Langkah

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 18


Semua mesin diesel memerlukan sebuah metode penyimpanan dan
penyampaian bahan bakar ke mesin. Karena mesin diesel mengandalkan
injector yang komponennya sangat presisi dengan toleransi sangat ketat
dan sangat kecil lubang injeksinya, bahan bakar dikirim ke mesin harus
sangat bersih dan bebas dari kontaminan. Keharusan sistem bahan bakar
tidak hanya menyampaikan bahan bakar, tetapi juga menjamin kebersihan
bahan bakar tersebut.
Hal ini biasanya dilakukan melalui serangkaian filter in-line.
Umumnya, bahan bakar akan disaring lebih dulu di luar mesin dan bahan
bakar akan melalui setidaknya satu lagi filter internal mesin, biasanya
terletak di garis setiap injektor bahan bakar. Dalam mesin diesel, sistem
bahan bakar jauh lebih kompleks dari pada sistem bahan bakar mesin
bensin yang lebih sederhana karena bahan bakar mesin diesel yang
melayani dua tujuan. Satu tujuan yang jelas adalah sebagai pemasok bahan
bakar untuk menjalankan mesin dan yang lainnya bertindak sebagai
pendingin injector.
Untuk memenuhi tujuan kedua ini, bahan bakar terus menerus
mengalir melalui sistem bahan bakar mesin (engine’s fuel system) dengan
laju aliran yang jauh lebih tinggi dari yang dibutuhkan untuk hanya
menjalankan mesin, contoh saluran bahan bakar ditunjukkan pada gambar.
Bahan bakar yang berlebih disalurkan kembali ke pompa bahan bakar (fuel
pump) atau tangki penyimpanan tergantung pada aplikasi sistem bahan
bakar.
3) Sistem Pendinginan Mesin (Cooling)

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 19


Gambar 2. 7 Sistem Pendingin Air Tawar

Hampir semua mesin diesel mengandalkan sistem pendingin cair untuk


mentransfer panas keluar dari blok dan dari dalam mesin seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. Sistem pendingin terdiri dari loop tertutup yang
hampir sama dengan mesin-mesin mobil dan mengandung komponen-
komponen utama seperti: pompa air (water pump), radiator (heat
exchanger), termostat, jaket air yang terdiri dari bagian-bagian pendingin
di blok dan kepala silinder (cylinder head).

Gambar 2. 8 Sistem Pendingin Air Laut

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 20


Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang
diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang
sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan
diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian blok
silinder yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula bagian-bagian
dari kepala silinder didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston
didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak
pelumas itu kemudian disalurkan melewati pendingin minyak.
4) Sistem Asupan Udara (Air Intake)

Gambar 2. 9 Sistem Asupan Udara Mesin Diesel

Mesin diesel memerlukan toleransi ketat untuk mencapai rasio


kompresi dan karena kebanyakan mesin diesel baik turbo diesel
(turbocharging or supercharging), mengasup udara yang masuk ke mesin
harus bersih, bebas dari kotoran dan sedingin mungkin. Untuk
meningkatkan efesiensi turbocharged atau supercharged mesin, udara
terkompresi harus didinginkan setelah dikompresi. Sistem asupan udara
(air intake system) dirancang untuk melaksanakan tugas ini (turbocharging
dan supercharging dibahas kemudian).
Sistem asupan udara bervariasi tapi biasanya salah satu dari dua jenis,
basah atau kering.Dalam sistem asupan filter basah, seperti yang
ditunjukkan pada gambar, udara dihisap atau digelembungkan melalui
rumah filter yang mengandung minyak sehingga kotoran dalam udara
dihilangkan dengan minyak dalam proses penyaring. Udara kemudian
mengalir melalui sebuah bahan screentip untuk memastikan setiap minyak
yang terbawa dipisahkan dari udara.
Dalam sistem filter kering, kertas, kain atau bahan screen logam
digunakan untuk menangkap dan menjebak kotoran sebelum memasuki
mesin, mirip dengan tipe yang digunakan dalam mesin mobil. Selain

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 21


membersihkan udara, sistem asupan udara biasanya didesain untuk
mengasup udara segar sejauh mungkin dari mesin, biasanya dari luar
ruangan mesin, agar pasokan udara untuk asupan mesin belum terpanaskan
oleh panas dari mesin itu sendiri.Alasan untuk memastikan agar suplai
udara sedingin mungkin adalah karena udara dingin lebih padat dari pada
udara panas.
Ini artinya bahwa persatuan volume udara sejuk memiliki lebih banyak
oksigen dari pada udara panas. Dengan demikian udara sejuk memberikan
lebih banyak oksigen untuk tiap silinder dari pada udara panas. Lebih
banyak oksigen berakibat pembakaran bahan bakar lebih efisien dan lebih
bertenaga.
Setelah disaring, udara disalurkan oleh sistem asupan ke intake
manifold mesin atau kotak udara. Manifold atau kotak udara adalah
komponen yang mengarahkan udara segar ke masing-masing katup isap
mesin. Jika mesin turbocharge atau supercharge, udara segar akan
dikompresi dengan blower dan mungkin didinginkan sebelum memasuki
saluran udara masuk (intake manifold). Sistem asupan juga berfungsi
untuk mengurangi kebisingan aliran udara.
5) Saluran Buang (Exhaust)
Sistem pembuangan mesin diesel melakukan tiga fungsi:
1. Saluran sistem pembuangan yang melewatkan gas-gas pembakaran
dari mesin, di mana mereka ditipiskan oleh atmosfer setelah
sebelumnya dicampur dengan air. Hal ini dilakukan didaerah
sekitar mesin ditempatkan.
2. Batas sistem pembuangan dan saluran gas-gas ke turbocharger, jika
digunakan.
3. Sistem pembuangan yang memberikan peredaman muffler
digunakan untuk mengurangi kebisingan mesin.

2.6 Sistem Pemasangan Mesin Diesel 2 Langkah


1. Penyusunan dan Penempatan Permesinan
Mengatur dan menyusun permesinan tidak sesederhana dengan meminimalkan
volume dan panjang ruang mesin tetapi, harus mencapai penyusunan mesin induk

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 22


dan bantu yang rasional, dapat memasang secara modul dan preoutfitting dengan
demikian mudah untuk pengoperasian, pemeliharaan, reparasi dan pemindahan.
Hampir semua pabrik mesin mengijinkan mesin dipasang miring (arah
memanjang) sampai lima derajat, bila centerline propeller rendah, garis poros dan
mesin mungkin dimiringkan sehingga ketinggan double bottomdi ruang mesin
dinaikan untuk menyesuaikan dengan mesin.
Ruang kontrol agar diletakkan dengan kemudahan masuk dari ruang
akomodasi pada beberapa kapal dengan low-speed enguine, control room dengan
ruang kecil yang cukup, diletakkan didepan atau dibelakang mesin, ruang kontrol
berada di sisi kiri, dekat dengan campshaft dan kontrol mesin.
Alat bantu dan tangki-tangki yang terbaik adalah diatur dalam grup
berdasarkan fungsi, untuk menyederhanakan lewatnya pipa dan fasilitas operasi
dan pemeliharaan. Lokasi diatur oleh dekatnya ke sambungan pipa peralatan yang
terkait, oleh kondisi permasalahan dan pengeluaran pompa, oleh pengaruh
gravitaso, oleh head static atau oleh kebutuhan pengisapan air laut.
Tangki yang besar dan permesinan yang berat yang diletakkan di tempat yang
tinggi di kapal akan mengurangi stabilitas. Pembangunan tangki di koordinasikan
/ disesuaikan dengan stuktur kapal, jarak gading dan tangki yang berada disisi
kapal di gabung dengan kulit kapal dan stuktur
2. Access dan Overhouling Gear
Selama umur kapal, hampir setiap komponen di kapal membutuhkan reparasi
atau pemudahan. Alat angkat yang memadai, designated landing and storage area,
ruang untuk jalan masuk dialokasikan pada tahap awak perancangan, usaha ini
akan mempermudah reparasi atau pemindahan dalam pelayanan.
Ketinggian yang cukup harus disediakan untuk mesin utama dan bantu untuk
memindahkan piston / torak. Motor induk yang relativ tinggi, relativ terhadap
ketinggian badan kapal membutuhkan trunk diatas main deck level.
Umumnya overhead gantry came dipasang meliputi ruang mesin, untuk
pemeliharaan motor induk dengan memperluas kerja crane arah memanjang dan
melintang dan dengan dilengkapi dengan wire (tali baja) yang cakup sehingga
hook (kait) menjangkau pelat lantai, crane dapat berguna untuk kegiatan-kegiatan
yang lain. Kapasitas crane harus dapat mengangkat komponen-komponen terberat
motor induk.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 23


3. Pondasi
Sebuah mesin penggerak umumnya duduk diatas upper flang, bagian dari rigid
box girder yang dibangun sebagai bagian integral dari struktur double bottom,
flange dudukan untuk low speed engine umumnya berupa pelat yang
disisipkan ke tank top, flange untuk medium dan high speed engine umumnya
lebih tinggi dari tank top
Pondasi mesin harus cukup kuat untuk menyerap gaya dan momen yang
dihasilkan oelh mesim dan komponen terkait, demikian juga menahan
rambatan bending momen dari badan kapal ke mesin. Low speed direct
connected engine menyalurkan gaya dorong propeller lewat pondasi, dengan
menggunakan baut bracket atau penahan pada bantalan thrust (thrust block).
Pondasi untuk medium dan high speed engine umumnya jadi satu (integral)
dengan pondasi roda gigi dan bantalan gaya dorong propeller
Bila mesin dipasang rigid dari pada dengan pemasangan yang bergegas, satu
rangkaian ganjal terbuat dari baja tuang dan besi baja digunakkan untuk
mengganjal mesin pada bag atau pondasi
Ganjla pejal dapat juga dibentuk dari epoxy resin yang dituang di tempat
ganjal setelah mesin diluruskan (aligned) dan disangga sementara
4. Resillient Mounting
Hampir semua mesin di pasang dengan kuat pada dudukan (seating flange)
dengan ganjal solid chock, walaupun pada kenyataan untuk medium dan high
speed engine dipasang peredam, dengan material penyerap getaran.
Peredam getaran digunakan untuk mengurangi structureborne vibration yang
dihasilkan mesin yang disalurkan ke badan kapal, tetapi ini hanya memungkinkan
bila mesin itu sendiri cukuo rigid dalam bending dan torsi. Low speed diesel
engine umumnya membutuhkan pondasi pejal.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 24


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan diagram P-V, siklus yang terjadi pada mesin diesel 2 langkah
meliputi langkah kompresi, dilanjutkan dengan langkah pembakaran, langkah kerja
yang mengakibatkan volume bertambah dan tekanan turun, kemudian langkah
pembuangan dan diakhiri dengan langkah pembilasan.
Mesin diesel 2 tak menggunakan 2 langkah atau two-stroke dalam menempuh
satu kali siklus kerja. Sementara tiap langkah, itu membutuhkan setengah putaran
engkol. Jadi bisa dikatakan prinsip kerja motor diesel 2 langkah adalah mesin yang
mengubah energi panas (kimiawi) menjadi energi gerak dengan satu kali putaran
engkol.
Karakteristik mesin diesel meliputi hal berikut diantaranya yaitu bahan bakar
yang digunakan berjenis diesel, tidak membutuhkan komponen pengapian untuk
proses pembakaran, rasio kompresi relatif besar, tenaga dan torsi bisa dicapai pada
rpm yang lebih rendah dibanding mesin bensin, tidak cocok jika dioperasikan pada
rpm tinggi, memiliki percepatan yang lebih lambat dibanding mesin bensin, polusi
yang dihasilkan lebih kasar dibandingkan dengan mesin bensin, polusi yang
dihasilkan pekat, dan getaran ddan suara yang dihasilkan lebih kasar dibanding mesin
bensin.
Dasar pertimbangan dalam memilih mesin diesel 2 langkah diantaranya yaitu:
menentukan margin, menghubungkan antara kecepatan kapal dan unjuk kerja mesin,
memperhatikan kebutuhan daya mesin, dilanjutkan dengan pemilihan mesin yang
memperhatikan profil operasi mesin, berat dan volume mesin.
Mesin diesel 2 langkah terdiri atas sistem bahan bakar, sistem udara
bertekanan, sistem pelumas, sistem pendingin air tawar, dan sistem air laut.
Sedangkan pemasangan mesin diesel 2 langkah perlu memperhatikan beberapa
hal seperti penyusunan dan penempatan permesinan, acccses dan overhauling gear,
pondasi, dan ressillient mounting.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 25


3.2 Saran
Melalui penulisan makalah ilmiah mengenai mesin diesel 2 langkah ini, maka
diharapkan sistem pemilihan dan sistem pengoperasian menggunakan mesin diesel 2
langkah dapat terjalankan dengan optimal.
Selain itu, diharapkan melalui penulisan makalah ilmiah ini, dapat digunakan
untuk menunjang kemampuan akademik mahasiswa sehingga dapat melakukan
pengembangan mengenai pengoperasian mesin diesel 2 langkah.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 26


DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar. Wiranto, Koichi Tsuda, (2002), Motor Diesel Putaran Tinggi, Pradnya
Paramita, Jakarta

Alam Ikan. 2015. Jenis Mesin Luar dan Mesin Dalam Kapal
https://alamikan.com/2014/12/jenis-mesin-luar-dan-mesin-dalam-kapal.html
Diakses pada 23 November 2018 Pukul 23.19 WIB.

Harrington, Roy L, (1968), Marine Engineering, The Society of Naval Architect and Marine
Engineers.

Pratama, Saiful. 2013. Instalasi Mesin.


http://ephulnaval.com/2013/04/instalasi-mesin.html
Diakses pada 24 November 2018 Pukul 20.23 WIB.

Priambodo. Bambang, (1986), Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Penerbit Erlangga,
Jakarta.

MESIN DIESEL 2 LANGKAH | 27

Anda mungkin juga menyukai