Anda di halaman 1dari 162

PENGARUH PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF, MOTIVASI

KERJA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA APARATUR


PEMERINTAH DAERAH DENGAN DIMODERASI OLEH BUDAYA
ORGANISASI
(Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Yogyakarta)

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar
sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

SKRIPSI

Disusun Oleh :
Dirgahayu Maulina
2013017066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2017
PENGARUH PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF, MOTIVASI
KERJA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA APARATUR
PEMERINTAH DAERAH DENGAN DIMODERASI OLEH BUDAYA
ORGANISASI
(Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Yogyakarta)

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

SKRIPSI

Oleh:

Dirgahayu Maulina

201301706

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

PENGARUH PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF, MOTIVASI


KERJA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA APARATUR
PEMERINTAH DAERAH DENGAN DIMODERASI OLEH BUDAYA
ORGANISASI
(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Yogyakarta)

Disampaikan dan Disusun Oleh

Nama : Dirgahayu Maulina

NIM : 2013017066

Yogyakarta, 16 Maret 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Sri Ayem, SE., M.Sc.,AK.CA Sunarto, SE., MM


NIY: 7312323 NIY: 6700200

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

PENGARUH PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF, MOTIVASI


KERJA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA APARATUR
PEMERINTAH DAERAH DENGAN DIMODERASI OLEH BUDAYA
ORGANISASI
(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Yogyakarta)

Disampaikan dan Disusun Oleh

Nama : Dirgahayu Maulina

NIM : 2013017066

Yogyakarta, 20 Maret 2017

Ketua Penguji Penguji I Penguji ll

Suyanto, SE., M.Si Sri Ayem, SE., M.Sc., Ak., CA Sunarto, SE., MM
NIY. 7608265 NIY. 7312323 NIY. 6700200

Mengetahui,

Dekan,

Suyanto, SE., M.Si


NIY. 7608265

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Dirgahayu Maulina
NIM : 2013017066
Judul Skripsi : Pengaruh Penyususnan Anggaran Partisipatif, Motivasi
Kerja, Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
Dengan Dimoderasi Oleh Budaya Organisasi (Studi Kasus pada Pemerintah Kota
Yogyakarta)

dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Skripsi saya ini adalah asli dan belum
pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana baik di Univesitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta ataupun di Perguruan Tinggi lainnya.

Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain kecuali arahan Dosen Pembimbing. Dalam skripsi
ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang
lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah
dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian


hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Yogyakarta, 20 Maret 2017


Yang membuat pernyataan,

Dirgahayu Maulina

iv
MOTTO

Ordinary people

Means like “All I want is love, sleep and good music”


- DIRGA

Allah SWT had closed a door for me and has opening an others
- M.Fauzi

A cup of coffee buat Abdul and of course a cup of tea buat yuni dan anggi

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk…

Terkhusus untuk Alm. Bapak saya Mahsun, Ibu saya Nurulyati, Ibu Kusmayani,
Bapak Muhayang, Ibu Idayani, Adik saya Lanang Saputra, Seluruh keluarga dan
teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat.

vi
INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyussunan


anggaran partisipatif, motivasi kerja, komitmen organisasi terhadap kinerja
aparatur pemerintah daerah dengan dimoderasi oleh budaya organisasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah SKPD yang ada di lingkungan Pemerintah Kota
Yogyakarta. Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel
diambil adalah pegawai yang memeiliki masa kerja 1 tahun dengan jenjang
pendidikan SMA dan ikut dalam proses penyusunan anggaran partisipatif dengan
jumlah sampel 71.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyusunan anggaran partisipatif


tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah,
motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah,
komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja aparatur pemerintah
daerah, budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap hubungan antara
penyusunan anggaran partisipatif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah,
budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap hubungan antara motivasi
kerja dan kinerja aparatur pemerintah daerah, budaya organisasi tidak
berpengaruh positif terhadap hubungan antara komitmen organisasi dan kinerja
aparatur pemerintah daerah.

Kata kunci: Anggaran partispatif, motivasi kerja, komitmen organisasi, budaya


organisasi

vii
ABSTRACT

This study aims to determine the effect of participatory budget, work


motivation, organizational commitment to the performance of local government
officials to be moderated by the organization's culture. The population in this
study is SKPD in the local government area in Yogyakarta. The sampling method
with purposive sampling. Samples taken are employees who had working period
of 1 year with a high school education and participate in the process of
participatory budgeting with a sample of 71.

The results of this study indicate that participatory budgeting has no


significant effect on the performance of local government officials, motivation
positive effect on the performance of the apparatus local government,
organizational commitment positively affects the performance of local government
officials, the organizational culture is not a positive influence on the relationship
between participatory budget on the performance of local government officials,
the organizational culture is not a positive influence on the relationship between
motivation and performance of local government officials, the organizational
culture had no effect positively to the relationship between organizational
commitment and performance of local government officials.

Keywords: Effect Of Participatory Budget, Work Motivation, Organizational


Commitment, Organization’s Culture

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat yang dilimpahkan-
Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Penyusunan Anggaran Partsipatif, Motivasi Kerja, Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Dengan Dimoderasi
Oleh Budaya Organisasi” ( Studi Kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta). Penulis
menyusun skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
gelas Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin akan


terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak melalui kesempatan ini izinkan
penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap:
1. Bapak Drs. H. Pardimin, M.Pd., PhD, selaku Rektor Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa.

2. Bapak Suyanto, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas


Sarjanawiyata Tamansiswa.

3. Ibu Sri Ayem, S.E., M.Sc., Ak, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan kepada penulis
khususnya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sunarto, S.E., MM, selaku pembimbing II yang telah melungkan


waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan kepada penulis khususnya
dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata


Tamansiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

6. Ibuku tercinta yang telah membesarkan dan membimbingkan dengan penuh


kasih sayang dan kesabaran dan selalu mendoakanku dan memberikan
suntikan dana setiap bulannya.

ix
7. Alm. Bapakku terimaksi telah menjadi sosok ayah terbaik semoga diberikan
tempat terbaik di sisi Allah SWT “amin”.

8. Ibu Kusmayani dan Bapak Muhayang yang telah memberikan kepercayaan


untuk mengemban amanah yang sangat besar terimakasi untuk uang saku
yang selalu diberikan.

9. Keluarga serta guru-guruku yang selalu bilang lakukan yang terbaik biarpun
salah karena dari kesalahan kamu akan belajar.

10. Sahabat- sahabatku Anggi, Yuni, Abdul terimakasi untuk tiga tahunya yang
berharganya.

11. Pasca, Ika, Hesta, Nurulita, Siska dan Fatim yang telah banyak membantu
dalam memperlancar proses pengolahan data.

12. Semua pihak yang telah mendukung penyusunan skripsi ini.

Yogyakarta, 16 Maret 2017

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................ iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi
INTISARI ................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 10
1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 10
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 11
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 11
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 14


2.1 Kajian Teori ................................................................................ 14
2.1.1 Pengertian Anggaran Partisipatif ........................................ 14
2.1.2 Fungsi Anggaran ................................................................. 15
2.1.3 Pendekatan Dalam Proses Penyusunan Anggaran .............. 17
2.1.4 Motivasi Kerja .................................................................... 19

xi
2.1.5 Komitmen Organisasi ......................................................... 27
2.1.6 Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah ................................. 31
2.1.7 Budaya Organisasi .............................................................. 35
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 39
2.3 Kerangka Pikir Penelitian.............................................................. 41
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 50


3.1 Sifat Penelitian ............................................................................. 50
3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 50
3.2.1 Definisi Operasional ........................................................... 50
a. Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah ............................. 50
b. Anggaran Partisipatif ..................................................... 52
c. Motivasi Kerja ................................................................ 53
d. Komitmen Organisasi ..................................................... 55
e. Budaya Organisasi ......................................................... 56
f. Kinerja Aparatur Pemda ................................................. 59
3.2.2 Skala Pengukuran ............................................................... 61
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 62
3.3.1 Populasi ............................................................................... 62
3.3.2 Sampel ................................................................................ 63
3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ...................................... 64
3.5 Teknik Analisa Data ..................................................................... 64
3.5.1 Uji Kualitas Data ................................................................ 65
3.5.2 Uji Validitas ........................................................................ 65
3.5.3 Uji Reliabilitas .................................................................... 67
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................... 68
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ............................................................... 68
a. Uji Normalitas Data ....................................................... 68
b. Uji Multikolinearitas ...................................................... 69
c. Uji Heterokedatisitas ...................................................... 70

xii
3.6.2 Uji Hipotesis ....................................................................... 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 77


4.1 Gambaran Umum dan Obyek ....................................................... 77
4.2 Pengumpulan Data ....................................................................... 78
4.3 Hasil Uji Kualitas Data ................................................................ 81
a. Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 81
b. Sebaran Frekuensi Data ......................................................... 81
c. Uji Validitas .......................................................................... 86
d. Uji Reliabilitas ....................................................................... 89
4.4 Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 90
a. Uji Normalitas Data .............................................................. 90
b. Uji Multikolinearitas ............................................................. 91
c. Uji Heterokedastisitas ........................................................... 92
4.5 Uji Statistik .................................................................................. 93
a. Uji Parsial (Uji t) ................................................................... 93
b. Uji Simultan (F) Sebelum Moderating .................................. 96
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 97
d. Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................... 97
e. Hasil Uji Parsial (Uji t) .......................................................... 111
f. Hasil Uji (F) Simultan ............................................................ 103
g. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..................................... 105
4.6 Pembahasan .................................................................................. 107

BAB V PENUTUP ................................................................................... 113


5.1 Kesimpulan .................................................................................. 113
5.2 Implikasi Penelitian ...................................................................... 114
5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 116
5.4 Saran ............................................................................................. 116

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian-penelitian terdahulu ..................................................... 39


Tabel 3.1 Definisi Operasional Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah ......... 51
Tabel 3.2 Definisi Operasional Anggaran Partisipatif ................................... 52
Tabel 3.3 Definisi Operasional Motivasi Kinerja .......................................... 54
Tabel 3.4 Definisi Operasional Komitmen Organisasi ................................. 55
Tabel 3.5 Definisi Operasional Budaya Organisasi ....................................... 57
Tabel 3.6 Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah ............................................. 59
Tabel 3.6 Skor Pada Jawaban Skala Likert ................................................... 62
Tabel 3.7 Data Responden Penelitian ........................................................... 63
Tabel 3.8 Ringkasan Hasil Uji Validitas Pilot Test ....................................... 66
Tabel 3.9 Uji Realiabilitas Pilot Test ............................................................ 68
Tabel 4.1 Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ....................... 78
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 78
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................................. 79
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........ 80
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif ........................................................................ 81
Tabel 4.6 Anggaran Partisipatif .................................................................... 82
Tabel 4.7 Motivasi Kerja ............................................................................... 83
Tabel 4.8 Komitmen Organisasi ................................................................... 83
Tabel 4.9 Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah ............................................ 84
Tabel 4.10 Budaya Organisasi ...................................................................... 85
Tabel 4.11 UjiValiditas Penyusunan Anggaran Partisipatif ......................... 86
Tabel 4.12 UjiValiditas Motivasi Kerja ........................................................ 87
Tabel 4.13 UjiValiditas Komitmen Organisai .............................................. 87
Tabel 4.14 UjiValiditas Aparatur Pemerintah Daerah .................................. 88
Tabel 4.15 Budaya Organisasi ...................................................................... 88
Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 89
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data ........................................................... 90
Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 91

xiv
Tabel 4.19 Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................................ 93
Tabel 4.20 Hasil Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 1 ............................................ 93
Tabel 4.21 Hasil Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 2 ............................................ 94
Tabel 4.22 Hasil Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 3 ............................................ 95
Tabel 4.23 Hasil Uji Simultan (F Sebelum Moderating) .............................. 96
Tabel 4.24 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 97
Tabel 4.25 Uji Selisih Mutlak Hipotesis 4 .................................................... 98
Tabel 4.26 Uji Selisih Mutlak Hipotesis 5 .................................................... 99
Tabel 4.27 Uji Selisih Mutlak Hipotesis 6 .................................................... 100
Tabel 4.28 Hasil Uji Simultan (F) ................................................................. 103
Tabel 4.29 Hasil Uji Simultan (F) ................................................................. 103
Tabel 4.30 Hasil Uji Simultan (F) ................................................................. 104
Tabel 4.31 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 105
Tabel 4.32 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 105
Tabel 4.33 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 106

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian ....................................................... 41

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner
Lampiran 2: Data Mentah Hasil Jawaban Responden
Lampiran 3: Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4: Descriptives
Lampiran 5: Uji Regresi Sederhana
Lampiran 6: Persetujuan Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7: Surat Keputusan

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian

yang lebih besar terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-

lembaga pemerintah, perusahaan milik negara/daerah, dan berbagai

organisasi publik lainnya dibandingkan dengan pada masa-masa

sebelumnya. Organisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan

untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial,

serta dampak negatif atas aktivitas menyebabkan akuntansi dapat dengan

cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola

urusan-urusan publik. Mardiasmo (2002) Istilah “sektor publik” sendiri

memiliki pengertian yang bermacam-macam. Hal tersebut merupakan

konsekuensi dari luasnya wilayah publik, sehingga setiap disiplin ilmu

(ekonomi, politik, hukum, dan sosial) memiliki cara pandang dan definisi

yang berbeda-beda. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat

dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan

usaha yang menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan hak publik. Sektor publik sering dinilai negatif

oleh beberapa pihak, seperti inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran

dana, dan institusi yang selalu merugi. Tuntutan baru muncul agar

1
2

organisasi sektor publik memperhatikan kualitas dan profesionalisme serta

value for money dalam menjalankan aktivitasnya Mardiasmo (2002).

Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi

pemerintah. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pasal 15 ayat (1) dan (2)

bahwa setiap entitas akuntabilitas kinerja sebagaimana dimaksud dalam

pasal (3) dan pasal (4) melakukan pengukuran kinerja, pengukuran kinerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam lembar/dokumen perjanjian

kinerja. Istilah kinerja merupakan terjemahan dari kata “perfomance”

yang berarti “penampilan” atau “prestasi” Mediaty (2010). Pengertian

kinerja dalam Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang

tertuang dalam Inpres No 7 tahun 1999 merupakan gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan atau program atau kebijaksanaan

sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, visi dan misi organisasi. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari

sisi output yang dihasilkan saja, akan tetapi harus mempertimbangkan

input, output, dan outcome secara bersama-sama. Mardiasmo, (2002).

Aparatur pemerintah adalah sumber daya manusia yang

menjalankan birokrasi pemerintah dan merupakan kunci dari berjalannya

kebijakan dan sistem yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia yang

lemah menyebabkan buruknya pelayanan birokrasi di Indonesia.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia tersebut tercermin dari tiga hal
3

yaitu kesejahteraan, reward (penghargaan) dan punishment (sanksi). Gaji

sebagai penunjang kinerja sampai saat ini masih diperdebatkan

dikarenakan gaji belum mencerminkan hal yang sebenarnya, dengan kata

lain gaji belum sepenuhnya dapat mencerminkan dari tingkat pendidikan,

loyalitas, prestasi, kedisiplinan serta produktivitas dari seorang pegawai

yang seharusnya Usman dan Paranoan (2013).

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

membawa konsekuensi bagi daerah dalam bentuk pertanggungjawaban

atas pengalokasian dana yang dimiliki dengan efektif dan efisien.

Pemerintah daerah dituntut untuk melakukan peningkatan kinerja

pemerintah daerah yang dipengaruhi oleh partisipasi penyusunan

anggaran, semakin tinggi tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran,

maka akan meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Partisipasi secara

umum dapat meningkatkan prestasi (kinerja) yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efektivitas suatu organisasi. Dengan menyusun anggaran

secara parsitipatif diharapkan kinerja unit kerja organisasi akan meningkat.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar

yang ditetapkan dan karyawan juga memiliki rasa tanggungjawab pribadi

untuk mencapainya. Praktek-praktek pembuatan keputusan anggaran

sangat erat kaitannya dengan praktek budaya organisasi Agusti (2012).

Kunwaviyah dan Syafruddin (2010) berpendapat bahwa Anggaran

partisipatif (participative budgeting) merupakan pendekatan penyusunan

anggaran yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan motivasi


4

karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi dalam penyusunan

anggaran juga dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat

meningkatkan kinerja organisasi ataupun pemerintahan. Indriantoro dkk

(1993) dalam (Agusti 2012), menemukan bahwa hubungan yang positif

dan signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Hertianti

(2010) mendefinisikan anggaran sebagai berikut. Budgeting is the process

of allocating scarce resources to unlimited demands, and a budget is a

dolar-and-cents plan of operating for a specifik period of time. Dari

definisi tersebut, dapat diketahui bahwa penganggaran merupakan suatu

proses pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk memenuhi

kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas (unlimited demand).

Anggaran digunakan sebagai pedoman kerja sehingga proses

penyusunannya memerlukan organisasi anggaran yang baik, serta model-

model perhitungan besaran (simulasi) anggaran yang mampu

meningkatkan kinerja pada seluruh jajaran manajemen dalam organisasi.

Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan

yaitu top-down, buttom up dan partisipasi. Dalam sisitem penganggaran

top down, dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetepkan oleh

atasan/pelaksana anggaran hanya melakukan apa yang telah ditetapkan

oleh anggaran tersebut Kunwaviyah dan Syafruddin (2010). Sardjito dan

Mutaher melakukan studi lapangan terhadap 18 kantor dinas dan 150

pejabat setingkat kepala bagian/bidang/subdinas dan kepala

subbagian/subbidang/seksi dari dinas dan kantor pada pemerintah daerah


5

kota/kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap

kinerja aparatur pemerintah daerah Kabupaten Semarang.

Motivasi adalah pemberi daya penggerak yang menciptakan daya

penggerak kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama,

bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk

menciptakan kepuasan Respatiningsih dan Sudirjo (2015). Motivasi

dipengaruhi oleh adanya sifat self esteem pada diri seorang karyawan yang

memberikan keyakinan bahwa dirinya berharga (worth) atas dasar evaluasi

yang dibuat oleh diri sendiri secara menyeluruh. Orang yang self esteem

nya tinggi biasanya prestasi kerjanya baik, demikian juga kepuasan

kerjanya tinggi, tetapi ada kecendrungan pada mereka menjadi egoistik

dan sombong (boasful). Oleh sebab itu self esteem yang tinggi maupun

yang rendah perlu dimoderasi supaya jangan keterlaluan atau ekstrim yang

dapat berdampak buruk Sigit (2003). Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Respatiningsih dan sudirjo 2015 menunjukan bahwa motivasi berpengaruh

positif signifikan terhadap kinerja pegawai.

Komitmen Organisasi merupakan ukuran kesediaan karyawan

bertahan dengan sebuah perusahaan di waktu yang akan datang Parinding

(2015). Komitmen karyawan terhadap organisasi dapat disamakan dengan

motivasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu

komitmen terhadap organisasi dianggap sebagai suatu komponen yang

berpengaruh terhadap evektivitas suatu organisasi publik tersebut. Namun


6

demikian, para pemimpin saat ini belum begitu banyak memberikan

perhatian bagi terwujudnya langkah-langkah strategi dalam meningkatkan

komitmen karyawan. Peningkatan komitmen organisasi merupakan suatu

hal yang sangat penting bagi motivasi dan kualitas pegawai yang bekerja

pada organisasi publik Verawati dan utomo (2011). Selain komitmen

organisasi dan motivasi kerja, pada dasarnya tinggi atau rendahnya tingkat

kinerja karyawan juga dipengaruhi oleh partisipasinya dalam

menyelesaikan setiap beban tugas yang diberikan pada masing-masing

pekerja. Hasil penelitian yang dilakukan Respatiningsih dan sudirjo

menunjukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap

kinerja pegawai.

Praktik-praktik pembuatan keputusan anggaran sangat erat

kaitannya dengan praktik budaya organisasi. Para penulis pada umumnya

berpendapat bahwa yang disebut budaya organisasi ialah common

understanding (kebersamaan pengertian) para anggota organisasi untuk

berprilaku sama, baik diluar maupun didalam organisasinya. Edgar G.

Schein (1987) mendefinisikan budaya organisasi sebagai “ pola asumsi-

asumsi dasar yang oleh suatu kelompok tertentu telah ditemukan, dibuka

atau dikembangkan melalui pelajaran untuk memecah masalah-masalah

adaptasi eksternal dan integrasi internal, dan yang sudah berjalan cukup

lama untuk dipandang sahih, dan oleh sebab itu diajarkan kepada anggota-

anggota baru sebagai cara yang benar untuk memandang, berfikir dan
7

merasa dalam kaitannya dengan masalah-masalah tersebut Sigit (2003:

256).

Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi dalam proses

penyusunan anggaran terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

merupakan penelitian yang masih banyak diperdebatkan. Beberapa

penelitian mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran

dengan Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah menunjukkan hasil yang

tidak konsisten. Supomo dan Indriantoro (1998) menemukan hubungan

positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah. Berbeda dengan penelitian yang telah

dilakukan Brownell 1982, Milani (1975) dan Kenis (1979) menemukan

hasil yang tidak signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah. Agusti (2012) menemukan hasil

penyusunan anggaran menemukan hasil negatif terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah pada budaya organisasi yang tinggi, dan akan

berpengaruh positif pada budaya organisasi yang rendah. Manurut

Robbins (2005:295), hampir tidak ada keraguan bahwa budaya organisasi

sangat berpengaruh terhadap sikap karyawan. Maka untuk mencapai

profesionalitas kerja, manajemen puncak dan divisi sumber daya manusia

bisa menciptakan budaya kerja organisasi yang berkualitas. Budaya

organisai memilii peran yang sangat strategis untuk mendorong dan

meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Hal ini yang mendasari

peneliti mengambil tema penelitian pengaruh penyusunan anggaran


8

partisipatif, motivasi kerja, komitmen organisasai terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah dengan dimoderasi oleh budaya organisasi peneliti

ingin menguji kembali dan menemukan jawaban atas fenomena diatas.

Perbedaan dari penelitian Agusti (2012) terletak pada variabel

independennya dan variabel moderating. Penelitian Agusti 2012 variabel

independennya adalah partisipasi anggaran dan variabel moderatingnya

adalah desentralisasi dan budaya organisasi. Hasil pengujian hipotesis

pertama menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran berpengaruh

terhadap kinerja aparat pemda. Pengujian ini berhasil membuktikan

hipotesis pertama yang menyatakan bahwa partisipasi yang tinggi dalam

penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja aparat pemda, hasil

pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel desentralisasi

berpengaruh positif terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan

anggaran dengan kinerja aparat pemda, hasil pengujian hipotesis ketiga

menunjukkan bahwa tingkat partisipasi penyusunan anggaran akan

mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja aparat pemda pada budaya

organisasi yang tinggi, dan akan berpengaruh positif pada budaya

organisasi yang rendah. Sedangkan dalam penelitian ini variabel

independennya adalah partisipasi anggaran, motivasi kerja, komitmen

organisasi dan untuk variabel moderatingnya adalah budaya organisasi.

Dari perbedaan tersebut peneliti ingin mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang didalam

penelitian ini variabel dependennya adalah kinerja aparatur pemerintah


9

daerah selanjutnya peneliti juga ingin mengetahui apakah budaya

organisasi sebagai variabel moderating memberikan pengaruh positif atau

negatif.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti

mengambil judul “PENGARUH PENYUSUNAN ANGGARAN

PARTISIPATIF, MOTIVASI KERJA, KOMITMEN ORGANISASI

TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH

DENGAN DIMODERASI OLEH BUDAYA ORGANISASI”. (Studi

Kasus Pada Pemerintah Kota Yogyakarta).


10

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berikut perumusan masalah dalam penelitian ini, diantaranya:

a. Apakah Penyusunan Anggaran Partisipatif, Motivasi Kerja,

Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

Kota Yogyakarta ?

b. Apakah Penyusunan Anggaran Partisipatif berpengaruh positif

terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Yogyakarta ?

c. Apakah Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta ?

d. Apakah Komitmen Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta ?

e. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap hubungan

antara penyusunan anggaran partisipatif dan kinerja aparatur

pemerintah daerah Kota Yogyakarta?

f. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap hubungan

antara Motivasi Kerja dan Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Kota

Yogyakarta?

g. Apakah Budaya Organisasi berpengaruf positif terhadap hubungan

antara Komitmen Organisasi dan Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

Kota Yogyakarta?
11

1.3 BATASAN MASALAH

Penelitian ini berfokus pada pembahasan tentang Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah dipengaruhi oleh Motivasi Kerja, Komitmen

Organisasi, yang dimoderasi oleh Budaya Organisasi.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apakah Penyusunan Anggaran Partisipatif,

Motivasi Kerja, Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi secara

bersama-sama bepengaruh positif terhadap Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui apakah Penyusunan Anggaran Partisipatif

berpengaruh positif terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah di

Kota Yogyakarta.

c. Untuk mengetahui apakah Motivasi Kerja berpengaruh positif

terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta.

d. Untuk mengetahui apakah Komitmen Organisasi berpengaruh positif

terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta.

e. Untuk mengetahui apakah Budaya Organisasi berpengaruh positif

terhadap hubungan penyusunan Anggaran Partisipatif dan Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta.

f. Untuk mengetahui apakah Budaya Organisasi berpengaruh positif

terhadap hubungan penyusunan Motivasi Kerja dan Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta.


12

g. Untuk mengetahui apakah Budaya Organisasi berpengaruh positif

terhadap hubungan penyusunan Komitmen Organisasi dan Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini, yaitu :

a. Bagi Pemerintah Kota Daerah Istimewa Yogyakarta dapat

mendeskripsikan anggaran secara jelas bahwa sebenarnya anggaran

berfungsi sebagai alat penilaian kinerja, dengan adanya partisipasi

anggaran diharapkan kinerja aparat pemerintah daerah akan

meningkat, karena anggaran dipakai sebagai suatu system

pengendalian untuk mengukur kinerja.

b. Bagi Akademis diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai budaya organisasi berpengaruh terhadap

keefektifan partisipasi anggaran dalam meningkatkan kinerja aparat

pemerintah daerah yang dilakukan oleh Sardjito dan Osmad (2007)

dalam (Restu Agusti 2012) yang menemukan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan budaya organisasi dan komitmen organisasi

dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja

aparat pemerintah.

c. Bagi Peneliti diharapkan sebagai tambahan pengetahuan dan dapat

mengetahaui serta mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan

partisipasi anggaran dalam hubungannya dengan kinerja aparatur


13

pemerintah yang melibatkan budaya organisasi sebagai variabel

moderatingnya.

d. Bagi Pemerintah atau pihak lain yang berwenang diharapkan dapat

memberi masukan untuk pengambilan keputusan dan membuat

kebijakan yang akan diambil mengenai peningkatan akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Bab 1 Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah. Selanjutnya

adalah perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian teori mengemukakan anggaran partisipatif, motivasi

kerja, komitmen organisasi, terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah dengan dimoderasi oleh budaya organisasi.

Kemudian diikuti oleh kerangka pemikiran teorotis yang akan

dikembangkan dalam mendukung hipotesis penelitian yaitu

partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja, komitmen

organisasi, budaya organisasi. Dan terakhir membahas tentang

kerangka pikir peneltian.

Bab III Metode penelitian, berisikan penjelasan tentang penentuan

sampel dan populasi, teknik pengumpulan data, pengumpulan

variabel, teknik pengujian data serta diakhiri dengan pejelasan

tentang metode analisis statistik yang digunakan.


14

Bab IV Hasil dan pembahasan, berisikan data umum, data penelitian,

analisis data, pembahasan.

Bab V Penutup, berisikan simpulan, implikasi penelitian, keterbatasan

penelitian, saran.
15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Anggaran Partisipatif

Menurut Mulyadi (2001) dalam (Soleman 2012) bahwa

partisipasi (partisipation) adalah suatu proses pengambilan

keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai

dampak langsung kepada pembuat keputusan tersebut dimasa

datang. Sementara itu, Brownell (1982) dalam (Soleman 2012)

menyatakan anggaran partisipatif adalah suatu proses yang dimana

individu terlibat di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada

penyusunan anggaran yang kinerjanya akan di evaluasi dan

kemudian akan dihargai atas dasar pencapaian target anggaran

mereka. Manfaat yang diperoleh dari partisipasi anggaran adalah

membuat para pelaksana anggaran lebih memahami masalah-

masalah yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan anggaran,

sehingga partisipasi anggaran diharapkan menimbulkan efisiensi.


16

2.1.2 Fungsi Anggaran

Anggaran memiliki beberapa fungsi. Mardiasmo (2002),

menyatakan bahwa anggaran memiliki beberapa macam fungsi

yaitu:

a. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool). Anggaran

merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan

organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan

tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa

biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diproleh dari

belanja pemerintah tersebut. Anggaran sebagai alat

perencanaan digunakan untuk: (1) merumuskan tujuan serta

sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang

ditetapkan, (2) merencanakan berbagai program dan kegiatan

untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif

sumber pembiayaannya, (3) mengalokasikan dana pada

berbagai program dan kegiatan yang telah disusun, dan (4)

menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

b. Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool). Sebagai alat

pengendalian anggaran memberikan rencana detail atas

pendapatan dan penegluaran pemerintah agar pembelanjaan

yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Anggaran sebagai instrument pengendalian digunakan untuk

menghindari adanya over spending, underspending dan salah


17

sarasan (misappropriation) dalam pengalokasian anggaran pada

bidang lain yang bukan merupakan prioritas.

c. Anggaran sebagai alat kebijakan fiscal (fiscal tool). Anggaran

sebagai alat kebijakan fiscal pemerintah digunakan untuk

menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Anggaran digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan

mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga

dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

d. Anggaran sebagai alat politik (political tool). Anggaran

digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan

keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik,

anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk

komitmen eksekutif dan kesepakatan legistalif atas penggunaan

dana publik untuk kepentingan tertentu.

e. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

(coordination anda communication tool). Setiap unit kerja

pemerintah terlibat dalam penyusunan anggaran. Anggaran

publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam

pemerintah. Disamping itu, anggaran publik juga berfungsi

sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan

eksekutif.

f. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (performance

measurement tool). Anggaran merupakan wujud komitmen


18

dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang

(legistalif). Anggaran merupakan alat yang efektif untuk

pengendalian dan penilaian kinerja.

g. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool). Anggaran

dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan

stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam

mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2.1.3 Pendekatan dalam Proses Penyusunan Anggaran

Matolla (2011) Secara garis besar, pendekatan dalam

penyusunan anggaran dapat dibagi menjadi tiga, yakni: (a)

Pendekatan top-down, (b) Pendekatan bottom-up, (c) Kombinasi

top-down dan bottom-up. Dalam pendekatan top-down, proses

penyusunan anggaran dimulai dari manajer puncak. Anggaran

diturunkan dari manajer puncak kepada bawahannya dan bawahan

tersebut dituntut untuk melaksanakan anggaran tanpa ada

keterlibatan dalam proses penyusunannya. Kelemahan dari

pendekatan ini adalah bawahan menjadi tertekan oleh pekerjaannya

dan akan berperilaku tidak semestinya. Keunggulan pendekatan ini

yaitu adanya dukungan yang kuat dari manajer puncak dalam

pengembangan anggaran dan proses penyusunan menjadi lebih

mudah dikendalikan oleh manajer puncak. Dalam pendekatan

bottom-up, anggaran disusun sepenuhnya oleh bawahan dan

disahkan oleh manajer puncak sebagai anggaran perusahaan. Hal


19

yang menonjol dari pendekatan ini adalah adanya negosiasi usulan

anggaran antara penyusun anggaran dengan komite anggaran.

Tujuan negosiasi adalah menyatukan dua kepentingan yang

berbeda. Di satu pihak, manajer puncak menginginkan anggaran

yang ketat untuk menjamin perusahaan memperoleh laba yang

maksimal. Di lain pihak, manajer pusat pertanggungjawaban

(manajer operasi) ingin agar anggaran yang disetujui mendapat

kelonggaran yang cukup dan adanya tanggapan atas masalah-

masalah tak terduga atau perubahan kegiatan. Kelemahan dari

pendekatan ini adalah dengan partisipasi yang terlalu luas sering

menimbulkan konflik dan memakan waktu yang panjang dalam

proses penyusunan anggaran. Sedangkan keunggulan pendekatan

ini terletak pada mekanisme negosiasi yang ada antara penyusun

anggaran dan komite anggaran. Pendekatan yang paling banyak

dianut adalah gabungan pendekatan top-down dan bottom-up.

Dalam pendekatan ini anggaran disusun oleh setiap manajer pusat

pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan dengan

berpedoman pada tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.

Dengan demikian, kelemahan dari kedua pendekatan terdahulu

dapat dikurangi sampai sekecil-kecilnya sehingga bawahan

merasakan bahwa dirinya diperhitungkan dan efektivitas

pelaksanaan anggaran dapat terjamin.


20

Widanarta (2003) dalam (Mattola 2011) menyebutkan

bahwa partipasi anggaran dapat memengaruhi sikap/usaha

pencapaian sasaran dari kinerja manajer karena beberapa hal, di

antaranya: (a) Para manajer diberi kesempatan mengembangkan

dan menerapkan pengetahuannya/kemampuannnya, (b) Anggaran

disusun sesuai dengan kemampuan suatu bagian, (c) Dapat

ditetapkan tingkat sasaran yang realistis, (e) Ditetapkan

anggaran/tingkat sasaran yang sesuai dengan aspek yang dapat

dikendalikan oleh manajer, (f) Menerima target anggaran yang

ditetapkan sebagai dasar penilaian kinerja. Meski demikian,

kemanfaatan pastisipasi dalam penyusunan anggaran tidak akan

dapat diperoleh bila manajemen puncak atau setiap atasan tidak

sungguh-sungguh dalam memandang arti penting dari partisipasi

bawahan.

2.1.4 Motivasi Kerja

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah pemberi daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau

bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala

daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan Hasibuan dalam

Respatiningsih dan Sudirjo (2015). Motivasi berasal dari

bahasa Latin “movere” yang berarti bergerak atau bahasa

inggrisnya “to move”. Kata motif seringkali diartikan dengan


21

istilah dorongan. Dorongan taua tenaga tersebut merupakan

gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut

merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia

untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu

mempunyai tujuan tertentu Wizaksana (2012).

b. Jenis – Jenis Motivasi

Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua

jenis menurut Hasibuan (2006) dalam Respatiningsih dan

Sudirjo (2015), yaitu:

1) Motivasi positif (insentif positif), manajer memotivasi

bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang

berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat

kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada

umumnya senang menerima yang baik-baik saja.

2) Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi

bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka

yang pekerjannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan

memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam

waktu pendek akan meningkat, karena takut dihukum.

Pengunaan kedua motivasi tersebut haruslah

diterapkan kepada siapa dan kapan agar dapat berjalan efektif

merangsang gairah bawahan dalam bekerja.


22

c. Tujuan Motivasi

Tujuan dalam memberikan motivasi kerja terhadap

karyawan agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara

efektif dan efisien. Dengan demikian berarti juga mampu

memelihara dan meningkatkan moral, semangat, dan gairah

kerja, karena dirasakan sebagai pekerjaan yang menantang.

Dengan program ini organisasi dapat mendorong

berkembangnya motivasi berprestasi dalam suatu perusahaan,

yang akan memacu tumbuh dan berkembangnya persaingan

sehat antara individu/tim kerja dalam suatu perusahaan. Tetapi

dalam individu setiap manusia tidak semua karyawan

termotivasi lewat lingkungan kerjanya yang biasa disebut

dengan motivasi eksternal, tetapi ada juga karyawan yang

termotivasi dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) tanpa

adanya motivasi khusus yang dia dapatkan dalam lingkungan

kerjanya Sigit (2013).

d. Teori-teori Motivasi

1) Teori-teori Motivasi Kebutuhan (Kepuasan)

Sigit (2003) Teori kebutuhan disebut juga teori

kepuasan (content theories), karena teori ini menjelaskan

bahwa yang mendorong terjadinya perilaku ialah adanya

kebutuhan yang harus dipuaskan. Dalam teori ini ada


23

empat aliran, ialah teori Maslow, teori Alderfer, dan teori

McClelland.

2) Teori Maslow: Hirarki Kebutuhan

Oleh Maslow semua kebutuhan manusia yang

banyak sekali itu dikelompokan menjadi lima kategori

yang tersusun secara hirarki dari bawah ke atas (atau dari

atas ke bawah). Dari bawah diurutkan ke atas adalah

sebagai berikut:

a) Kebutuhan phisiologis (physiologis needs), yaitu

kebutuhan makanan, minuman, istirahat, dan tidur

demi kelestarian tubuh jasmani. Ini disebut juga

kebutuhan jasmaniah atau kebutuhan faali bukan

kebutuhan fisik.

b) Kebutuhan keselamatan dan keamanan (safety and

securuty needs), yaitu kebutuhan-kebutuhan

perlindungan akan jiwa barang kekayaan, pekerjaan,

jabatan dan segala miliknya. Yang dibutuhkan benar-

benar keselamatan dan keamanan, bukan hanya rasa

aman saja. Selamat jiwanya selamat pekerjaanya,

selamat miliknya. Aman dari gangguan, aman dari

ancaman, aman dari pencurian mengenai apapun juga

yang berkaitan dengan dirinya, dibutuhkan selamat

dan aman.
24

c) Kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan-

kebutuhan berhubungan dengan orang lain atau

bergaul, turut serta, memiliki dan dimiliki oleh orang

lain (belonging needs), menjadi anggota kelompok

sosial, diterima oleh orang lain, menyayangi

(mencintai) pada yang disayang (dicintai) oleh orang

lain.

d) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) yaitu

kebutuhan untuk dikatakan baik, unggul, hebat,

berprestasi, melebihi orang lain, diakui, berharga,

dipuji, dan lainnya dari karyawan dan msyarakat

lainnya.

e) Kebutuhan aktualisasi-diri (atau pengisian-diri, atau

realisasi-diri), yaitu kebutuhan-kebutuhan untuk

merealisasi dan mengembangkan bakat dan

potensinya yang dianggap paling baik oleh dirinya

(self-acualization needs, self-fulfillment needs ,atau

self-realization needs).

Yang dimaksud dengan hirarki kebutuhan ialah

bahwa kebutuhan itu dipenuhi untuk dipuaskan terlebih

dahulu dari yang paling urgent ialah yang paling bawah

atau yang paling dasar, yang dalam hal ini kebutuhan

phisiologi (jasmaniah), demi kelestarian hidupnya, sampai


25

kebutuhan yang paling atas yaitu kebutuhan aktualisasi

diri. Satu persatu seperti naik tangga ke atas. Jika

kebutuhan yang paling urgent atau paling dasar ini sudah

terpuaskan, barulah timbul kebutuhan di atas-nya, dalam

hal ini kebutuhan keselamatan dan keamanan. Jika

kebutuhan keselamatan dan keamanan sudah terpuaskan

baru kemudian timbul kebutuhan sosial. Jika kebutuhan

sosial sudah terpuaskan baru timbul kebutuhan esteem,

dan terakhir jika kebutuhan esteem sudah terpuaskan baru

timbul kebutuhan aktualisasi diri.

3) Teori Alderfer : ERG ( Existence, Related, and

Growth)

a) Clayton Alderfer mengelompokkan semua kebutuhan

manusia ke dalam tiga kategori saja yaitu: (1)

kebutuhan-kebutuhan eksistensi (existence needs) (2)

kebutuhan-kebutuhan perhubungan (related needs),

dan (3) kebutuhan-kebutuhan petumbuhan (growth

needs). Alderfer mengakui adanya hirarki kebutuhan

yang paling bawah ialah kebutuhan Existence, yang di

tengah ialah kebutuhan Related, dan yang diatas ialah

kebutuhan Growth, tetapi ketiga-tiga kategori

kebutuhan itu pada seseorang dapat terjadi dalam

waktu yang bersamaan, atau dapat juga dipenuhi


26

terlebih dahulu yang atas baru ke bawah, atau yang

bawah terlebih dahulu baru ke atas, atau dari tengah

ke atas atau ke bawah, menurut situasinya.

Kebutuhan eksistensi adalah kebutuhan-

kebutuhan yang membuat kelestarian hidup manusia

secara jasmaniah. Kebutuhan ini sama dengan

kebutuhan jasmaniah ditambah sebagian kebutuhan

keselamatan dan sebagian kebutuhan keamanan

menurut teori Maslow. Kebutuhan perhubungan ialah

kebutuhan sosial ditambah sebagian kebutuhan

keselamatan dan sebagian kebutuhan esteem menurut

teori Maslow. Adapun kebutuhan pertumbuhan ialah

kebutuhan aktualisasi diri ditambah dengan sebagian

kebutuhan esteem menurut teori Maslow.

Menurut Alderfer kebutuhan yang sudah

terpuaskan pun dapat menjadi pendorong perbuatan

tidak seperti teori Maslow yang menyatakan bahwa

hanya kebutuhan yang belum terpuaskan saja yang

mendorong terjadinya perbuatan atau perilaku. Dalam

teori Alderfer dikenal adanya satisfaction-progression

(maju karena puas) dan frustation-regression (mundur

karena kecewa). Terjadi satisfaction-progression

apabila seseorang telah memperoleh kepuasan pada


27

kebutuhan existence kemudian maju beralih ke

kebutuhan related dan apabila ia telah memperoleh

kepuasan pada kebutuhan related maka ia akan maju

beralih ke kebutuhan gwroth. Sebaliknya, jika ia

menemukan frustasi dalam memenuhi kebutuhan

gwroth disebut (need frustration), maka iaakan turun

atau mundur (regression) untuk memfokuskan pada

kebutuhan related, dan ia akan menemukan frustasi

pada kebutuhan related, maka ia turun akan

memusatkan pada kebutuhan existence. Jika ia dalam

memenuhi kebutuhan existence ini masih mengalami

frustasi, maka ia akan tetao terus-menerus

berkonsentrsi pada kebutuhan existeence.

4) Teori McClelland :Teori Motivasi Berprestasi

Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai

cadangan energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan

dan digunakan tergantung kekuatan, dorongan, motivasi

seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi

akan dimanfaatkan oleh karyawan kerena didorong oleh:

(1) Kebutuhan motif dan kekuatan dasar yang terlibat, (2)

Harapan keberhasilannya, (3) Nilai insentif yang terlekat

pada tujuan. Sedangkan hal-hal yang yang memotivasi


28

seseorang adalah: (1) Kebutuhan akan prestasi, (2)

Kebutuhan akan afiliasi, (3) Kebutuhan akan kekuasaan.

2.1.5 Komitmen Organisasi

a. Pengertian Komitmen Organisasional

Robbin (2008) dalam (Nurandini 2014) Komitmen

organisasional adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan

memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan

keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam

organisasi tersebut. Jadi keterlibatan pekerjaan yang tinggi

berarti memihak pada pekerjaan tertentu seorang individu.

Menurut Kaswan (2012) dalam (Parinding 2015)

mengemukakan “komitmen didefinisikan sebagai sikap yang

merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses

berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan

perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta

kemajuan yang berkelanjutan”. Komitmen organisasi

merefleksikan keyakinan karyawan terhadap misi dan tujuan

organisasi, keinginan bekerja keras, dan terus bekerja di

organisasi tersebut. Tingkat komitmen organisasional yang

tinggi dapat berdampak pada kesetiaan yang dimiliki oleh

karyawan terhadap perusahaan. Dengan demikian komitmen

organisasional merupakan tingkat sampai di mana seorang

karyawan mengidentifikasi dirinya sendiri kepada organisasi


29

dengan cara merefleksikan keyakinan yaitu karyawan akan

memberikan kesetiaan serta memiliki keinginan, bersedia

bekerja keras, berkorban, dan memperdulikan kelangsungan

hidup organisasi. Komitmen organisasi sendiri terdiri atas tiga

dimensi yaitu komitmen efektif, komitmen berkelanjutan,

komitmen normatif. Komitmen karyawan pada organisasi tidak

terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang

dan bertahap. Komitmen karyawan pada organisasi juga

ditentukan oleh sejumlah faktor.

b. Faktor Penyebab Komitmen Organisasi

1) Komitmen Afektif (Affective Commitment)

Karyawan dengan komitmen afektif yang kuat

cenderung secara terus menerus akan setia pada organisasi

karena memang begitu keinginan mereka yang sebenarnya

ada dalam hati mereka. Menurut Kaswan (2012) dalam

(Parinding 2015) “Komitmen afektif menunjukkan

kuatnya keinginan emosional karyawan untuk beradaptasi

dengan nilai-nilai yang ada agar tujuan dan keinginannya

untuk tetap di organisasi dapat terwujud”. Komitmen

afektif dapat timbul pada diri seorang karyawan

dikarenakan adanya karakteristik individu, karakteristik

struktur organisasi, signfikansi tugas, berbagai keahlian,

umpan balik dari pemimpin, dan keterlibatan dalam


30

manajemen. Umur dan lama masa kerja di organisasi

sangat berhubungan positif dengan komitmen afektif.

Karyawan yang memiliki komitmen afektif akan

cenderung untuk tetap dalam satu organisasi karena

mereka mempercayai sepenuhnya misi yang dijalankan

oleh organisasi. Dengan demikian bentuk komitmen

afektif adalah kekuatan hasrat karyawan untuk bekerja

pada organisasi karena setuju dengan tujuan dan nilai-nilai

organisasi.

2) Komitmen Berkelanjutan (Continuance Commitment)

Anggota organisasi dengan continuance

commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam

organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk

menjadi anggota organisasi tersebut. Anggota organisasi

dengan continuance commitment yang tinggi akan terus

menjadi anggota dalam organisasi karena mereka memiliki

kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut.

Menurut Kaswan (2012) dalam (Parinding 2015)

Komitmen kelanjutan merupakan komitmen yang didasari

atas kekhawatiran seseorang terhadap kehilangan sesuatu

yang telah diperoleh selama ini dalam organisasi, seperti

gaji, fasilitas, dan yang lainnya. Hal-hal yang

menyebabkan adanya komitmen kelanjutan antara lain


31

adalah umur, jabatan, dan berbagai fasilitas serta berbagai

tunjangan yang diperoleh. Komitmen ini akan menurun

jika terjadi pengurangan terhadap berbagai fasilitas dan

kesejahteraan yang diperoleh karyawan. Dengan demikian

bentuk komitmen berkelanjutan adalah keinginan hasrat

karyawan untuk terus bekerja pada organisasi kearena

membutuhkan pekerjaan tersebut dan tidak dapat berbuat

hal yang lain.

3) Komitmen Normatif (Normative Commitment)

Menurut Kaswan (2012) dalam (Parinding 2015)

“Komitmen normatif menunjukkan tanggung jawab moral

karyawan untuk tetap tinggal dalam organisasi”. Penyebab

timbulnya komitmen ini adalah tuntutan sosial yang

merupakan hasil pengalaman seseorang dalam berinteraksi

dengan sesama atau munculnya kepatuhan yang permanen

terhadap seorang panutan atau pemilik organisasi

dikarenakan balas jasa, respek sosial, budaya atau agama.

Anggota organisasi dengan normative commitment yang

tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena

merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut.

Dengan demikian bentuk komitmen normatif adalah

kekuatan hasrat karyawan untuk terus bekerja pada


32

organisasi karena merasa wajib untuk tetap tinggal dalam

organisasi, hal ini karena tekanan dari orang lain.

2.1.6 Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

Istilah kinerja atau perfomance, merupakan tolak ukur

karyawan dalam melakukan seluruh tugas yang ditargetkan

kepadanya, sehingga upaya untuk mengadakan penilaian terhadap

kinerja di suatu organisasi merupakan hal penting. Mardiasmo,

(2002) menjelaskan kinerja aparatur juga merupakan salah satu

faktor untuk meningkatkan keefektifan organisasi. Kemampuan

dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian dapat dijasikan sebagai indikator penilaian kinerja

manajerial. Kinerja menunjukan kemampuan manajerial dalam

menjalankan fungsinya dan juga dalam pengambilan keputusan.

Kinerja aparatur dapat diartikan sebagai kinerja manajerial.

Menurut Hazmi, (2012) diartikan sebagai “kinerja para individu

anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain

perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, pengaturan staff,

negosiasi, dan representasi”. Kinerja manajerial merupakan hasil

kerja dari individu dalam organisasi yang melaksanakan tugas-

tugas manajerial.
33

a. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik

Sistem pengukuran sektor publik adalah suatu

sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik

publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur

finansial dan nonfinansial. Sistem pengukuran kinerja dapat

dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena

pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward

and punishment system. Pengukuran kinerja sektor publik

dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama,

pengukuran kinrja sektor publik dimaksudkan untuk

membantu mmperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja

yang dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah

berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal

ini pada kahirnya dapat meningkatkan efisiensi dan

efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian

pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik

digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan

pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor publik

dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban

publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan

Mardiasmo (2002).
34

Oleh pihak legistalif, ukuran kinerja digunakan

untuk menentukan kelayakan biaya pelayanan (cost of

service ) yang dibebankan kepada masyarakat pengguna

jasa publik. Masyarakat tentu tidak mau terus-menerus

ditarik pungutan sementara pelayanan yang mereka terima

tidak ada peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Oleh

karena itu pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pelayana publik.

b. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja

Mardiasmo (2002) Secara umum, tujuan sistem pengukuran


kinerja adalah:

1) Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih


baik (top down dan bottom up);

2) Untuk mengukur kinerja finansial dan non-


finansial secara berimbang sehingga dapat di
telusur perkembangan pencapaian strategi;

3) Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan


manajer level menengah dan bawah serta
memotivasi untuk mencapai goal congruence;
dan

4) Sebagai alat untuk mencapai kepuasan


berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif yang rasional.
35

c. Manfaat Pengukuran Kinerja

Mardiasmo (2002) Memberikan pemahaman mengenai


ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen:

1) Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian


kinerja dan membandingkannya dengan terget kerja
serta melakukan tindakan korektif untuk
memperbaiki kinerja;

2) Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan


hukuman (reward & punishment) secara obyektif
atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan
sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati;

3) Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan


pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja
organisasi;

4) Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan


pelanggan sudah terpenuhi;

5) Membantu memahami proses kegiatan instansi


pemerintah; dan

6) Memastikan bahwa pengambilan keputusan


dilakukan secara obyektif.
36

2.1.7 Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya
1) Budaya Organisasi
Chandra (2013) Budaya (culture) berasal dari

bahasa latin colere yang artinya mengolah, mengerjakan,

menyuburkan, dan mengembangkan, terutama mengolah

atau bertani. Atau bisa juga diartikan sebagai segala daya

dan aktivitas untuk mengolah dan mengubah alam.

Budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan yang diterima

sebagai acuan bersama yang diikkuti dan di hormati,

sedangkan organisasi adalah alat bantu manusia ketika

seseorang mendirikan sebuah organisasi, tujuan akhirnya

bukan organisasi sendiri melainkan agar pribadi dan

semua orang yang terlibat didalamnya dapat mencapai

tujuan lain lebih mudah dan efektif. Thoyib (2005)

menyatakan budaya organisasi merupakan bentuk

keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi

dan hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu

cenderung untuk diwujudkan oleh anggota organisasi

Brown dalam Thoyib (2005). Pendapat lainnya

dikemukakan oleh Chandra (2013) Budaya organisasi

adalah norma-norma dan kebiasaan yang di terima sebagai

suatu kebenaran oleh semua orang dalam organisasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat


37

disimpulkan budaya adalah adalah segala sesuatu yang

merupakan hasil pemikiran, keyakinan, nilai dan

kemudian dilakukan dalam kehidupannya baik sebagai

individu maupun sebagai anggota dalam masyarakat. Hasil

pemikiran tersebut dapat berupa pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, nilai-nilai dan moral yang didapat

dari interaksi manusia dengan lingkungannya baik

interaksi terhadapalam maupun terhadap manusia lain

dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Fungsi Budaya Organisasi

Dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan

mempertahankan kelangsungan hidupnya, serta dalam

melakukan integrasi internal. Budaya melakukan sejumlah

fungsi untuk mengatasi permasalahan anggota organisasi

untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya yaitu

dengan memperkuat pemahaman anggota organisasi,

kemampuan untuk merealisir, terhadap misi dan strategi,

tujuan, cara, ukuran, dan evaluasi. Budaya juga berfungsi

untuk mengatasi permasalahan integrasi internal dengan

meningkatkan pemahaman dan kemampuan anggota

organisasi untuk berbahasa, berkomunikasi, kesepakatan atau

konsensus internal, kekuasaan, dan aturannya, hubungan


38

anggota organisasi (karyawan), serta imbalan dan strategi

Schein 1991 dalam (Thoyib 2005).

c. Karakteristik Budaya Organisasi

Thoyib (2005) 7 karakteristik sebagai sari (essence) dari

budaya organisasi adalah:

1) Inovasi dan pengambilan risiko (Innovation and risk

taking). Tingkatan dimana para karyawan terdorong untuk

berinovasi dan mengambil risiko.

2) Perhatian yang rinci (Attention to detail). Suatu tingkatan

dimana para karyawan diharapkan memperlihatkan

kecermatan (precision), analisis dan perhatian kepada

rincian.

3) Orientasi hasil (Outcome orientation). Tingkatan dimana

manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya

pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai

hasil.

4) Orientasi pada manusia (People orientation). Suatu

tingkatan dimana keputusan manajemen memperhitungkan

efek hasil – hasil pada orang–orang anggota organisasi itu.

5) Orientasi tim (Team orientation). Suatu tingkatan dimana

kegiatan kerja diorganisir di sekitar tim – tim ,bukannya

individu – individu.
39

6) Keagresifan (Aggressiveness). Suatu tingkatan dimana

orang – orang (anggota organisasi) itu memiliki sifat

agresif dan kompetitif dan bukannya santai – santai.

7) Stabilitas (Stability). Suatu tingkatan dimana kegiatan

organisasi menekankan di pertahankannya status quo dari

pada pertumbuhan.
40

2.2 PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2.1
Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Restu Agusti Pengaruh Partisipasi Variabel partisipasi anggaran
(2012) Penyusunan Anggara berpengaruh terhadap kinerja
Terhadap Kinerja Aparatur aparat pemda .
Pemerintah Daerah Variabel desentralisasi
Dengan Dimoderasi Oleh berpengaruh positif terhadap
Variabel Desentralisasi hubungan antara partisipasi
Dan Budaya Organisasi ( penyusunan anggaran dengan
Studi Kasus Pada kinerja aparat pemda
Pemerintah Kabupaten Variabel budaya organisasi
Bengkalis) berpengaruh negatif terhadap
hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran terhadap
kinerja aparat pemda.
2 Roberto Goga Analisis Pengaruh Variabel Komitmen Afektif
Parinding Komitmen Afektif (X1) mempunyai pengaruh
(2015) ,Komitmen Berkelanjutan signifikan terhadap Kinerja
,Dan Komitmen Normatif Karyawan (Y).
Terhadap Kinerja Variabel Komitmen Afektif,
Karyawan Pada PT Komitmen Berkelanjutan, dan
.Pegadaian (Persero) Komitmen Normatif secara
Cabang Ketapang simultan berpengaruh
siginifikan terhadap Kinerja
Karyawan.
Variabel Komitmen Afektif,
Komitmen Berkelanjutan, dan
Komitmen Normatif
berpengaruh kuat terhadap
Kinerja Karyawan.
3 Respatiningsih Pengaruh Komitmen Secara parsial (individu)
dan Sudijo Organisasi, Motivasi, terdapat pengaruh yang positif
(2015) Kapabilitas dan Kepuasan dan signifikan antara komitmen
Kerja Terhadap Kinerja organisasi terhadap kinerja
Pegawai pegawai.
(Studi Empirik Pada Secara parsial (individu)
Inspektorat Kabupaten terdapat pengaruh yang positif
Pemalang) dan signifikan antara motivasi
terhadap kinerja pegawai

4 Leo Addy Pengaruh Budaya Budaya organisasi mempunyai


Chandra Organisasi Terhadap hubungan (korelasi) yang
(2013) Kinerja Pegawai Kantor positif terhadap kinerja pegawai
Ketahanan Pangan Dan Kantor Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Kabuaten Penyuluhan Kabupaten Kutai
Kutai Barat. Barat.
5 Mediaty Pengaruh Partisipasi Partisipasi penyusunan
(2010) Penyusunan Anggaran, anggaran berpengaruh positif
dan Gaya Kepemimpinan terhadap kinerja aparatur
41

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Terhadap Kinerja Aparatur pemerintah daerah Provinsi
Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan. Gaya
Provinsi Sulawesi Selatan. kepemimpinan berpengaruh
signifikan dan positif terhadap
kinerja aparatur pemerintah
daerah Provinsi Sulawesi
Selatan. Secara parsial masing-
masing variabel yaitu variabel
gaya kepemimpinan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
aparatur pemerintah daerah
Provinsi Sulawesi Selatan.
Sumber: Data penelitian yang diolah, 2017
42

2.3 KERANGKA PIKIR PENELITIAN


Variabel-variabel yang digunakan dalam pemikiran penelitian

“Anggaran Partisipatif, Motivasi Kerja, Komitmen Organisasi, Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah dan Budaya Organisai” adalah antara lain

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian

Anggaran Partisipatif

X1

Kinerja Aparatur
PEMDA
Motivasi Kerja
X2
(Y)

X3
Komitmen Organisasi
X5

X4

Budaya Organisasi
(Z)
Keterangan:
Berpengaruh Simultan
Berpengaruh Parsial
43

2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.4.1 Hubungan Anggaran Partisipatif dan Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah

Menurut Mulyadi (2001) dalam (Soleman 2012) bahwa

partisipasi (partisipation) adalah suatu proses pengambilan

keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai

dampak langsung kepada pembuat keputusan tersebut di masa

depan. Penyusunan anggaran dengan pendekatan partisipatif

adalah dengan menggabungkan kedua pendekatan top down

dengan buttom up.

Menurut hasil penelitian dari Usman dan Paranoan (2013),

dengan judul “Anggaran Partisipatif Dalam Menunjang Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah” dengan hasil penelitian yaitu

Partisipasi Anggaran berhubungan positif terhadap Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah. Berbeda dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Hazmi (2014) dengan judul “Pengaruh

Partisipasi Penyusunan APBD Terhadap Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah, Melalui:Komitmen Organisasi dan JRI

Sebagai Variabel Moderating Pada Pemko Lhoksemawe” dengan

hasil Anggaran Partisipasi tidak secara signifikan mempengaruhi

kinerja. Dari uraian tersebut maka peneliti dapat membuat

hipotesis sebagai berikut:


44

H1: Anggaran Partisipatif Berpengaruh Positif Terhadap

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah.

2.4.2 Hubungan Motivasi Kerja dan Kinerja Aparatur Pemerintah

Daerah

Motivasi adalah pemberi daya penggerak ysng

menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau

bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya

dan upayanya untuk mencapai kepuasan. Semakin tinggi motivasi

yang diberikan oleh atasan maka semakin baik pula kinerjanya.

Dalam peranan operasional organisasi peranan budaya organisasi

sangat kuat dan memengaruhi sikap para karyawan dan manajer

dalam bekerja Respatiningsih dan Sudirjo (2015).

Hasil penelitian Rihono dkk (2016), dengan judul

“Pengaruh Motivasi, Budaya Organisasi Dan Spriritualise Pada

Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Di

Provinsi Bali” dengan hasil penelitian yaitu Motivasi, Budaya

Organisasi, dan Spiritualisme berpengaruh positif terhadap

Kinerja Pegawai. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Hayati (2014) dengan judul “Pengaruh Motivasi,

Lingkungan Kerja Dan Fasilitas Terhadap Kinerja Karyawan PT.

Radio Suara Singgalang Mahmbau (Radio Sushi FM) Padang”

dengan hasil penelian Motivasi memiliki pengaruh negatif dan


45

signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari uraian di atas maka

peneliti dapat membuat hipotesis sebagai berikut:

H2: Motivasi Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah

2.4.3 Hubungan Komitmen Organisasi dan Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah

Komitmen organisasional adalah suatu keadaan dimana

seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan

dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam

organisasi tersebut. Jadi keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti

memihak pada pekerjaan tertentu seorang individu, sementara

komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi

yang merekrut individu tersebut (Robbins, 2008) dalam

(Nurandini 2014).

Respatiningsih dan Sudirjo, (2015) dengan judul

“Pengaruh Komitmen Organisasi, Motivasi, Kapabilitas, Dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Empirik Pada

Inspektorat Kabupaten Pemalang)”, dengan hasil penelitian yaitu

secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Pegawai.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustika (2015)

dengan judul “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja


46

Manajerial dengan Komitmen Organisasi, Ketidakpastian

Lingkungan, Gaya Kepemimpinan Sebagai Moderating”, dengan

hasil komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja manajerial. Hal ini dapat diartikan jika komitmen

organisasi tinggi maka kinerja anggota cenderung tidak akan

meningkat. Dari uraian di atas maka peneliti dapat membuat

hipotesis sebagai berikut:

H3: Komitmen Organisasi Berpengaruh Positif Terhadap

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

2.4.4 Pengaruh Penyusunan Anggaran Partisipatif terhadap

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dengan Dimoderasi

Oleh Budaya Organisasi

Adanya partisipasi mendorong setiap manajer untuk

meningkatkan prestasinya dan bekerja lebih keras dan

menganggap bahwa target organisasi adalah merupakan target

pribadinya juga (Bambang, 2002) dalam (Wati 2013). Budaya

organisasi mempunyai kaitan dalam peningkatan kinerja. Alasan

kenapa anggaran partisipatif berpengaruh positif terhadap kinerja

adalah dengan penyusunan anggaran partisipatif tujuan bersama

akan lebih mudah tercapai sehingga ada keterlibatan secara

pribadi dan kesediaan untuk menerima tanggungjawab masing-

masing. Rasa tanggung jawab ini pada akhirnya akan memperkuat


47

kreativitas manajer yang bersangkutan. Partipasi anggaran dapat

memengaruhi sikap/usaha pencapaian sasaran dari kinerja

manajer karena menerima target anggaran yang ditetapkan

sebagai dasar penilaian kinerja.

Soleman (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh

Penganggaran Partisipatif terhadap Kinerja Manajerial dengan

Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai variabel

moderating”, dengan hasil penelitian yaitu budaya organisasi

tidak signifikan dalam mempengaruhi hubungan penganggaran

partisipatif terhadap kinerja manajerial pada satuan kerja

perangkat daerah di kabupaten kota di provinsi maluku utara.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widjanarko

(2005) dengan judul penelitian “Pengaruh Penganggaran

Partisipatif Terhadap Kinerja Dengan Budaya Organisasi dan

Komitmen Sebagai Variabel Moderator Pada PT.Perkebunan

Nusantara XII (Persero)”, dengan hasil adanya pengaruh variabel

penganggaran partisipatif dengan budaya organisasi sebagai

variabel moderator dapat meningkatkan kinerja unit bisnis

strategik secara signifikan. Dari uraian tersebut maka peneliti

dapat membuat hipotesis sebagai berikut:

H4: Budaya Organisasi Berpengaruh Positif Terhadap

Hubungan Anggaran Partisipatif Dengan Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah


48

2.4.5 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah dengan Dimoderasi Oleh Budaya

Organisasi

Motivasi adalah pemberi daya penggerak ysng

menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau

bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya

dan upayanya untuk mencapai kepuasan Respatiningsi dan

Sudirjo (2015).

Eddy dan Zulfikar (2010) dengan judul penelitian

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pada Dinas Perhubungan Kota Bandar

Lampung dengan hasil penelitian yaitu secara bersamaan buday

organisasi dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muhsin dan Sutomo (2015) dengan judul “Pengaruh Kepribadian

dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Budaya

Organisasi Pada Madrasah Tsanawiyah Swasta Kecamatan

Winong Kabupaten Pati”, dengan hasil budaya organisasi tidak

dapat memoderasi pengaruh kepribadian dan motivasi terhadap

kinerja guru. Dari uraian tersebut maka peneliti dapat membuat

hipotesis sebagai berikut:


49

H5: Budaya Organisasi Berpengaruh Positif Terhadap

Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja

Aparatur Pemerintah Daerah

2.4.6 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah dengan Dimoderasi Oleh Budaya

Organisasi

Komitmen organisasional adalah suatu keadaan dimana

seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan

dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam

organisasi tersebut. Jadi keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti

memihak pada pekerjaan tertentu seorang individu, sementara

komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi

yang merekrut individu tersebut (Robbins, 2008) dalam

(Nurandini 2014).

Tanuwibowo (2014) dengan judul penelitian Hubungan

Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasional pada Kinerja

Karyawan dengan hasil penelitian budaya organisasi berhubungan

positif dengan kinerja karyawan, komitmen organisasi

berhubungan positif dengan kinerja karyawan, dan budaya

organisasi berhubungan positif dengan komitmen organisasi. Dari

uraian tersebut maka peneliti dapat membuat hipotesis sebagai

berikut:
50

H6: Budaya Organisasi Berpengaruh Positif Terhadap

Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dengan

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sifat Penelitian


Sifat penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk

mengungkapkan informasi kualitaif sehingga lebih menekankan pada

masalah proses dan makna dengan mendeskripsikan sesuatu masalah.

Penelitian yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui atau

menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti atau penelitian yang

dilakukan terhadap variabel mandiri atau tunggal, yaitu tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Sehingga

memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka

mengetahui dan memahami Pengaruh penyusunan anggaran partisipatif,

motivasi kerja, komitmen organisasi terhadap kinerja aparatur pemerintah

daerah dengan dimoderasi oleh budaya organisasi.

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.2.1 Definisi Operasional

a. Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

Istilah kinerja atau perfomance, merupakan tolak ukur

karyawan dalam melakukan seluruh tugas yang ditargetkan

kepadanya, sehingga upaya untuk mengadakan penilaian

terhadap kinerja di suatu organisasi merupakan hal penting.

Mardiasmo, (2002) menjelaskan kinerja aparatur juga

51
52

merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan keefektifan

organisasi.

Tabel 3.1
Definisi Operasional Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
No Indikator Item Pertanyaan Skala
1 Kualitas kerja 1. Saya mengerjakan suatu Ordinal
pekerjaan dengan penuh
perhitungan.
2. Skill yang saya miliki sesuai
dengan pekerjaan yang saya
kerjakan.
3. Saya mengerkjakan suatu
pekerjaan dengan cekatan.
4. Tingkat pencapaian yang
saya capai sudah sesuai
dengan keinginan organisasi.
5. Organisasi menetapkan
target kerja dengan penuh

2 Pengetahuan 1. Dengan pengetahuan yang


saya miliki, saya dapat
menguasai bidang tugas
organisasi lain.
2. Dengan pengetahuan yang
saya miliki, saya lebih
menguasai bidang pekerjaan
saya sendiri.
3. Dengan pengetahuan yang
saya miliki, saya mampu
melaksanakan pekerjaan
dengan baik.

3 Penyesuaian 1. Saya mendahulukan


pekerjaan pekerjaan-pekerjaan yang
merupakan prioritas.
2. Saya dapat dengan cepat
menyesuaikan diri pada
setiap kebijakan-kebijakan
baru diorganisasi.
53

b. Anggaran Partisipatif

Menurut Mulyadi (2001) dalam (Soleman 2012) bahwa

partisipasi (partisipation) adalah suatu proses pengambilan

keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai

dampak langsung kepada pembuat keputusan tersebut dimasa

datang.

Tabel 3.2
Definisi Operasional Anggaran Partisipatif
No Indikator Item Pertanyaan Skala
1 Keikutsertaan 1. Saya ikut dan terlibat Ordinal
penyusunan dalam penyusunan
anggaran anggaran operasional.
2. Saya selalu berdiskusi
masalah anggaran kepada
atasan.
2 Kebutuhan 1. Saya sering memberikan
memberikan pendapat atau usulan
pendapat tentang anggaran tanpa
diminta.
2. Usulan anggaran saya
berpengaruh terhadap
penentuan anggaran akhir.
3. Atasan saya sering
meminta pendapat
bawahan dalam
penyusunan anggaran.
3 Besarnya 1. Seberapa besar pengaruh Ordinal
pengaruh Bapak/Ibu dalam
dalam penyusunan anggaran.
penetapan 2. Seberapa besar usulan
anggaran Bapak/Ibu berpengaruh
terhadap penetapan
anggaran.
3. Seberapa besar kontribusi
Bapak/Ibu terhadap
penetapan anggaran.
54

c. Motivasi Kerja
Motivasi adalah pemberi daya penggerak ysng

menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau

bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya

dan upayanya untuk mencapai kepuasan Respatiningsi dan

Sudirjo (2015).

Tabel 3.3
Definisi Operasional Motivasi Kerja
No Indikator Item Pertanyaan Skala
1 Kualitas Kerja 1. Saya mengerjakan suatu Ordinal
pekerjaan denga penuh
perhitungan.
2. Skill yang saya miliki
sesuai dengan pekerjaan
yang saya kerjakan.
3. Saya mengerjakan suatu
pekerjaan dengan cekatan.
4. Tingkat pencapaian yang
saya capai sudah sesuai
dengan keinginan
organisasi
5. Organisasi menetapkan
target kerja dengan penuh
pertimbangan.
2 Pengetahuan 6. Dengan pengetahuan yang
saya miliki, saya dapat
menguasai bidang tugas
organisasi lain.
7. Dengan pengetahuan yang
saya miliki, saya lebih
lebih menguasai bidang
pekerjaan saya sendiri.
8. Dengan pengetahuan yang
saya miliki, saya mampu
melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
3 Penyesuan 9. Saya mendahulukan
Pekerjaan pekerjaan-pekerjaan yang
merupakan prioritas.
10. Saya dapat dengan cepat
menyesuaikan diri pada
setiap kebijakan-kebijakan
baru di organisasi.
55

d. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasional adalah suatu keadaan dimana

seorang karyawanmemihak organisasi tertentu serta tujuan-

tujuan dan keinginannya untukmempertahankan keanggotaan

dalam organisasi tersebut Robbins (2008) dalam Nurandini

(2014).

Tabel 3.4
Definisi Operasional Komitmen Organisasi
No Indikator Item Pertanyaan Skala
1 Loyalitas pada 1. Saya membanggakan Ordinal
organisasi tempat saya bekerja kepada
(Cook and orang lain.
Wall, 1980) 2. Saya bangga menceritakan
kepada orang lain bahwa
saya adalah bagian dari
organisasi ini.
3. Saya selalu mementingkan
urusan orgnanisasi sebelum
urusan pribadi saya.
2 Keinginan 1. Saya siap lebih membantu
untuk bekerja kesuksesan organisasi lebih
keras (Cook dari yang diharapkan
and Wall, 1980) pimpinan.
2. Saya siap menerima semua
tugas yang dibebankan
kepada saya untuk terus
bekerja demi organisasi.
3 Hasrat untuk 1. Saya akan menerima tugas
bertahan apa saya agar saya tetap
menjadi bagian bekerja di organisasi ini.
organisasi
(Cook and
Wall, 1980)
4 Affektif 1. Saya benar-benar ingin
Commitment bertahan pada organisasi
(Cook and ini.
Wall, 1980) 2. Saya akan sangat bahagia
menghabiskan sisa karis
saya di organisasi ini.
56

3. Saya benar-benar
merasakan seakan-akan
permasalahan organisasi
ini adalah permasalahan
saya sendiri.
4. Organisasi ini memiliki arti
yang sangat besar bagi
saya.
5 Loyalitas dalam 1. Saya lebih mementingkan Ordinal
bekerja (Cook pekerjaan dari pada
and Wall, 1980) masalah pribadi saya.
2. Saya selalu tepat waktu
dalam menyelesaikan
pekerjaan.

e. Budaya Organisasi
Menurut Peter F Drucker dalam Chandra (2013)

berpendapat bahwa budaya organisasi adalah pokok

penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang

dalam pelaksanaanya dilakukan secara konsisten oleh suatu

kelompok yang kemudian diwariskan kepada anggota-anggota

baru berbagai cara sebagai cara yang tepat untuk memahami

,memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah diatas.

Tabel 3.5
Definisi Operasional Budaya Organisasi
N
Indikator Item Pertanyaan Skala
o
1 Inovasi dan 1. Saya diberi inisiatif Ordinal
pengambilan didalam menyelesaikan
resiko pekerjaan.

2. Saya mampu Ordinal


memberikan ide kreatif
untuk kemajuan
organisasi.
3. Saya selalu
menyelesaikan masalah
tanpa menunggu perintah
atasan.
57

4. Bila terjadi kesalahan


maka saya siap
menanggung resikonya.
5. Saya siap mengambil
resiko dalam melakukan
pekerjaan yang menjadi
tanggungjawab atasan.

2 Perhatian 1. Saya selalu dituntut


terhadap untuk menyelesaikan
detail pekerjaan dengan tepat
(Robbins, waktu dan cermat.
2006) 2. Saya selalu dituntut
untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan akurat.
3. Pimpinan memberikan
arahan dan komunikasi
yang jelas dan rinci
mengenai pekerjaan
yang saya lakukan.

3 Orientasi 1. Saya senantiasa bekerja


hasil dengan menekankan
(Robbins, pada hasil yang optimal.
2006) 2. Saya terus
mengembangkan diri
untuk mendapatkan hasil
yang optimal dalam
menyelesaikan
pekerjaan
4 Orientasi 1. Saya berusaha
individu mengerjakan pekerjaan
(Robbins, dengan sungguh-
2006) sungguh.
2. Saya selalu mengisi jam
kerja dengan
menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi
tugas saya.
3. Saya bekerja sesuai
target yang telah
ditentukan oleh pihak
manajemen organisasi.
58

5 Orientasi tim 1. Saya lebih senang Ordinal


(Robbins, menyelesaikan pekerjaan
2006) dengan kerjasama tim.
2. Saya berusaha manjalin
kerjasama dengan
anggota satuan kerja lain
untuk meningkatkan
hasil terbaik bagi
organisasi.

f. Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah


Pengertian kinerja dalam Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP) yang tertuang dalam Inpres No 7 tahun

1999 merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan kegiatan atau program atau kebijaksanaan sesuai

sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi Mardiasmo (2002).

Tabel 3.6

Definisi Operasional Kinerja


No Indikator Item Pertanyaan Skala
1 Kualitas Kerja 1. Saya mengerjakan suatu Ordinal
pekerjaan denga penuh
perhitungan.
2. Skill yang saya miliki
sesuai dengan pekerjaan
yang saya kerjakan.
3. Saya mengerjakan suatu
pekerjaan dengan cekatan.
4. Tingkat pencapaian yang
saya capai sudah sesuai
dengan keinginan
organisasi
5. Organisasi menetapkan
target kerja dengan penuh
pertimbangan.
2 Pengetahuan 6. Dengan pengetahuan yang
saya miliki, saya dapat
menguasai bidang tugas
organisasi lain.
59

7. Dengan pengetahuan yang


saya miliki, saya lebih
lebih menguasai bidang
pekerjaan saya sendiri.
8. Dengan pengetahuan yang
saya miliki, saya mampu
melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
3 Penyesuan 9. Saya mendahulukan
Pekerjaan pekerjaan-pekerjaan yang
merupakan prioritas.
10. Saya dapat dengan cepat
menyesuaikan diri pada
setiap kebijakan-kebijakan
baru di organisasi.

3.2.2 Skala Pengukuran

Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian

(Sugiyono, 2002). Skala yang digunakan dalam penyusunan

kuesioner penelitian ini adalah skala likert 5 point. Pada penelitian

ini terdapat 5 variabel, yaitu: (1) Angaran partisipatif sebagai

variabel independen, (2) budaya organisasi sebagai variabel

pemoderasi, (3) motivasi sebagai variabel dependen, (4) komitmen

organisasi sebagai variabel dependen, (5) kinerja aparatur

pemerintah daerah sebagai variabel dependen.


60

Variabel pemoderasi pada penelitian ini adalah

menggunakan quasi moderating. Variabel quasi moderating

merupakan variabel moderatingyang berhubungan dengan variabel

criterion (Y) dan /atau variabel prediktor, tetapi tidak berinteraksi

dengan variabel prediktor (Ghozali, 2013).

Tabel 3.6
Skor Pada Jawaban Skala Likert
Alternatif Jawaban Penilaian
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Netral (N) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini merumuskan hipotesis terlebih

dahulu baru selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis, pengukuran data

dan membuat kesimpulan yang digeneralisasikan.

3.3.1 Populasi

Populasi dapat dipahami sebagai kelompok individu atau

objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan

karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor SKPD

Kota Yogyakarta yang terdiri dari Dinas Sosial, Dinas

Kependudukan & Pencatatan Sipil, Dinas PU Perumahan &

Kawasan Pemukiman, dan Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas


61

Komunikasi, Informatika & Persandian Kota Yogyakarta, Dinas

Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak

Kota Yogyakarta, Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta, Dinas

Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terdiri atas

sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Pemilihan sampel

dalam penelitian ini didasarkan pada purposive sampling dengan

kriteria pemilihan telah memiliki masa kerja minimal satu tahun

dengan jenjang pendidikan SMA dan ikut dalam proses

penysusunan anggaran partisipatif. Berdasarkan kriteria di atas,

maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 71 orang.

Pejabat yang berada dibawah pimpinan SKPD Kota Yogyakarta,

aparatur pemerintah daerah yang terlibat dalam penyusunan

anggaran, kepala sub bagian, beserta anggota yang ada di setiap

sub bagian yang mana jabatannya minimal 1 tahun dan pendidikan

minimal SMA.
62

Tabel 3.7
Data Responden Penelitian

Jumlah
Nama Responden
Responden
Dinas Sosial Kota Yogyakarta 12
Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
1
Kota Yogyakarta
Dinas PU, Perumahan & Kawasan
9
Pemukiman Kota Yogyakarta.
Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Kota
18
Yogyakarta.
Jumlah 30
Sumber: Bagian Kesekertariatan Pemerintah Kota Yogyakarta, 2017

3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari

penelitian lapangan (field research). Data primer diambil dari para kepala

bagian/sub-bagian dan pegawai yang mana masa jabatannya minimal 1

tahun dan pendidikan minimal SMA yang menjadi responden dalam

penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

kuesioner.

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode kuesioner. Kuesioner penelitian ini terdiri dari

dua bagian utama. Pertama adalah identitas diri yang

menggambarkan karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, usia, masa jabatan, dan lama bekerja pada organisasi.

Bagian kedua berupa pengukuran variabel operasional yang berisi

serangkaian pertanyaan untuk mengukur variabel-variabel


63

penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

metode distribusi langsung (direct distribution method), yaitu

mendatangi para responden secara langsung untuk menyerahkan

ataupun mengumpulkan kembali kuesioner.

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk

memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel-variabel

penelitian, yakni partisipasi anggaran, motivasi kerja, komitmen

organisasi, kinerja aparatur pemerintah daerah, budaya organisasi.

Penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi yang menunjukkan

kisaran teoritis, kisaran aktual, nilai rata-rata (mean) dan persentase

variabel.

3.5.1 Uji Kualitas Data

Kualitas data dalam suatu pengujian hipotesis akan

mempengaruhi hasil ketepatan uji hipotesis (Wirjono dan Raharjono,

2007). Dalam penelitian ini, kualitas data yang dihasilkan dari

penggunaan instrumen dievaluasi dengan uji validitas dan uji

reliabilitas.

3.5.2 Uji Validitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaannya pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Ghozali (2009)

Dalam penelitian ini, alat uji validitas yang digunakan adalah alat uji
64

yang berdasarkan pendekatan construct validity, yakni dengan

melihat korelasi skor per item dengan skor total seluruh item (inter-

item total correlation). Metode yang digunakan adalah teknik

korelasi produk momen (moment product correlation) atau yang

lebih dikenal dengan nama pearson correlation. Nilai korelasi yang

diperoleh (nilai korelasi per item dengan total item yang diperoleh

setelah dikorelasikan secara statistik per individu) lalu dibandingkan

dengan nilai korelasi (r) product moment. Jika r-hitung lebih besar

dari r-tabel berarti pertanyaan dianggap memenuhi kriteria validitas.

Tabel 3.8
Ringkasan Hasil Uji Validitas Pilot Test
Coreected Item –
No Variabel r-tabel Keterangan
Total Corelation
1 Anggaran Partisipatif
Butir 1.1
Butir 1.2 0.643 0,374 Valid
Butir 1.3 0.484 0,374 Valid
Butir 1.4 0.621 0,374 Valid
Butir 1.5 0.624 0,374 Valid
Butir 1.6 0.408 0,374 Valid
Butir 1.7 0.764 0,374 Valid
Butir 1.8 0.558 0,374 Valid
0.672 0,374 Valid
2 Motivasi Kerja
Butir 2.1 0.460 0,374 Valid
Butir 2.2 0.654 0,374 Valid
Butir 2.3 0.555 0,374 Valid
Butir 2.4 0.759 0,374 Valid
Butir 2.5 0.659 0,374 Valid
Butir 2.6 0.697 0,374 Valid
Butir 2.7 0.658 0,374 Valid
Butir 2.8 0.611 0,374 Valid
Butir 2.9 0.548 0,374 Valid
Butir 2.10 -0.242 0,374 Tidak Valid
Butir 2.11 0.580 0,374 Valid
3 Komitmen Organisasi
Butir 3.1 0.455 0,374 Valid
Butir 3.2 0.596 0,374 Valid
Butir 3.3 0.852 0,374 Valid
Butir 3.4 0.634 0,374 Valid
Butir 3.5 0.515 0,374 Valid
65

Butir 3.6 0.506 0,374 Valid


Butir 3.7 0.249 0,374 Valid
Butir 3.8 0.525 0,374 Valid
Butir 3.9 0.562 0,374 Valid
Butir 3.10 0.766 0,374 Valid
Butir 3.11 0.780 0,374 Valid
Butir 3.12 0.621 0.374 Valid
4 Kinerja Aparatur
Pemerintah Daerah
Butir 4.1 0.413 0,374 Valid
Butir 4.2 0.514 0,374 Valid
Butir 4.3 0.445 0,374 Valid
Butir 4.4 0.666 0,374 Valid
Butir 4.5 0.788 0,374 Valid
Butir 4.6 0.769 0,374 Valid
Butir 4.7 0.669 0,374 Valid
Butir 4.8 0.857 0,374 Valid
Butir 4.9 0.576 0,374 Valid
Butir 4.10 0.833 0,374 Valid

Coreected Item –
No Variabel r-tabel Keterangan
Total Corelation
5 Budaya Organisasi
Butir 5.1 0.230 0,374 Tidak Valid
Butir 5.2 0.744 0,374 Valid
Butir 5.3 0.784 0,374 Valid
Butir 5.4 0.863 0,374 Valid
Butir 5.5 0.822 0,374 Valid
Butir 5.6 0.775 0,374 Valid
Butir 5.7 0.803 0,374 Valid
Butir 5.8 0.795 0,374 Valid
Butir 5.9 0.883 0,374 Valid
Butir 5.10 0.915 0,374 Valid
Butir 5.11 0.739 0,374 Valid
Butir 5.12 0.821 0,374 Valid

Berdasarkan tabel 3.8 diatas, variabel motivasi kerja

mempunyai 1 item pertanyaan yang tidak valid, dan variabel budaya

organisasi 1 item pertanyaan yang tidak valid. Hal tersebut

disebabkan karena nilai Coreected Item-Total Corelation yang lebih

besar dari r-tabel. Item-item pertanyaan yang tidak valid kemudian

dilakukan eliminasi untuk penyebaran kuesioner yang selanjutnya.


66

3.5.3 Uji Reliabilitas

Reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indkator dari variabel atau kontruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Ghozali (2009) Dalam penelitian ini, uji reliabilitas ditempuh dengan

menggunakan metode Cronnbach’s Alpha. Kuesioner dinyatakan

reliable jika mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60.

Tabel 3.9
Uji Realiabilitas Pilot Test
No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
1 Anggaran Partisipatif 0.866 Reliabel
2 Motivasi Kerja 0.848 Reliabel
3 Komitmen Organisasi 0.880 Reliabel
4 Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah 0.897 Reliabel
5 Budaya Organisasi 0.955 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah 2017

Berdasarkan tabel diatas, maka semua variabel dinyatakan

reliabel karena nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Dengan

demikian, instrumen pada penelitian ini dapat digunakan kembali

sebagai alat pengumpulan data.


67

3.6 Teknik Analisis Data


3.6.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau variabel resiual

mempunyai distribusi normal (Ghozali,2011). Terdapat dua

metode pengujian normalitas residual, yaitu menggunakan grafik

dan menggunakan pengujian statistik.

Menurut Dewinta (2012) dalam (Intansari 2016) uji

normalitas dengan grafik dapat menyesatkan. Bila tidak hati-hati

secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa

sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik

dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan

untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-

parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan

hipotesis: (1) H0 : residual terdistribusi normal, (2) Ha : residual

tidak terdistribusi normal Ghozali, (2011).

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi


68

antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model

regresi adalah sebagai berikut: Nilai yang dihasilkan oleh suatu

estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara

individual variabel-variabel independen banyak yang idak

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

1. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen.

Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya

diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar

variabel independen tidak berarti bebas dari

multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena

adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

2. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance

dan lawannya (2) varance inflation factor (VIF). Kedua

ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah

yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam

pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi

variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel

independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai


69

cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya

multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama

dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan

tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal

nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95.

Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai

Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui

variabel-variabel independen mana sajakah yang saling

berkorelsi.

c. Uji Heteroskedatisitas
Pengujian heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetep, maka

disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut

heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastis. Jika variabel independen signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi

terjadi Heteroskedastisitas. Terlihat dari probabilitas

signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 % sehingga dapat

disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya

Heteroskedastisitas Ghozali, (2011).


70

3.6.2 Uji Hipotesis


Penelitian ini memiliki dua jenis variabel yang mempengaruhi

variabel dependen yaitu variabel independen sebagai X1 dan variabel

quasi moderating sebagai X4, sehingga penelitian ini melibatkan dua

pengujian hipotesis yaitu menggunakan alat analisa regresi sederhana

dalam pengujian hipotesis pertama dan menggunakan uji selisih

mutlak dalam pengujian hipotetsis keempat. Pengujian ini akan

dilanjutkan menggunakan uji parsial (t), uji simultan (F), dan uji

koefisien determinasi (R2). Berikut ini akan diulas masing-masing alat

pengujian hipotesis.

a. Pengujian Hipotesis 1
Pengujian hipotesis 1 menggunakan alat analisis berupa uji

regresi sederhana dengan persamaan linear sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + ɛ

Keterangan:

Y : Kinerja Aparatur Pemda


α : Konstanta
β : Koefisien regresi
X1 : Anggaran Partisipatif
ε : error

b. Pengujian Hipotesis 2
Pengujian hipotesis 2 menggunkan alat berupa uji regresi

sederhana dengan persamaan linier sebagai berikut:

Y = α + β2X2 + ɛ
71

Keterangan:
Y : Kinerja Aparatur Pemda
α : Konstanta
β : Koefisien regresi
X2 : Motivasi Kerja
ε : error

c. Pengujian Hipotesis 3
Pengujian hipotesis 3 menggunakan alat berupa uji regresi

sederhana dengan persamaan linier sebagai berikut:

Y = α + β3X3 + ɛ

Keterangan:

Y : Kinerja Aparatur Pemda


α : Konstanta
β : Koefisien regresi
X3 : Komitmen organisasi
ε : error

d. Pengujian hipotesis 4

Pengujian hipotesis 4 menggunakan metode analisis regresi

untuk variabel moderating yaitu uji selisih mutlak. Berikut

merupakan persamaan linear pengujian hipotesis 2:

Y = α + β1X1+ β1Z + β (X1-Z) +ɛ

Keterangan:

Y : Motivasi WP
α : Konstanta
β : Koefisien regresi
X1 : Anggaran Partisipatif
Z : Budaya Organisasi
72

ε : error

e. Pengujian Hipotesis 5

Pengujian hipotesis 5 menggunakan metode analisis regresi

untuk variabel moderating yaitu uji selisih mutlak. Berikut

merupakan persamaan linier pengujian hipotesis 5:

Y = α + β2X2+ β2Z + β (X2-Z) +ɛ

Keterangan:

Y : Motivasi WP
α : Konstanta
β : Koefisien regresi
X2 : Motivasi Kerja
Z : Budaya Organisasi
ε : error
f. Pengujian Hipotesis 6

Pengujian hipotesis 6 menggunakan metode analisis

regresi untuk variabel moderating yaitu uji selisih mutlak. Berikut

merupakan persamaan linier pengujian hipotesis 5:

Y = α + β2X2+ β2Z + β (X2-Z) +ɛ

Keterangan:

Y : Motivasi WP
α : Konstanta
β : Koefisien regresi
X3 : Komitmen Organisasi
Z : Budaya Organisasi
ε : error
73

g. Uji Signifikan Parameter Individual (UjiStatistik t)

Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh masing-masing variabel secara parsial

terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan

membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika nilai t ˂ 0,05, maka

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat secara parsial. Namun jika probabilitas

nilai t ˃ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas

dengan variabel terikatnya.

Prosedur pengujiannya adalah tingkat kepercayaan

yang digunakan 95% atau taraf signifikan 5% dengan kriteria

sebagai berikut (Ghozali, 2011):

a. Bila probability t hitung ˃ 0,05 Ho terdukung dan H1 tidak

terdukung.

b. Bila Probability t hitung ˂ 0,05 Ho tidak terdukung dan H1

terdukung.

h. Pengujian Secara Simultan (Uji Statistik F)

Uji simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap

variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat

berlaku untuk populasi. Tingkat signifikannya beragam, yaitu:

0,01 (1%) atau 0,05 (5%) dan 0,10 (10%). Contoh: jika nilai
74

signifikan ˂ 0,05 maka dikatakan terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap

variabel terikat. Namun jika nilai signifikan ˃ 0,05 maka tidak

terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Uji F dapat

dihitung menggunakan SPSS.

i. Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

(Ghozali, 2011).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum dan Obyek

Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibu kota Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta dan merupakan satu-satunya daerah yang berstatus

Kota di samping 4 daerah lainnya yang berstatus Kabupaten. Kota

Yogyakarta terletak ditengah-tengah Provinsi DIY. Secara geografis,

Kota Yogyakarta terletak antara 110ᵒ24”19” -110ᵒ28”53” Bujur Timur

dan 07ᵒ15”24” - 07ᵒ15”26” Lintang Selatan. Wilayah Kota Yogyakarta

dibatasi oleh daerah-daerah seperti:

 Batas wilayah utara : Kab. Sleman

 Batas wilayah selatan : Kab. Bantul

 Batas wilayah barat : Kab. Bantul dan Kab. Sleman

 Batas wilayah timur : Kab. Bantul dan Kab. Sleman

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pasal 15 ayat (1) dan

(2) bahwa setiap entitas akuntabilitas kinerja sebagaimana dimaksud

dalam pasal (3) dan pasal (4) melakukan pengukuran kinerja,

pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam

lembar/dokumen perjanjian kinerja.

75
76

4.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan analisis data penelitian ini

dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada responden langsung.

Responden dalam penelitian ini adalah Bagian Keuangan dan Pegawai

yang sudah bekerja selama setahun dan minimal pendidikan SMA

dengan total keseluruhan 71 responden. Pengumpulan kuesioner

dilaksanakan dari tanggal 12 Januari s/d tanggal 4 Februari 2017.

Rincian pengiriman dan pengambilan kuesioner akan dijelaskan pada

tabel berikut:

Tabel 4.1
Rincian pengiriman dan pengembalian kuesioner

No Keterangan Jumlah Presentase


1 Kuesioner yang dikirim 110 100%
2 Kuesioner tidak kembali 35
3 Kuesioner tidak layak 4
4 Kuesioner yang dapat dioleh 71

4.2.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Pengelompokan berdasarkan jenis kelamin akan dijelaskan pada

tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2
Karakteristik Responden berdasarkan jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 41 58%
2 Wanita 30 42%
Total 71 100%
77

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa responden yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang atau 58% dari jumlah

keseluruhan responden. Sedangkan responden berjenis kelamin wanita

sebanyak 30 orang atau 42% dari jumlah keseluruhan responden. Hal

tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden berjenis kelamin laki-

laki daripada responden yang berjenis kelamin wanita.

4.2.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Pengelompokan Responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3
Karakteristik Responden berdasarkan Usia
No Usia Responden Jumlah Presentase
1 22-30 5 7%
2 30-50 48 68%
3 ˃50 18 25%
Total 71 100%

Berdasarkan tabel 4.3 responden paling banyak yaitu berusia 30-50

tahun berjumlah 48 orang atau 68% dari jumlah responden dan usia ˃50

berjumlah 18 orang atau 25%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini masih tergolong usia produktif.


78

4.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pengelompokan responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat

dilihat pada tael berikut:

Tabel 4.4
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Responden Jumlah Presentase


1 SMA 11 15%
2 D3 13 18%
3 D4 1 1%
4 S1 32 45%
5 S2 14 20%
6 S3 0 0%

Total 71 100%

Ditinjau dari segi pendidikan, sebagian besar responden pada tabel

4.4 berpendidikan Sarjana S-1 yakni sebanyak 32 orang atau 45% dari

jumlah keseluruhan responden. Hal ini menunjukan bahwa responden

dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan sarjana sehingga

diharapkan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik demi

kemajuan organisasi.
79

4.3 Hasil Uji Kualitas Data

a. Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil olah data menggunakan progran SPSS 16.0 hasil uji

statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5
Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Sum Mean Std.


Deviation
x1 71 16 40 2127 29.96 4.692
x2 71 27 49 2798 39.41 4.241
x3 71 26 55 2883 40.61 5.698
Y 71 30 50 2756 38.82 4.524
Z 71 42 70 4018 56.59 6.416
Valid N 71
(listwise)
Sumber: Data primer diolah, 2017

Pada tabel 4.5 diatas dijelaskan bahwa anggaran partisipatif

(X1) memiliki nilai rata-rata sebesar 29.96 dengan standar deviasi

4.692. Motivasi kerja (X2) memiliki nilai rata-rata 39.41 dengan

jumlah standar deviasi 4.241. Komitmen organisasi (X3) memiliki

nilai rata-rata 40.61 dengan standar deviasi sebesar 5.698. Kinerja

aparatur pemerintah daerah (Y) memiliki nilai rata-rata 38.82 dengan

standar deviasi sebesar 4.524, dan budaya organisasi (Z) memilki nilai

rata-rata 56.59 dengan standar deviasi 6.416.

b. Sebaran Frekuensi Data

Berdasarkan kategori anggaran partisipatif, motivasi kerja, komitmen

organisasi, kinerja aparatur pemerintah daerah dan budaya organisasi

dapat dilihat pada tabel berikut:


80

Tabel 4.6
Anggaran Partisipatif

Kategori Rentang Frekuensi Presentase


Rendah 16-24 9 13%
Sedang 25-33 46 65%
Tinggi 34-42 16 23%
Sumber: Data primer diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa responden

dalam penelitian ini, yaitu Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Dinas

Kependudukan & Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta, Dinas PU,

Perumahan & Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, Dinas

Komunikasi, Informatika & Persandian Kota Yogyakarta, Kepala

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta, Dinas Pemberdayaan

Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta,

Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta dan Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Kota Yogyakarta memiliki penyusunan anggaran partisipatif

dengan kategori rendah rentang waktu 16-24 dan frekuensi 9 dengan

presentase sebesar 13%, kategori sedang rentang waktu 25-33 dan

frekuensi 46 dengan presantase sebesar 65%, dan kategori tinggi

rentang waktu 34-42 dan frekuensi 16 dengan presantase sebesar 23%.

Maka dapat disimpulkan bahwa anggaran partisipatif berada pada

kategori sedang.
81

Tabel 4.7
Motivasi Kerja

Kategori Rentang Frekuensi Presentase


Rendah 27-34 8 11%
Sedang 35-42 48 68%
Tinggi 43-50 15 21%
Sumber: Data primer diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa responden

dalam penelitian ini, yaitu Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Dinas

Kependudukan & Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta, Dinas PU,

Perumahan & Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, Dinas

Komunikasi, Informatika & Persandian Kota Yogyakarta, Kepala

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta, Dinas Pemberdayaan

Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta,

Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta dan Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Kota Yogyakarta memiliki motivasi kerja dengan kategori

rendah rentang 27-34 dan frekuensi 8 dengan prekuensi 16%,

kategori sedang rentang 35-42 dan frekuensi 48 dengan prekuensi

68%, kategori tinggi rentang 43-50 dan frekuensi 15 dengan

presentase 21%. Maka dapat didimpulkan bahwa motivasi kerja

berada pada kategori sedang.

Tabel 4.8
Komitmen Organisasi

Kategori Rentang Frekuensi Presentase


Rendah 29-38 23 32%
Sedang 39-48 20 28%
Tinggi 49-58 28 39%
Sumber: Data primer diolah 2017
82

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa responden

dalam penelitian ini, yaitu Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Dinas

Kependudukan & Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta, Dinas PU,

Perumahan & Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, Dinas

Komunikasi, Informatika & Persandian Kota Yogyakarta, Kepala

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta, Dinas Pemberdayaan

Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta,

Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta dan Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Kota Yogyakarta memiliki Komitmen organisasi dengan

kategori rendah rentang 29-38 dan frekuensi 23 dengan presentase 32

%, kategori sedang rentang 39-48 dan frekuensi 20 dengan presentase

28%, kategori tinggi 49-58 dan frekuensi 28 dengan presentase 39%.

Maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berada pada

kategori tinggi.

Tabel 4.9
Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

Kategori Rentang Frekuensi Presentase


Rendah 30-36 21 30%
Sedang 37-43 41 58%
Tinggi 44-50 9 13%
Sumber: Data primer diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa responden

dalam penelitian ini, yaitu Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Dinas

Kependudukan & Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta, Dinas PU,

Perumahan & Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, Dinas

Komunikasi, Informatika & Persandian Kota Yogyakarta, Kepala


83

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta, Dinas Pemberdayaan

Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta,

Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta dan Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Kota Yogyakarta memiliki Kinerja kategori rendah rentang

30-36 dan frekuensi 21 dengan presentase 30%, kategori sedang

rentang 37-43 dan frekuensi 41 dengan presentase 58%, tinggi rentang

44-50 dan frekuensi 9 dengan presentase 13%. Maka dapat

disimpulkan bahwa kinerja aparatur pemda berada pada kategori

sedang.

Tabel 4.10
Budaya Organisasi

Kategori Rentang Frekuensi Presentase


Rendah 42-51 10 14%
Sedang 52-61 49 69%
Tinggi 62-71 12 17%
Sumber: Data primer diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa responden

dalam penelitian ini, yaitu Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Dinas

Kependudukan & Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta, Dinas PU,

Perumahan & Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, Dinas

Komunikasi, Informatika & Persandian Kota Yogyakarta, Kepala

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta, Dinas Pemberdayaan

Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta,

Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta dan Dinas Penanaman Modal dan

Perizinan Kota Yogyakarta memiliki budaya organisasi dengan

kategori rendah rentang 42-51 dan frekuensi 10 dengan presentase


84

14%, kategori sedang rentang 52-61 dan frekuensi 49

denganpresentase 69%, kategori tinggi rentang 62-71 frekuensi 12

dengan presentase 17%. Maka bisa disimpulkan bahwa budaya

organisasi berada di kategori sedang.

c. Uji Validitas

Pada penelitian kali ini kuesioner yang disebar kepada

responden adalah 110 kuesioner dengan responden struktural yang

ikut dalam penyusunan anggaran yang dapat diolah sejumlah 71

kuesioner. Kemudian kuesioner tersebut diolah dengan memindahkan

skor setiap butir pertanyaan ke dalam tabulasi data dengan bantuan

Microsoft Excel. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan SPSS

versi 16.0, tabel berikut menunjukan hasil dari uji validitas atas

variabel-variabel dalam penelitian.

Tabel 4.11
Uji Validitas Penyusunan Anggaran Partisipatif

Variabel r-hitung r-tabel Keterangan


Penyusunan anggaran partisipatif
Butir 1.1 0,667 0,234 Valid
Butir 1.2 0,668 0,234 Valid
Butir 1.3 0,703 0,234 Valid
Butir 1.4 0,730 0,234 Valid
Butir 1.5 0,596 0,234 Valid
Butir 1.6 0,747 0,234 Valid
Butir 1.7 0,729 0,234 Valid
Butir 1.8 0,695 0,234 Valid
Sumber: Data primer diolah 2017

Pada tabel 4.11 dijelaskan butir pertanyaan 1.1 memiliki r-

hitung 0,667 ˃ dari r- tabel 0,234. Butir pertanyaan 1.2 memiliki r-

hitung 0,668 ˃ dari r- tabel 0,234. Butir pertanyaan 1.3 memiliki r-


85

hitung 0,703 ˃ dari r- tabel 0,234. Butir pertanyaan 1.4 memiliki r-

hitung 0,730 ˃ dari r- tabel 0,234. Butir pertanyaan 1.5 memiliki r-

hitung 0,596 ˃ dari r- tabel 0,234. Butir pertanyaan 1.6 memiliki r-

hitung 0,747 ˃ dari r- tabel 0,234. Butir pertanyaan 1.7 memiliki r-

hitung 0,729 ˃ dari r – tabel 0,234. Butir pertanyaan 1.8 memiliki r-

hitung 0,695 ˃ dari r- tabel 0,234.

Tabel 4.12
Uji Validitas Motivasi Kerja
Variabel r-hitung r-tabel Keterangan
Motivasi kerja
Butir 2.1 0,498 0,234 Valid
Butir 2.2 0,582 0,234 Valid
Butir 2.3 0,620 0,234 Valid
Butir 2.4 0,688 0,234 Valid
Butir 2.5 0,542 0,234 Valid
Butir 2.6 0,520 0,234 Valid
Butir 2.7 0,576 0,234 Valid
Butir 2.8 0,628 0,234 Valid
Butir 2.9 0,559 0,234 Valid
Butir 2.10 0,388 0,234 Valid
Sumber: Data primer diolah 2017

Pada tabel 4.12 dijelaskan bahwa variabel motivasi kerja memiliki 10

butir pertanyaan valid. Hal tersebut terjadi karena r- hitung ˃ r- tabel.

Tabel 4.13
Uji Validitas Komitmen Organisasi
Variabel r-hitung r-tabel Keterangan
Komitmen Organisasi
Butir 3.1 0,536 0,234 Valid
Butir .32 0,670 0,234 Valid
Butir 3.3 0,755 0,234 Valid
Butir 3.4 0,674 0,234 Valid
Butir 3.5 0,585 0,234 Valid
Butir 3.6 0,575 0,234 Valid
Butir 3.7 0,674 0,234 Valid
Butir 3.8 0,480 0,234 Valid
Butir 3.9 0,722 0,234 Valid
Butir 3.10 0,611 0,234 Valid
Butir 3.11 0,550 0,234 Valid
Sumber: Data primer diolah 2017
86

Pada tabel 4.13 dijelaskan bahwa variabel komitmen organisasi

memiliki 11 butir pertanyaan valid. Hal tersebut terjadi karena r-

hitung ˃ r- tabel.

Tabel 4.14
Uji Validitas Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
Variabel r-hitung r-tabel Keterangan
Kinerja Aparatur PEMDA
Butir 4.1 0,547 0,234 Valid
Butir 4.2 0,535 0,234 Valid
Butir 4.3 0,662 0,234 Valid
Butir 4.4 0,725 0,234 Valid
Butir 4.5 0,696 0,234 Valid
Butir 4.6 0,742 0,234 Valid
Butir 4.7 0,657 0,234 Valid
Butir 4.8 0,729 0,234 Valid
Butir 4.9 0,619 0,234 Valid
Butir 4.10 0,689 0,234 Valid
Sumber: Data primer diolah 2017

Pada tabel 4.14 dijelaskan bahwa variabel kinerja aparatur

pemerintah daerah memiliki 10 butir pertanyaan valid. Hal tersebut

terjadi karena r- hitung ˃ r- tabel.

Tabel 4.15
Uji Validitas Budaya Organisasi
Variabel r-hitung r-tabel Keterangan
Budaya Organisasi
Butir 5.1 0,692 0,234 Valid
Butir 5.2 0,775 0,234 Valid
Butir 5.3 0,712 0,234 Valid
Butir 5.4 0,735 0,234 Valid
Butir 5.5 0,810 0,234 Valid
Butir 5.6 0,849 0,234 Valid
Butir 5.7 0,818 0,234 Valid
Butir 5.8 0,878 0,234 Valid
Butir 5.9 0,859 0,234 Valid
Butir 5.10 0,774 0,234 Valid
Butir 5.11 0,786 0,234 Valid
Butir 5.12 0,811 0,234 Valid
Butir 5.13 0,756 0,234 Valid
Butir 5.14 0,708 0,234 Valid
Sumber: Data primer diolah 2017
87

Pada tabel 4.15 dijelaskan bahwa variabel budaya

organisasi daerah memiliki 14 butir pertanyaan valid. Hal tersebut

terjadi karena r- hitung ˃ r- tabel.

d. Uji Realiabilitas

Hasil Uji Reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.16. Pada tabel

tersebut dijelaskan bahwa semua variabel pada penelitian ini reliabel.

Variabel Anggaran Partispatif (X1) dengan nilai cronbach’s alpha

0,900. Motivasi Kerja (X2) dengan nilai cronbach’s alpha 0,852.

Komitmen Organisasi (X3) dengan nilai cronbach’s alpha 0,888.

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah (Y) dengan nilai cronbach’s

alpha 0,902. Budaya Organisasi (Z) dengan nilai cronbach’s alpha

0,960. Hal ini desebabkan karena cronbach’s alpha lebih dari 0,60.

Tabel 4.16
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach’s Keretangan
Alpha
1 Anggaran Partisipatif 0,900 Reliabel
2 Motivasi Kerja 0,852 Reliabel
3 Komitmen Organisasi 0,888 Reliabel
4 Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah 0,902 Reliabel
5 Budaya Organisasi 0,960 Reliabel
Sumber: Data primer diolah 2017
88

4.4 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang diolah

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan dengan

menggunakan pengujian Komogrov- Smirmov. Berikut ini akan disajikan

tabel 4.17 yang merupakan hasil pengujian normalitas data.

Tabel 4.17
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 71
Normal Parameters a,,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,01397032
Most Extreme Differences Absolute ,140
Positive ,062
Negative -,140
Kolmogorov-Smirnov Z 1,178
Asymp. Sig. (2-tailed) ,124
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data primer diolah 2017

Berdasarkan tabel 4.17 diatas menunjukan bahwa residual

berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Asymp signifikan

lebih besar dari 0,005 yaitu 0,124. Sedangkan Kolmogrov-Smirnov

adalah sebesar 1,178. Yang artinya data dalam regresi ini dinyatakan

normal.
89

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi tidak terdapat

korelasi yang tinggi antara variabel independen yang satu dengan

variabel independen yang lain. Multikolinearitas terjadi apabila antar

variabel bebas terdapat hubungan yang signifikan. Multikolinearitas

dapat diketahui dengan nilai variance inflation factor (VIF) masing-

masing prediktor. Batas dari tolerance value adalah diatas 0,1 dan batas

VIF adalah dibawah 10. Jika tolerance di bawah 0,1 atau nilai VIF di atas

10 maka model yang dihasilkan mengandung gangguan

multikolinearitas.

Tabel 4.18
Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics


Tolerance VIF
1 (Constant)
Zscore(X1) ,622 1,608
Zscore(X2) ,435 2,298
Zscore(X3) ,437 2,287
Zscore(Z) ,500 2,001
ABSX1_Z ,877 1,141
ABSX2_Z ,742 1,347
ABSX3_Z ,800 1,249
a. Dependent Variable: Y
b. Sumber: Data primer diolah 2017

Berdasarkan hasil tabel 4.18 diketahui bahwa nilai VIF lebih kecil

dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Pada variabel Anggaran

Partisipatif sebesar 1,608 dengan nilai tolerance sebesar 0,622. Nilai VIF

pada variabel Motivasi Kerja sebesar 2,298 dengan nilai tolerance 0,435.
90

Variabel Komitmen Organisasi dengan nilai VIF sebesar 2,287 dengan

nilai tolerance sebesar 0,437. Variabel Budaya Organisasi dan Anggaran

Partisipatif dengan nilai VIF sebesar 1,141 dengan nilai tolerance sebesar

0,877. Variabel Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja dengan nilai VIF

sebesar 1,137 dengan nilai tolerance sebesar 0,742. Dan variabel Budaya

Organisasi dan Komitmen Organisasi dengan nilai VIF sebesar 1,249

dengan nilai tolerance sebesar 0,800. Dengan demikian dapat

disimpulkan model regresi dapat penelitian ini tidak terdapat masalah

multikolonieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Pada penelitian ini digunakan metode pengujian heteroskedastisitas

menggunakan metode analisis Uji Park. Berdasarkan hasil olah data,

maka data pada penelitian ini dinyatakan lolos uji heteroskedastisitas.

Hal ini didukung oleh hasil tampilan output SPSS 16,00 memberikan

koefisien parameter untuk kedua variabel independen tidak signifikan

pada 0,01. Berikut ini disajikan tabel hasil uji heteroskedastisitas

dengan metode Uji Park:


91

Tabel 4.19
Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1,084 2,132 ,508 ,613
X1 ,033 ,055 ,092 ,609 ,545
X2 -,027 ,073 -,066 -,364 ,717
X3 -,021 ,054 -,070 -,391 ,697
Z ,003 ,046 ,010 ,060 ,952
a. Dependent Variable: LnU2i
Sumber: data primer diolah 2017

Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.19 terlihat 3 variabel

independen tidak ada yang signifikan secara statistik. Karena nilai

signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dalam

model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sehingga model regresi tersebut layak dipakai untuk menguji variabel

dependen berdasarkan masukan dari variabel independen.

4.5 Uji Statistik

a. Uji Parsial (Uji t)

Tabel 4.20
Hasil Uji Parsial (uji t) Hipotesis 1
a. 𝑪𝒐𝒆𝒇𝒇𝒊𝒄𝒊𝒆𝒏𝒕а

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients
Std. Error Beta
B
1 (Constant) 11,019 3,794 2,904 0,005
Anggaran
0,009 0,102 0,009 0,085 0,932
Partisipatif
Dependent Variabel : Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
Sumber: Data primer diolah 2017
92

Berdasarkan data di atas, maka dihasilkan persamaan linier sebagai

berikut:

Y = 11,019 + 0,009 X1 + ε

Persamaan tersebut menunjukan bahwa koefisien regresi pada

variabel independen yaitu anggaran partisipatif sebesar 0,009 dan tidak

berpengaruh terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal ini berarti

bahwa tidak semua aparatur pemerintah daerah diberi kesempatan untuk

berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa H1 tidak terdukung Ho terdukung. Apabila nilai anggaran

partisipatif adalah 1, maka nilai kinerja aparatur pemerintah daerah 11,019

+ 0,009 (1) + 3,794. Pembuktian selanjutnya adalah dengan

membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Apabila nilai t hitung lebih

besar dari pada nilai t tabel, maka H1 terdukung dan H0 ditolak. Tabel

diatas menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel anggaran partisipatif

(X1) adalah sebesar 0,085 yang lebih kecil dari t tabel yaitu 1,99547.

Tabel 4.21
Hasil Uji Parsial (uji t) Hipotesis 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
Std. Error Beta
1 (Constant) 11,019 3,794 2,904 0,005
Motivasi Kerja 0,350 0,138 0,328 2,545 0,013
a. Dependent Variabel: Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
Sumber: Data primer diolah 2017

Berdasarkan data di atas, maka dihasilkan persamaan linier sebagai

berikut:
93

Y = 11,019 + 0,350 X2 +ε

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa koefisien regresi pada

variabel independen yaitu motivasi kerja adalah 0,350 dan berpengaruh

posotif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa

semakin tinggi motivasi kerja maka semakin tinggi pula kinerja aparatur

pemerintah daerah. Sehingga dapat disimpulkan H2 terdukung dan Ho

tidak terdukung. Apabila nilai motivasi kerja adalah 1, maka nilai kinerja

aparatur pemerintah daerah adalah 11,019 + 0,350 (1) + 3,794.

Pembuktian selanjutnya adalah dengan membandingkan nilai t hitung dan

t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel, maka H1

terdukung dan H0 ditolak. Tabel di atas menunjukkan nilai t hitung

variabel motivasi kerja (X2) adalah sebesar 2,545 yang lebih besar dari

nilai t tabel yaitu 1,99547.

Tabel 4.22
Hasil Uji Parsial (uji t) Hipotesis 3
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
Std. Error Beta
1 (Constant) 11,019 3,794 2,904 0,005
Komitmen
0,338 0,094 0,426 3,611 0,001
Organisasi
a. Dependent Variabel: Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
Sumber: Data primer diolah 2017

Berdasarkan data di atas, maka dihasilkan persamaan linier sebagai

berikut:
94

Y = 11,019 + 0,338 X3 +ε

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa koefisien regresi pada

variabel independen yaitu komitmen organisasi adalah 0,338 dan

berpengaruh posotif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal ini

berarti bahwa semakin tinggi komitmen organisasi maka semakin tinggi

pula kinerja aparatur pemerintah daerah. Sehingga dapat disimpulkan H3

terdukung dan Ho tidak terdukung. Apabila nilai komitmen organisasi

adalah 1, maka nilai kinerja aparatur pemerintah daerah adalah 11,019 +

0,338 (1) + 3,794. Pembuktian selanjutnya adalah dengan membandingkan

nilai t hitung dan t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t

tabel, maka H1 terdukung dan H0 ditolak. Tabel di atas menunjukkan nilai

t hitung variabel komitmen organisasi (X3) adalah sebesar 3,661 yang

lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1,99547.

b. Uji Simultan (F) Sebelum Moderating

Tabel 4.23
Hasil Uji Simultan (F Sebelum Moderating)
ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 1148,694 4 287,174 66,755 .000a
Residual 283,925 66 4,302
Total 1432,620 70
a. Predictors: (Constant), Z, X1, X3, X2
Dependent Variable: Y
Sumber: Data Primer diolah 2017

Berdasarkan hasil tabel 4.23 diketahui bahwa nilai F hitung

sebelum dimoderating lebih besar dari F tabel yaitu 66,755, lebih besar
95

dari F tabel sebesar 2,74 maka semua variabel independen dinyatakan

berpengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Yang

artinya variabel Anggaran Partisipatif, Motivasi Kerja, dan Komitmen

Organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah.

c. Hasil Uji Koefisien Detreminasi (𝑹𝟐 )

Tabel 4.24
Hasil Uji Koefisien Detreminasi (𝑹𝟐 )
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate

1 . 694а .482 .459 3.328


a. Prediktor (constant), x1, x2, x3
Sumber: Data primer diolah 2017

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.24, maka dapat diketahui

bahwa nilai adjusted R square adalah senilai 0,459 atau 46%. Hal ini

menunjukan bahwa variabel anggaran partisipatif, motivasi kerja,

komitmen organisasi mempengaruhi kinerja aparatur pemerintah daerah

sebesar 46,9%, sedangkan sisanya sebesar 54,1% dipengaruhi oleh faktor

lain diluar penelitian. Variabel lain yang dimaksud adalah locus of control,

desentralisasi, kepuasan kerja, kapabilitas.


96

d. Hasil Pengujisan Hipotesis

1) Hasil Uji Selisih Mutlak

Penelitian ini menggunakan model regeresi berupa uji selisih mutlak.

Pada tabel 4.25 menunjukkan hasil regresi yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.25
Uji Selisih Mutlak Hipotesis 4
a. D
e Unstandardized Standardized
p Coefficients Coefficients
e Std.
Model n B Error Beta T Sig.
d
1 (Constant) 38.525 .440 87.605 .000
e
Zscore(X1) -.368 .302 -.081 -1.220 .227
n
Zscore(Z) 4.139 .301 .915 13.744 .000
t
ABSX1_Z .361 .439 .048 .822 .414

Dependent Variabel: Kinerja


Sumber: Data primer diolah 2017

Hasil tampilan SPSS pada tabel 4.25 di atas menunjukkan

bahwa secara individual variabel anggaran partisipatif (X1) memberi nilai

koefisien -0,368 dengan probabilitas signifikansi 0,227. Sehingga variabel

anggaran partisipatif dapat disimpulkan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah (Y). Budaya

organisasi (Z) memiliki probabilitas signifikan yaitu 0,000 dan selisih

antara variabel independen dengan variabel moderating menunjukkan nilai

signifikan sebesar 0,414 yang lebih besar dari nilai alpha. Variabel budaya

organisasi berpengaruh ke variabel dependen tetapi tidak bisa disebut

sebagai variabel moderating dan variabel budaya organisasi hanya menjadi

variabel independen.
97

Tabel 4.26
Uji Selisih Mutlak Hipotesis 5

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 38.525 .379 101.725 .000
Zscore(X2) .716 .320 .158 2.237 .029
Zscore(Z) 3.568 .318 .789 11.216 .000
ABSX2_Z .442 .425 .060 1.039 .303

b. Dependent Variabel: Kinerja


Sumber: Data primer diolah 2017

Hasil tampilan SPSS pada tabel 4.26 di atas menunjukkan

bahwa secara individual variabel Motivasi kerja (X2) memberi

nilai koefisien 0,716 dengan probabilitas signifikansi 0,029.

Sehingga variabel motivasi kerja dapat disimpulkan berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja aparatur pemerintah

daerah. Budaya organisasi memiliki probabilitas signifikan yaitu

0,000 dan selisih antara variabel independen dengan variabel

moderating menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,303 yang lebih

besar dari nilai alpha. Variabel budaya organisasi berpengaruh ke

variabel dependen tetapi tidak bisa disebut variabel moderating dan

variabel budaya organisas hanya menjadi variabel independen.


98

Tabel 4.27
Uji Selisih Mutlak Hipotesis 6

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 39.189 .476 82.343 .000
Zscore(X3) .593 .344 .131 1.725 .089
Zscore(Z) 3.571 .338 .789 10.567 .000
ABSX3_Z -.529 .571 -.054 -.927 .357

a. Dependent Variabel: Anggaran Partisipatif


Sumber: Data primer diolah 2017

Hasil tampilan SPSS pada tabel 4.27 di atas menunjukkan

bahwa secara individual variabel komitmen organisasi (X3)

memberi nilai koefisien 0,593 dengan probabilitas signifikansi

0,089. Sehingga variabel komitmen organisasi dapat disimpulkan

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah. Budaya organisasi memiliki probabilitas

signifikan yaitu 0,000 dan selisih antara variabel independen

dengan variabel moderating menunjukkan nilai signifikan sebesar

0,357 yang lebih besar dari nilai alpha. Variabel budaya organisasi

berpengaruh ke variabel dependen tetapi tidak bisa disebut variabel

moderating dan hanya menjadi variabel independen.


99

e. Hasil Uji Parsial (Uji t)

1) Hasil Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 4

Hasil olah program SPSS versi 16.0 pada tabel 4.24

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan sebesar

0,227 oleh anggaran partisipatif (X1) terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah (Y), hasil selisih variabel X1 dan Z juga memiliki

nilai yang tidak signifikan sebesar 0,414 yang lebih besar dari nilai

alpha sehingga variabel budaya organisasi tidak bisa menjadi variabel

moderating dan hanya menjadi variabel independen.

Selain melihat nilai signifikansi hal ini juga didukung dengan

membandingkan nilai t hitung dan t tabel. Nilai t hitung variabel (X1)

pada pengujian hipotesis ke 4 ini adalah 0,822 yang lebih kecil dari t

tabel 1,99547, hal ini berarti anggaran partisipatif dan budaya

organisai secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah.

2) Hasil Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 5

Hasil olah program SPSS 16.0 menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang tidak signifikan sebesar 0,029 oleh motivasi kerja (X2)

terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, hasil selisih variabel X2

dan Z juga tidak memiliki nilai yang signifikan sebesar 0,303 yang

lebih besar dari nilai alpha sehinggga variabel budaya organisasi tidak

bisa menjadi variabel moderating dan hanya menjadi variabel

independen.
100

Selain dengan melihat nilai signifikansi, hal ini juga didukung

dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Nilai t hitung

variabel X2 pada pengujian hipotesis 5 ini adalah sebesar 1,039 yang

lebih kecil dari 1,99547, hal ini berarti variabel motivasi kerja dan

budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah.

3) Hasil Uji Parsial (Uji t) Hipotesis 6

Hasil olah program SPSS 16.0 menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang tidak signifikan sebesar 0,089 oleh komitmen

organisasi (X3) terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, hasil

selisih variabel X3 dan Z juga tidak memiliki nilai yang signifikan

sebesar 0,357 yang lebih besar dari nilai alpha sehinggga variabel

budaya organisasi tidak bisa menjadi variabel moderating dan hanya

menjadi variabel independen.

Selain dengan melihat nilai signifikansi, hal ini juga didukung

dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Nilai t hitung

variabel X3 pada pengujian hipotesis 6 ini adalah sebesar -0,927 yang

lebih kecil dari 1,99547, hal ini berarti variabel komitmen organisasi

dan budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah.
101

4) Hasil Uji Simultan (Uji F)

Tabel 4.28
Hasil Uji Simultan (F)

ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1110,517 3 370,172 76,999 .000a
Residual 322,103 67 4,808
Total 1432,620 70
a. Predictors: (Constant), ABSX1_Z, Zscore(Z), Zscore(X1)
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data primer diolah 2017
Tabel 4.28 menunjukkan bahwa nilai F hitung hasil output dari

program SPSS sebesar 76,999. Menunjukan bahwa nilai F hitung

setelah dimoderating lebih besar dari F tabel, yaitu sebesar 76,999

lebih besar dari 2,74 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Maka

variabel Anggaran Partisipatif (X1) dan Budaya Organisasi (Z)

dinyatakan berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah (Y). Yang artinya variabel

independen dan variabel moderating berpengaruh secara signifikan

positif terhadap variabel dependen.

Tabel 4.29
Hasil Uji Simultan (F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1125,106 3 375,035 81,711 .000a
Residual 307,514 67 4,590
Total 1432,620 70
a. Predictors: (Constant), ABSX2_Z, Zscore(Z), Zscore(X2)
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data primer diolah 2017
102

Tabel 4.29 menunjukkan bahwa nilai F hitung hasil output dari

program SPSS sebesar 81,711. Menunjukan bahwa nilai F hitung

setelah dimoderating lebih besar dari F tabel, yaitu sebesar 81,711

lebih besar dari 2,74 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Maka

variabel Motivasi Kerja (X2) dan Budaya Organisasi (Z) dinyatakan

berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Kinerja Aparatur

Pemerintah Daerah (Y). Yang artinya variabel independen dan

variabel moderating berpengaruh secara signifikan positif terhadap

variabel dependen.

Tabel 4.30
Hasil Uji Simultan (F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1121,218 3 373,739 80,412 .000a
Residual 311,402 67 4,648
Total 1432,620 70
a. Predictors: (Constant), ABSX3_Z, Zscore(Z), Zscore(X3)
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data primer diolah 2017

Tabel 4.30 menunjukkan bahwa nilai F hitung hasil output dari

program SPSS sebesar 80,412. Menunjukan bahwa nilai F hitung

setelah dimoderating lebih besar dari F tabel, yaitu sebesar 80,412

lebih besar dari 2,74 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Maka

variabel Komitmen Organisasi (X3) dan Budaya Organisasi (Z)

dinyatakan berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah (Y). Yang artinya variabel


103

independen dan variabel moderating berpengaruh secara signifikan

positif terhadap variabel dependen.

5) Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )

Tabel 4.31
Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )
Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 .880a ,775 ,765 2,193
a. Predictors: (Constant), ABSX1_Z, Zscore(Z), Zscore(X1)
Sumber: Data primer diolah 2017

Tabel 4.31 menjelaskan bahwa nilai adjusted r square adalah

sebesar 0,765 yang lebih besar daripada hasil pengujian hipotesis 1,

sedangkan nilai 𝑅2 adalah sebesar 0,775 atau sebesar 77,5% kinerja

aparatur pemerintah daerah dipengaruhi oleh anggaran partisipatif dan

budaya organisasi. Selebihnya, sebesar 22,5% kinerja aparatur pemerintah

daerah dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Variabel lain

yang dimaksud adalah locus of control, desentralisasi, kepuasan kerja,

kapabilitas.

Tabel 4.32
Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )
Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 .886a ,785 ,776 2,142
a. Predictors: (Constant), ABSX2_Z, Zscore(Z), Zscore(X2)
Sumber: Data primer diolah 2017
104

Tabel 4.32 menjelaskan bahwa nilai adjusted r square adalah

sebesar 0,776 yang lebih besar daripada hasil pengujian hipotesis 1,

sedangkan nilai 𝑅2 adalah sebesar 0,785 atau sebesar 78,5% kinerja

aparatur pemerintah daerah dipengaruhi oleh motivasi kerja dan budaya

organisasi. Selebihnya, sebesar 21,5% kinerja aparatur pemerintah daerah

dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Variabel lain yang

dimaksud adalah locus of control, desentralisasi, kepuasan kerja,

kapabilitas.

Tabel 4.33
Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .885a ,783 ,773 2,156
a. Predictors: (Constant), ABSX3_Z, Zscore(Z), Zscore(X3)
Sumber: Data primer diolah 2017

Tabel 4.33 menjelaskan bahwa nilai adjusted r square adalah

sebesar 0,773 yang lebih besar daripada hasil pengujian hipotesis 1,

sedangkan nilai 𝑅2 adalah sebesar 0,783 atau sebesar 78,3% kinerja

aparatur pemerintah daerah dipengaruhi oleh komitmen organisasi dan

budaya organisasi. Selebihnya, sebesar 21,7% kinerja aparatur pemerintah

daerah dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Variabel lain

yang dimaksud adalah locus of control, desentralisasi, kepuasan kerja,

kapabilitas.
105

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis statistik menggunakan SPSS versi

16.0, maka hasil pengujian hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengaruh Penyusunan Anggaran Partisipatif terhadap Kinerja


Aparatur Pemerintah Daerah

Hipotesis 1 yang diajukan adalah anggaran partisipatif

berpengaruh positif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Pada

penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu, Anggaran Partisipatif tidak

berpengaruh terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah. Hal ini

didukung oleh hasil uji parsial (uji t) yang nilai t hitung sebesar 0,085

yang lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 1,99547 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,932. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H1 tidak

terdukung dan Ho terdukung. Alasan atau argumentasi yang dapat

dijelaskan atas tidak berhasilnya penelitian ini menerima hipotesis

tersebut yaitu, dengan penyusunan anggaran secara partisipatif yang

melibatkan bawahan dalam penyusunan anggaran menyebabkan

terjadinya tekanan karena ketidaksiapan dalam menerima tugas yang

diberikan karena ketika suatu tujuan atau standar yang dirancanng

secara partisipatif disetujui maka aparatur akan bersungguh-sungguh

dalam mencapai tujuan yang telah dirancang karena aparatur

memiliki rasa tangggung jawab pribadi karena ikut berpartisipasi

dalam penyusunan anggaran. Hasil penelitian ini juga didukung oleh

penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nazaruddin

dan Setyawan (2012).


106

b. Motivasi Kerja Berpengaruh Positif terhadap Kinerja Aparatur


Pemerintah Daerah

Hipotesis 2 yang diajukan adalah motivasi kerja berpengaruh

positif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Pada penelitian

ini dapat diambil kesimpulan yaitu, motivasi kerja berpengaruh positif

terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal ini didukung oleh

hasil uji parsial (uji t) yang menilai t hitung sebesar 2,545 yang lebih

besar dari t tabel yaitu 1,99547 dengan nilai signifikansi sebesar

0,013. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H2 terdukung dan Ho tidak

terdukung. Dengan demikian dapat dikatakan jika ada kenaikan

motivasi kerja akan diikuti pula oleh peningkatan kinerja. Motivasi

yang dimaksud merupakan kesiapan dorongan dari

individual/karyawan untuk melakukan kegiatan dalam rangka

mencapai sasaran perusahaan. Dorongan dapat direfleksikan melalui

pemenuhan kebutuhan, hasrat dan keinginan karyawan, sehingga akan

merubah perilaku dalam peningkatan kinerja karyawan. Hasil

penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Respatiningsih dan Sudirjo (2015) dengan hasil

penelitian secara parsial (individu) terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara motivasi terhadap kinerja pegawai, Verawati dan

Utomo (2011) dengan hasil penelitian variabel motivasi berpengaruh

positif terhadap kinerja.


107

c. Komitmen Organisasi Berpengaruh Positif terhadap Kinerja


Aparatur Pemerintah Daerah

Hipotesis 3 yang diajukan adalah komitmen organisasi

berpengaruh positif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Pada

penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu, komitmen organisasi

berpengaruh positif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal

ini didukung oleh hasil uji parsial (uji t) dengan nilai t hitung sebesar

3,611 yang lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1,99547 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,001. Sehingga dapat dinyatakan bahwa H1

terdukung dan Ho tidak terdukung. Dengan demikian dapat dikatakan

jika ada kenaikan komitmen organisasi akan diikuti pula oleh

peningkatan kinerja. Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi

karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi

merupakan hal yang seharusnya dilakukan, karena memiliki

kewajiban terhadap pekerjaan maka dengan komitmen orgnaisasi yang

tinggi akan dengan mudah meningkatkan kinerja dalam bentuk

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Hasil penelitian ini juga

didukung oleh hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Respatiningsih dan Sudirjo (2015) dengan hasil

penelitian secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai.


108

d. Budaya Organisasi Berpengaruh Positif terhadap Hubungan


Antara Anggaran Partisipatif dengan Kinerja Aparatur
Pemerintah Daerah.

Hipotesis 4 yang diajukan adalah budaya organisasi

berpengaruh positif terhadap hubungan antara anggaran partisipatif

dengan kinerja aparatur pemerintah daerah. Berdasarkan hasil

pengujian melalui SPSS 16.0, maka budaya organisasi tidak

berpengaruh positif terhadap hubungan anggaran partisipatif dengan

kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal ini didukung dengan hasil t

hitung sebesar 0,822 yang lebih kecil dari t tabel yaitu 1,99547 serta

nilai signifikansinya sebesar 0,414, nilai ini jauh diatas 0,05. Dengan

demikian dapat di simpulkan bahwa H4 tidak terdukung dan Ho

terdukung. Alasan atau argumentasi yang dapat dijelaskan atas tidak

berhasilnya penelitian ini menerima hipotesis tersebut yaitu, dimensi

praktek budaya organisasi yang mempunyai kaitan erat dengan

praktek-praktek pembuatan keputusan partisipatif yaitu orientasi pada

orang dalam organisasi seharusnya dimanifestasikan pada semua

kegiatannya atas dasar azas kekeluargaan ternyata belum mampu

diaktualisasikan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil

penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Soleman

(2012) dengan hasil penelitian interaksi penganggaran partisipatif dan

budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial.


109

e. Budaya Organisasi Berpengaruh Positif terhadap Hubungan


Antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Aparatur Pemerintah
Daerah.

Hipotesis 5 yang diajukan adahah budaya organisasi

berpengaruh positif terhadap hubungan antara komitmen organisasi

dengan kinerja aparatur pemerintah daerah. Berdasarkan hasil

pengujian melalui program SPSS 16.0, maka budaya organisasi

memperlemah hubungan motivasi kerja terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah. Hal ini didukung dengan hasil t hitung sebesar

1,039 yang lebih kecil dari nilai t tabel 1,99547 serta nilai signifikansi

sebesar 0,030, nilai ini jauh diatas 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa H5 tidak terdukung dan Ho terdukung. Alasan atau

argumentasi yang dapat dijelaskan atas tidak berhasilnya penelitian ini

menerima hipotesis tersebut yaitu, bahwa budaya organisasi mewakili

sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi atau dengan

kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama. Ketika makna

bersama itu diabaikan maka peran motivasi kerja sebagai penggerak

disini akan minim dirasakan oleh sebab itu akan terjadi situasi kerja

yang membosankan sehingga meningkatkan kinerja dirasa sukar untuk

dijalankan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian

terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muhsin dan Sutomo

(2015) dengan hasil penelitian budaya organisasi tidak dapat

memoderasi pengaruh kepribadian dan motivasi terhadap kinerja guru.


110

f. Budaya Organisasi Berpengaruh Positif terhadap Hubungan


Antara Komitmen Organisasi dengan Kinerja Aparatur
Pemerintah Daerah.

Hipotesis 6 yang diajukan adalah budaya organisasi

berpengaruh positif terhadap hubungan antara komitme organisasi

dengan kinerja aparatur pemerintah daerah. Berdasarkan hasil

pengujian melalui program SPSS 16.0, maka budaya organisasi

memperlemah hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja

aparatur pemerintah daerah. Hal ini didukung dengan hasil t hitung

sebesar -0,927 yang lebih kecil dari t tabel 1,99547 serta dengan nilai

signifikansi sebesar 0,357, dengan nilai jauh diatas 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulkan H6 tidak terdukung dan Ho terdukung.

Alasan atau argumentasi yang dapat dijelaskan atas tidak berhasilnya

penelitian ini menerima hipotesis tersebut yaitu, karena aspek budaya

organisasi yang rendah seperti nilai-nilai yang diterapkan oleh

pendahulu tidak mampu dijadikan pedoman didalam berorganisasi.

Hal tersebut memicu rendahnya komitmen berupa ketersediaan untuk

bertahan didalam organisasi. Hasil ini juga didukung oleh hasil

penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Logahan dan

Aesaria (2014) dengan hasil penelitian budaya organisasi belum

mampu memberikan belum mampu memberikan pengaruh secara

signifikan terhadap komitmen organisasi.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel anggaran partisipatif berpengaruh positif terhadap kinerja

aparatur pemerintah daerah. Hal ini berarti dengan penyusunan anggaran

partisipatif yang melibatkan bawahan dalam menyusun anggaran mampu

meningkatkan kinerja aparatur pemerintah daerah di pemerintah kota

yogyakarta.

2. Variabel motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah di pemerintah kota yogyakarta.

3. Variabel komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja

aparatur pemerintah daerah di pemerintah kota yogyakarta.

4. Variabel budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap hubungan antara

penyusunan anggaran partisipatif dengan kinerja aparatur pemerintah

daerah di pemerintah kota yogyakarta. Hal ini berarti tingkat partisipasi

penyusunan anggaran partisipatif akan mempunyai pengaruh negatif

terhadap kinerja aparat pemda pada budaya organisasi yang tinggi, dan

akan berengaruh positif pada budaya organisasi yang rendah.

5. Variabel budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap hubungan antara

motivasi kerja dengan kinerja aparatur pemerintah daerah di pemerintah

kota yogyakarta.

111
112

6. Variabel budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap hubungan antara

motivasi kerja dengan kinerja aparatur pemerintah daerah di pemerintah

kota yogyakarta.

5.2 Implikasi Penelitian

1. Penyusunan anggaran partisipatif di pemerintah Kota Yogyakarta sudah

cukup baik dalam meningkatkan kinerja aparatur pemerintah daerah.

Pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan memiliki upaya untuk lebih

meningkatkan penyusunan anggaran partisipatif demi meningkatkan

kinerja aparatur pemda dengan cara memberikan motivasi yang lebih demi

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Motivasi kerja di pemerintah Kota Yogyakarta sudah cukup baik dorongan

yang positif dari atasan telah mampu meningkatkan kinerja aparatur

pemda. Pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan memiliki upaya untuk

lebih meningkatkan pendekatan kepada karyawan agar bisa lebih mudah

memotivasi mereka dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

3. Komitmen organisasi di pemerintah Kota Yogyakarta sudah cukup baik.

Pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan mampu memberikan perhatian

bagi terwujudnya langkah-langkah strategi dalam meningkatkan komitmen

karyawan.

4. Budaya organisasi sebagai variabel moderating belum mampu

memberikan pengaruh positif bagi hubungan penyusunan anggaran

partisipatif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah di pemerintah

Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan memiliki


113

upaya memperbaiki budaya organisasi yang selama ini menjadi kebiasaan

yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati,

5. Budaya organisasi sebagai variabel moderating belum mampu

memberikan pengaruh positif bagi hubungan motivasi kerja terhadap

kinerja aparatur pemerintah daerah di pemerintah Kota Yogyakarta.

Pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan mampu meningkatkan budaya

organisasi pegawai dengan cara memberikan teladan atau contoh agar

pegawai patuh terhadap peraturan-peraturan di perusahaan dan selalu

mengingat visi dan misi perusahaan kepada pegawai, sehingga para

pegawai merasa bangga ketika perusahaan mencapai tujuannya, pimpinan

juga memperlakukan pegawai dengan cara yang adil sehingga pegawai

dapat bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaannya, perusaahaan

mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menjalin rasa kekeluargaan

atau mengadakan kegiatan yang dapat menghilangkan rasa jenuh terhadap

pekerjaannya.

6. Budaya Organisasi sebagai variabel moderating belum mampu

memberikan hubungan yang positif bagi hubungan komitmen organisasi

terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah di pemerintah Kota

Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan memberikan

kebebasan kepada pegawai untuk bisa mengambil keputusan, agar mereka

merasa bahwa mereka diberikan andil dalam perusahaan. Untuk

meningkatkan komitmen organisasi pada saat budaya organisasi

meningkat, sebaiknya peusahaan memperbaiki sistem kerja misalnya


114

peraturan dalam melakukan pekerjaan lebih diperketat, seperti bagian

pelayanan yang harus memberikan pelayanan dengan sigap dalam segala

bentuk pelayanan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain:

1. Peneliti kesulitan menentukan obyek penelitian yang ikut berpartisipasi

dalam penyusunan anggaran partisipatif.

2. Penelitian ini hanya mengambil variabel budaya organisasi sebagai

variabel pemoderasi sehingga hanya membatasi pengaruh partisipasi

penyusunan anggaran, motivasi kerja, komitmen organisasi terhadap

kinerja aparatur pemerintah daerah pada satu variabel pemoderasi saja.

3. Penelitian ini hanya dilakukan pada beberapa dinas yang ada di

Pemerintah Kota Yogyakarta, karena keterbatasan waktu dan kemampuan

penulis. Apabila diperbanyak populasi dan sampelnya kemungkinan akan

mendapat hasil yang lebih baik.

5.4 Saran

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyusunan anggaran

partisipatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparatur

pemerintah daerah namun motivasi kerja dan komitmen organisasi

berpengaruh positif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Dan

budaya organisasi sebagai variabel moderating tidak mampu memperkuat

hubungan antar variabel independen ke variabel dependen. Pihak-pihak


115

terkait harus memperhatikan peranan anggaran partisipatif bukan hanya

sekedar partisipasi semu karena hai ini berdampak pada meningkatnya

kinerja aparatur pemerintah daerah. Pihak terkait juga harus lebih

mengoptimalkan motivasi kepada bawahan agar mereka merasa dihargai

didalam organisasi dengan begitu komitmen organisasi yang bagus akan

tercipta dengan sendirinya.

Penelitian ini belum mengungkapkan keseluruhan variabel yang

diperkirakan turut serta mempengaruhi kinerja manajerial. Hal ini dapat

dilihat dari hasil penelitian ini bahwa masih terdapat variabel lain yang

tidak diteliti yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial. Oleh

karena itu peneliti berharap kedepan penelitian-penelitian tentang

pengaruh penyusunan anggaran partisipatif, motivasi kerja, komitmen

organisasi terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah dengan dimoderasi

oleh budaya organisasi diteliti dengan memasukkan variabel-variabel lain

yang tidak peneliti masukkan dalam penelitian ini sehingga dapat

memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan

penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Agusti, Restu. 2012. “Pengaruh Partisispasi Penyusunan Anggaran Terhadap


Kinerja Aparatue Pemerintah Daerah Dengan Dimoderasi Oleh Vaiabel
Desentralisasi Dan Budaya Organisasi”. Jurnal Ekonomi Volume 20, No
3 Universitas Riau.
Buku Panduan Penulisan Skripsi. 2014. Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
IBMSPSS19. Semarang Penerbit Universitas Diponegoro.
Hayati, Welli Fitri. 2014. “Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja Dan Fasilitas
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Radio Suara Singgalang Mahmbau
(Radio Sushi FM) Padang”. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Tamansiswa Padang.
Hazmi,Yusri. 2014. “Pengaruh Partisipasi Penyususunan APBD Terhadap
Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah, Melalui Komitmen Organisasi dan
JRI Sebagai Variabel Moderating Pada Pemko Lhokseumawe”. Jurnal
Akuntansi Vol 2. No 2 Piliteknik Negeri Lhokseumawe.
Intansari, Ayu Lopian Putry Pasca. (2016), “Pengaruh Pelayanan Fiskus
Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Mematuhi kewajiban Perpajakan
Dengan Program Celengan Pandleg Sebagai Variabel Moderating Studi
Kasus di Wilayah Kerja KPP Pratama Wonosari”, Skripsi Fakultas
Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta.
Kunwaviyah dan Syafruddin. 2010. “Peran Variabel Komitmen Organisasi Dan
Inovasi Pada Hubungan Penganggaran Dan Kinerja”. Studi Kasus Pada
SKPD Kabupaten Magelang. Jurnal Vol 7 No 1 Universitas Diponegoro.
Logahan dan Aesaria. 2014. “Budaya Organisasi Dan Keterlibatan Kerja
Terhadap Komitmen Organisasi Berdampak Pada Kinerja Karyawan
Pada BTN-CIPUTAT”. Jurnal Binus Business Review Vol 5 No 2
Management Departement, School of Business Management, BINUS
University.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:Edisi Pertama Cetakan
Pertama.
Mediaty 2010. “Partisipasi Penyusunan Anggaran, Dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan”. Universitas Hasanuddin Makassar.
Muhsin dan Sutomo. 2015. “Pengaruh Kepribadian Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Budaya Organisasi Pada Madrasah
Tsanawiyah Swasta Kecamatan Winong Kabupaten Pati”. Pasca Sarjana,
Universitas Stikubank Semarang dan Univertitas Stikubank Semarang.
Mustika, Tri Ela. 2015. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial dengan Komitmen Organisasi, Ketidakpastian Lingkungan,
Gaya Kepemimpinan Sebagai Moderating”. Skripsi Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Matolla Ridwan. 2011. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating( Studi Kasus PT.
Kimia Farma Trending dan Distributor Cabang Makasar”. Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unversitas Hasanuddin 2011.
Nurandini Arina. 2014. “ Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Karyawan Studi Pada Pegawai Perum Perumnas Jakarta”.
Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro
Semarang 2014.
Parinding, Goga Roberto 2015, “Analisis Pengaruh Komitmen Afektif, Komitmen
Berkelanjutan, Dan Komitmen Normatif Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Pegadaian (PERSERO) Cabang Katapang”, Jurnal Vol 1 No 2
Universitas Narotama Surabaya.
Respatiningsih Dan Sudirjo. 2015. “Pengaruh Komitmen Organisasi, Motivasi,
Kapabilitas dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai”, Studi
Empirik Pada Inspektorat Kabupaten Pemalang”. Jurnal ISSN Vol 4 No 3
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG)
Semarang.
Sigit, Soehardi. 2003. Perilaku Organisasi.
Soleman. 2012. “Pengaruh Penganggaran Partisipatif Terhadap Kinerja
Manajerial Dengan Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan
Sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Siasat Bisnis Vol 16 No 1 Fakultas
Ekonomi Universitas Khairun Ternate.
Susanto Dan Gunawan. 2013. “ Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan
Turnover Intention”. Jurnal Bisnis Unversitas Kristen Putra, Surabaya.
Tanuwibowo dan Sutanto. 2014. “Hubungan Budaya Organisasi dan Komitmen
Organisasional pada Kinerja Karyawan”. Jurnal Trikonomika Volume
13 No 2 Program Studi Manajemen Universitas Kristen Petra.
Thoyib, Armanu. 2005. “Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan
Kinerja: Pendekatan Konsep”. Jurnal Manajemen & Kewi rausahaan, Vol 7
No 1 Universitas Kristen Petra (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya Malang).
Trang, Sandy Dewy. 2013, “Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Utara”, Jurnal EMBA Vol 1 No 3 Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado.
Usman dan Paranoan. 2013. “Anggaran Partisipatif Dalam Menunjang Kinerja
Aparatur Pemerintah Daerah”. Jurnal Volume 4 No 1 ISSN, Universitas
Sam Ratulangi Manado.
Widjanarko, Bambang. 2005. “Penganggaran Partisipatif Organisasi Dan
Komitmen Sebagai Variabel Moderator Pada PT.Perkebunan Nusantara
XII (Persero)”. Tesis Program Pascasarjana UniveTerhadap Kinerja Dengan
Budaya “Pengaruh rsitas Airlangga Surabaya.
Wizaksana, Aswin. 2012. “Teori Motivasi-Hygiene Herzberg Dan Kepuasan Kerja
Karyawan Dengan Variabel Mediasi Berupa Pandangan Terhadap Uang
Studi Kasus PT X Indonesia Finance”. Skripsi Fakutlas Ekonomi Program
Studi Ekstensi Kekhususan Manajemen Bisnis Jakarta 2012.
Verawati dan Utomo 2011, “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Lippo Cabang Kudus”, Jurnal
Vol 5 No 2 Universitas Muria Kudus.
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF, MOTIVASI


KERJA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA APARATUR
PEMERINTAH DAERAH DENGAN DIMODERASI OLEH BUDAYA
ORGANISASI

Lampiran : 1 berkas

Perihal : Kesediaan Menjadi Responden Peneliti

Kepada Yth.

Bapak/Ibu selaku Responden

di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan survey dalam rangka penulisan skripsi yang sedang saya
lakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, maka saya
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penyusunan Anggaran Partisipatif,
Motivasi Kerja, Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
Dengan Dimoderasi Oleh Budaya Organisasi” (Studi Pemerintah Kota Yogyakarta)

Identitas Peneliti :

Nama : Dirgahayu Maulina

NIM : 2013 017 066

Prodi : Akuntansi

Peneliti menyadari sepenuhnya, kehadiran kuesioner ini sedikit banyak akan


mengganggu aktivitas Bapak/Ibu yang sangat padat. Namun demikian dengan segala
kerendahan hati peneliti memohon kiranya Bapak/Ibu berkenan meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner ini.

Partisipasi Bapak/Ibu sangat penting bagi kesuksesan studi ini, kerahasiaan jawaban
Bapak/Ibu sepenuhnya dijamin dan jawaban tersebut semata-mata hanya diperlukan
untuk kepentingan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Atas perhatian serta
kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Dirgahayu Maulina
A. LEMBAR KUESIONER

Mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi daftar berikut:

1. Nama : ....................................................................

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Umur : ….. Tahun

4. Nama SKPD : .....................................................................

SMA
5. Pendidikan Terakhir : Jurusan : ................................

D3
Jurusan : ................................

D4 Jurusan : ................................

S1 Jurusan : ................................

S2 Jurusan : ................................

S3 Jurusan : ................................

6. Lama Bapak/Ibu

Bekerja : 1-5th 5-10th >10th

B. CARA PENGISIAN KUESIONER

Mohon Bpk/ Ibu/ Sdr. memberi tanda silang (√) pada salah satu pilihan jawaban
yang tersedia dalam kolom pernyataan dengan kriteria sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

N = Netral
1. Anggaran Partisipatif

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

Keikutsertaan penyusunan anggaran

1 Saya ikut dan terlibat dalam penyusunan


anggarann operasional.

2 Saya selalu berdiskusi masalah anggaran


kepada atasan.

Kebutuhan memberikan pendapat

3 Saya sering memberikan pendapat atau


usulan tentang anggaran tanpa diminta.

4 Usulan anggaran saya berpengaruh


terhadap penentuan anggaran akhir.

5 Atasan saya sering meminta pendapat


bawahan dalam penyusunan anggaran.

Besarnya pengaruh dalam penentapan


anggaran

6 Seberapa besar pengaruh bapak ibu dalam


penyusunan anggaran.

7 Seberapa besar usulan Bapak/Ibu


berpengaruh terhadap penetapan
anggaran.

8 Seberapa besar kontribusi Bapak/Ibu


terhadap penetapan anggaran.
2. Motivasi Kerja

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

Tanggungjawab

1 Tugas dan tanggungjawab yang diberikan


sesuai dengan kemampuan saya.

2 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan tepat


waktu.

3 Saya siap menerima tanggungjawab yang


lebih tinggi.

Kepuasan Kerja

4 Saya tidak pernah bosan dengan pekerjaan


yang diberikan oleh atasan saya.

5 Saya merasa terhibur apabila saya sedang


dalam pekerjaan.

6 Teman-teman kerja di sekeliling saya


menyenangkan.

Penghargaan

7 Pemberian penghargaan bagi karyawan


yang berprestasi akan memberikan motivasi
kerja.

8 Atasan selalu memberikan pujian bila


karyawan menjalankan tugas pekerjaan
dengan memuaskan.

9 Saya memperoleh insentif yang sesuai


dengan pekerjaan saya.

10 Saya merasa puas dengan insentif yang


saya terima.

Sumber : Rivai (2005)


3. Komitmen Organisasi

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

Loyalitas pada organisasi

1 Saya membanggakan organisasi tempat


saya bekerja kepada orang lain.

2 Saya bangga menceritakan kepada orang


lain bahwa saya adalah bagian dari
organisasi ini.

3 Saya selalu mementingkan urusan


organisasi sebelum urusan pribadi saya.

Keinginan untuk bekerja keras

4 Saya siap lebih membantu kesuksesan


organisasi lebih dari yang diharapkan
pimpinan.

5 Saya siap mennerima semua tugas yang


dibebankan kepada saya untuk terus bekrja
demi organisasi.

Hasrat untuk bertahan menjadi bagian


organisasi

6 Saya akan menerima tugas apa saja agar


saya tetap bekerja di organisasi ini.

Affektif Commitment

7 Saya akan sangat bahagia menghabiskan


sisa karir saya di organisasi ini.

8 Saya benar-benar merasakan seakan-akan


perasalahan organisasi ini adalah
permasalahan saya sendiri.

9 Organisasi ini memiliki arti yang sangat


besar bagi saya.

Loyalitas dalam bekerja

1 Saya lebih mementingkan pekerjaan dari


pada masalah pribadi saya.
11 Saya selalu tepat waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan.

Sumber : Cook and Wall (1980), Mayer J.F., Nataniel J.Allen, dan Catherine A.
Smith (1993)

4. Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

Kualitas kerja

1 Saya mengerjakan suatu pekerjaan denga


penuh perhitungan.

2 Skill yang saya miliki sesuai dengan


pekerjaan yang saya kerjakan.

3 Saya mengerjakan suatu pekerjaan dengan


cekatan.

Kualitas kerja

4 Tingkat pencapaian yang saya capai sudah


sesuai dengan keinginan organisasi

5 Organisasi menetapkan target kerja dengan


penuh pertimbangan.

Pengetahuan

6 Dengan pengetahuan yang saya miliki, saya


dapat menguasai bidang tugas organisasi
lain.

7 Dengan pengetahuan yang saya miliki, saya


lebih lebih menguasai bidang pekerjaan
saya sendiri.

8 Dengan pengetahuan yang saya miliki, saya


mampu melaksanakan pekerjaan dengan
baik.

Penyesuan Pekerjaan

9 Saya mendahulukan pekerjaan-pekerjaan


yang merupakan prioritas.

10 Saya dapat dengan cepat menyesuaikan diri


pada setiap kebijakan-kebijakan baru di
organisasi.

5. Budaya Organisasi

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

Innovatif and risk taking (inivasi dan


pengambilan resiko)

1 Saya diberi inisiatif sendiri didalam


menyeselaikan pekerjaan.

2 Saya mampu memberikan ide kreatif untuk


kemajuan organisasi.

3 Saya selalu berusaha menyelesaikan masalah


tanpa menunggu perintah atasan.

4 Bila terjadi kesalahan maka saya siap


menanggung risikonya.

5 Saya siap mengambil risiko dalam


melakukan pekerjaan yang menjadi
tanggungjawab saya.

Attention to detail (Perhatian terhadap detail)

6 Saya selalu dituntut untuk menyelesaikan


pekerjaan dengan tepat waktu dan cermat .

7 Saya selalu dituntut untuk menyelesaikan


pekerjaan dengan akurat.

8 Pimpinan memberikan arahan dan


komunikasi yang jelas dan rinci mengenai
pekerjaan yang saya lakukan.

Outcome orientation ( Orientasi hasil)

9 Saya senantiasa bekerja dengan menekankan


pada hasil yang optimal.

10 Saya terus mengembangkan diri untuk


mendapatkan hasil yang optimal dalam
menyelesaikan pekerjaan.

People orientation (Orientasi individu)


11 Saya berusaha mengerjakan pekerjaan
dengan sungguh-sungguh.

12 Saya selalu mengisi jam kerja dengan


menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas
saya.

13 Saya bekerja sesuai target yang telah


ditentukan oleh pihak manajemen organisasi.

Team orientation (Orientasi tem)

14 Saya lebih senang menyelesaikan pekerjaan


dengan kerjasama tim.

15 Saya berusaha menjalin kerjasama dengan


anggota satuan kerja lain untuk
meningkatkan hasil terbaik bagi organisasi.

Robbins (2006)

Lampiran 2: Data Mentah Hasil Jawaban Responden

Anggaran Partisipatif
No Motivasi Kerja
TOT X2. TOT
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 No X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9
AL 10 AL

1 4 5 4 4 4 3 3 3 30 1 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 42

2 4 4 4 5 4 4 3 4 32 2 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 37

3 4 4 4 4 4 4 3 3 30 3 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 37

4 4 5 4 2 3 3 3 3 27 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37

5 4 4 4 4 5 3 3 3 30 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 36

6 3 4 3 3 3 3 3 3 25 6 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32

7 5 5 5 5 5 4 4 4 37 7 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49

8 4 4 4 4 4 4 4 4 32 8 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 38

9 5 5 4 4 4 5 4 4 35 9 4 4 4 3 3 4 4 4 3 5 38

10 5 5 5 4 5 4 4 4 36 10 5 5 3 3 4 4 5 5 5 5 44

11 4 3 3 3 3 4 4 4 28 11 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 36

12 5 5 4 5 5 4 4 4 36 12 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38

13 4 5 2 2 5 3 3 3 27 13 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
14 1 4 2 2 4 4 4 4 25 14 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 40

15 4 4 4 3 4 3 3 4 29 15 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41

16 4 4 4 3 4 3 3 3 28 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

17 5 5 5 5 4 4 4 4 36 17 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 44

18 4 4 4 4 4 4 4 4 32 18 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 36

19 4 4 3 3 4 3 3 3 27 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

20 4 4 4 4 4 3 3 4 30 20 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 36

21 4 4 4 4 4 4 4 4 32 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39

22 4 4 4 4 4 4 4 4 32 22 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37

23 3 3 3 3 3 3 3 3 24 23 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 33

24 3 3 2 2 3 2 2 3 20 24 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 27

25 4 5 4 3 4 3 3 3 29 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

26 5 5 5 5 5 5 3 5 38 26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49

27 5 4 4 4 4 3 3 3 30 27 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41

28 5 5 4 3 4 3 3 3 30 28 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 40

29 4 4 5 2 5 3 3 3 29 29 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 47

30 5 5 5 4 5 4 4 4 36 30 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41

31 4 4 4 4 4 4 4 4 32 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

32 4 4 4 4 4 4 4 4 32 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

33 2 2 2 2 2 2 2 2 16 33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38

34 4 4 3 3 4 3 3 4 28 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

35 4 4 3 3 4 3 3 3 27 35 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41

36 3 3 3 3 3 3 3 3 24 36 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38

37 3 4 3 2 3 3 3 1 22 37 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 37

38 4 3 3 3 4 4 3 3 27 38 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38

39 4 2 2 2 4 3 3 3 23 39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

40 5 5 5 4 5 4 4 4 36 40 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 44

41 5 5 3 3 5 4 4 4 33 41 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 40

42 5 5 5 4 5 4 4 4 36 42 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 46

43 3 3 3 3 3 3 3 3 24 43 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37

44 4 4 5 4 4 4 4 4 33 44 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 46

45 5 5 4 4 4 4 4 4 34 45 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 45

46 4 4 3 3 3 3 3 4 27 46 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 36

47 5 5 5 4 5 4 4 4 36 47 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49

48 4 4 3 3 3 3 3 3 26 48 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32

49 4 4 4 4 4 4 4 3 31 49 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 35

50 4 5 4 5 5 4 4 4 35 50 5 4 5 5 5 4 5 4 4 2 43
51 4 4 4 4 4 4 4 4 32 51 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 37

52 4 4 4 3 3 4 3 2 27 52 4 5 5 4 4 4 5 4 4 2 41

53 4 4 4 4 4 4 4 4 32 53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

54 3 3 3 3 4 3 3 3 25 54 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 37

55 5 5 4 4 5 4 4 4 35 55 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 36

56 4 4 4 3 5 3 3 4 30 56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

57 5 5 4 3 4 3 3 3 30 57 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 43

58 5 5 5 5 5 5 5 5 40 58 5 4 4 5 4 5 5 5 3 3 43

59 5 5 4 4 5 4 4 4 35 59 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 39

60 5 4 4 2 4 4 4 4 31 60 4 2 3 4 4 4 5 4 2 3 35

61 2 2 4 2 4 2 2 2 20 61 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38

62 4 4 3 3 4 4 4 4 30 62 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 35

63 5 5 3 2 4 3 3 3 28 63 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 45

64 4 4 2 2 5 2 2 2 23 64 4 2 2 4 4 5 2 2 2 2 29

65 5 5 5 5 5 4 4 4 37 65 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41

66 5 5 4 4 4 3 3 3 31 66 4 4 5 4 4 4 5 3 4 3 40

67 3 4 4 4 4 4 4 4 31 67 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42

68 5 5 3 3 5 3 3 3 30 68 4 5 5 5 5 5 5 4 5 2 45

69 4 4 4 4 3 3 3 3 28 69 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37

70 3 4 4 3 4 3 3 3 27 70 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 39

71 4 4 4 4 4 4 4 3 31 71 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38

Komitmen Organisasi Kinerja


TOT TOT
No X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 X3.10 X3.11 No X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 X4.8 X4.9 X4.10
AL AL

1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 40 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 37 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 39 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 34

4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 35 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 37

5 4 4 3 4 4 3 2 2 2 2 3 33 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 36

6 3 3 2 3 3 2 2 1 2 2 3 26 6 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 34

7 2 4 5 5 5 2 2 5 5 5 5 45 7 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49

8 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 41 8 5 5 3 5 5 4 3 5 5 5 45

9 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 35 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

10 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 51 10 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 48

11 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 42 11 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 42

12 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 42 12 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 40
13 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 36 13 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 32

14 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 37 14 5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 33

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 15 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

16 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 42 16 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

17 3 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 35 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

18 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 48 18 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38

19 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 33 19 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 37

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

21 5 4 4 4 4 3 3 5 4 4 3 43 21 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

22 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 37 22 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38

23 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

24 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 27 24 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 36

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

26 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 43 26 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 40

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

28 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 39 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

29 5 5 5 5 3 3 4 2 4 5 5 46 29 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 46

30 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 41 30 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 33 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 37

34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

35 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 41 35 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41

36 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 40 36 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39

37 5 5 4 4 3 3 4 3 4 4 3 42 37 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 34

38 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 36 38 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 36

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

40 5 5 5 4 4 4 5 2 4 4 4 46 40 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 34

41 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 4 37 41 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 37

42 5 5 4 5 5 4 4 2 4 4 4 46 42 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 47

43 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 41 43 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 34

44 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 51 44 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 47

45 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 5 50 45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

48 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 36 48 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 35

49 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 39 49 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 36
50 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 42 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

51 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 37 51 4 4 3 3 4 2 2 3 4 3 32

52 4 4 2 2 4 2 3 2 4 2 4 33 52 4 2 4 3 4 2 4 4 4 5 36

53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 42 53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

54 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 37 54 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37

55 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 39 55 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37

56 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 43 56 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38

57 5 5 4 4 3 2 4 4 3 3 4 41 57 4 3 3 3 3 3 4 4 4 5 36

58 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 53 58 4 3 4 3 3 4 4 3 5 4 37

59 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 42 59 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 34

60 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2 34 60 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 33

61 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 40 61 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39

62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

63 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 43 63 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41

64 5 4 2 4 4 2 2 2 2 4 2 33 64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

66 4 4 4 4 4 3 3 2 4 5 4 41 66 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 41

67 5 5 4 4 4 2 5 4 4 4 4 45 67 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

68 5 5 4 5 5 5 5 2 4 3 5 48 68 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 69 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

70 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 4 33 70 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 33

71 3 3 3 4 3 2 1 2 1 3 4 29 71 4 3 3 3 3 3 3 5 4 4 35

Budaya Organisasi
No X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5 X5.6 X5.7 X5.8 X5.9 X5.10 X5.11 X5.12 X5.13 X5.14 TOTAL

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 57

2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 60

3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 5 4 3 4 4 52

4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 50

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

6 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 47

7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70

8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 68

9 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 62

10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70

11 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 58
12 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64

13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42

15 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54

16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55

17 4 4 4 3 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 56

18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55

19 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 57

22 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 4 3 3 52

23 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

24 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 51

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 57

28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

29 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 68

30 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 56

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

33 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55

34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 57

35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

36 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54

37 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 52

38 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

41 4 3 2 2 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 56

42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 69

43 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 51

44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70

45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70

48 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
49 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55

50 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

52 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 57

53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

54 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 54

55 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

57 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 59

58 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 61

59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 57

60 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 52

61 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 54

62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42

63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

66 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 64

67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

68 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70

69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

70 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 51

71 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51
Lampiran 3: Uji Validitas dan Reabilitas

Uji Validitas dan Reabilitas Variabel X1

Case Processing Summary


N %

Cases Valid 71 100


Excludeda 0 0
Total 71 100
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha N of Items
Based on Standardized
Items
,900 ,903 8

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X1.1 4,0986 ,83075 71
X1.2 4,1831 ,78029 71
X1.3 3,7606 ,83606 71
X1.4 3,4507 ,90694 71
X1.5 4,0845 ,71207 71
X1.6 3,507 ,67344 71
X1.7 3,4085 ,62284 71
X1.8 3,4648 ,71376 71

Inter-Item Correlation Matrix


X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8
X1.1 1,000 ,721 ,549 ,49 ,565 ,446 ,418 ,428
X1.2 ,721 1,000 ,528 ,467 ,589 ,446 ,461 ,409
X1.3 ,549 ,528 1,000 ,691 ,466 ,549 ,52 ,476
X1.4 ,49 ,467 ,691 1,000 ,405 ,673 ,605 ,621
X1.5 ,565 ,589 ,466 ,405 1,000 ,386 ,404 ,456
X1.6 ,446 ,446 ,549 ,673 ,386 1,000 ,862 ,721
X1.7 ,418 ,461 ,52 ,605 ,404 ,862 1,000 ,724
X1.8 ,428 ,409 ,476 ,621 ,456 ,721 ,724 1,000
Inter-Item Covariance Matrix

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8


X1.1 ,69 ,467 ,381 ,369 ,334 ,249 ,216 ,254
X1.2 ,467 ,609 ,344 ,331 ,327 ,234 ,224 ,228
X1.3 ,381 ,344 ,699 ,524 ,278 ,309 ,271 ,284
X1.4 ,369 ,331 ,524 ,823 ,261 ,411 ,342 ,402
X1.5 ,334 ,327 ,278 ,261 ,507 ,185 ,179 ,232
X1.6 ,249 ,234 ,309 ,411 ,185 ,454 ,361 ,347
X1.7 ,216 ,224 ,271 ,342 ,179 ,361 ,388 ,322
X1.8 ,254 ,228 ,284 ,402 ,232 ,347 ,322 ,509

Item-Total Statistics
Scale Mean Squared Cronbach's
if Item Scale Variance if Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
X1.1 25,8592 16,78 ,667 ,585 ,889
X1.2 25,7746 17,091 ,668 ,593 ,889
X1.3 26,1972 16,532 ,703 ,558 ,886
X1.4 26,507 15,911 ,73 ,625 ,884
X1.5 25,8732 17,912 ,596 ,437 ,895
X1.6 26,4507 17,365 ,747 ,787 ,883
X1.7 26,5493 17,794 ,729 ,771 ,885
X1.8 26,493 17,368 ,695 ,612 ,887

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
29,9577 22,012 4,69175 8
Uji Validitas Dan Reabilitas Variabel X2

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 71 100
Excludeda 0 0
Total 71 100
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
,852 ,856 10

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X2.1 4,0704 ,51614 71
X2.2 4,0423 ,5961 71
X2.3 3,9859 ,64349 71
X2.4 3,9859 ,66532 71
X2.5 3,8592 ,66108 71
X2.6 4,0845 ,4999 71
X2.7 4,2394 ,7064 71
X2.8 3,9296 ,66168 71
X2.9 3,6901 ,68851 71
X2.10 3,5211 ,79028 71

Inter-Item Correlation Matrix


X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10
X2.1 1,000 ,455 ,39 ,419 ,364 ,309 ,345 ,517 ,183 ,084
X2.2 ,455 1,000 ,635 ,362 ,305 ,132 ,383 ,442 ,485 ,256
X2.3 ,39 ,635 1,000 ,567 ,432 ,315 ,416 ,367 ,409 ,183
X2.4 ,419 ,362 ,567 1,000 ,742 ,648 ,402 ,42 ,302 ,259
X2.5 ,364 ,305 ,432 ,742 1,000 ,555 ,257 ,336 ,248 ,115
X2.6 ,309 ,132 ,315 ,648 ,555 1,000 ,346 ,364 ,243 ,212
X2.7 ,345 ,383 ,416 ,402 ,257 ,346 1,000 ,495 ,478 ,311
X2.8 ,517 ,442 ,367 ,42 ,336 ,364 ,495 1,000 0,39 ,399
X2.9 ,183 ,485 ,409 ,302 ,248 ,243 ,478 ,39 1,000 ,511
X2.10 ,084 ,256 ,183 ,259 ,115 ,212 ,311 ,399 ,511 1,00
Inter-Item Covariance Matrix
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10
X2.1 ,266 ,14 ,13 ,144 ,124 ,08 ,126 ,176 ,065 ,034
X2.2 ,14 ,355 ,243 ,143 ,12 ,039 ,161 ,174 ,199 ,121
X2.3 ,13 ,243 ,414 ,243 ,184 ,101 ,189 ,156 ,181 ,093
X2.4 ,144 ,143 ,243 ,443 ,327 ,215 ,189 ,185 ,138 ,136
X2.5 ,124 ,12 ,184 ,327 ,437 ,184 ,12 ,147 ,113 ,06
X2.6 ,08 ,039 ,101 ,215 ,184 ,25 ,122 ,12 ,084 ,084
X2.7 ,126 ,161 ,189 ,189 ,12 ,122 ,499 ,231 ,232 ,173
X2.8 ,176 ,174 ,156 ,185 ,147 ,12 ,231 ,438 ,178 ,209
X2.9 ,065 ,199 ,181 ,138 ,113 ,084 ,232 ,178 ,474 ,278
X2.10 ,034 ,121 ,093 ,136 ,06 ,084 ,173 ,209 ,278 ,625

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's
if Item Variance Item-Total Multiple Alpha if
Deleted if Item Correlation Correlation Item
Deleted Deleted
X2.1 35,338 15,684 ,498 ,404 ,843
X2.2 35,3662 14,95 ,582 ,548 ,836
X2.3 35,4225 14,533 ,62 ,55 ,832
X2.4 35,4225 14,105 ,688 ,71 ,825
X2.5 35,5493 14,794 ,542 ,583 ,839
X2.6 35,3239 15,679 ,52 ,481 ,842
X2.7 35,169 14,4 ,576 ,396 ,836
X2.8 35,4789 14,396 ,628 ,477 ,831
X2.9 35,7183 14,577 ,559 ,469 ,837
X2.10 35,8873 14,987 ,388 ,357 ,857

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
39,4085 17,988 4,24122 10
Uji Validitas Dan Reabilitas Variabel X3

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items


Standardized Items

,888 ,895 11

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X3.1 3,9437 0,71489 71
X3.2 3,9296 0,66168 71
X3.3 3,8169 0,70325 71
X3.4 3,9577 0,57163 71
X3.5 3,8873 0,57444 71
X3.6 3,3944 0,81904 71
X3.7 3,4507 0,92255 71
X3.8 3,1972 0,99455 71
X3.9 3,6056 0,76493 71
X3.10 3,5775 0,80466 71
X3.11 3,8451 0,64692 71

Inter-Item Correlation Matrix


X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 X3.10 X3.11
X3.1 1,00 ,837 ,349 ,484 ,367 ,331 ,516 ,177 ,325 ,331 ,166
X3.2 ,837 1,000 ,463 ,596 ,467 ,316 ,544 ,26 ,481 ,426 ,375
X3.3 ,349 ,463 1,000 ,62 ,479 ,474 ,481 ,502 ,634 ,669 ,533
X3.4 ,484 ,596 ,62 1,000 ,551 ,433 ,416 ,342 ,419 ,52 ,407
X3.5 ,367 ,467 ,479 ,551 1,000 ,491 ,367 ,34 ,45 ,328 ,337
X3.6 ,331 ,316 ,474 ,433 ,491 1,000 ,669 ,236 ,457 ,278 ,387
X3.7 ,516 ,544 ,481 ,416 ,367 ,669 1,000 ,369 ,6 ,318 ,382
X3.8 ,177 ,26 ,502 ,342 ,34 ,236 ,369 1,000 ,517 ,391 ,292
X3.9 ,325 ,481 ,634 ,419 ,45 ,457 ,6 ,517 1,000 ,561 ,481
X3.10 ,331 ,426 ,669 ,52 ,328 ,278 ,318 ,391 ,561 1,000 ,531
X3.11 ,166 ,375 ,533 ,407 ,337 ,387 ,382 ,292 ,481 ,531 1,000
Inter-Item Covariance Matrix
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 X3.10 X3.11
X3.1 ,511 ,396 ,175 ,198 ,151 ,194 ,34 ,126 ,177 ,19 ,077
X3.2 ,396 ,438 ,215 ,226 ,178 ,171 ,332 ,171 ,243 ,227 ,16
X3.3 ,175 ,215 ,495 ,249 ,193 ,273 ,312 ,351 ,341 ,379 ,243
X3.4 ,198 ,226 ,249 ,327 ,181 ,203 ,219 ,194 ,183 ,239 ,151
X3.5 ,151 ,178 ,193 ,181 ,33 ,231 ,194 ,194 ,198 ,152 ,125
X3.6 ,194 ,171 ,273 ,203 ,231 ,671 ,505 ,193 ,286 ,183 ,205
X3.7 ,34 ,332 ,312 ,219 ,194 ,505 ,851 ,338 ,423 ,236 ,228
X3.8 ,126 ,171 ,351 ,194 ,194 ,193 ,338 ,989 ,393 ,313 ,188
X3.9 ,177 ,243 ,341 ,183 ,198 ,286 ,423 ,393 ,585 ,345 ,238
X3.10 ,19 ,227 ,379 ,239 ,152 ,183 ,236 ,313 ,345 ,647 ,276
X3.11 ,077 ,16 ,243 ,151 ,125 ,205 ,228 ,188 ,238 ,276 ,419

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Item Corrected Squared Cronbach's Alpha
Deleted Deleted Item-Total Multiple if Item Deleted
Correlation Correlation
X3.1 36,662 27,913 ,536 ,759 ,882
X3.2 36,6761 27,394 ,67 ,811 ,875
X3.3 36,7887 26,512 ,755 ,653 ,869
X3.4 36,6479 28,06 ,674 ,573 ,876
X3.5 36,7183 28,548 ,585 ,456 ,88
X3.6 37,2113 26,912 ,575 ,593 ,88
X3.7 37,1549 25,361 ,674 ,656 ,874
X3.8 37,4085 26,559 ,48 ,352 ,891
X3.9 37 26,229 ,722 ,617 ,871
X3.10 37,0282 26,742 ,611 ,561 ,878
X3.11 36,7606 28,27 ,55 ,448 ,881

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
40,6056 32,471 5,69832 11
Uji Validitas Dan Reabilitas Variabel Y

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 71 100
Excludeda 0 0
Total 71 100
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
,902 ,904 10

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X4.1 3,9577 ,6196 71
X4.2 3,8028 ,68909 71
X4.3 3,7887 ,53226 71
X4.4 3,8169 ,61667 71
X4.5 3,9296 ,63973 71
X4.6 3,6197 ,74385 71
X4.7 3,8169 ,63942 71
X4.8 4,0141 ,57304 71
X4.9 4,1268 ,5051 71
X4.10 3,9437 ,6068 71

Inter-Item Correlation Matrix


X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 X4.8 X4.9 X4.10
X4.1 1,000 0,348 ,362 ,466 ,533 ,461 ,269 ,404 ,474 ,374
X4.2 ,348 1,000 ,469 ,519 ,422 ,437 ,338 ,441 ,278 ,349
X4.3 ,362 ,469 1,000 ,533 ,375 ,624 ,598 ,525 ,42 ,449
X4.4 ,466 ,519 ,533 1,000 ,619 ,593 ,53 ,533 ,442 ,507
X4.5 ,533 ,422 ,375 ,619 1,000 ,603 ,422 ,509 ,514 ,578
X4.6 ,461 ,437 ,624 ,593 ,603 1,000 ,602 ,582 ,472 ,49
X4.7 ,269 ,338 ,598 ,53 ,422 ,602 1,000 ,631 ,383 ,599
X4.8 ,404 ,441 ,525 ,533 ,509 ,582 ,631 1,000 ,537 ,619
X4.9 ,474 ,278 ,42 ,442 ,514 ,472 ,383 ,537 1,000 ,63
X4.10 ,374 ,349 ,449 ,507 ,578 ,49 ,599 ,619 ,63 1
Inter-Item Covariance Matrix
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 X4.8 X4.9 X4.10
X4.1 ,384 ,149 ,12 ,178 ,211 ,212 ,106 ,143 ,148 ,14
X4.2 ,149 ,475 ,172 ,221 ,186 ,224 ,149 ,174 ,097 ,146
X4.3 ,12 ,172 ,283 ,175 ,128 ,247 ,204 ,16 ,113 ,145
X4.4 ,178 ,221 ,175 ,38 ,244 ,272 ,209 ,188 ,138 ,19
X4.5 ,211 ,186 ,128 ,244 ,409 ,287 ,173 ,187 ,166 ,225
X4.6 ,212 ,224 ,247 ,272 ,287 ,553 ,287 248 ,177 ,221
X4.7 ,106 ,149 ,204 ,209 ,173 ,287 ,409 ,231 ,124 ,232
X4.8 ,143 ,174 ,16 ,188 ,187 ,248 ,231 ,328 ,155 ,215
X4.9 ,148 ,097 ,113 ,138 166 ,177 ,124 ,155 ,255 ,193
X4.10 ,14 ,146 ,145 ,19 ,225 ,221 ,232 ,215 ,193 ,368

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Squared Cronbach's
Item Deleted Item Deleted Item-Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted
X4.1 34,8592 17,266 ,547 ,381 ,899
X4.2 35,0141 16,957 ,535 ,36 ,901
X4.3 35,0282 17,256 ,662 ,533 ,893
X4.4 35 16,457 ,725 ,554 ,888
X4.5 34,8873 16,444 ,696 ,582 ,89
X4.6 35,1972 15,561 ,742 ,605 ,887
X4.7 35 16,629 ,657 ,595 ,892
X4.8 34,8028 16,732 ,726 ,569 ,889
X4.9 34,6901 17,588 ,619 ,505 ,895
X4.10 34,8732 16,684 ,689 ,604 ,891

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
38,8169 20,466 4,52394 10
Uji Validitas Dan Reabilitas Variabel Z

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 71 100
Excludeda 0 0
Total 71 100
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
,960 ,961 14

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X5.1 3,79 ,653 71
X5.2 3,96 ,572 71
X5.3 3,92 ,649 71
X5.4 3,94 ,652 71
X5.5 4,13 ,505 71
X5.6 4,08 ,528 71
X5.7 4,06 ,532 71
X5.8 4,11 ,522 71
X5.9 4,08 ,528 71
X5.10 4,2 ,551 71
X5.11 4,03 ,534 71
X5.12 4,13 ,559 71
X5.13 4,06 ,583 71
X5.14 4,11 ,522 71

Inter-Item Correlation Matrix


X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5 X5.6 X5.7 X5.8 X5.9 X5.10 X5.11 X5.12 X5.13 X5.14
X5.1 1,000 ,627 ,564 ,609 ,559 ,55 ,57 ,615 ,675 ,594 ,55 ,544 ,482 ,448
X5.2 ,627 1,000 ,722 ,76 ,662 ,628 ,572 ,638 ,628 ,617 ,613 ,598 ,608 ,495
X5.3 ,564 ,722 1,000 ,832 ,556 ,605 ,594 ,618 ,563 ,567 ,543 ,542 ,466 ,366
X5.4 ,609 ,76 ,832 1,000 ,542 ,595 ,586 ,606 ,554 ,548 ,62 ,608 ,459 ,438
X5.5 ,559 ,662 ,556 ,542 1,000 ,924 ,665 ,757 ,71 ,679 ,675 ,651 ,606 ,649
X5.6 ,55 ,628 ,605 ,595 ,924 1,000 ,747 ,794 ,743 ,63 ,701 ,738 ,681 ,691
X5.7 ,57 ,572 ,594 ,586 ,665 ,747 1,000 ,749 ,747 ,645 ,649 ,745 ,728 ,697
X5.8 ,615 ,638 ,618 ,606 ,757 ,794 ,749 1,000 ,898 ,815 ,706 ,733 ,683 ,686
X5.9 ,675 ,628 ,563 ,554 ,71 ,743 ,747 ,898 1,000 ,777 ,701 ,787 ,681 ,639
X5.10 ,594 ,617 ,567 ,548 ,679 ,63 ,645 ,815 ,777 1,000 ,612 ,614 ,588 ,567
X5.11 ,55 ,613 ,543 ,62 ,675 ,701 ,649 ,706 ,701 ,612 1,000 ,802 ,638 ,552
X5.12 ,544 ,598 ,542 ,608 ,651 ,738 ,745 ,733 ,787 ,614 ,802 1,000 ,68 ,587
X5.13 ,482 ,608 ,466 ,459 ,606 ,681 ,728 ,683 ,681 ,588 ,638 ,68 1,000 ,824
X5.14 ,448 ,495 ,366 ,438 ,649 ,691 ,697 ,686 ,639 ,567 ,552 ,587 ,824 1,000
Inter-Item Covariance Matrix
X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5 X5.6 X5.7 X5.8 X5.9 X5.10 X5.11 X5.12 X5.13 X5.14
X5.1 ,426 ,234 ,239 ,259 ,184 ,19 ,198 ,21 ,232 ,214 ,192 199 ,184 ,153
X5.2 ,234 ,327 ,268 ,283 ,191 ,189 ,174 ,191 ,189 ,194 ,187 ,191 ,202 ,148
X5.3 ,239 ,268 ,421 ,352 ,182 ,207 ,205 ,21 ,193 ,203 ,188 ,197 ,176 ,124
X5.4 ,259 ,283 ,352 ,425 ,179 ,205 ,203 ,206 ,191 ,197 ,216 ,222 ,175 ,149
X5.5 ,184 ,191 ,182 ,179 ,255 ,246 ,178 ,2 ,189 ,189 ,182 ,184 ,178 ,171
X5.6 ,19 ,189 ,207 ,205 ,246 ,278 ,209 ,219 ,207 ,183 ,198 ,218 ,209 ,19
X5.7 ,198 ,174 ,205 ,203 ,178 ,209 ,282 ,208 ,209 ,189 ,184 ,221 ,225 ,194
X5.8 ,21 ,191 ,21 ,206 ,2 ,219 ,208 ,273 ,247 ,235 ,197 ,214 ,208 ,187
X5.9 ,232 ,189 ,193 ,191 ,189 ,207 ,209 ,247 ,278 ,226 ,198 ,232 ,209 ,176
X5.10 ,214 ,194 ,203 ,197 ,189 ,183 ,189 ,235 ,226 ,303 ,18 ,189 ,189 ,163
X5.11 ,192 ,187 ,188 ,216 ,182 ,198 ,184 ,197 ,198 ,18 ,285 ,239 ,198 ,154
X5.12 ,199 ,191 ,197 ,222 ,184 ,218 ,221 ,214 ,232 ,189 ,239 ,312 ,221 ,171
X5.13 ,184 ,202 ,176 ,175 ,178 ,209 ,225 ,208 ,209 ,189 ,198 ,221 ,34 ,251
X5.14 ,153 ,148 ,124 ,149 ,171 ,19 ,194 ,187 ,176 ,163 ,154 ,171 ,251 ,273

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Deleted Item Correlation Correlation Deleted
Deleted
X5.1 52,8 35,361 ,692 . ,959
X5.2 52,63 35,55 ,775 . ,957
X5.3 52,68 35,251 ,712 . ,959
X5.4 52,65 35,06 ,735 . ,958
X5.5 52,46 35,995 ,81 . ,956
X5.6 52,51 35,539 ,849 . ,955
X5.7 52,54 35,681 ,818 . ,956
X5.8 52,48 35,425 ,878 . ,955
X5.9 52,51 35,482 ,859 . ,955
X5.10 52,39 35,757 ,774 . ,957
X5.11 52,56 35,849 ,786 . ,957
X5.12 52,46 35,452 ,811 . ,956
X5.13 52,54 35,567 ,756 . ,957
X5.14 52,48 36,425 ,708 . ,958

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
56,59 41,159 6,416 14
Lampiran 4: Descriptives

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximu Sum Mean Std.


m Deviation
x1 71 16 40 2127 29.96 4.692
x2 71 27 49 2798 39.41 4.241
x3 71 26 55 2883 40.61 5.698
Y 71 30 50 2756 38.82 4.524
Z 71 42 70 4018 56.59 6.416
Valid N 71
(listwise
)

Lampiran 5: Uji Regresi Sederhana

1. Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 71
Normal Parameters a,,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,01397032
Most Extreme Differences Absolute ,140
Positive ,062
Negative -,140
Kolmogorov-Smirnov Z 1,178
Asymp. Sig. (2-tailed) ,124
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

2. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant 1,084 2,132 ,508 ,613
)
X1 ,033 ,055 ,092 ,609 ,545
X2 -,027 ,073 -,066 -,364 ,717
X3 -,021 ,054 -,070 -,391 ,697
Z ,003 ,046 ,010 ,060 ,952

Anda mungkin juga menyukai