Ribut Budiyono - M.0408032 PDF
Ribut Budiyono - M.0408032 PDF
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Sains
Oleh
RIBUT BUDIYONO
NIM. M0408032
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
i
PENGESAHAN
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya sendiri
dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari
ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar kesarjanaan yang telah diperoleh
Ribut Budiyono
NIM. M0408032
iii
PENGARUH SALINITAS TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN SIDAT
FASE GLASS EEL SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI BUDIDAYA
IKAN SIDAT (Anguilla bicolor bicolor)
RIBUT BUDIYONO
ABSTRAK
Pada masa awal kehidupannya sidat berpindah dari air laut ke air tawar.
Oleh karena itu, salinitas menjadi faktor yang sangat penting bagi kelulushidupan
dan pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan
survival rate glass eel (Anguilla bicolor bicolor) yang dipelihara dengan kondisi
salinitas berbeda.
Glass eel dipelihara dalam air dengan perlakuan salinitas berbeda, yaitu 0
ppt, 1 ppt, 2 ppt, 3 ppt, 4 ppt, 5 ppt, 6 ppt, dan 7 ppt. Sampel ikan sidat fase glass
eel yang digunakan panjangnya antara 50-60 mm dan beratnya antara 0,15-2
gram. Setiap perlakuan diisi ikan sebanyak 100 ekor. Glass eel tersebut telah
dikarantina 10 hari dalam salinitas 0 ppt yang merupakan hasil seleksi dari 6000
ekor. Variabel pengamatan meliputi panjang tubuh, berat tubuh, dan angka
kematian. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji varian (ANAVA) dilanjutkan
dengan uji DMRT. Angka Survival Rate (SR) setiap perlakuan diperoleh
berdasarkan data mortalitas ikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan sidat fase glass eel
secara optimal dalam media pemeliharaan dengan salinitas 2ppt, yang ditunjukkan
dengan pertambahan berat total ikan (0,03g/minggu) dan pertambahan panjang
total ikan (0,26cm/minggu), sedangkan angka survival rate ikan tertinggi (100%)
diperoeh dalam media pemeliharaan dengan salinitas 1ppt.
iv
SALINITY EFFECT FOR GLASS EEL PHASE OF EEL GROWTH
AS AN ALTERNATIVE EEL (Anguilla bicolor bicolor)
CULTIVATION TECHNOLOGY
RIBUT BUDIYONO
ABSTRACT
In early its life, the eel migrates from seawater into freshwater. Therefore,
salinity becomes very important factor for their growth and survival. This research
was conducted to determine the growth and survival rate of glass eel (Anguilla
bicolor bicolor) in different salinity conditions.
The glass eel were reared in water with different salinity treatments, namely
0 ppt, 1 ppt, 2 ppt, 3 ppt, 4 ppt, 5 ppt, 6 ppt, and 7 ppt. Glass eel used in this
research wasa 50 - 60 mm and their weight ranged from 0.15 to 2 grams. Each
treatment was stocked with 100 fish. The glass eel have been quarantined for 10
days in 0 ppt salinity which were selected from 6000 fish. Parameters measured in
this research are body length, weight, and mortality. Data was analyzed by
variance test (ANAVA) followed by DMRT test. The number of Survival Rate
(SR) in each treatment is based on fish mortality data.
The results showed that the growth of eel in the phase of glass eel was
optimally in 2ppt, indicated by total weight (0.03g/week) and total length
(0.22cm/week), while the highest survival rate (100%) is gained in 1ppt salinity.
v
MOTTO
(Ribut Budiyono)
(Aristoteles)
vi
PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah membentangkan jalan untuk hamba-
Nya dan berkuasa menunjuki hati hamba kepada rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang
berjudul: “Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Ikan Sidat Fase Glass Eel
sebagai Alternatif Teknologi Budidaya Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor)”.
Penyusunan skripsi ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh gelar
kesarjanaan Strata 1 (S1) pada Jurusan Biologi , Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam , Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan FMIPA
Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ijin penelitian untuk keperluan skripsi.
Dr. Agung Budiharjo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus dosen pembimbing I, serta kepada
Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang keduanya telah
memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan selama penelitian hingga
selesainya penyusunan skripsi.
Siti Lusi Arum Sari, S.Si., M.Biotech, selaku dosen penelaah I dan Dra.
Marti Harini, M.Si., selaku dosen penelaah II yang telah memberikan masukan
selama penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi.
Nita Etikawati, M.Si dan Ari Pitoyo, S.Si., M.Sc., selaku pembimbing
akademik yang telah memberikan banyak arahan akademik kepada penulis selama
menempuh masa perkuliahan dan penyusunan skripsi.
Kepala dan staf Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret,
yang telah memberikan izin penelitian beserta sarana, prasarana, dan bantuan
selama penelitian.
viii
Keluarga besar Biologi untuk semangat dan persahabatan kita, teman-teman
yang ikut sibuk dalam penelitian ini Mas Reza, Mas Hafid, Mas Krisna, Mas Eko,
Pak SPd, Pakde Alan, Mas Bejo, Mas Rahmat Sky Community, Fanji, Endah,
Fatimah, Gema, Fina, rekan-rekan Mr. Brown Bakery, Sidney, teman-teman
GMC UNS, Kos Marjan, dan Pak Irfan Shigeru.
Keluarga tercinta, Ayahanda Supadi, Ibunda Sukiyati, Waris Miyarso, Pak
Tuo, Mbok Tuo, dan Maria Rizki Susilawati. Terima kasih untuk setiap doa, cinta,
motivasi, inspirasi, dan kebersamaan yang luar biasa indah.
Demikian semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan kontribusi
dalam perkembangan sains di Indonesia.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................. v
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 4
a) Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) ...................................... 4
b) Salinitas ................................................................................... 8
c) Peranan Salinitas dalam Pertumbuhan Glass Eel.................... 10
B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 13
C. Hipotesis..................................................................................... 13
BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................. 14
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 14
B. Alat Penelitian ............................................................................ 14
C. Bahan Penelitian......................................................................... 14
D. Cara Kerja .................................................................................. 15
x
E. Analisis Data .............................................................................. 17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 18
A. Pengenceran Kadar Garam……….....................................… ..... 18
B. Pertumbuhan Berat Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor)
Fase Glass Eel....................................................…………… ..... 19
C. Pertumbuhan Panjang Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor)
Fase Glass Eel ............................................................................. 21
D. Kelulushidupan Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor)
Fase Glass Eel ............................................................................. 22
E. Faktor Lingkungan Luar .............................................................. 24
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 25
A. Kesimpulan....................................…...................................... .... 25
B. Saran........................................................................................ .... 25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. .... 26
LAMPIRAN............................................................................................. .... 29
RIWAYAT HIDUP PENULIS…..……………………………………. ..... 35
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Rata-Rata Pengukuran Berat (Satuan g) Ikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor) Fase Glass Eel .................................... 20
Tabel 2. Hasil Rata-Rata Pengukuran Panjang (Satuan cm)
Tubuh Glass Eel ............................................................................ 22
Tabel 3. Data Survival Rate (%) Glass Eel pada Masing-Masing
Perlakuan ....................................................................................... 23
Tabel 4. pH Air Selama Penelitian............................................................... 25
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Salinitas terhadap
Pertumbuhan Ikan Sidat Fase Glass Eel .............................. 29
Lampiran 2. Hasil Uji Analisis Anava Pertumbuhan Berat Ikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor) Fase Glass Eel ........................... 30
Lampiran 3. Hasil Uji Analisis Anava Pertumbuhan Panjang Ikan Sidat
(Anguilla bicolor bicolor) Fase Glass Eel ........................... 31
Lampiran 4. Hasil Uji Anlisis Anava Mortalitas Ikan Sidat (Anguilla
bicolor bicolor) Fase Glass Eel............................................ 32
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ....................................................... 33
Lampiran 6. Kualitas Air Selama Penelitian ............................................ 33
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perikanan yang bernilai ekonomi tinggi. Sebagian besar produksi sidat dari
Indonesia diekspor ke luar negeri. Negara yang banyak mengimpor sidat dari
Indonesia, antara lain: Jepang, Korea, Taiwan, Belanda, Perancis, Inggris, dan
Jerman (Anonim, 2011). Di Indonesia, ikan sidat memiliki pasar yang baik
Sebagian besar ekspor sidat dari Indonesia saat ini adalah hasil tangkapan
alam sehingga kualitas dan kuantitasnya tidak stabil. Solusinya adalah dilakukan
budidaya pembesaran sidat. Ikan sidat harus memiliki kuantitas dan kualitas yang
baik agar sesuai dengan ukuran konsumsi. Oleh karena itu, perlu dilakukan sistem
teknologi budidaya ikan sidat secara intensif untuk meningkatkan kualitas dan
tumbuh dan berkembang dalam waktu yang lama di perairan air tawar, sidat
dewasa yang lebih dikenal sebagi “yellow eel” berkembang menjadi “silver eel”
(matang gonad). Silver eel akan bermigrasi ke perairan laut dalam untuk memijah.
Menurut Usui (2004), telur hasil berpijah akan muncul ke permukaan kemudian
menetas menjadi larva sidat (leptochephalus), larva sidat ini kemudian akan
1
glass eel. Proses migrasi larva ikan sidat ini adalah fenomena alamiah dari ikan
sidat.
budidaya ikan sidat yang dilakukan saat ini belum mendapatkan teknologi yang
telah ada untuk mendapatkan kecocokan. Banyak masalah yang dihadapi oleh
peternak, salah satunya yaitu kematian glass eel. Glass eel adalah benih ikan sidat
yang digunakan untuk budidaya pembesaran ikan sidat, sehingga fase ini adalah
antara lain salinitas air (kandungan garam dalam air), suhu, DO, kecepatan arus,
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan sidat adalah
salinitas, karena secara alami ikan sidat bermigrasi dari perairan tawar, payau, dan
laut atau sebaliknya. Air tawar memiliki salinitas rendah karena konsentrasinya
kurang dari 0,05%, sedangkan air laut salinitasnya cenderung tinggi karena
ikan sidat fase glass eel yang bermigrasi dari perairan laut ke perairan darat akan
3% sampai 5%.
Masa tinggal sementara glass eel pada perairan payau ini adalah salah satu
mekanisme adaptasi fungsi tubuhnya untuk menetap pada perairan tawar, karena
ikan sidat 90% masa hidupnya di air tawar. Untuk meningkatkan keberhasilan
2
budidaya pembesaran ikan sidat perlu diperhatikan salinitas yang sesuai untuk
glass eel agar pertumbuhannya dapat dengan optimal serta angka kematiannya
dapat diminimalisir.
pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan (panjang tubuh dan berat tubuh) dan
B. Perumusan Masalah
pertumbuhan dan kelulushidupan ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) fase glass
C. Tujuan Penelitian
budidaya ikan. Namun demikian, pertumbuhan ikan sidat yang dipelihara dengan
kadar salinitas tertentu belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pertumbuhan dan kelulushidupan ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) fase glass
D. Manfaat Penelitian
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Anguillidae. Hewan ini memiliki banyak nama daerah, seperti ikan uling,
ikan moa, ikan lubang, ikan lumbon, ikan larak, dan ikan pelus.
perut dan punggung tidak berduri (Gambar 1). Sisik pada ikan sidat
mata, mulut agak miring dan sampai melewati mata. Panjang ikan sidat
dapat mencapai ±744,0 mm, berat dapat mencapai ±661,3 gram. Warna
pada sisi ventral ikan kuning keperakan sampai pada bagian perut
2002).
4
Gambar 1. Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor)
Siklus hidup ikan sidat terbagi menjdi 3 fase tempat hidup, yaitu
fase di lautan, fase di air payau, dan fase di sungai. Sidat mengalami empat
laut pada kedalaman sekitar 400 meter dan setelah telurnya dikeluarkan,
5
Berikut ini klasifikasi sidat menurut Mc Clelland (1844):
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Angilliformes
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
2. Habitat
Glass eel biasanya bergerombol dalam jumlah cukup besar, mencapai 100
juta ekor setiap tahunnya. Bobot glass eel saat memasuki perairan tawar
Afrianto, 1998).
6
Gambar 2. Ikan Sidat Fase glass eel
menurun pada suhu lebih rendah dari 120 C. Salinitas (kadar garam
perairan) yang bisa ditoleransi antara 0-35 ppm. Salinitas dan turbiditas
jenis dan rasio kelamin sidat. Sidat betina lebih menyukai perairan esturia
3. Jenis-jenis Sidat
7
di perairan sebelah utara Pulau Papua. Angguilla bicolor pasifica dapat
sebelah barat Pulau Sumatera dan selatan Pulau Jawa. Anguilla marmorata
4. Reproduksi
antara sidat jantan dan betina terlihat jelas setelah dewasa. Sidat jantan
memiliki mata lebih lebar daripada sidat betina pada usia, panjang, dan
pada bulan Mei dan Desember (Setiawan et al., 2003). Menurut Mc.
bulan September.
b) Salinitas
dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada
8
sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air
di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam air tawar
kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau
menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5% disebut brine.
yang terlarut didalam air (Nybakken, 1992). Sifat osmotik dari air berasal
dari seluruh ion yang terlarut tersebut. Semakin besar jumlah ion yang
media hidup, dengan cairan tubuh (Internal dan eksternal), serta berkaitan
media makin rendah kapasitas maksimum kelarutan oksigen dalam air (Smith,
1982).
Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam
sekitar 5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki
kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut
9
Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas :
1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka
salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan
dan kemudian besar di air tawar. Lebih dari 90% masa hidup sidat dihabiskan
di air tawar (Ryan, 2009; McDowall, 1990). Oleh karena itu, budidaya sidat
budidaya sidat, sampai saat ini belum ada teknologi untuk memijahkan
sehingga benih sidat selalu diambil dari alam. Umumnya, para penangkap
10
benih sidat akan menangkap benih sidat pada fase glass eel ini dan ditangkap
dari air tawar ke air laut akan kehilangan 4 % bobot tubuhnya dalam 10 jam
dan sebaliknya akan bertambah bobotnya bila bergerak dari laut ke air tawar,
dan kondisi normal akan dicapai setelah satu atau dua hari (Schmidt-Nielsen,
1990; Randal et al., 2002). Pada ikan teleostei air payau, Fundulus
sedangkan ketika di air laut osmolaritas darahnya adalah 365 mOsmol/lt, Na+
85 mOsmol/lt dan Cl- 145 mOsmol/lt (Gordon et al., 1992). Namun pada ikan
nila, Oreochromis sp., yang bersifat air payau, peningkatan salinitas medium
perubahan salinitas, pengaturan air dan ion paling sedikit terhadap dua fase.
meningkatkan atau menurunkan aktivitas transporter ion dan air yang telah
osmoregulasi seperti insang, intestine, dan ginjal. Pada level jaringan dan sel,
jika ikan berpindah ke lingkungan laut akan mengakibatkan klorida tipe air
11
tawar hilang, kemudian sel klorida tipe air laut berdiferensiasi pada insang
yang terjadi di insang, esophagus, dan intestine (Seidelin and Madsen, 1999;
Kirsch et al., 1998; Jensen et al., 1998). Kemampuan adaptasi ikan terhadap
12
B. Kerangka Pemikiran
demikian, pertumbuhan ikan sidat yang dipelihara dengan kadar salinitas tertentu
belum diketahui.
Eksplorasi dan Penelitian terhadap Ikan Sidat untuk Teknologi Budidaya Ikan Sidat
C. Hipotesis
tingkat kelulushidupan.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Alat Penelitian
sebanyak 8 buah dan akuarium berukuran 40x40x40 cm3 untuk karantina. Alat
mistar untuk mengukur pertumbuhan glass eel berupa panjang tubuh glass eel,
neraca analitik untuk mengukur berat tubuh glass eel, counter untuk menghitung
angka kematian glass eel, dan aerator untuk penyuplai oksigen (O2) dalam media
uji.
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah ikan sidat (Anguilla
bicolor bicolor) fase glass eel. Panjang tubuh glass eel yang digunakan antara 40-
50 mm dengan berat tubuh antara 0,15-2 gram. Glass eel diperoleh dari pengepul
SKY Community yang merupakan hasil tangkapan dari perairan payau Padang,
Sumatera Barat. Bahan yang digunakan untuk pembuatan media uji pemeliharaan
adalah garam tradisional laut “uyah grosok” yang diperoleh dari penjual Pasar
14
Gede Surakarta, Jawa Tengah, sedangkan pengencer yang digunakan adalah air
D. Cara Kerja
Glass eel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 800 ekor diambil
secara acak dari 1 kg glass eel yang telah dikarantina. Proses karantina dilakukan
selama 6 hari dengan air tawar yang bersalinitas 0 ppt. Glass eel tersebut dibagi
menjadi delapan kelompok dengan cara acak, tiap kelompok terdiri atas 100 ekor
glass eel.
Akuarium untuk uji diisi air dengan salinitas 0 ppt, 1 ppt, 2 ppt, 3 ppt, 4
ppt, 5 ppt, 6 ppt, dan 7 ppt. Pengenceran dibuat dari pencampuran garam dengan
air tawar. Kadar salinitas ini diperoleh menggunakan rumus pengenceran sebagai
berikut:
V1 + V2
Keterangan:
media uji diukur panjang dan berat tubuhnya guna mendapatkan data awal
15
sampel sebanyak 10 ekor secara acak. Glass eel dimasukkan ke dalam media uji
(volume air 6 liter) dengan kadar salinitas berbeda dan dilengkapi aerator yang
hari, penggantian air dilakukan jika kualitas air sudah terlihat menurun karena
pada fase glass eel kotoran ikan tidak terlalu banyak. Pengukuran pH air, suhu air,
dan intensitas cahaya dilakukan tiga kali sehari selama pemeliharaan (pagi, siang,
dan sore). Selama proses pemeliharaan, pakan yang berupa cacing sutera segar.
Pakan diberikan sehari dua kali (pagi antara pukul 7.00-8.00 dan sore antara pukul
6.00-7.00) sebanyak 5% dari berat tubuh glass eel. Pemberian pakan diberikan
parameter pertumbuhan dengan interval enam hari sekali. Parameter yang diukur
sebagai indikator pertumbuhan glass eel adalah berat badan dan panjang tubuh
ikan. Setiap akuarium disampling 10 ekor dengan cara random sampling. Sampel
ketahanan glass eel terhadap salinitas tertentu dicatat setiap hari bersamaan
dengan pengukuran pH, suhu, dan intensitas cahaya. Besar mortalitas sidat dari
16
Survival rate (SR) ikan pada masing-masing akuarium pemeliharaan dihitung
menggunakan rumus :
D. Analisis Data
berbeda, data pertumbuhan yang meliputi panjang dan berat glass eel serta data
17
BAB IV
glass eel (Anguilla bicolor bicolor) yang dipelihara dengan kondisi salinitas
(kadar garam dalam air) berbeda. Ikan sidat fase glass eel yang digunakan terlebih
dahulu dikarantina dalam media pemeliharaan dengan salinitas 0ppt. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh keseragaman kondisi glass eel yang akan digunakan
dan rekayasa kondisi pada kegiatan pemeliharaan ikan serta pengiriman ikan,
karena dalam studi lapangan diperoleh data bahwa ikan sidat fase glass eel yang
dipelihara oleh pengepul dipelihara dalam salinitas 0ppt serta dalam pengiriman
parameter yang digunakan tersebut nantinya untuk mengetahui apakah hasil dari
perlakuan kontrol sama dengan perlakuan salinitas berbeda dalam air sebagai
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah garam tradisional atau
18
tradisional masih memiliki komposisi yang sama dengan air laut alami, karena
B. Pertumbuhan Berat Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) Fase Glass Eel
Salinitas/kandungan garam dalam air adalah salah satu faktor kimia dalam
air yang berpengaruh dalam budidaya ikan secara umum. Hal ini karena garam
memiliki efek baik jika dalam konsentrasi yang sesuai. Misalnya, dapat menjadi
desinfektan dalam air, meningkatkan sistem metabolisme tubuh ikan, dan lain-
lain. Akan tetapi, jika dalam konsentrasi berlebih garam ini akan menjadi zat
toksik. Efek dari toksik ini dapat mengganggu aktivitas hewan secara keseluruhan,
terjadi pada salinitas 2ppt (Tabel 1). Data hasil penelitian pertumbuhan berat
(α=0,05). Tidak semua data hasil penelitian yang diujikan. Akan tetapi, hanya data
dalam salinitas 0ppt, 1ppt, dan 2ppt. Hal ini terjadi karena data penelitian yang
lain tidak lengkap, yaitu salinitas 3ppt, 4ppt, 5ppt, 6ppt, dan 7pt.
Ketidaklengkapan data ini terjadi karena ikan yang dipelihara dalam salinitas
data kosong (Gambar 4). Hasil Analisis uji anava menunjukkan hasil yang tidak
signifikan (Lampiran 2) dengan nilai signifikasi 0,572. Jadi, tidak ada dampak
19
yang signifikan antara salinitas berbeda dalam media uji dengan laju pertumbuhan
Tabel 1. Hasil rata-rata pengukuran berat (gram) ikan sidat (Anguilla bicolor
bicolor) fase glass eel
Waktu (Minggu)
Selisih
Salinitas 0 I II III IV V
0ppt 0,23 0,25 0,27 0,28 0,28 0,3 0,07
1ppt 0,23 0,26 0,28 0,3 0,3 0,37 0,14
2ppt 0,23 0,23 0,23 0,25 0,3 0,38 0,15
3ppt 0,23 0,13 0,14 0,3 0,3 X -0,23
4ppt 0,23 0,2 X X X X -0,23
5ppt 0,23 X X X X X -0,23
6ppt 0,23 X X X X X -0,23
7ppt 0,23 X X X X X -0,23
Keterangan: X = Ikan Mati Total
0.4
0ppt
0.35
1ppt
0.3
2ppt
0.25
Berat
3ppt
0.2
4ppt
0.15
5ppt
0.1
6ppt
0.05
0 7ppt
0 I II III IV V
Waktu (Minggu)
dalam tubuh glass eel. Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan
antara jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan, karena komponen
utama penyusun tubuh hewan adalah air, yang jumlahnya mencapai 60-95% dari
20
berat tubuh hewan (Isnaeni, 2006). Proses inti dari osmoregulasi adalah osmosis.
Osmosis adalah pergerakan air dari kandungan air yang lebih tinggi menuju
Dalam kondisi kadar garam yang tinggi memicu glass eel untuk mengatur
jumlah air dan konsentrasi zat terlarut dalam tubuhnya tetap seimbang. Jika
pengaturan ini tidak dilakukan atau gagal dilakukan maka kematian pada glass eel
terjadi, karena proses yang terjadi adalah pergerakan air dalam tubuh glass eel
kematian. Jadi, kematian terjadi karena glass eel mengalami kehilangan cairan
tubuhnya. Hal ini berhubungan dengan syarat hidup suatu makhluk hidup untuk
C. Pertumbuhan Panjang Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) Fase Glass Eel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai terbesar pertumbuhan panjang
adalah 1,3cm terjadi pada salinitas 2ppt (Tabel 2). Menurut Buwono (2004),
penambahan jumlah protein dalam jaringan tubuh. Jika dianalisis hubungan antara
kepercayaan 95% (α=0,05). Data salinitas yang digunakan sama dengan data
pertumbuhan berat (0ppt, 1ppt, dan 2ppt). Hasil Analisis uji anava menunjukkan
hasil yang tidak signifikan (Lampiran 3) dengan probabilitas sebesar 0,673. Jadi,
21
tidak ada dampak yang signifikan antara salinitas berbeda dalam media uji dengan
Waktu (Minggu)
Selisih
Salinitas 0 I II III IV V
0ppt 4,6 4,8 5 5,2 5,2 5,4 0,8
1ppt 4,6 5 5 5,3 5,3 5,7 1,1
2ppt 4,6 4,7 4,9 5 5,3 5,9 1,3
3ppt 4,6 4,8 4,9 5 5,6 X -4,6
4ppt 4,6 4,8 X X X X -4,6
5ppt 4,6 X X X X X -4,6
6ppt 4,6 X X X X X -4,6
7ppt 4,6 X X X X X -4,6
Keterangan: X = Ikan Mati Total
5 0ppt
1ppt
Berat
4
2ppt
3
3ppt
2
4ppt
1 5ppt
0 6ppt
0 I II III IV V 7ppt
Waktu (Minggu)
diketahui bahwa salinitas dalam media semakin tinggi cenderung membuat glass
22
eel mati, karena pengaruh salinitas itu sendiri. Dengan membandingkan jumlah
1ppt (Gambar 6). Data mortalitas ikan (Tabel 3) dianalisis menggunakan uji
Anava dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil Analisis uji Anava
sebesar 0,512. Jadi, tidak ada dampak yang signifikan antara salinitas berbeda
Tabel 3. Data Survival Rate (%) Glass Eel pada Masing-Masing Perlakuan
Waktu (Minggu) SR
Salinitas 0 I II III IV V (%)
0ppt 0 0 0 0 1 0 99
1ppt 0 0 0 0 0 0 100
2ppt 0 3 0 0 0 0 97
3ppt 0 18 42 8 0 X 32
4ppt 0 98 X X X X 2
5ppt 100 X X X X X 0
6ppt 100 X X X X X 0
7ppt 100 X X X X X 0
Keterangan: X = Ikan Mati Total
23
E. Faktor Lingkungan Luar
kelangsungan hidup suatu organisme yang harus dikontrol adalah kualitas air,
mengatur kualitas air media pemeliharaan. Faktor lingkungan suhu (210 C-260 C)
tinggi salinitas air tersebut semakin rendah (Tabel 4). Data faktor lingkungan
Salinitas pH
0 8,03-8,42
1 7,52-7,72
2 7,30-7,52
3 7,16-7,33
4 7,03-7,16
5 7,00-7,10
6 6,95-7,01
7 6,95-7,01
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan ikan sidat fase glass eel optimal dalam media pemeliharaan
dengan salinitas 2ppt, yang ditunjukkan dengan pertambahan berat total ikan
survival rate ikan tertinggi (100%) diperoleh dalam media pemeliharaan dengan
salinitas 1ppt. Glass eel yang dipelihara dengan salinitas 3ppt-7ppt menunjukkan
B. SARAN
pada saat aklimatisasi ikan dari pengiriman, hal ini dapat meningkatkan tingkat
adaptif ikan pada salinitas yang ditentukan. Selain itu perlu adanya penelitian
lebih lanjut mengenai lamanya perlakuan salinitas pada glass eel untuk
waktu lebih dari lima minggu dimana glass eel sudah masuk dalam fase
elver/sidat muda dan pertumbuhan akan lebih optimal paska perlakuan variasi
salinitas diberikan salinitas 0ppt/air tawar, karena pada saat fase elver lingkungan
25
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, S, 1992. “Efek osmotik berbagai tingkat salinitas media terhadap daya
tetas telur dan vitalitas larva udang windu Penaeus monodon”. Disertasi.
Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Gooley, G.J., McKinnon, L.J., Ingram, B.A., Larkin, B., Collins, R.O., and S.S. de
Silva. 2009. Assessment of Juvenile eel resources in South Eastern
Australia and Associated Development of Intensive Eel Farming for local
production. Final Report FRDC project no 94/067. Marine and Freshwater
Resources Institute, Australia.
Gordon, M.S., A.B. George, A.D. Grinnell, C.B. Jorgenson, and F.N. White.
1982. Animal Physiology, Principles, and Adaptations. 4th edition. Mac
Milalan, New York.
Hariyadi, B. 2003. “Darah dan Tekanan Osmotik Internal Ikan Nila (Oreochromis
sp.) yang Didedahkan Dalam Medium dengan Salinitas Berbeda”. Sains
Akuatik. 6 (1): 27-33
Kirsch, R., D. Guinier, and R. Meens. 1975. “Water Balance in the European Eel
(Anguilla Anguilla L.), Role of the Oseophagus in The Utisation of
Drinking Water and a Study of The Osmotic Permeability of the Gills”. J.
PPhysiol. Paris. 70 (5): 605-26.
26
Mancera, J.M. and S.D. McCormick. 1999. “Influence of Cortisol, Growth
Hormone, Insuline-like Growth Factor I and 3, 3, 5-triiodo-l-Thyronine on
Hypoosmoregulatory Ability in the Euryhaline Teleost, Fundulus
heteroclitus”. Fish Physiol. Biochem. (21): 25-33.
Nybakken W.J. 1992. Biologi Laut suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Ryan, P. 2009. Eels-Life cycle and breeding grounds. The Encyclopedia of New
Zealand
Sarwono, B. 2000. Budidaya Belut dan Sidat. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.
Seidelin, M. and S.S. Madsen, 1999. “Endocrine Control of Na+ K+ ATPase and
Chloride Cell Development in Brown Trout, Salmo Trutta: Interaction of
Insulin-like Growth Factor-l with Prolactin and Growth Hormone“. J. of
Endocrinology. 162: 127-135.
Setiawan, I. E., Amarullah, H., dan Mochioka, N. 2003. “Kehidupan Awal dan
Waktu Berpijah Sidat Tropik (Anguilla sp.)”. Prosiding Forum Nasional
Sumber Daya Perikanan Sidat Tropik. 11 April. UPT Baruna Jaya. BPPT
Jakarta: 89-96.
27
Sumberdaya Perikanan Sidat Tropik. UPT Baruna Jaya. BPPT Jakarta: 41-
45
Takei, Y. and S. Hirose. 2001. “The Natriurtic Peptide System in Eel: a Key
Endocrine System for Euryhalinity”. Am. J. Physiol. Regulatory
Integrative Comp. Physiol. 282: 940-951.
Usui, A. 2004. Eel Culture Translated by Ichro Hayashi. London: Fishing News
Books.
28
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Salinitas terhadap Pertumbuhan
Ikan Sidat Fase Glass Eel
29
Lampiran 2. Hasil Uji Analisis Anava Pertumbuhan Berat Ikan Sidat (Anguilla
bicolor bicolor) Fase Glass Eel
Oneway
[DataSet1] E:\go to september ceria\new game\berat\012 .sav
Descriptives
berat
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper BoundMinimum Maximum
0 ppt 5 .0140 .00894 .00400 .0029 .0251 .00 .02
1 ppt 5 .0280 .02588 .01158 -.0041 .0601 .00 .07
2 ppt 5 .0300 .03464 .01549 -.0130 .0730 .00 .08
Total 15 .0240 .02473 .00638 .0103 .0377 .00 .08
berat
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3.132 2 12 .080
ANOVA
berat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .001 2 .000 .585 .572
Within Groups .008 12 .001
Total .009 14
Homogeneous Subsets
berat
a
Duncan
Subset
for alpha
= .05
salinitas N 1
0 ppt 5 .0140
1 ppt 5 .0280
2 ppt 5 .0300
Sig. .364
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
30
Lampiran 3. Hasil Uji Analisis Anava Pertumbuhan Panjang Ikan Sidat (Anguilla
bicolor bicolor) Fase Glass Eel
Oneway
[DataSet0]
Descriptives
panjang
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
0 ppt 5 .1600 .08944 .04000 .0489 .2711 .00 .20
1 ppt 5 .2200 .20494 .09165 -.0345 .4745 .00 .40
2 ppt 5 .2600 .20736 .09274 .0025 .5175 .10 .60
Total 15 .2133 .16847 .04350 .1200 .3066 .00 .60
[DataSet0]
panjang
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.572 2 12 .118
ANOVA
panjang
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .025 2 .013 .409 .673
Within Groups .372 12 .031
Total .397 14
31
Lampiran 4. Hasil Uji Analisis Anava Mortalitas Ikan Sidat (Anguilla bicolor
bicolor) Fase Glass Eel
Oneway
[DataSet0]
Descriptives
mortalitas
95% Confidence Interval for
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Minimum Maximum
mortalitas
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
4.375 2 15 .052
ANOVA
mortalitas
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .778 2 .389 .700 .512
Within Groups 8.333 15 .556
Total 9.111 17
salinitas N 1
salinitas 1 6 .0000
salinitas 0 6 .1667
salinitas 2 6 .5000
Sig. .288
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.
32
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian
33
III 7.38-7.47 0-34.6 22-24
IV 7.38-7.45 0-8.7 22-24
V 7.40-7.49 0-8.7 22-24
0 7.16-7.30 0-65.7 23-26
I 7.16-7.30 0-37.6 21-26
II 7.21-7.30 0-37.6 22-24
3
III 7.28-7.33 0-33.4 22-24
IV 7.24-7.33 0-8.7 22-24
V
0 7.03-7.16 0-65.7 23-26
I 7.03-7.16 0-38.2 21-26
II
4
III
IV
V
0 7.00-7.10 0-65.7 23-26
I
II
5
III
IV
V
0 6.95-7.01 0-65.7 23-26
I
II
6
III
IV
V
0 6.95-7.01 0-65.7 23-26
I
II
7
III
IV
V
34
RIWAYAT HIDUP PENULIS
• Riwayat Organisasi :
No. Nama Organisasi Tahun Jabatan
1. OSIS SMPN 1 Pelabuhanratu 2003-2004 Sie Pendidikan
2. Pencak Silat SMPN 1 2003-2004 Anggota
Pelabuhanratu
3. Tae Kwon Do 2009-2011 Anggota
4. HIMABIO 2010-2011 Staff Pendidikan dan
Keilmiahan
35
• Prestasi Bidang Ilmiah :
Lembaga yang Prestasi
No. Jenis Kompetisi Tingkat Tahun
Mengadakan yang Diraih
1. Cerdas Cermat IPS Dinas Pendiikan SD Se-Kabupaten Peserta 2000
dan PPKn Sukabumi
2. Paskibra Beregu SMKN 1 SMP Se-Wilayah Juara Umum 2006
Sukabumi 4 Bogor
3. Olimpiade Biologi Dinas Pendidikan SMA Se- Peserta 2007
Kabupaten
Sukabumi
4. PKM DIKTI Nasional Pendanaan 2011
Proposal
Penelitian
• Pengalaman Usaha :
No. Jenis Usaha Keterangan Tahun
1. Buras Chiken Farm Pembesaran Ayam Kampung pedaging 2010
dan petelur
2. Ribut Budiyono Cell Jual-beli pulsa nomaden/tanpa tenda 2010-2011
(eceran)
3. Selamat Pagi Farm Jual-beli kambing sistem gaduh/bagi 2010-2011
hasil (tradisional)
4. Iwak Terpal Pembesaran ikan air tawar konsumsi 2011-2011
dengan terpal
5. Mr. Brown Bakery Jual-beli roti sistem antar kos 2011-2012
6. Fresh Egg Campus Jual-beli telur segar bebek dan ayam 2011
buras
Morning Sun, tbk Konveksi 2012-sekarang
7.
• Pengalaman Kerja :
No. Nama Lembaga Jabatan Tahun
1. D3 Farmasi FMIPA Asisten Praktikum 2010-2011
UNS Mikrobiologi Farmasi
2. Lembah Hijau PR dan Super Visor 2011
Multifarm Sukoharjo Perikanan
3. Peternakan Sidat Mahasiswa peneliti dan 2011
supervisor
4. Bank BRI Marketing Event 2012
BRIZZI
Mengetahui,
Surakarta , Januari 2013
Ribut Budiyono
(M0408032)
36