Anda di halaman 1dari 13

PAPER

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


WILAYAH PADA KOTA MALANG
(DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH GEOGRAFI PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN WILAYAH)

DOSEN PENGAMPU:

Dr. NASRUDDIN, S.Pd., M.Sc

Dr. ROSALINA KUMALAWATI, M.Si

OLEH:

AFNI ZULAIKA PRATIWI 1610115120002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii


PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 3
A. KOTA MALANG ........................................................................................................ 3
B. PERKEMBANGAN KOTA MALANG ........................................................................... 5
KESIMPULAN .................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 11

ii
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara besar dengan kompleksitas yang dimiliki
membutuhkan adanya suatu perencanaan ruang yang matang dan
terkoordinasi dengan baik (Hariyanto & Tukidi, 2007). Perkembangan kota-
kota di Indonesia dewasa ini dicirikan oleh terbatasnya ketersediaan dan
daya tampung lahan untuk pembangunan yang diakibatkan oleh
pertumbuhan dan distribusi penduduk (Samli, 2012). Disamping semakin
meningkatnya kegiatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat kota yang
tercermin dalam bentuk perluasan ruang kota meningkat pula. Untuk itu,
ketersediaan dan daya tampung lahan serta jumlah dan distribusi penduduk
kota menjadi aspek-aspek yang sangat penting dan mutlak untuk
diperhatikan dalam perencanaan dan pengembangan kota (Samli, 2012).

Konsep pengembangan wilayah dan penataan ruang yang begitu


banyak, perlu dipadukan dalam implementasinya mengingat keragaman
potensi fisik, sosial, ekonomi, dan budaya. Pada bagian
selanjutnya,dipaparkan isu-isu strategi penyelenggaraan penataan ruang di
Indonesia kaitanya dengan pelaksanaan otonomi daerah (Hariyanto &
Tukidi, 2007).

Perkembangan penduduk perkotaan yang cukup pesat diikuti oleh


perkembangan jenis dan intensitas kegiatan dengan segala fasilitasnya juga
berpengaruh dalam merubah wujud fisik kota dengan cepat. Demikian pula
dengan tuntutan kegiatan dan pengadaan prasarana dan fasilitas wilayah
yang melampaui daya dukung lahan serta tidak menghiraukan kesesuaian
lahannya, maka timbul problem lingkungan.

Dalam upaya pembangunan wilayah, masalah yang terpenting yang


menjadi perhatian para ahli ekonomi dan perencanaan wilayah adalah
menyangkut proses pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan
(Sirojuzilam, 2007). Kota dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini
sangat penting sebab wilayah perkotaan mempunyai fungsi yang dominan

1
dalam kehidupan masyarakat. Pentingnya kota karena merupakan wadah
konsentrasi permukiman penduduk serta berbagai kegiatan ekonomi dan
sosial karena kota merupakan pintu gerbang masuknya segala pengaruh dan
kemajuan yang berasal dari luar seperti ilmu pengetahuan, teknologi dan
sebagainya (Samli, 2012).

B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan pemaparan latar belakang, maka permasalahan yang
ingin dibahas adalah apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan
wilayah di Kota Malang?

2
PEMBAHASAN

A. KOTA MALANG

Gambar 1 Peta Administrasi Kota Malang

3
Malang sebagai salah satu daerah tujuan wisata menarik di Jawa Timur
dan terletak 90km sebelah selatan dari Kota Surabaya merupakan salah satu
tempat yang menarik untuk dikunjungi dan kota ini memiliki perkembangan
kota yang bagus dari segala sisi. Secara astronomis Malang terletak antara
112°17’10” – 112°57’00” BT dan 07°44’55” – 08°27’35” LS. Iklim Kota
Malang beriklim tropis. Menurut kondisi iklim Kota Malang selama tahun
2016 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,4 °C — 24,3 °C,
sedangkan suhu maksimum mencapai 30,2 °C dan suhu minimum 16,5 °C.
Pembagian administratif Kota Malang terdiri atas 5 kecamatan, yaitu:
1. Kedungkandang
2. Sukun
3. Klojen
4. Blimbing
5. Lowokwaru
Visi Kota Malang adalah “KOTA MALANG BERMARTABAT”.
Hakekat Bermartabat yaitu Perwujudan dan Implementasi dari Kewajiban
dan Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah, Kepada Masyarakat yang
Dipimpin. Bermartabat Merujuk Pada Sebuah Nilai Harga Diri
Kemanusiaan, yang Memiliki Arti Kemuliaan. Baldatun Thoyibatun Wa
Robbun Ghofur yaitu Tercipta Situasi, Kondisi, Tatanan Dan Karakter Yang
Mulia Bagi Kota Malang Beserta Segenap Masyarakatnya. Kemudian untuk
Misi nya terdapat beberapa poin yaitu:
 Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, kesehatan dan layanan
dasar lainnya bagi semua warga.
 Mewujudkan kota produktif dan berdaya saing berbasis ekonomi
kreatif, keberlanjutan dan keterpaduan.
 Mewujudkan kota yang rukun dan toleran berazaskan keberagaman dan
keberpihakan terhadap masyarakat rentan dan gender.
 Memastikan kepuasan masyarakat atas layanan pemerintah yang tertib
hukum, profesional dan akuntabel.
Jumlah penduduk Kota Malang adalah 895.387 jiwa pada tahun 2017.
Dengan luas Kota Malang yang mencapai 145,28 km2, kepadatan penduduk

4
Kota Malang mencapai 6.200 jiwa/km2. Malang merupakan kota ke-21
terbesar di Indonesia dan merupakan kota ke-18 terpadat se-Indonesia.
Sebagian besar adalah suku Jawa, serta sejumlah suku-suku minoritas
seperti Madura, Arab, dan Tionghoa. Agama mayoritas adalah Islam, diikuti
dengan Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu. Bahasa Jawa
dengan dialek Jawa Timuran adalah bahasa sehari-hari masyarakat Malang.

B. PERKEMBANGAN KOTA MALANG

Gambar 2 Peta Administrasi Kota Malang


Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya,
Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya
administrasi kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan
sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan
diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya Ijen Boullevard
dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-
keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi
harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang
memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan
seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang
pernah bermukim di sana.

5
Gambar 3 Kota Malang Zaman Belanda
Pada tahun 1879, di kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak
itu kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan
masyarakat pun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan
berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah
yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan
mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi
perumahan dan industri. Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi
terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di
luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat
terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan
liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di
sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang
dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi
perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi
dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus
meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu
diabaikan.
Memiliki lahan yang tidak begitu luas bukan menjadi hambatan bagi
Kota Malang untuk terus melakukan pembangunan dari segala lini hingga
kini menjadi daerah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Dilihat
dari segi pembangunan seperti infrastruktur, ekonomi, pendidikan hingga
layanan publik tidak kalah dengan daerah lainnya.

6
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Malang
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat makro, sebagai pedoman
pelaksanaan pembangunan daerah guna mewujudkan visi, misi, dan arah
pembangunan jangka panjang sesuai dengan kewenangan pemerintah kota.
RPJPD digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan penyusunan pembangunan
tahunan kota.
Keberadaan rencana pembangunan kota Malang tidak dapat dipungkiri
harus menjadi bagian dari kehidupan kota Malang itu sendiri. Untuk
Terwujudnya kota Malang yang mandiri, berbudaya, sejahtera dan
berwawasan lingkungan yang saat ini merupakan visi dari pembangunan
daerah kota Malang, perlu diteruskan hasil-hasil pembangunan yang sudah
dicapai. Permasalahan yang sedang dihadapi dan tantangannya ke depan ke
dalam suatu konsep pembangunan jangka panjang yang mencakup berbagai
aspek penting kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan daerah, akan
menuntun proses menuju tatanan kehidupan masyarakat dan taraf
pembangunan yang hendak dicapai.
RPJPD kota Malang dapat dilihat sebagai dokumen rencana yang
mencoba untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan perkembangan
kecenderungan dan perubahan dari berbagai faktor eksternal dan internal di
masa depan; memperkirakan pengaruhnya terhadap pengembangan daerah
kota Malang masa depan; mencoba memproyeksikan arah perjalanan
pembangunan daerah kota Malang hingga 14 tahun ke depan untuk
mengantisipasi tantangan dan peluang yang akan dihadapi dan;
merumuskan arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah Kota Malang
untuk memanfaatkan peluang seoptimal mungkin dan mengatasi kendala
dan ketidakpastian seefektif mungkin.
Wali Kota Malang—H. Moch Anton membedah berbagai upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah dalam kurun waktu beberapa tahun
terakhir, ia menjelaskan, fondasi dasar untuk mencapai suksesnya
pembangunan adalah terciptanya kondusifitas di dalam masyarakat. Hal itu
dibuktikan oleh Kota Malang yang dinobatkan sebagai kota paling kondusif

7
di Indonesia oleh pemerintah pusat. Prestasi yang sudah berhasil diraih Kota
Malang seperti meningkatnya angka prosentase perekonomian menjadi 5,6
persen diatas prosentase Jawa Timur, menekan angka inflasi hingga
menurunkan angka kemiskinan menjadi hanya 4 persen dari total penduduk
di Kota Malang.

Gambar 4 Kota Malang Sekarang


Pembangunan infrastruktur yang paling banyak dirasakan masyarakat
adalah perubahan wajah kota yang semakin indah seiring pembangunan
massif berbagai taman kota dengan skema non-APBD atau melalui dana
Corporate Social Responsibility (CSR). Pembangunan kampung tematik di
beberapa kawasan juga menjadi program yang kini banyak dirujuk
pemerintah daerah lainnya di Indonesia bahkan hingga level internasional.
Sebut saja inovasi di Kampung Glintung Go Green (3G) yang berhasil
membawa Kota Malang menembus Top 15 dari ratusan kota di dunia pada
saat gelaran inovasi kota dunia di Guangzhou hingga Kampung Warna-
warni dan Kampung Tridi yang kini namanya sudah banyak dikenal hingga
seantero nusantara. Beberapa gelar yang disandang oleh Kota Malang yaitu
sebagai berikut:
1. Paris Van Java
Karena iklimnya yang sejuk dan suasana kotanya yang indah
2. Kota Pesiar
Kondisi alam yang elok menawan, bersih, sejuk, tenang dan fasilitas
wisata yang memadai merupakan ciri-ciri sebuah kota tempat berlibur

8
3. Kota Pendidikan
Situasi kota yang tenang, penduduknya ramah, harga makanan yang
relatif murah dan fasilitas pendidikan yang memadai sangat cocok
untuk belajar/menempuh pendidikan.
4. Kota Peristirahatan
Suasana Kota yang damai sangat sesuai untuk beristirahan, terutama
bagi orang dari luar kota Malang, baik sebagai turis maupun dalam
rangka mengunjungi keluarga/famili.
5. Kota Sejarah
Sebagai kota yang menyimpan misteri embrio tumbuhnya kerajaan-
kerajaan besar, seperti Singosari, Kediri, Mojopahit, Demak dan
Mataram. Di Kota Malang juga terukir awal kemerdekaan Republik
bahkan Kota Malang tercatat masuk nominasi akan dijadikan Ibukota
Negara Republik Indonesia.
6. Kota Militer
Terpilih sebagai kota Kesatrian. Di Kota Malang ini didirikan tempat
pelatihan militer, asrama dan mess perwira disekitar lapangan
Rampal, dan pada jaman Jepang dibangun lapangan terbang Sundeng
di kawasan Perumnas sekarang.
7. Kota Bunga

9
KESIMPULAN
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah pada Kota
Malang antara lain, yaitu:

1. Sumber Daya Alam


Pengelolaan sumber daya alam yang optimal akan meningkatkan kegiatan
ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah.
2. Sumber Daya Manusia
Kualitas dan kuantitas manusia sangat penting untuk mengelola suatu daerah.
Produktifitas manusia yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah dan menjadi pusat pertumbuhan.
3. Kondisi Fisiografis
Perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi fisiografi. Dataran
rendah berpotensi untuk menyediakan jaringan transportasi yang strategis.
Kondisi tersebut mendorong adanya arus distribusi barang dan jasa sehingga
pertumbuhan wilayah akan semakin cepat.
4. Fasilitas Penunjang
Wilayah yang punya fasilitas lengkap seperti jalan, transportasi umum, pusat
niaga, pemukiman, jaringan listrik dan lainnya akan berpeluang cepat
menjadi pusat pertumbuhan. Fasilitas tersebut merupakan modal utama dalam
membangun sebuah daerah yang pesat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hariyanto, & Tukidi. (2007). Konsep Pengembangan Wilayah dan Penataan


Ruang Indonesiadi Era Otonomi Daerah. Geografi, 4(1), 1–10.
Samli, A. (2012). Analisis Pengembangan Kota Berdasarkan Kondisi Fisik
Wilayah Kota Masohi Ibukota Kabupaten Maluku Tengah. Plano Madani,
I(1), 74–85.
Sirojuzilam. (2007). Perencanaan Tata Ruang dan Perencanaan Wilayah (Spatial
Planning and Regional Planning ) Sirojuzilam. Perencanaan Dan
Pengembangan Wilayah, 2(3), 142–149.
Pemerintah Kota Malang. https://malangkota.go.id/ (15 Mei 2019)

11

Anda mungkin juga menyukai