Purwono Sungkowo Raharjo: Perlindunganhukumterhadap Pekerja Berkaitan
Purwono Sungkowo Raharjo: Perlindunganhukumterhadap Pekerja Berkaitan
PENDAHULUAN
Salahsatu masalah ketenagakerjaan yang beberapa tahunterakhir ini
mencuat akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan adalah banyaknya
terjadi pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja oleh pengusaha, bahkan
sampai menimbulkan perselisihan industrial yang berlarut-larut dan
terjadinya unjuk rasa/ pemogokan oleh pekerja. Sebagai contoh, baru-baru
ini terhadap karyawan PTDirgantara Indonesia yang di PHK dengan alasan
kondfsi keuangan perusahaan yang minus, sehingga dilakukan tindakan
efisiensi dengan merumahkan karyawan yang kemudian memicu karyawan
untuk menuntut penyelesaian yang bersifat adil (Solopos, 6 November
2003). Demikian juga pernyataan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Jacob Nuwawea, pada acara proyeksi kerja Depnakertrans 2004 yang
menyatakan bahwa selama tahun 2003 tercatat 154.450 tenaga kerja yang di
PHK dan jumlah itu meningkat 24 persen dibanding tahun sebelumnya
(Solopos, 10 Januari 2004).
Sebenarnya pemutusan hubungan kerja perlu dihindari, karena akan
merugikan semua pihak baik pekerja, pengusaha bahkan masyarakat.
Menurut Yunus Shammad, kerugian tersebut adalah:
a. Bagi pekerja, pemutusan hubungan kerja merupakan permulaan
kesengsaraan bagi hidupnya serta keluarganya, karena dengan adanya
PHK berarti pekerja kehilangan mata pencahariannya dan permulaan
Yustixia EtBn Nomor 65April - Juni 2004 Perimdtmgan Hukum Terhadap Pekerja— 859