Jig Drilling
Jig Drilling
PENDAHULUAN
1
ini penulis akan menjelaskan tentang jig dan fixture serta bagian – bagian lain
yang berhubungan dengan perencanaan jig dan fixture.
2
BAB III Analisa Perhitungan
Menguraikan tentang perhitungan gaya yang timbul akibat dari
tegangan benda kerja terhadap jig yang menjepit benda kerja
tersebut.
BAB IV Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
Lampiran
3
BAB II
DASAR TEORI
4
2.2 MANFAAT PENGGUNAAN JIG DAN FIXTURE
Aspek Ekonomi:
Sebelum jig & fixture dibuat, perlu sekali dilakukan kajian dari sisi
ekonomi, karena hasil akhir dari penggunaan jig & fixture tidak lain adalah
keuntungan secara ekonomi.
5
a) Tuntutan Fungsi
b) Tuntutan Penanganan/Pengoperasian
c) Tuntutan Ekonomi
d) Tuntutan Konstruksi
6
Penggunaan elemen yang lepas pasang mempertimbangkan
waktu penanganan.
Elemen yang lepas pasang harus diikat agar tidak jatuh atau
hilang.
e) Tuntutan Keamanan
7
1) Peletakan Benda Kerja (Location)
2) Pencekaman (Clamping)
3) Penanganan (Handling)
4) Kelonggaran (Clearance)
8
5) Kekakuan / Stabilitas (Rigidity / Stability)
6) Bahan (Material)
7) Toleransi (Tolerance)
Jig bias dibagi atas 2 kelas : jig gurdi dan jig bor. Jig bor digunakan
untuk mengebor lobang yang besar untuk digurdi. Jig gurdi digunakan untuk
menggurdi (drilling), meluaskan lobang (reaming), mengetap, chamfer,
counterbore, reverse spotface atau reverse countersink . Jig dasar umumnya
9
hampir sama untuk setiap operasi pemesinan, perbedaannya hanya dalam
ukuran dan bushing yang digunakan.
10
Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu tipe terbuka dan tipe
tertutup. Jig terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja
dimesin pada hanya satu sisi. Jig tertutup atau kotak digunakan untuk
komponen yang dimesin lebih dari satu sisi.
Jig template adalah jig yang digunakan untuk keperluan akurasi. Jig
tipe ini terpasang diatas, pada atau didalam benda kerja dan tidak diklem
(gambar 2.4). Template bentuknya paling sederhana dan tidak mahal. Jig
jenis ini bisa mempunyai bushing atau tidak.
11
Jig plate kadang-kadang dilengkapi dengan kaki untuk menaikkan
benda kerja dari meja terutama untuk benda kerja yang besar. Jig jenis ini
disebut jig table/meja (gambar 2.6).
Jig sandwich adalah bentuk jig plate dengan pelat bawah. Jig jenis
ini ideal untuk komponen yang tipis atau lunak yang mungkin bengkok atau
terlipat pada jig jenis lain (gambar 2.7).
12
Jig angle plate (pelat sudut) digunakan untuk memegang komponen
yang dimesin pada sudut tegak lurus terhadap mounting locatornya (dudukan
locator) yaitu dudukan untuk alat penepatan posisi benda kerja. Gambar 2.8
adalah jig jenis ini. Modifikasi jig jenisini dimana sudut pegangnya bisa
selain 90 derjat disebut jig pelat sudut modifikasi dan diperlihatkan oleh
gambar 2.9.
Jig Channel adalah bentuk paling sederhana dari jig kotak (gambar
2.11). Komponen dipegang diantara dua sisi dan dimesin dari sisi ketiga.
13
Gambar 2.10 Jig kotak atau tumble
Jig daun (leaf) adalah jig kotak dengan engsel daun untuk
kemudahan pemuatan dan pelepasan (gambar 2. 12). Jig daun biasanya lebih
kecil dari jig kotak.
14
Jig indexing digunakan untuk meluaskan lobang atau daerah yang
dimesin lainnya disekeliling komponen (gambar 2.13). Untuk melakukan ini,
jig menggunakan komponen sendiri atau pelat referensi dan sebuah plunger.
Jig indexing yang besar disebut juga jig rotary.
Jig Trunnion adalah jenis jig rotary untuk komponen yang besar atau
bentuknya aneh (gambar 2. 14). Komponen pertama-tama diletakkan didalam
kotak pembawa dan kemudian dipasang pada trunnion.
15
Jig pompa adalah jig komersial yang mesti disesuaikan oleh pengguna
(gambar 2.15). Pelat yang diaktifkan oleh tuas membuat alat ini bisa memasang
dan membongkar benda kerja dengan cepat.
16
2.6 JENIS – JENIS FIXTURE
17
Fixture pelat sudut adalah variasi dari fixture pelat (gambar 2.18).
Dengan fixture jenis ini, komponen biasanya dimesin pada sudut tegak lurus
terhadap locatornya. Jika sudutnya selain 90 derjat, fixture pelat sudut yang
dimodifikasi bisa digunakan (gambar 2.19).
18
Fixture vise-jaw, digunakan untuk pemesinan komponen kecil
(gambar 2.20). Dengan alat ini, vise jaw standar digantikan dengan jaw yang
dibentuk sesuai dengan bentuk komponen.
19
(gambar 2.23). Mesin tersebut bisa memasang dan melepaskan benda kerja
ketika pekerjaan pemesinan berjalan. Misal, ketika pekerjaan pemesinan
selesai pada stasiun 1, perkakas berputar dan siklus diulang pada stasiun 2.
Pada saat yang sama benda kerja dilepaskan pada stasiun 1 dan benda kerja
yang baru dipasang.
20
2.7 Bushing
Bushing adalah alat bantu yang digunakan dalam pengerjaan logam
pada jig, yaitu untuk memandu alat pemotong, bor, atau alat-alat lain yang
biasa digunakan dalam bushing bor termasuk counterbores, countersinks dan
reamers. Bushing dirancang untuk membimbing, posisi, dan mendukung
pahat supaya presisi dalam proses machiningnya.
Bushing Tekan cocok tersedia dalam dua tipe dengan liners atau
tanpa ( memakai bushing). Bushing Liner, kadang - kadang
disebut menguasai ring , dipasang secara permanen ke jig dan menerima
liners yang dapat dengan mudah diganti. Press fit bushing digunakan
dalam aplikasi jangka pendek atau dalam aplikasi di mana toleransi pada
lokasi lubang begitu ketat sehingga tidak dapat memfasilitasi penggunaan
bushing kapal.
21
Renewable Wearing Bushing ( Bushing yang dapat dibaharui )
22
2.8 Clamping
Posisi Klem :
23
Gaya Pemotongan
Gaya Pencekaman
24
JENIS KLEM
Strap Clamp
Screw clamp
25
Power clamping
Toogle Clamp
Gaya manual.
Tenaga hydraulic.
26
2.9 Threaded Fastener (Sambungan baut)
Gambar 2.34 Konstruksi sambungan baut (a) baut-mur, (b) sambungan cap
screw, (c) sambungan stud.
27
Variasi mur (nut) juga sangat banyak variasinya untuk memenuhi
berbagai fungsi khusus. Gambar 2.35 menunjukkan beberapa tipe mur
standar. Washer adalah ring datar yang biasanya digunakan pada sambungan
baut mur. Fungsinya adalah untuk memperluas bidang kontak antara mur
dengan elemen yang disambung. Teknologi pembuatan atau manufacturing
baut-mur saat ini umumnya dilakukan dengan proses machining, rolling, dan
head forming.
28
2.10 Rumus Perhitungan
Perencanaan Bushing
Bahan : FC 35
Tinggi : 18 mm
Perencanaan Baut
Beban rencana :
W = fc x Wo
Fc = Faktor koreksi
29
Diameter inti yang diperlukan ( d1 )
4 W
d1 ≥
a
Keterangan :
d1 = diameter inti ( mm )
W = beban rencana ( kg )
W
Z ≥
d 2 h qa
Keterangan :
Z = Jumlah ulir ( mm )
W = Beban rencana ( kg )
D2 = Diameter efektif ( mm )
H = Tinggi kaitan ( mm )
qa = Tekanan permukaan yang diizinkan ≈ 3 kg/mm2
Tinggi mur ( H )
H = ZxP
Jumlah ulir mur ( Z )
H
Z=
P
Keterangan :
H = Tinggi mur ( mm )
Z = Jumlah ulir ( mm )
P = Jarak bagi ( mm )
30
Tegangan geser
31
BAB III
ANALISA PERENCANAAN
32
3.2 Perencanaan Baut
Wo = 300 kg
Faktor koreksi ( fc )
Dalam merencanakan suatu alat produksi perlu dipertimbangkan
berbagai macam facam faktor keamanan. Sehingga koreksi pertama dapat
diambil sebagai acuan.
Faktor koreksi ( fc ) = 0,8 – 1,2
Diambil angka 1,2 supaya didapat beban rencana lebih besar dari pada
beban yang terjadi, sehingga keamanan lebih terjaga.
Beban rencana ( W )
W = Wo x fc
= 300 x 1,2
= 360 kg
Bahan baut
Bahan baut direncanakan dari besi cor jenis FC 25 dengan spesifikasi
sebagi berikut :
Kekuatan tarik σb = 25 kg/mm2
Tegangan tarik yang diizinkan σa = 4,8 kg/mm2
Faktor keamanan ( Sf ) = 8
33
Diameter inti yang diperlukan ( d1 )
4 W
d1
a
4 360
d1
4,8
Bahan mur
Bahan mur dari besi cor jenis FC 25 dengan spesifikasi sebagi berikut :
Kekuatan tarik σb = 25 kg/mm2
Tegangan geser yang diizinkan τa = 3 kg/mm2
Tekanan permukaan yang diizinkan qa = 3 kg/mm2
34
Jumlah ulir yang diperlukan ( z )
W
Z ≥
d 2 h qa
360
Z ≥
10,863 0,947 3
360
Z ≥
96,955
Z ≥ 3,71 ≈ 4
Tinggi mur ( H )
H = ZxP
= 4 x 1,75
= 7 mm
Tegangan geser
35
360
=
186,683
= 1,93 kg/mm2
= 1,82 kg/mm2
dimana : b = 40 mm = 4 cm
h = 60 mm = 6 cm
36
maka :
1
I= x h x b3
2
1
= x 6 x 43
2
= 32 cm4
dimana : b = 25 mm = 2,5 cm
h = 30 mm = 3,0 cm
maka :
1
I= x h x b3
2
1
= x 3 x 2,53
2
= 3,91 cm4
= 28,09 cm4
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dari perencanaan pembuatan jig drilling yang mencakup tentang
semua komponen tersebut, penulis akan memberikan beberapa saran yaitu :
1. Dalam perhitungan ukuran, ketepatan posisi dari tiap-tiap komponen harus
diperhatikan dengan cermat dan teliti.
2. Dalam perancangan harus mempertimbangkan efisiansi dari pemasangan
serta pelepasan benda kerja pada jig tersebut.
3. Harus diperhatikan tentang umur sampai berapa lama jig drilling yang
dibuat tetap bisa digunakan.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
40