Askep KLP Abortus
Askep KLP Abortus
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan dan yang
paling sering terjadi adalah abortus. Abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan
yaitu abortus spontan, abortus buatan , dan abortus terapeutik. Abortus spontan karena
kualitas sel telur dan sel sperma yang kurang baik untuk berkembang menjadi janin.
Frekuensi ini dapat mencapai angka 50% jika diperhitungkan banyaknya wanita
diperkirakan ada 5 juta kehamilan pertahun dengan demikian setiap tahun terdapat
Abortus terjadi pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu, janin dikeluarkan
seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada
1
tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan. Pada kehamilan diatas 14
minggu, setelah ketuban pecah janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk
masyarakat masih merupakan suatu tindakan yang masih dipandang sebelah mata.
Oleh karena itu, pandangan yang ada didalam masyarakat tidak boleh sama dengan
pandangan yang dimiliki oleh tenaga kesehatan, dalam hal ini adalah perawat setelah
yang tepat untuk klien harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
i. Mengetahui dan memahami discharge planning
abortus.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
keperawatan pada ibu hamil dengan kejadian abortus sehingga dapat menambah
ibu hamil dengan kejadian abortus dirumah sakit sehingga dapat menetapkan
prosedur tetap mengenai model asuhan keperawatan yang tepat pada ibu dengan
permasalahan abortus.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. . Definisi
janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia 16
minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-1000 gram, tetapi jika terdapat fetus
hidup dibawah 400 gram itu dianggap keajaiban karena semakin tinggi BB anak
waktu lahir makin besar kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2012).
B. Klasifikasi
alamiah dan dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau pun medisinalis.
4
C. Etiologi
yang menyebabkan kematian fetus yaitu faktor ovum itu sendiri, faktor ibu, dan faktor
uterus bikornis, dll). Kelainan letak dari uterus dalam menanti nidas dari ovum
dll. dapat juga dari keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dll. Juga terdapat
pada ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat,
anemia gravis. serta ibu yang mengalami malnutrisi, avitaminosis, dan gangguan
5. Antagonis Rhesus yang berasal dari darah ibu yang melalui plasenta, merusak
darah fetus, sehingga menjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya
fetus.
5
D. Manifestasi Klinis
berikut:
dengan adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk mengeluarkan
hasil konsepsi. Ostium bisa ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak dapat
dipertahankan.
dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tinggal adalah desidua atau plasenta.
Gejala: Amenorea, sakit perut, mulas mulas, perdarahan sedikit/ banyak, dan
biasa berupa stolsel (darah beku), sudah ada fetus atau jaringan yang keluar,
tetapi jika perdarahan belum berhenti karena konsepsi belum keluar semua akan
5. Missed abortion adalah keadaan dimana janin yang telah mati masih berada di
dalam rahim sebelum berusia 20 minggu tetapi hasil konsepsi masih tertahan
dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. Dapat diketahui dengan USG.
E. Komplikasi Abortus
6
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi: Sering terjadi di waktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2 sampai 3
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
G. Penatalaksanaan
1. Abortus Imminens
penilaian jika perdarahan terjadi lagi. Jika perdarahan terus berlangsung, nilai
kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Jika perdarahan berlanjut, khususnya
ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan
7
2. Abortus insipien
a. Jika usia kehamilan kurang 16 Minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera berikan ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400
mcg peroral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu). Kemudian segera lakukan
b. Jika usia kehamilan lebih 16 Minggu, tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu
evaluasi sisa sisa hasil konsepsi. Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam
500 ml cairan intravena (garam fisiologik, atau larutan ringer laktat) dengan
3. Abortus inkomplit
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau Misoprostol 400 mcg per oral
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
Minggu, evaluasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi
vakum manual tidak tersedia. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri
Misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
c. Jika kehamilan lebih 16 Minggu, berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml
cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes
per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Jika perlu berikan misoprosol
200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
(maksimal 800 mcg). Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
8
4. Abortus komplit
c. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari
selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah. (Rustam Mochtar)
5. Abortu terapeutik
1) Kimiawi:
b. Mekanis
Histerektomi/ histerektomi.
9
7. Konstipasi.
I. Discharge Planning
5. Sampaikan informasi pada pasangan yang bersangkutan bahwa janin mati tak
janin.
6. Pemilihan cara persalinan apakah akan persalinan sungguh secara spontan atau
7. Induksi persalinan dapat dilakukan dengan misoprosol 100 sampai 200 ...2 dd 1
selama 2 hari.
8. Bila pasien menghendaki agar persalinan berlangsung secara spontan maka harus
10
J. Pathway
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Fluid Management
Fluid balance
Definisi : Penurunan cairan
Hydration Timbang
intravaskular, interstisial,
Nutritional status : popok/pembalut jika
dan/intraseluler. Ini mengacu pada
Food and Fluid Intake diperlukan
dehidrasi, kehilangan tanpa
Pertahankan catatan
perubahan pada natrium. Kriteria Hasil :
intake dan output yang
Mempertahankan akurat
Batasan Karakteristik :
urine output sesuai Monitor status hidrasi
12
Peningkatan konsentrasi urin Monitor status nutrisi
output
Faktor Yang Berhubungan
Dorong keluarga untuk
Kolaborasi dengan
dokter
Atur kemungkinan
transfusi
Persiapan untuk
transfusi
Hypovolemia
Management
output cairan
Pelihara IV line
13
Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
terhadap penambahan
cairan
Pemberian cairan IV
volume cairan
gagal ginjal
Activity Therapy
Energy conservation
Definisi : Ketidakcukupan energi
Activity tolerance Kolaborasikan dengan
psikologis atau fisiologis untuk
Self care : ADLs tenaga rehabilitasi
melanjutkan atau menyelesaikan
medik dalam
aktifitas kehidupan sehari-hari yang Kriteria Hasil :
merencanakan program
harus atau yang ingin dilakukan.
Berpartisipasi dalam terapi yang tepat
14
tekanan darah, nadi, aktivitas yang mampu
Respon tekanan darah abnormal
dan RR dilakukan
terhadap aktivitas
Mampu melakukan Bantu untuk memilih
Respon frekwensi jantung
aktifitas hari-hari aktifitas konsisten yang
abnormal terhadap aktivitas
(ADLs) secara sesuai dengan
Perubahan EKG yang
mandiri kemampuan fisik,
mencerminkan aritmia
Tanda-tanda vital psikologi, dan social
Perubahan EKG yang
normal Bantu untuk
mencerminkan iskemia
Energy psikomotor mengidentifikasi dan
Ketidaknyamanan setelah
Level kelemahan mendapatkan sumber
beraktifitas
Mampu berpindah : yang diperlukan untuk
Dyspnea setelah beraktifitas
Dengan atau tanpa aktifitas yang
Menyatakan merasa letih
bantuan alat diinginkan
Menyatakan merasa lemah
Status Bantu untuk
diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
15
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan
beraktivitas
mengembangkan
penguatan
spiritual.
Pain Management
Pain level
Definisi : Pengalaman sensori dan
Pain control Lakukan pengkajian
emosional yang tidak menyenangkan
Comfort level nyeri secara
yang muncul akibat kerusakan
komprehensif termasuk
jaringan yang aktual atau potensial Kriteria Hasil :
lokasi, karakteristik,
atau digambarkan dalam hal
Mampu mengontrol durasi, frekuensi,
kerusakan sedemikian rupa
nyeri (tahu penyebab kualitas dan faktor
(International Association for the
nyeri, mampu presipitasi
study if pain) : awitan yang tiba-tiba
menggunakan tehnik Observasi reaksi
atau lambat dari intensitas ringan
nonfarmakologi untuk nonverbal dari
hingga berat dengan akhir dapat
mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
16
diantisipasi atau diprediksi dan mencari bantuan) Gunakan teknik
17
hambatan proses berfikir, Kurangi faktor
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
tidak berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
18
Analgesic Administration
Tentukan, lokasi
karakteristik, kualitas,
sebelum pemberian
obat
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesic ketika
Satu
Tentukan pilihan
analgesik tergantung
Tentukan analgesik
19
pengobatan nyeri
secara teratur
pemberian analgesik
pertama kali
nyeri hebat
Evaluasi efektivitas
gejala
Infection Control
Immune status
Definisi : mengalami peningkatan (kontrol infeksi)
Knowledge : Infection
resiko terserang organisme patogenik
control Bersihkan lingkungan
Faktor-Faktor Resiko :
Risk control setelah dipakai pasien
Penyakit kronis :
lain
Kriteria Hasil :
Diabetes mellitus Pertahankan teknik
20
Pertahanan tubuh primer yang tidak mempengaruhi serta mencuci tangan saat
Menunjukkan berkunjung
Gangguan peristalsis
kemampuan untuk meninggalkan pasien
Kerusakan integritas kulit
mencegah timbulnya Gunakan sabun
(pemasangan kateter intravena,
infeksi antimikrobia untuk
prosedur invasif)
Jumlah leukosit dalam mencuci tangan
Perubahan sekresi pH
batas normal Cuci tangan setiap
Penurunan kerja siliaris
Menunjukkan sebelum dan sesudah
Pecah ketuban dini
perilaku hidup sehat tindakan keperawatan
Pecah ketuban lama
Gunakan baju, sarung
Merokok
tangan sebagai alat
Statis cairan tubuh
pelindung
Trauma jaringan (misalnya
Pertahankan
trauma destruksi jaringan)
lingkungan aseptik
selama pemasangan
alat
Ketidakadekuatan pertahanan
Ganti letak IV perifer
sekunder :
dan line central dan
21
Supresi respon inflamasi Tingkatkan intake
nutrisi
Vaksinasi tidak adekuat
Berikan terapi
Pemajanan terhadap pathogen
antibiotic bila perlu
lingkungan meningkat :
Infection protection
infeksi)
Prosedur invasif
Monitor tanda dan
Malnutrisi
gejala infeksi sistemik
dan lokal
Monitor hitung
granulosit, WBC
Monitor kerentangan
terhadap infeksi
Batasi pengujung
Sering pengunjung
terhadap penyakit
menular
Pertahankan teknik
yang beresiko
Pertahankan teknik
isolasi k/p
22
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
Dorong masukkan
Dorong masukkan
cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
sesuai resep
gejala infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Anxiety Reduction
Anxiety self-control
23
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau Anxiety level (penurunan kecemasan)
hidup kecemasan
24
Mengintai situasi yang
kecemasan
Afektif :
Dorong pasien untuk
Ketakutan persepsi
ketidakberdayaan
Peningkatan rasa
Bingung, menyesal
Khawatir
Fisiologis :
Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
Gemetar, tremor
25
Suara bergetar
Simpatik :
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Wajah merah
Jantung berdebar-debar
Peningkatan reflek
Peningkatan frekwensi
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi superfisial
Parasimpatik :
Nyeri abdomen
Sering berkemih
26
Anyang-anyangan
Kognitif :
Kesulitan berkonsentrasi
memecahkan masalah
Khawatir, melamun
lain
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
27
Herediter
Infeksi/kontaminan interpersonal
Penyalahgunaan zat
Syok Prevention
Syok prevention
Definisi : beresiko terhadap
Syok management Monitor status sirkulasi
ketidakcukupan aliran darah
BP, warna kulit, suhu
kejaringan tubuh, yang dapat Kriteria Hasil :
kulit, denyut jantung,
mengakibatkan disfungsi seluler yang
Nadi dalam batas HR, dan ritme, nadi
mengancam jiwa.
yang diharapkan perifer, dan kapiler
28
Frekuensi nafas dalam inadekuat oksigenasi
Hipotensi
batas yang diharapkan jaringan
Hipovolemia
Irama pernapasan Monitor suhu dan
Hipoksemia
dalam batas yang pernapasan
Hipoksia
diharapkan Monitor input dan
Infeksi
Natrium serum dalam output
Sepsis
batas normal Pantau nilai labor :
Sindrom respons inflamasi
Kalium serum dalam
sistemik HB, HT, AGD dan
batas normal
elektrolit
Klorida serum dalam
elevasi untuk
peningkatan preload
dengan tepat
29
Berikan vasodilator
yang tepat
syok
syok
Syok Management
Monitor fungsi
neurologis
Level)
input output
Monitor, sesuai
Memanfaatkan
30
untuk meningkatkan
akurasi pembacaan
jaringan oksigenasi
parameter
hemodinamik
tekanan kapiler
pulmonal/arteri)
pengiriman jaringan
oksigen (misalnya,
PaO2 kadar
hemoglobin SaO2,
tonometry lambung,
sesuai
pernafasan (misalnya,
rendah PaO2
31
peningkatan PaCO2
pernafasan)
Monitor nilai
laboratorium (misalnya,
Masukkan dan
memelihara besarnya
kobosanan akses IV
Constipation/Impaction
Bowel elimination
Definisi : penurunan pada frekwensi Management
Hydration
normal defekasi yang disertai oleh
Monitor tanda dan
kesulitan atau pengeluaran tidak Kriteria Hasil :
gejala konstipasi
lengkap feses/pengeluaran feses yang
Mempertahankan Monitor bising usus
kering, keras, dan banyak
bentuk feses lunak Monitor feses :
32
Nyeri tekan abdomen tanpa teraba indikator untuk peningkatan bising usus
33
Nyeri pada saat defekasi pecahnya usus/ adanya
dikontraindikasikan
Faktor Yang Berhubungan :
Evaluasi profil obat
Fungsional :
untuk efek samping
makanan
Psikologis : Anjurkan
34
pasien/keluarga untuk
Depresi, stress emosi
diet tinggi serat
Konfusi mental
Anjurkan
penghapusan manual
Ketidakseimbangan elektrolit
dari tinja, jika perlu
Kemoroid
Lepaskan impaksi tinja
Penyakit hirschsprung
secara manual, jika
Gangguan neurologist
perlu
Obesitas
Timbang pasien secara
Obstruksi pasca-bedah
teratur
35
Kehamilan Ajarkan pasien atau
Rektokel, tumor
Fisiologis :
Perubahan makanan
gastrointestinal
Dehidrasi
36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia 16
minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-1000 gram, tetapi jika terdapat fetus
hidup dibawah 400 gram itu dianggap keajaiban karena semakin tinggi BB anak
waktu lahir makin besar kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2012.
B. Saran
terus menggali atau mencari referensi dari sumber-sumber lain. Jika dalam penulisan
37