Anda di halaman 1dari 15

SP-TK (STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN)
Pertemuan : 1
Tanggal : 19 Mei 2015
Sp : 1 (BHSP)
A. Proses Keperawatan
 Kondisi
 Data Subyektif : Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan, mendengar
suara yang mengajaknya bercakap-cakap, dan mendengar suara menyuruh sesuatu yang
berbahaya.
 Data Obyektif : Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab,
mendekatkan telinga ke arah tertentu, dan menutup telinga.
 Diagnosis Keperawatan
Gangguan sensori presepsi : Halusinasi Pendengaran
 Tujuan Umum
Klien memiliki konsep diri yang positif
 Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
 Kriteria Hasil
Setelah 1x interaksi, klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa
senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab
salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah
yang dihadapi.
 Rencana Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip :
- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
- Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menapati janji
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
- Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
b. Beri kesempatan klien untuk menngungkapkan perasaanya
c. Dengarkan ungkapan klien dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

B. Strategi Komunikasi
1. Fase orientasi
 Salam Terapeutik
Perawat : Assalamualaikum.. Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya(..). Saya mahasiswa dari
AKPER DIAN HUSADA MOJOKERTO.Kalau mbk namanya siapa? Mbk senangnya
dipanggil apa?Mbk,disini saya akan merawat mbak selama 1minggu ke depan.
 Evaluasi
Perawat : baik mbk,disini kita akan berbincang-bincang, kalau boleh tau kenapa mbk bisa sampai
dirawat disini?
 Kontrak
 Topik
Perawat :“kita sekarang akan membahas tentang suara-suara yang selama ini mengganggu
mbk.dan bagaimana mbk bisa dibawa kesini?”.
 Waktu
Perawat : “Mbak menginginkan berapa lama membicarakan ini? ”.
 Tempat
Perawat : “menurut mbk enaknya kita ngobrol dimana? bagaimana kalau disini saja”.
2. Fase kerja
Perawat :“mbk sekarang dirawat disini,dan saya akan merawat mbk selama 1minggu ini mbk
asalnya dari mana? Apa yang mbk rasakan sekarang?saya mengerti yang mbk rasakan
sekarang, namun alangkah baiknya jika mbk ada yang sedang dirasakan diungkapkan
saja pda orang lain,jadi mbak tidak memendam sendiri. Mbak tinggal dengan siapa
dirumah?”
3. Fase terminasi
 Evaluasi subyektif
Perawat :”bagaimana perasaan mbk sekarang setelah menceritakan apa yang telah mbk rasakan
saat ini?”
 Evaluasi obyektif
Perawat :”tadi mbk sudah berkenalan dengan saya, apakah mbk masih ingat dengan nama saya
mbk?
 RTL
Perawat :“mbk jika mengalami kesulitan atau ada sesuatu yang ingin ditanyakan bisa memanggil
saya.”
 Kontrak
 Topik
Perawat : “ besok kita akan membicarakan tentang mengenal halusinasi ya mbk?”
 Waktu
Perawat :” untuk besok kita akan ketemu lagi dijam yang sama ya mbk?”
 Tempat
Perawat :” mbk besok menginginkan berbicara di mana? Di taman ataukah tetap disini saja?”

SPTK (STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN)


Pertemuan : 2
Tanggal : 20 Mei 2015
SP : 2 (Klien dapat mengenal halusinasinya)
A. Proses Keperawatan
 Kondisi
 Data Subyektif : Klien mengatakan mendengar suara menyuruh melkukan sesuatu yang
berbahaya
 Data Obyektif : Klien tetap berdiam diri,namun sudah mulai ada kontak mata jika diajak
berbicara.
 Diagnosis
Gangguan sensori presepsi: Halusinasi Pendengaran.
 Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
 Tujuan Khusus
Klien dapat mengenal halusinasinya.
 Kriteria hasil
Setelah 1x interaksi klien dapat menyebutkan:
a. Isi
b. Waktu
c. Frekuensi
d. Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi
Setelah 1x interaksi klien menyatakan dan responnya saat mengalami halusinasi:
o Marah
o Takut
o Sedih
o senang
C. Rencana tindakan keperawatan
a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.
b. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap),
jika menemukan klien yang sedang halusinasi: bicara dan tertawa tanpa stimulus,
memandang kekanan atau kekiri/kedepan seolah-olah ada teman bicara
c. Bantu klien mengenal halusinasinya
- Jika menemukan klien sedang halusinasi, tanyakan apakah ada bisikan yang didengar/
melihat bayangan yang tanpa wujud atau merasakan sesuatu yang tidak ada wujudnya
- Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dialaminya
- Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,namun perawat sendiri
tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)
- Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien
- katakan bahwa perawat akan membantu klien
d. Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman haluinasi,
diskusikan dengan klien:
- Isi,waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,siang,sore,malam atau sering dan
kadang-kadang)
- Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah/takut,sedih,senang,bingung) beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
f. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut.
g. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase orientasi
 Salam Terapeutik
Perawat :” Assalamualaikum.. Selamat pagi mbak, “
 Evaluasi
Perawat : “bagaimana mbk masih ingat dengan saya?”
 Kontrak
 Topik
Perawat : “sesuai dengan perjanjian kita kemarin,sekarang kita akan membahas tentang mengenal
halusinasi,ya mbk?”.
 Waktu
Perawat : “mbk kita akan membicarakan hal ini sekitar 15 menit, mbk bersedia kan?”.
 Tempat
Perawat : “sesuai kontrak kemain, mbk mengingkan berbicara ditaman,benarkan mbk?”.
2. Fase kerja
Perawat :“ apakah mbk mendengar suara-suara yang aneh atau seperti bisikan-bisikan aneh?”
biasanya suara yang bagaimana yang anda dengar? dan apakah mbk pernah melihat
bayangan yang tanpa wujud atau tidak ada wujudnya?”saya belum pernah mengalami
hal tersebut, tapi saya bisa merasakan apa yang mbk rasakan?”disini juga ada yang
mengalami hal seperti mbk, jadi mbk tidak usah merasa khawatir atas suara-suara atau
bayangan yang aneh-aneh tadi mbk. saya akan bersedia untuk membantu mbk, jika mbk
mengalami kejadian-kejadian seperti itu. ”kapan biasanya mbk mendengarkan suara-
suara aneh atau bayangan yang aneh?” dan sering apa tidak? pada situasi bagaimana
suara-suara atau bayangan itu muncul mbk? dan pada kondisi yang bagaimana suara
serta bayangan itu hilang?”bagaimana perasaan mbk mendengar suara serta melihat
bayangan yang aneh? apakah mbk merasa takut,sedih marah atau bagaimana?”dan apa
yang mbk lakukan? saya mengerti perasaan mbk, tapi jangan terlalu menikmati
bayangan yang mbk lihat.karena bisa mempengarui pikiran mbk.”

3. Fase terminasi
 Evaluasi subyektif
Perawat :”bagaimana perasaan mbk setelah menceritakan apa yang telah mbk rasakan?”
 Evaluasi obyektif
Perawat :”tadi saya sudah membahas tentang mengenal halusinasi, apakah mbk masih ingat
tentang apa yang kita bicarakan tadi?”
 RTL
Perawat :“mbk jika mengalami kesulitan atau ada sesuatu yang ingin ditanyakan bisa memanggil
saya.”
 Kontrak
 Topik
Perawat : “ besok kita akan membicarakan tentang cara mengontrol halusinasi?”
 Waktu
Perawat :” besok kita akan bertemu lagi mbk,mbk inginnya jam berapa?”
 Tempat
Perawat :”mbk mau berbicara ditempat mana?”
SPTK (STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN)
Pertemuan : 3
Tanggal : 21 Mei 2015
SP : 3 (Klien dapat mengontrol halusinasinya)
A. Proses Keperawatan
 Kondisi
Klien sudah tidak mendengar suara-suara lagi. Pada saat diajak bicara oleh perawat,
klien tidak tertawa sendiri.
 Diagnosis
Halusinasi Pendengaran
 Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
 TUK
Klien dapat mengontrol halusinasinya
 Kriteria hasil
- Setelah 1x interaksi klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk
mengendalikan halusinasinya.
- Setelah 1x interaksi klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi.
- Setelah 1x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi
halusinasinya (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)
- Setelah 1x interaksi klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan
halusinasinya.
- Setelah 1x pertemuan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok.
 Rencana Tindakan Keperawatan
a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur,
marah, menyibukkan diri, dll ).
b. Diskusikan cara yang digunakan klien
o Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
o Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut
c. Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi :
o Menghardik halusinasi :katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata(“saya tidak mau
dengar/lihat/penghidu/raba/kecap pada saat halusinasi terjadi)
o Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan tentang
halusinasinya/bercakap-cakap
o Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari yang telah disusun
o Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat untuk mengendalikan
halusinasi
d. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya
e. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian
f. Anjurkan dan ikut sertakan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, stimulasi
persepsi/orientasi realita.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
 Salam Terapeutik
Perawat :“Assalamualaikum, selamat pagi mbak ?
 Evaluasi/validasi
Perawat :”Gimana keadaan mbak saat ini?Apakah mbak masih mendengar atau melihat
suara-suara yang mbak alami kemarin?
 Kontrak
 Topik
Perawat :”baik mbak bagaimana kalau kita sekarang berbincang-bincang tentang
bagaimana cara mengontrol halusinasi”.
 Waktu
Perawat :”mbak mau berapa lama kita berbinacng-bincang?”.
 Tempat
Perawat :”mbak mau dimana kita berbicara? bagaimana kalu disini saja?”
2. Fase Kerja
Perawat :“Bila mbak mendengar atau melihat suara-suara yang mbak alami, mbak bisa
menghindar atau mengalihkan dengan cara tidur, marah atau menyibukkan diri seperti
membersihkan rumah”.
“Bagaimana mbak menolak bisikan halusinasi tersebut? “Ya bagus mbak, cara yang
mbak lakukan sudah benar.Oh...ya mbak jika mbak melakukan cara yang tidak benar
atau salah, mbak dapat merugikan diri mbak sendiri dan menjadikan kebiasaan buruk
buat mbak”.
Mbak, bagaimana kalau kita belajar cara untuk memutus / mengontrol timbulnya
halusinasi ?
“Ada 4 cara untuk mengontrolnya, yaitu : pertama dengan cara menghardik suara
tersebut, kedua menemui orang lain (perawat, keluarga) untuk menceritakan tentang
halusinasi atau bercakap-cakap, ketiga mbak bisa membuat dan melaksanakan kegiatan
sehari-hari sesuai dengan jadwal, keempat minum obat secara teratur.
“bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara menghardik. Caranya
seperti ini :
“ saat suara-suara itu muncul, langsung mbak bilang, “pergi saya tidak mau
mendengar.... saya tidak mau dengar, kamu suara palsu”. Begitu di ulang – ulang sampai
suara itu tidak terdengar lagi. Coba mbak peragakan ! nah begitu.... bagus...coba lagi ..
ya bagus mbak sudah bisa .
“bagaimana kalau mbak sebaiknya mengikuti terapi aktifitas kelompok stimulasi
persepsi atau orientasi realita yang telah diadakan oleh rumah sakit.
3. Fase terminasi
 Evaluasi subyektif
Perawat :”bagaimana perasaan mbk setelah mbak tahu cara mengontrol halusinasi?”
 Evaluasi obyektif
Perawat :”tadi saya sudah membahas tentang bagaimana mengontrol halusinasi, apakah mbk
masih ingat tentang apa yang kita bicarakan tadi?”
 RTL
Perawat :“ Jika hal tersebut itu muncul?? tolong mbk praktekkan cara yang sudah saya ajarkan ,
dan masukkan dalam jadwal harian mbk. Jika mengalami kesulitan atau ada sesuatu
yang ingin ditanyakan bisa memanggil saya.”besok kita bertemu kembali”.
 Kontrak
 Topik
Perawat :“ besok kita akan membicarakan tentang pentingnya dukungan keluarga dalam
mengontrol halusinasi?”
 Waktu
Perawat :” besok kita akan bertemu lagi mbk, mbk inginnya jam berapa?”
 Tempat
Perawat :”mbk mau berbicara ditempat mana?”

SPTK (STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN)


Pertemuan : 4
Tanggal : 22 Mei 2015
SP : 4 (Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya)
A. Proses Keperawatan
 Kondisi
Klien sudah dapat mengontrol halusinasi dengan baik
 Diagnosis
Halusinasi Pendengaran
 TUM
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.
 TUK
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
 Kriteria hasil
a. Setelah 1x pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti
pertemuan dengan perawat.
b. Setelah 1x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi.
 Rencana tindakan keperawatan
a. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan(waktu, tempat, dan topik)
b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/kunjungan rumah)
– Pengertian halusinasi
– Tanda dan gejala halusinasi
– Proses terjadinya halusinasi
– Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
– Obat-obatan halusinasi
– Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah (beri kegiatan, jangan biarkan
sendiri, makan bersama, berpegian bersama, memantau obat-obatan dan cara
pemberiannya untuk mengatasi halusinasi).
– Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika
halusinasi tidak dapat diatasi dirumah.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase orientasi
 Salam terapeutik
Perawat :“Assalamualaikum Bu selamat pagi ?perkenalkan saya suster (..). Apakah ibu
keluarganya mbak?boleh saya tahu nama ibu siapa?
 Evaluasi/validasi
Perawat :“Apa pendapat ibu tentang keadaan anak ibu ? Hari ini saya akan berdiskusi tentang
masalah anak ibu alami ?
 Kontrak
 Topik
Perawat :”Baik ibu, kita akan membahas tentang dukungan dari keluarga dalam mengontrol
halusinasi?”
 Waktu
Perawat :“ Berapa lama kita mau berbincang-bincang?”
 Tempat
Perawat :” Kita mau diskusikan ini dimana?”.
2. Fase Kerja
Perawat :”Selama ini apa yang dilakukan anak ibu? Gejala yang dialami anak bapak/ibu itu
dinamakan halusinasi, yaitu mendengar / melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada”.
“Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri atau marah-marah tanpa sebab”.
“Jadi, kalu anak bapak/ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu
tidak ada atau kalau anak ibu mengatakan melihat bayang-bayangan, sebenarnya itu
tidak ada”.
“Ada beberapa cara untuk membantu anak ibu agar dapat memutus halusinasinya, cara-
cara tersebut meliputi : Menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain dan melakukan
kegiatan terjadwal.
“Bapak/ibu ini obat-obatan untuk anak ibu, mengkonsumsinya sesuai prosedur ya bu ?”
“Apabila anak ibu mengalami tanda-tanda yang saya jelaskan tadi, coba ibu berikan
kegiatan kepada anak ibu dan jangan biarkan anak ibu dalam keadaan sendiri, sesering
mungkin ajak berpergian bersama-sama, atau makan bersama bila dirumah”.
“Dan jangan lupa memantau pemberian obat kepada anak ibu agar perlahan halusinasi
tersebut akan teratasi”.
“ibu bila waktunya kontrol ke Rumah Sakit harap sesuai dengan jadwal yang sudah di
tentukan oleh Rumah Sakit dan bila anak ibu mengalami kejadian yang sama dirumah
dan menurut ibu tidak dapat diatasi harap meminta bantuan dengan segera”.
3. Fase Terminasi
 Evaluasi Subyektif
Perawat :”Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi masalah anak bapak/ibu ?”
 Evaluasi obyektif
Perawat :”Coba ibu ulangi lagi masalah apa yang di hadapi oleh anak bapak/ibu?”
 RTL
Perawat :”baik bu, jika ada kesulitan dalam meawat mbak ibu bisa langsung temui saya”.
 Kontrak
 Topik
Perawat :”saya kira sekian dulu pembicaraan kita . jangan lupa ya bu untuk kontrol ke rumah
sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi mbak tidak dapat diatasi
dirumah. Terima kasih atas perhatiannya bu, selamat pagi”.

SPTK (STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN)


Pertemuan : 5
Tanggal 23 Mei 2015
SP : 5 (Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik)
A. Proses Keperawatan
 Kondisi
Klien sudah mampu mengontrol halusinasinya.
 Diagnosis Keperawatan.
Gangguan sensori persepsi : halusinasi (lihat/dengar/penghidu/raba/kecap).
 Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya.
 Tujuan Khusus
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
 Kriteria Hasil
1. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan :
 Manfaat minum obat
 Kerugian tidak minum obat
 Nama,warna,dosis,efek terapi dan efek samping obat
2. Setelah 1x interaksi klien mendemontrasikan penggunaan obat dengan benar
3. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
dokter.
 Rencana Tindakan Keperawatan
a. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum
obat,nama,warna,dosis,cara,efek samping penggunaan obat
b. Pantau klien saat penggunaan obat
c. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat agar dapat merasakan manfaatnya
d. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
e. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
f. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal – hal yang tidak
di inginkan.

B. Strategi Komunikasi
i. Fase orientasi
 Salam terapeutik
Perawat :“ Assalamualaikum mbak....?
 Evaluasi
Perawat : “mbak masih ingat dengan saya? apakah mbak masih ingat dengan
pembicaraan kita kemarin?”
 Kontrak
Perawat :” baikalah mbak apakah saya boleh duduk disamping mbak? saya ingin
membicarakan tentang perasaan mbak setelah mbak mendapat dukungan dari keluarga
dalam mengontrol halusinasinya?”
ii. Fase kerja
Perawat :” jika mbk pengen cepat sembuh, mbak harus minum obat, kalau mbak tidak mau
minum obat nanti mbak tidak cepat sembuh jadi mbak tidak bisa pulang......”
Perawat :”saat mbak minum obat saya akan melihat mbak?”
Perawat :”coba mulai besok setiap kali mbak mau minum obat,mbak minta sendiri obat pada
saya biar mbak bisa lebih merasakan manfaat dari obat yang mbak minum?”
Perawat :”Nah kalau begini bagus mabk mau minum obat yang diberikan jadi mbak bisa cepat
sembuh..”
Perawat :”Mbak harus selalu minum obat selama di anjurkan oleh dokter,jika mbak berhenti
tanpa konsultasi terlebih dahulu kepada dokter agar tidak terjadi hal – hal yang tidak di
inginkan.”
Perawat :”Setelah mbak pulang dari sini jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan,mbak harus
segera konsultasi dengan dokter”
iii. Fase terminasi
 Evaluasi Subjektif
Perawat :“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap?”
 Evaluasi Objektif
Perawat :“Sudah tahu kan mbak memnfaatkan obat dengan baik untuk kesembuhan
mbak?”
 RTL
Perawat :“Mbak, nanti kalau terjadi hal – hal yang tidak diinginkan atau mbak
membutuhkan sesuatu,mbak bisa panggil saya”.
 Kontrak :”saya kira cukup dulu pembicaraan kita hari ini.besok kita ketemu ditempat
ini dangan jam yang sama untuk membicarakan perihal kesulitan apa yang ditemui
selama merawat mbak, Setuju?baiklah ibu ,terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.”

TRATEGI PELAKSANAAN (SP)


Masalah Utama : Halusinasi pendengaran
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
- Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
- Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya tidak jelas serta
melihat setan-setan.
2. Diagnosa keperawatan:
Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi,
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi
ORIENTASI:
”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan UNDIP yang akan merawat bapak Nama
Saya nurhakim yudhi wibowo, senang dipanggil yudi. Nama bapak siapa?Bapak Senang
dipanggil apa”
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar
tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 30 menit”
KERJA:
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar
suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
waktu sendiri?”
” Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya
tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai
suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus
bapak D sudah bisa”
TERMINASI:
”Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul lagi,
silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa.”
SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:
bercakap-cakap dengan orang lain
Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus
! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini
saja?
Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman
untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya begini; … tolong,
saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah
misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-suara.
Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali
lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian
bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta
sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih
cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi: “Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ?
Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi
yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang
tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
Kerja: “Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak
bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
Terminasi: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk
mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak
Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan
berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau
menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau
jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”
SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya
sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit
sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”
Kerja:
“bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? (Perawat
menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan
jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam
nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali
sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang
obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat,
bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis
bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan
bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain.
Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar.
Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga harus perhatikan berapa jumlah
obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari
kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya
minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang.
Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita
bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”
2. Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
a. Tujuan:
1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun
di rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada
pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit sangat
dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi
dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten
akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun
demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk
memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi
pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien
halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien
SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien,
tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara.
ORIENTASI:
“Selamat pagi Bapak/Ibu!”“Saya yudi perawat yang merawat Bapak”
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Bapak?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang Bapak alami dan bantuan apa yang Ibu
bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu?
Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat bapak Apa yang Ibu lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh Bapak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat
sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak
ada.”
“Kalau Bapak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara
untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain:
Pertama, dihadapan Bapak, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja
Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu
sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan Bapak melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan
muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga
seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih Bapak
untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan
pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu Bapak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi.
Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Bapak untuk minum obat secara teratur. Jadi
Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ
gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7
pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam
minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara
berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah
kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi Bapak dengan cara
menepuk punggung Bapak. Kemudian suruhlah Bapak menghardik suara tersebut.
Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Bapak. Sambil menepuk punggung Bapak,
katakan: bapak, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-
suara itu datang? Ya..Usir suara itu, bapak Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu
”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, pak”
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi Bapak?”
“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat bapak?”
”Bagus sekali Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan Bapak?”
”Jam berapa kita bertemu?”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan


pasien
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung dihadapan pasien.
ORIENTASI:
“Selamat pagi”
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”
”Apakah Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi Bapak yang sedang mengalami
halusinasi?Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan Bapak”.
”mari kita datangi bapak”
KERJA:
”Selamat pagi pak” ”pak, istri bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan suara-suara
yang sering bapak dengar. Untuk itu pagi ini istri bapak datang untuk mempraktekkan cara
memutus suara-suara yang bapak dengar. pak nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara
atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba
ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang bapak alami seperti yang sudah kita
pelajari sebelumnya. Tepuk punggung bapak lalu suruh bapak mengusir suara dengan menutup
telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga
terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin
melihat jadwal harian bapak. (Pasien memperlihatkan dan dorong istri/keluarga memberikan
pujian) Baiklah, sekarang saya dan istri bapak ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga
meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan Bapak?”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat melakukan cara itu bila Bapak mengalami
halusinas”.
“bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan
harian Bapak. Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa.”

SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan


ORIENTASI
“Selamat pagi Bu, sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan
jadual bapak selama dirumah”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang tamu!”
“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Ini jadwal kegiatan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba Ibu lihat
mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan?” Bu jadwal
yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak
selama di rumah.Misalnya kalau bapak terus menerus mendengar suara-suara yang
mengganggu dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di
berikan tindakan”
TERMINASI
“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat bapak
Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai jumpa”

Anda mungkin juga menyukai