Anda di halaman 1dari 16

Jakarta, 10 Oktober 2016.

Kepada Yang Terhormat,


Majelis Hakim Dalam Perkara Nomor : 205/G/2016/PTUN.JKT
Di Jl. Sentra Primer Baru Timur,
Pulo Gebang, Jakarta Timur, 13950

Perihal : Replik

Dengan hormat,

Kami para Advokat yang bertandatangan di bawah ini: 1) Sugeng Teguh Santoso, S.H.,
2.) Waskito Adiribowo, S.H., 3) Muhammad Arfiandi Fauzan, S.H., 4.) Muhamad Daud
Berueh, S.H., 5) Kristian Feran, S.H., 6) Vera W. S. Soemarwi, S.H., LL.M. berdomisili
hukum pada Kantor Yayasan Ciliwung Merdeka yang beralamat di Jalan Kebon Pala II
No. 7 C, RT. 04/RW. 04, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Indonesia.

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Penggugat I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX,
X, XI dan XII berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 009/G-TUN/IX/16 tertanggal 31
Agustus 2016, dengan ini hendak mengajukan Replik. Replik ini diajukan untuk
menanggapi Jawaban Tergugat yang telah disampaikan pada persidangan hari Senin,
tanggal 26 September 2016.

Adapun alasan-alasan Penggugat I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII dalam
mengajukan Replik terhadap Jawaban Tergugat adalah sebagai berikut:

Bahwa Para Penggugat menolak seluruh dalil Jawaban Tergugat dan Para Penggugat
tetap pada dalil-dalil dalam Gugatannya kecuali dalil Tergugat yang secara tegas diakui
kebenaranya oleh Penggugat.

1
DALAM EKSEPSI :

Bahwa selanjutnya Para Penggugat akan menanggapi Eksepsi Tergugat yang terdiri
atas:
A. Eksepsi Surat Kuasa Para Penggugat Tidak Berwenang dan Tidak Berkualitas.
B. Eksepsi Kedudukan Hukum Para Penggugat (Legal Standing).
C. Eksepsi Bahwa Gugatan Para Penggugat Prematur.
D. Eksepsi Gugatan Para Penggugat Kabur dan Tidak Jelas (Obscuur Libel).
E. Eksepsi Gugatan Para Penggugat Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium).

Adapun Para Penggugat menolak dalil-dalil Tergugat Dalam Eksepsi akan dijelaskan
sebagai berikut:

A. Eksepsi Surat Kuasa Para Penggugat Tidak Berwenang dan Tidak Berkualitas
1. Bahwa Penggugat menolak dengan tegas Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat
yang mendalilkan bahwa Surat Kuasa Para Penggugat Tidak Berwenang dan
Tidak Berkualitas dalam poin A Jawaban Tergugat.
2. Bahwa dalam poin A Jawaban Tergugat intinya mendalilkan bahwa Kuasa
Hukum Penggugat tidak memiliki petikan berita acara sumpah sebagaimana
Surat Mahkamah Agung Nomor 73/KMA/HK.01/IX/2015.
3. Bahwa Para Penggugat membantah dalil dari Tergugat di atas. Bantahan Para
Penggugat didasarkan pada Kuasa Hukum Para Penggugat sudah mendaftarkan
perkara a quo disertai dengan Kartu Tanda Pengenal Advokat dan Berita Acara
Sumpah untuk seluruh Advokat pada tanggal 1 September 2016.
4. Bahwa Kartu Tanda Pengenal Advokat dan Berita Acara Sumpah adalah syarat
mutlak untuk diterimanya pendaftaran Gugatan di Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta. Dan dalam proses Pemeriksaan Persiapan pertama pada
tanggal 14 September 2016, Kuasa Hukum Tergugat juga sudah diberi
kesempatan memeriksa dan mengetahui Surat Kuasa Para Penggugat dan
kelengkapanya yaitu Kartu Tanda Pengenal Advokat dan Berita Acara Sumpah.

2
5. Bahwa dengan demikian Eksepsi Tergugat tentang ”Surat Kuasa Para
Penggugat Tidak Berwenang dan Tidak Berkualitas” HARUS DITOLAK atau
setidak-tidaknya TIDAK DAPAT DITERIMA.

B. Eksepsi Kedudukan Hukum Para Penggugat (Legal Standing).


6. Bahwa Para Penggugat menolak dengan tegas Eksepsi mengenai Kedudukan
Hukum Para Penggugat (Legal Standing) dalam poin B Jawaban Tergugat.
7. Bahwa Para Penggugat menolak dalil Tergugat tentang keberadaan atau
identitas Para Penggugat meragukan karena tidak dapat membuktikan alas hak
atas kepemilikan tanah secara yuridis formal.
8. Bahwa Mengenai Keberadaan/Alas Hak Atas Kepemilikan Tanah dan
Mengenai Identitas Para Penggugat akan dijelaskan sebagai berikut:

Mengenai Keberadaan/Alas Hak Atas Kepemilikan Tanah.


Bahwa Para Penggugat merupakan pemilik tanah. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya bukti kepemilikan berupa:
1. Verponding Indonesia
2. Surat Jual Beli
3. Akta Jual Beli

Bahwa selain memiliki bukti kepemilikan tanah, Para Penggugat juga membayar
Pajak Bumi Bangunan (PBB) setiap tahunnya, sehingga dapat dikatakan Para
Penggugat merupakan warga negara yang beritikad baik dalam menguasai
tanah dan bangunan miliknya. Adapun mengenai pembuktian kepemilikan tanah
karena sudah memasuki pokok perkara akan dibuktikan pada waktunya yaitu
pada saat acara pembuktian.

Mengenai Identitas Para Penggugat.


Bahwa Identitas Para Penggugat dapat dibuktikan dengan jelas berdasarkan
KTP yang dikeluarkan oleh Pihak berwenang (Kelurahan Bukit Duri).

3
Bahwa Para Penggugat mempunyai hak untuk mengajukan gugatan ke PTUN
(legal standing) karena (1) tanah dan bangunan milik Para Penggugat akan
digunakan untuk proyek Pembangunan Trace Kali Ciliwung. Hal ini dapat
dibuktikan dengan peta bidang terkait recana Pembangunan Trace Kali Ciliwung
dari Pintu Air Manggarai sampai Kampung Melayu atau proyek Normalisasi Kali
Ciliwung; (2) nama-nama Para Penggugat tercantum sebagai subyek yang
menerima Objek Gugatan.
Bahwa keberadaan Para Penggugat juga diakui oleh Tergugat dengan
diberikannya Objek Gugatan kepada Para Penggugat.

Bahwa Para Penggugat bukan penerima Rusunuwa Rawa Bebek karena tidak
mau menerima Rusunawa tersebut. Sesuai dengan daftar penghuni Rusunawa
Rawabebek, nama-nama Para Penggugat tidak tercantum di dalamnya.

9. Bahwa Jawaban Tergugat Huruf B point 2 halaman 2 menyatakan bahwa


Penggugat II Ahli Waris H. Basuki yang diwakili oleh Sri Kencana tidak
mempunyai Surat Kuasa.
10. Bahwa Penggugat menolak dalil Tergugat tersebut karena Penggugat II telah
memiliki Surat Kuasa untuk mewakili ahli waris lainnya dalam perkara a quo.
11. Bahwa Jawaban Tergugat pada halaman 2 angka 3 menyatakan ”Penggugat 10
H. Kasmo, BA bukanlah penghuni bantaran kali dan tidak memiliki peta bidang
karena menempati tanah PJKA yang berlokasi di RT. 006/RW. 012, Kelurahan
Bukit Duri, Kecamatan Tebet”.
12. Bahwa poin Tergugat pada halaman 2 angka 3 tersebut keliru dan mengada-ada
karena Penggugat 6, Sinta Siregar, dan Penggugat 10, H. Kasmo, B.A. memiliki
bidang tanah dan bangunan yang berlokasi di bantaran kali Ciliwung. Peta
bidang Penggugat 6, Sinta Siregar tercatat dengan Nomor: 336. Sedangkan peta
bidang Penggugat 10, H. Kasmo, B.A. tercatat dengan Nomor: 348.

4
Kewajiban Tergugat untuk mensosialisasikan Objek Gugatan.
13. Bahwa hingga perkara ini disidangkan, Tergugat belum pernah melakukan
sosialisasi mengenai Objek Gugatan. Adapun sosialisasi yang pernah
dilakukan Tergugat adalah sosialisasi terkait kewajiban Para Penggugat untuk
menghancurkan rumah milik Para Penggugat secara sukarela dan kepindahan
Para Penggugat ke Rumah Susun Sewa (Rusunawa).
14. Bahwa dengan demikian Eksepsi Tergugat mengenai Kedudukan Hukum Para
Penggugat (Legal Standing) haruslah DITOLAK atau setidak-tidaknya
dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA.

C. Eksepsi Bahwa Gugatan Para Penggugat Prematur.


15. Bahwa Tergugat mengakui adanya Surat Peringatan I Nomor 1779/-1.758.2
tanggal 30 Agustus 2016, Surat Peringatan II Nomor 1837/-1.758.2 tanggal 7
September 2016, Surat Peringatan III Nomor 1916/-1.758.2 tanggal 20
September 2016 yang ditujukan kepada Para Pemilik/Penghuni bangunan yang
terletak di Bantaran Kali Ciliwung RW 09, RW 010, dan RW 012 Kelurahan Bukit
Duri Kecamatan Tebet Kota Administrasi Jakarta Selatan.
16. Bahwa alasan maupun argumentasi Tergugat pada halaman 3 huruf C point d
TIDAK JELAS DAN KABUR. Berhubung Tergugat tidak menyampaikan alasan
maupun argumentasi mengenai apa yang dimaksud oleh Tergugat mengenai
Gugatan Para Penggugat Prematur dalam Jawabannya?
17. Bahwa dengan demikian, menurut hemat Para Penggugat, Tergugat tidak
memahami mengenai apa yang sesungguhnya dimaksud dengan Gugatan
Prematur.
18. Bahwa dengan demikian Eksepsi Tergugat mengenai Gugatan Para Penggugat
Prematur haruslah DITOLAK atau setidak-tidaknya dinyatakan TIDAK DAPAT
DITERIMA.

D. Eksepsi Gugatan Para Penggugat Kabur dan Tidak Jelas (Obscuur Libel).
19. Bahwa Jawaban Tergugat pada halaman 3 huruf D, Tergugat menyampaikan
“Para Penggugat mendalilkan pada posita gugatannya memiliki tanah secara

5
turun temurun sejak Jaman Pemerintahan Belanda yang masing-masing terletak
di RW 09, RW 010, RW 011 dan RW 012 Kelurahan Buit Duri, Kecamatan Tebet
Kota Administrasi Jakarta Selatan, namun tidak dapat menjelaskan batas-batas
tanah masing-masing Para Penggugat.”
20. Bahwa dalil jawaban Tergugat tidak jelas dan menghilangkan fakta-fakta yang
sudah disampaikan oleh Para Penggugat dalam surat Gugatan perkara a quo.
21. Bahwa dalam surat Gugatan Para Penggugat pada halaman 5 (lima) hingga 10
(sepuluh) sudah mencantumkan sejarah penguasaan lahan, luas lahan, hingga
bukti-bukti kepemilikan tanahnya, dan akan dibuktikan dalam acara pembuktian,
maka Para Penggugat tidak perlu mendalilkan lagi di dalam Replik.
22. Bahwa dengan demikian Eksepsi Tergugat mengenai Gugatan Para Penggugat
tidak jelas (Obscuur Libel) haruslah DITOLAK atau setidak-tidaknya dinyatakan
TIDAK DAPAT DITERIMA.

E. Eksepsi Gugatan Para Penggugat Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium).


23. Bahwa Para Penggugat secara tegas menolak Eksepsi Tergugat terkait Kurang
Pihak (Plurium Litis Consortium) karena tidak menyertakan PJKA sebagai pihak
dalam perkara a quo.
24. Bahwa merupakan hak dari Para Penggugat untuk menentukan siapa yang akan
dijadikan Tergugat, in casu Para Penggugat mengajukan gugatan terhadap
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta Selatan karena
menerbitkan Objek Gugatan.
25. Bahwa menurut hemat Para Penggugat, PJKA tidak mempunyai kedudukan
hukum atau legal standing untuk dilibatkan dalam perkara a quo karena PJKA
TIDAK TERLIBAT DALAM PROYEK NORMALISASI KALI CILIWUNG, baik
sebagai pihak yang menerbitkan Objek Gugatan ataupun sebagai pihak yang
menjadi korban penggusuran. Dengan kata lain, PJKA tidak ada kaitanya
dengan perkara a quo. Oleh karena itu, Eksepsi Tergugat yang mendalilkan
gugatan Para Penggugat kurang pihak karena tidak mengikutsertakan PJKA
sebagai pihak dalam perkara a quo adalah eksepsi yang mengada-ada.

6
26. Bahwa dengan demikian Eksepsi Tergugat mengenai Kurang Pihak (Plurium
Litis Consortium) haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
diterima.

DALAM PENUNDAAN

27. Bahwa Para Penggugat menolak dengan tegas seluruh dalil Tergugat Dalam
Penundaan.
28. Bahwa Tergugat menyatakan atau mendalilkan bahwa Permohonan Penundaan
yang diajukan oleh Para Penggugat adalah salah dan tidak tepat karena
Tergugat sesuai ketentuan hanya menerbitkan Surat Peringatan bukan Surat
Perintah Bongkar Paksa dan penertiban bangunan di bantaran sungai sudah
sesuai dengan:
a. Pasal 10 huruf c dan d Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
1974 tentang Pengairan;
b. Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
c. Pasal 5 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau;

29. Bahwa Bahwa UU No.11 Tahun 1974 Tentang Pengairan sudah tidak berlaku
sejak 18 Maret 2004 karena telah dicabut berdasarkan Pasal 99 UU No. 7 Tahun
2004 Tentang Sumber Daya Air yang menyatakan:
”Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan lembaran
Negara Nomor 3046) dinyatakan tidak berlaku.”

30. Bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai juga sudah
dicabut dan tidak berlaku lagi sejak tanggal 27 Juli 2011 berdasarkan pasal 83
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 yang menyatakan:
”Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai (Lembaga
Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan
7
lembaran Negara Nomor 3445) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku”

31. Bahwa frasa ”Kepentingan Umum Yang Mendesak” yang didalilkan oleh
Tergugat dalam poin 3 halaman 5 Jawaban Tergugat yang menyatakan bahwa
permohonan penundaan tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum
dalam rangka pembangunan mengharuskan dilaksanakannya keputusan
tersebut sebagaimana tertulis dalam Pasal 67 ayat (4) huruf b. Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara adalah dalil yang
TIDAK TEPAT.

32. Bahwa alasan ”Kepentingan Umum Yang Mendesak” tidak pernah disebutkan
oleh Tergugat dalam menerbitkan Objek Gugatan, hal ini dikarenakan Objek
Gugatan diterbitkan berdasarkan:
i. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang
Ketertiban Umum;
ii. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 221 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8
Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum;
iii. Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118 Tahun 2016 tentang
Penertiban Terpadu Gubernur Provinsi DKI Jakarta; dan
iv. Instruksi Walikota Kota Administrasi Jakarta Selatan Nomor 102 Tahun
2016 tentang Pelaksanaan Penertiban Bangunan Yang Terletak Di
Bantaran Kali Ciliwung RW.09,RW.010, RW.011, dan RW.012, Kelurahan
Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Kota Administrasi Jakarta Selatan.

33. Bahwa maksud dan tujuan serta substansi Objek Gugatan secara tegas
diterbitkan untuk menggunakan tanah Para Penggugat dalam pelaksanaan
Proyek Pembangunan Trace Kali Ciliwung tanpa harus memberikan kompensasi
yang layak sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

8
Dengan demikian dalil Tergugat yang menyatakan Objek Gugatan memiliki dasar
hukum terkait ”Kepentingan Umum Yang Mendesak” adalah dalil yang TIDAK
TEPAT dan DALIL YANG MENGADA-ADA.

34. sehingga Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a
quo cq. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara tetap perlu mengabulkan
permohonan penundaan meskipun Tergugat telah melakukan penggusuran
paksa pada tanggal 28, 29, 30 September 2016, 1 Oktober 2016 dan 3 Oktober
2016, karena pemberlakuan Objek Gugatan jelas-jelas telah melanggar hak-hak
Para Penggugat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat 4 huruf (a)
Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara bahwa
”Permohonan Penundaan dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan
yang sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat
dirugikan jika Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu tetap
dilaksanakan”.

DALAM POKOK PERKARA


35. Bahwa Para Penggugat menolak dengan tegas seluruh dalil Tergugat Dalam
Pokok Perkara kecuali dalil yang diakui kebenarannya secara tegas oleh Para
Penggugat.

GUGATAN PARA PENGGUGAT TELAH SESUAI DENGAN FAKTA HUKUM DAN


BERDASARKAN HUKUM
36. Bahwa penerbitan Objek Gugatan tidak dapat dipisahkan dari proses
Pelaksanaan Pembangunan Trace Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai Kota
Administrasi Jakarta Selatan Sampai Dengan Pintu Air Kampung Melayu Kota
Administrasi Jakarta Timur sebagaimana secara tegas diakui oleh Tergugat
dalam poin 5 halaman 10 paragraf kedua dalil Jawaban Tergugat.
37. Bahwa penerapan peraturan-peraturan yang digunakan sesuai “keperluan”
Tergugat dengan menggunakan kekuasaannya dalam penerbitan Objek Gugatan
antara lain:

9
i. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang
Ketertiban Umum;
ii. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 221 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8
Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum;
iii. Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118 Tahun 2016 tentang
Penertiban Terpadu Gubernur Provinsi DKI Jakarta; dan
iv. Instruksi Walikota Kota Administrasi Jakarta Selatan Nomor 102 Tahun
2016 tentang Pelaksanaan Penertiban Bangunan Yang Terletak Di
Bantaran Kali Ciliwung RW.09,RW.010, RW.011, dan RW.012, Kelurahan
Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Kota Administrasi Jakarta Selatan.
TIDAK MEMBUKTIKAN Tergugat telah menerapkan peraturan perundang-
undang dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik.

38. Bahwa pembebasan tanah untuk Pelaksanaan Pembangunan Trace Kali


Ciliwung dari Pintu Air Manggarai Kota Administrasi Jakarta Selatan Sampai
Dengan Pintu Air Kampung Melayu Kota Administrasi Jakarta Timur haruslah
dilaksanakan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan
BUKAN berdasarkan aturan-aturan yang dimaksud dalam Objek Gugatan.

39. Bahwa dasar hukum yang digunakan Tergugat dalam menerbitkan Objek
Gugatan untuk memaksakan tetap dilaksanakannya Proyek Normalisasi Kali
Ciliwung terkait dengan Pergub No. 163/2012 jo. Kepgub No. 2181/2014 YANG
SUDAH DALUARSA ATAU HABIS MASA BERLAKUNYA, terhitung sejak
tanggal 5 Oktober 2015.

40. Bahwa lokasi (locus) yang dimaksud dalam Objek Gugatan yaitu Bantaran Kali
Ciliwung RW. 09, 010, 011, dan 012 Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet,
Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah lokasi yang sama dan terdapat pada
nomor-nomor urut dalam peta bidang yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan
setempat untuk kepentingan Proyek Normalisasi Kali Ciliwung berdasarkan
Pergub No.163/2012 jo. Kepgub No. 2181/2014 yang SUDAH DALUARSA.

41. Bahwa Tergugat MENGADA-ADA dengan menambahkan peraturan-peraturan


yang IRELEVAN dengan Objek Gugatan antara lain disebutkan dalam halaman
7 yakni “Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

10
Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau” sehingga dalil tersebut
HARUSLAH DITOLAK.

42. Bahwa Tergugat telah mencampur adukkan antara Fakta Hukum Para
Penggugat dengan Alas Hak Para Penggugat dalam poin 4 halaman 7 sampai
dengan halaman 9 Jawaban Tergugat. Bahwa kepentingan hukum Para
Penggugat dalam hal mengajukan Gugatan a quo diatur dalam Pasal 53 ayat (1)
UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyatakan, “Orang atau
badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha
Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau
tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”.

43. Bahwa Para Penggugat menolak secara tegas poin 5 halaman 9 dalil Jawaban
Tergugat karena dasar hukum yang digunakan dalam menerbitkan Objek
Gugatan bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia (“UU HAM”), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup (“UU PPLH”), Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik
sebagaimana dimaksud dalam surat Gugatan Para Penggugat sebagaimana
diatur dalam Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara.

44. Bahwa Para Penggugat menolak secara tegas poin 6 halaman 11 sampai
dengan 12 Jawaban Tergugat. Poin tersebut merupakan DALIL YANG
IRELEVAN dengan Gugatan a quo karena data-data yang digunakan Tergugat
tidak akurat dan membingungkan.

Sebagai contoh: Tergugat menyatakan ada 460 Peta Bidang yang terletak di
RW. 09, 010, dan 012, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Kemudian Tergugat menyatakan ada 290 Peta Bidang yang telah pindah ke
Rusunawa. Seharusnya Peta Bidang yang belum pindah ke Rusunawa
berjumlah 170 Peta Bidang. Namun demikian, Tergugat mendalilkan “tersisa 73
Peta Bidang…”.

11
HAL INI JUGA MERUPAKAN CONTOH TINDAKAN TERGUGAT YANG TIDAK
MEMENUHI ASAS PROFESIONALITAS (ASAS-ASAS UMUM
PEMERINTAHAN YANG BAIK).

45. Bahwa Para Penggugat menolak secara tegas dalil poin 7 halaman 12 sampai
dengan 13 Jawaban Tergugat, karena Tergugat dalam menolak dalil Para
Penggugat TANPA DISERTAI ALASAN-ALASAN HUKUM YANG JELAS
sehingga DALIL-DALIL JAWABAN TERGUGAT HARUSLAH DITOLAK.

46. Bahwa Para Penggugat menolak secara tegas dalil poin 8 halaman 13 Jawaban
Tergugat yang pada intinya menyatakan “Tergugat memiliki Izin Lingkungan dan
dalil Undang-Undang No.2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum beserta Peraturan Presiden No.71
Tahun 2012 irelevan dengan Objek Gugatan”

Bahwa bukanlah merupakan hal yang mengherankan jika Izin Lingkungan


Proyek Normalisasi Trace Kali Ciliwung dimiliki oleh Pemprov DKI karena Pihak
yang mengeluarkan Izin Lingkungan tersebut adalah Kepala Badan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta sebagaimana didalilkan oleh Tergugat.
Sehingga Izin Lingkungan tersebut adalah merupakan Izin yang berasal dari
“PEMPROV DKI UNTUK PELAKSANA PROYEK TRACE KALI CILIWUNG
YAITU BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CILIWUNG CISADANE
(BBWSCC)”.

Bahwa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi


Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pasal 1 angka 3 menyatakan “Pihak
yang Berhak adalah pihak yang menguasai atau memiliki objek pengadaan
tanah.”

Sehingga Para Penggugat SEHARUSNYA dapat digolongkan sebagai Pihak


yang Berhak yang memiliki objek pengadaan tanah sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum serta Peraturan Presiden No. 71
Tahun 2012. Dengan demikian DALIL JAWABAN TERGUGAT ADALAH DALIL
YANG SALAH dan Undang-Undang No.2/2012 serta Perpres No.71/2012
tersebut merupakan Undang-Undang yang jelas-jelas RELEVAN dengan
perkara a quo juga Objek Gugatan a quo.

47. Bahwa Para Penggugat menolak secara tegas dalil poin 9 halaman 14 Jawaban
Tergugat karena Tergugat TELAH MENDISKRIMINASI Para Penggugat dengan
menyatakan Para Penggugat merupakan “Penghuni Liar” meskipun memiliki
bukti administrasi kependudukan, bukti pembayaran pajak, dan mendapatkan
tanah secara sah berdasarkan Jual-Beli, Waris, maupun Hibah. Tergugat
12
menyatakan terhadap Para Penggugat tidak perlu diterapkan tahapan-tahapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
DENGAN DEMIKIAN PARA PENGGUGAT MEN-SOMEER TERGUGAT
UNTUK MEMBUKTIKAN KEPEMILIKAN NEGARA YANG DITUANGKAN
DALAM DAFTAR INVENTARISASI ASET PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
DKI JAKARTA ATAS BIDANG-BIDANG TANAH YANG TELAH DIGUSUR
OLEH TERGUGAT.

48. Bahwa Para Penggugat menerima dalil poin 10 halaman 14 Jawaban Tergugat
dimana Tergugat tidak menanggapi dalil gugatan angka 32, 33, 34, 35, dan 36.
Dengan demikian Tergugat tidak menolak secara tegas dalil gugatan angka 32,
33, 34, 35, dan 36, sehingga Para Penggugat memohon kepada Yang Mulia
Majelis Hakim untuk mencatat/mohon akta di dalam Berita Acara Persidangan
perihal:

i. Tergugat TIDAK MENOLAK SECARA TEGAS mengenai fakta bahwa


dengan dikeluarkannya Objek Gugatan, Gubernur DKI Jakarta selaku
pelaksana pembebasan tanah dan bangunan dalam Proyek Normalisasi
Kali Ciliwung TIDAK MEMILIKI ITIKAD BAIK UNTUK MELAKSANAKAN
AMDAL, melainkan melalui Tergugat secara terang-terangan berupaya
untuk menghindar dari kewajiban yang tercantum dalam AMDAL.

ii. Tergugat TIDAK MENOLAK SECARA TEGAS mengenai fakta bahwa


dengan dikeluarkannya Objek Gugatan, Gubernur DKI Jakarta cq. Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta cq. Walikota Kota Administrasi
Jakarta Selatan melalui Tergugat TELAH SENGAJA DAN TERANG-
TERANGAN MENGHINDARI KEWAJIBANNYA UNTUK MELALUI
TAHAPAN-TAHAPAN PENGADAAN TANAH SESUAI DENGAN UU
NO. 2 TAHUN 2012.

iii. Tergugat TIDAK MENOLAK SECARA TEGAS mengenai fakta bahwa


Tergugat dalam menerbitkan Objek Gugatan tidak pernah melibatkan
Para Penggugat, tidak pernah mengundang dan melibatkan Para
Penggugat dalam konsultasi publik dalam menentukan kegiatan
Normalisasi Kali Ciliwung, apalagi dilibatkan dalam penerbitan Objek
Gugatan sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 7 ayat (2) huruf f Undang-
Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan yang
berbunyi,

“Pejabat Pemerintahan memiliki kewajiban: memberikan


kesempatan kepada Warga Masyarakat untuk didengar

13
pendapatnya sebelum membuat Keputusan dan/atau Tindakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

iv. Tergugat TIDAK MENOLAK SECARA TEGAS mengenai fakta bahwa


Objek Gugatan bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan
yang Baik, yang menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No.28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme adalah ASAS YANG MENJUNJUNG
TINGGI NORMA KESUSILAAN, KEPATUTAN, DAN NORMA HUKUM,
UNTUK MEWUJUDKAN PENYELENGGARA NEGARA YANG BERSIH
DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME.

Tergugat TIDAK MENOLAK SECARA TEGAS mengenai fakta bahwa


Tergugat melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang yang antara lain, 1. Asas Kepastian Hukum; 2. Asas
Keterbukaan; 3. Asas Proporsionalitas; 4. Asas Profesionalitas.

v. Tergugat TIDAK MENOLAK SECARA TEGAS mengenai fakta bahwa


substansi Objek Gugatan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan
Tergugat dalam menerbitkan Objek Gugatan yaitu bahwa Tergugat akan
menggunakan tanah Para Penggugat untuk melaksanakan Program
Normalisasi Kali Ciliwung TANPA HARUS MEMBERIKAN KOMPENSASI
YANG LAYAK sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

Dengan demikian Tergugat yang tidak menolak dan tidak menanggapi dalil
gugatan angka 32, 33, 34, 35, dan 36 secara tegas dapat dianggap
MENERIMA/MENGAKUI dalil-dalil Gugatan Para Penggugat tersebut.

Berdasarkan dalil-dalil yang diajukan oleh Para Penggugat sebagaimana disampaikan


di atas, maka Para Penggugat mohon kiranya Yang Mulia Majelis Hakim memutuskan
sebagai berikut :

MENGADILI:

DALAM PENUNDAAN:

14
1. Mewajibkan Tergugat untuk tidak melanjutkan rencana penerbitan Surat Perintah
Bongkar Paksa untuk wilayah Bukit Duri RW. 9, 10, 11 dan 12, Kecamatan Tebet,
Jakarta Selatan.
2. Memerintahkan Tergugat untuk tidak melakukan kegiatan apapun yang terkait
dengan pelaksanaan penertiban bangunan yang terletak di Bantaran Kali Ciliwung
RW. 09, RW. 10, RW. 11, RW. 12, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Kota
Administrasi Jakarta Selatan, sampai perkara a quo memiliki kekuatan hukum
tetap (in kracht).

DALAM POKOK PERKARA:

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan batal atau tidak sah:

2.1. Surat Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta
Selatan Nomor: 1779/-1.758.2 tertanggal 30 Agustus 2016 perihal Surat
Peringatan I (SP I).

2.2. Surat Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta
Selatan Nomor: 1837/-1.758.2 tertanggal 7 September 2016 perihal Surat
Peringatan II (SP II).

2.3. Surat Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta
Selatan Nomor: 1916/-1.758.2 tanggal 20 September 2016 perihal Surat
Peringatan III (SP III).

3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut:

a. Surat Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta


Selatan Nomor: 1779/-1.758.2 tertanggal 30 Agustus 2016 perihal Surat
Peringatan I (SP I).

15
b. Surat Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta
Selatan Nomor: 1837/-1.758.2 tertanggal 7 September 2016 perihal Surat
Peringatan II (SP II).

c. Surat Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta


Selatan Nomor: 1916/-1.758.2 tanggal 20 September 2016 perihal Surat
Peringatan III (SP III).

4. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara
ini.

Atau apabila Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta berpendapat lain,
maka Para Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Terima kasih.

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Para Penggugat

Sugeng Teguh Santoso, S.H. Siti Rakhma M. Herwati, S.H., M.Si., M.A. Kristian Feran, S.H.

Waskito Adiribowo, S.H., Muhammad Arfiandi Fauzan, S.H Muhamad Daud Berueh, S.H.

Vera W. S. Soemarwi, S.H., LL.M.

16

Anda mungkin juga menyukai