dan
ANGGARAN
RUMAH TANGGA
Ditetapkan oleh:
Musyawarah Nasional XX
Tahun 2014
ANGGARAN DASAR
dan
ANGGARAN
RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERHIMPUNAN PALANG MERAH
INDONESIA
MUKADIMAH
Sesungguhnya setiap manusia, sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sejak
dilahirkan pada hakekatnya mempunyai derajat, hak serta martabat yang
sama sebagai makhluk sosial saling memerlukan satu sama lain, karena
didasarkan atas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
menjadi kewajiban bagi seluruh umat manusia untuk saling tolong menolong
dalam penderitaan, tanpa membedakan agama, bangsa, suku bangsa,
golongan, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan pandangan politik.
Dengan dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang adil dan beradab dengan
didorong oleh semangat Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah untuk meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya,
maka pada tanggal 17 September 1945 dalam rangka usaha turut mengisi
kemerdekaan bangsa Indonesia didirikanlah Perhimpunan Palang Merah
Indonesia sebagai suatu organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang
kemanusiaan yang awal pembentukannya diprakarsai Pemerintah.
1
MUKADIMAH
2
MUKADIMAH
3
ANGGARAN
DASAR
PMI
5
ANGGARAN DASAR PMI
6
ANGGARAN DASAR PMI
BAB I
NAMA, WAKTU, STATUS DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Pasal 2
PMI didirikan di Jakarta, Tanggal 17 September 1945, untuk kurun waktu yang
tidak ditentukan.
Pasal 3
PMI adalah organisasi yang berstatus badan hukum yang disahkan dengan
Keputusan Presiden RIS No. 25 Tahun 1950 dan Keputusan Presiden RI No. 246
Tahun 1963, untuk menjalankan kegiatan kepalangmerahan sesuai Konvensi
Jenewa tahun 1949.
Pasal 4
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 5
7
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 6
BAB III
MANDAT DAN TUGAS POKOK
Pasal 7
Pasal 8
8
ANGGARAN DASAR PMI
BAB IV
LAMBANG DAN LAGU
Pasal 9
Pasal 10
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Pasal 12
9
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 13
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 14
Anggota PMI mempunyai hak dan kewajiban yang mengikat dalam organisasi
PMI.
BAB VII
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 15
Pasal 16
10
ANGGARAN DASAR PMI
BAB VIII
STRUKTUR DAN KOMPONEN ORGANISASI
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
(1) Dewan Kehormatan berjumlah paling banyak 5 (lima) orang, terdiri dari
seorang Ketua dan Anggota.
(2) Dewan Kehormatan tidak mempunyai hubungan bersifat struktural dan
berjenjang dari Pusat sampai dengan Kecamatan.
11
ANGGARAN DASAR PMI
BAB IX
KEPENGURUSAN
Pasal 20
Pasal 21
(1) Ketua Umum dipilih untuk masa bakti selama 5 (lima) tahun dan dapat
dipilih kembali untuk 1 (satu) periode berikutnya.
(2) Ketua PMI Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan dipilih untuk masa
bakti selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali sesuai dengan
kondisi dan situasi di wilayah.
Pasal 22
12
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 23
13
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 24
14
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 25
15
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 26
16
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 27
Pasal 28
17
ANGGARAN DASAR PMI
BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 29
Pasal 30
(1) M u s y a w a r a h N a s i o n a l , M u s y a w a r a h Pr o v i n s i , M u s y a w a r a h
Kabupaten/Kota, dan Musyawarah Kecamatan PMI masing-masing
diadakan 1 (satu) kali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
(2) M u s y a w a r a h N a s i o n a l , M u s y a w a r a h Pr o v i n s i , M u s y a w a r a h
Kabupaten/Kota, dan Musyawarah Kecamatan sah apabila dihadiri oleh
sekurang–kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta yang berhak
hadir.
18
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 31
Pasal 32
19
ANGGARAN DASAR PMI
(2) Peserta Musyawarah Provinsi adalah Pengurus Provinsi PMI dan utusan
Pengurus Kabupaten/Kota PMI di wilayah kerja Provinsi yang
bersangkutan serta utusan Pengurus Pusat.
(3) Musyawarah Provinsi dapat dihadiri oleh peninjau yang ditentukan oleh
Pengurus Provinsi.
(4) Peninjau hanya memiliki hak bicara.
(5) Peserta memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak dipilih.
(6) Musyawarah Provinsi bertugas:
a. menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah Provinsi;
b. menilai pertanggungjawaban Pengurus Provinsi;
c. menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan Tugas PMI di
dalam wilayah provinsi yang bersangkutan dalam kurun waktu 5
(lima) tahun, berdasarkan Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana
Strategis yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional PMI;
d. memilih Pengurus Provinsi PMI dan Dewan Kehormatan PMI untuk
masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan
e. membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat
strategis.
Pasal 33
20
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 34
21
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 35
22
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 36
Pasal 37
23
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 38
(1) Peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah Pengurus Pusat, utusan
Pengurus Provinsi, dan utusan Pengurus Kabupaten/Kota.
(2) Peserta Musyawarah Provinsi Luar Biasa adalah Pengurus Provinsi dan
utusan Pengurus Kabupaten/Kota di wilayah kerja Provinsi yang
bersangkutan serta utusan Pengurus Pusat.
(3) Peserta Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa adalah Pengurus
Kabupaten/Kota, utusan Pengurus Kecamatan, utusan Sukarelawan PMI
dalam wilayah kerja Kabupaten/Kota yang bersangkutan, serta utusan
Pengurus Provinsi.
(4) M u s y a w a r a h N a s i o n a l / M u s y a w a r a h Pr o v i n s i / M u s y a w a r a h
Kabupaten/Kota Luar Biasa dapat dihadiri oleh Peninjau yang
ditentukan oleh Pengurus PMI di masing-masing tingkatannya.
(5) Peserta Musyawarah Nasional/Musyawarah Provinsi/Musyawarah
Kabupaten/Kota Luar Biasa memiliki hak bicara, hak suara, hak
memilih, dan hak dipilih.
BAB XI
PERSYARATAN PENGURUS PMI
Pasal 39
Syarat-syarat bagi seorang Ketua Umum, Ketua PMI Provinsi, Ketua PMI
Kabupaten/Kota, Ketua PMI Kecamatan adalah:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Warga Negara Indonesia yang setia pada Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945;
c. tidak pernah dihukum atau tidak terlibat dalam organisasi
terlarang;
24
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 40
25
ANGGARAN DASAR PMI
BAB XII
TATA CARA PEMILIHAN
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
26
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 44
Pasal 45
Pasal 46
27
ANGGARAN DASAR PMI
BAB XIII
KUORUM DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN
Pasal 47
Pasal 48
BAB XIV
SUKARELAWAN
Pasal 49
28
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 50
Pasal 51
Hak dan Kewajiban Sukarelawan
29
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 52
Pertemuan Sukarelawan
BAB XV
KARYAWAN/STAF
Pasal 53
30
ANGGARAN DASAR PMI
BAB XVI
MARKAS DAN KEPALA MARKAS
Pasal 54
(1) Markas PMI adalah pusat kegiatan dalam kelengkapan organisasi yang
berfungsi sebagai sarana Pengurus untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
(2) Markas PMI terdiri dari:
a. Markas Pusat di tingkat Pusat;
b. Markas Provinsi di tingkat Provinsi;
c. Markas Kabupaten/Kota di tingkat Kabupaten/Kota; dan
d. Markas Kecamatan di tingkat Kecamatan.
Pasal 55
Pasal 56
31
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 57
(1) Kepala Markas di tingkat Pusat tidak dapat dirangkap oleh Pengurus
Pusat.
(2) Kepala Markas di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dapat
dirangkap oleh Pengurus Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan.
Pasal 58
BAB XVII
PEMBINAAN, PEMBERHENTIAN, PEMBEKUAN KEPENGURUSAN
Pasal 59
Pasal 60
32
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 61
Pasal 62
Pembekuan Kepengurusan
33
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 63
BAB XVIII
PEMBENTUKAN PENGURUS DAERAH PEMEKARAN
Pasal 64
BAB XIX
MAHKAMAH ORGANISASI DAN UPAYA HUKUM
Pasal 65
Pasal 66
(1) Pengurus Pusat mewakili Palang Merah Indonesia ke dalam dan ke luar
Pengadilan.
34
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 67
Pasal 68
Pasal 69
35
ANGGARAN DASAR PMI
BAB XX
KEUANGAN
Pasal 70
Pasal 71
Pasal 72
BAB XXI
PERBENDAHARAAN
Pasal 73
36
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 74
Pasal 75
(1) Seluruh harta kekayaan PMI harus disertifikatkan atas nama PMI sesuai
tingkatan organisasi.
(2) Aset PMI dan kekayaan PMI lainnya yang tidak bergerak dapat dialihkan
atau dihapuskan seijin atau dengan persetujuan Pengurus Pusat.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai keuangan dan perbendaharaan PMI
diatur dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 76
Pasal 77
37
ANGGARAN DASAR PMI
(2) Audit sebagai mana dimaksud ayat (1) pasal ini dapat dilakukan oleh:
a. Akuntan publik; dan
b. Internal Audit PMI.
BAB XXII
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
Pasal 78
(1) PMI dapat membentuk unit pengembangan sumber daya yang dapat
mendatangkan dana untuk membiayai kelangsungan kegiatan PMI pada
semua tingkatan.
(2) Pengembangan sumber daya dapat berupa Rumah Sakit, Poliklinik,
Pendidikan, Pendidikan Tinggi dan Pelatihan, serta berbagai kegiatan
usaha lainnya yang sah.
(3) Pengembangan sumber daya dikelola secara profesional dan
transparan.
(4) Pengembangan sumber daya bertanggung jawab kepada Pengurus PMI
pada setiap tingkatannya.
(5) Pengembangan sumber daya dapat dibentuk secara kerjasama antara
tingkatan organisasi.
Pasal 79
38
ANGGARAN DASAR PMI
BAB XXIII
PELAYANAN DONOR DARAH
Pasal 80
BAB XXIV
HUBUNGAN DAN KERJASAMA
Pasal 81
39
ANGGARAN DASAR PMI
(3) PMI sebagai anggota Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah menjalin kerjasama Komite Internasional Palang Merah
(ICRC), Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
(IFRC).
(4) Untuk mendukung kegiatan kepalangmerahan PMI dapat bekerjasama
dengan Pemerintah serta organisasi non Pemerintah.
(5) Setiap perjanjian kerjasama harus dibuat secara tertulis.
BAB XXV
PENGHARGAAN
Pasal 82
BAB XXVI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 83
(1) Usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diajukan
secara tertulis kepada Pengurus Pusat oleh Pengurus Pusat, Pengurus
Provinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan sebelum Musyawarah Nasional.
(2) Usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diajukan
oleh Pengurus Pusat dan sekurang kurangnya 1/3 (sepertiga) Pengurus
Provinsi serta 1/3 (sepertiga) Pengurus Kabupaten/Kota.
40
ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 84
(1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diubah oleh
Musyawarah Nasional dalam sidang yang dihadiri oleh
sekurang–kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah utusan yang berhak.
(2) Keputusan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
adalah sah apabila disetujui sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat)
dari jumlah suara yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga setelah
ditetapkan oleh Pleno Musyawarah Nasional diberitahukan kepada
Pemerintah dan Joint Statutes Commision ICRC/IFRC (JSC).
Pasal 85
BAB XXVII
KETENTUAN LAIN
Pasal 86
41
ANGGARAN DASAR PMI
b. Peraturan Organisasi;
c. Keputusan Ketua Umum/Ketua PMI; dan
d. Keputusan Pengurus.
BAB XXVIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 87
BAB XXIX
PENUTUP
Pasal 88
(1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi
PMI.
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan mengikat
untuk dilaksanakan oleh seluruh komponen organisasi.
42
ANGGARAN DASAR PMI
43
ANGGARAN
RUMAH TANGGA
PMI
45
ANGGARAN RUMAH TANGGA
46
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
NAMA, WAKTU, STATUS, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Pasal 2
BAB II
KEGIATAN POKOK
Pasal 3
47
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB III
SYARAT KEANGGOTAAN
Pasal 4
48
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 5
49
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 6
Pasal 7
Kewajiban Anggota:
a. menjalankan dan menyebarluaskan Prinsip-prinsip Dasar
Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah;
b. mendukung dan mensukseskan seluruh pelaksaan program
organisasi;
c. menjaga nama baik PMI;
d. mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI;
50
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB V
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 8
BAB VI
PELINDUNG
Pasal 9
BAB VII
SUSUNAN DEWAN KEHORMATAN
Pasal 10
51
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB VIII
SUSUNAN PENGURUS PUSAT, PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, DAN
KECAMATAN
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
52
ANGGARAN RUMAH TANGGA
c. Sekretaris;
d. Bendahara; dan
e. Anggota.
Pasal 14
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 15
BAB X
PESERTA MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT LAINNYA
Pasal 16
Musyawarah Nasional
53
ANGGARAN RUMAH TANGGA
(2) Peserta Musyawarah Nasional adalah Pengurus PMI Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.
(3) Peserta Musyawarah Nasional seperti dimaksud dalam ayat (2) memiliki
hak bicara, hak suara, hak memilih dan hak dipilih.
(4) Peninjau ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
Pasal 17
Musyawarah Nasional Luar Biasa
Musyawarah Nasional Luar Biasa dihadiri oleh peserta yang sama dengan
peserta Musyawarah Nasional sebagaimana dimaksud pada pasal 16 Anggaran
Rumah Tangga ini.
Pasal 18
Musyawarah Kerja Nasional
Pasal 19
Musyawarah Provinsi
54
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 20
Musyawarah Provinsi Luar Biasa
Musyawarah Provinsi Luar Biasa dihadiri oleh peserta yang sama dengan
peserta Musyawarah Provinsi sebagaimana dimaksud pada pasal 19 Anggaran
Rumah Tangga ini.
Pasal 21
Musyawarah Kerja Provinsi
Pasal 22
Musyawarah Kabupaten/Kota
Pasal 23
Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa
55
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 24
Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota
Pasal 25
Musyawarah Kecamatan
Pasal 26
Pasal 27
Musyawarah Kerja Kecamatan
56
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 28
Rapat PMI
BAB XI
SUKARELAWAN
Pasal 29
Pasal 30
Bab XII
KARYAWAN/STAF
Pasal 31
57
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB XIII
MARKAS DAN KEPALA MARKAS
Pasal 32
Pasal 33
Kepala Markas
58
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 34
Pasal 35
BAB XIV
PEMBINAAN DAN PEMBEKUAN KEPENGURUSAN
Pasal 36
Pembinaan
Pasal 37
Pembekuan Kepengurusan
59
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB XV
PERBENDAHARAAN
Pasal 38
BAB XVI
UNIT USAHA
Pasal 39
Ketentuan lebih lanjut tentang unit usaha diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB XVII
PELAYANAN DONOR DARAH
Pasal 40
60
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB XVIII
HUBUNGAN DAN KERJA SAMA
Pasal 41
(1) Kerja sama PMI dengan Pihak lain dilaksanakan melalui PMI Pusat.
(2) PMI Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat melakukan kerja sama dengan
pihak lain dengan persetujuan Pengurus Pusat PMI.
BAB XIX
PENGHARGAAN
Pasal 42
BAB XX
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 43
Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi.
61
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB XXI
PENUTUP
Pasal 44
62
LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
63
LAMPIRAN
Lampiran I
a b
k l c d
j i f e
h g
Penjelasan
1. Umum:
2. Perbandingan ukuran:
64
LAMPIRAN
Penjelasan
1. Umum:
2. Perbandingan ukuran:
65
LAMPIRAN
HYMNE PMI
BAKTI NURANI
0 5. 3 3 3 4 3 6. 6. . . 6 5 4 3 2 1 7. 6.
Pa - lang Me - rah In - do - ne - sia wu - jud ke - pe - du - li - an nya -
.
2 . . 3 4 5 . 1 5 6 . . 0 6
ta Nu - ra - ni yang su - ci un -
. . . . . .
5 1 1 5 6 2 2 1 1 . 7 . 3 . 5 . 6 . . 0 5
tuk mem - ban - tu me - no - long se - sa - ma P M I si -
. .
6 2 5 6 1 . 7 . 5 . 1 . 6 . . 0 6
a - ga se - tiap wak tu Ber - bak - ti dan
. . . . . .
6 . 2 . 7 . . 5 3 . 2 1 7 3 1 . 0 5
me - ngab - di Ba - gi hi - dup ma - nu - sia A
. . . . . . .
5 1 1 6 6 2 2 1 1 7 7 7 1 0
gar se - hat se - jah - te - ra di - se - lu - ruh du - nia
66
LAMPIRAN
MARS PMI
F = DO Syair : Djemalul AS
4/4 Lagu : Iskandar
5 5 5 1 1 4 2 2 5 3 1 6 6 5 3 4 5 3 1 4 3 . 2 1 .1 0
5. . 5. 3 1 . 1 .1 6 4 0 0 4 5 . 6 5 3 . 1 2 3
Pa-lang Me - rah In - do - ne - sia sum - ber ka - sih u - mat ma - nu
2. 0 0 5. 5. . 5. 4 2 . 2 3 . 4 5 1 . 1 2 .3
sia wa - ri - san lu - hur Nu - sa dan bang - sa wu - jud nya -
2 2 .3 2 .1 7. . 6. 5. . 0 0 5. 5. . 5. 4 4 .5 4 .3 2 .1
ta me - nga- yom Pan- ca - si - la Ge - rak ju - ang - nya ke - se - lu - ruh Nu -
2 . 0 0 5. 5. . 5. 3 3 .4 5 .6 5 .4 3 . 0 1 1 .1
sa Men - dar - ma - kan bak- ti ba- gi am - pe - ra Tu - nai - kan
, ,
4 4 .5 6 . 4 3 .2 3 .4 5 0 3 2 2 . 3 4 .4 3 .2
tu - gas - su - ci - tu - ju - an P M I di - per - sa - da Bun - da Per - ti
5 . 0 1 1 .1 4 4 . 5 6 . 4 3 . 2 3 .4 5 0 3
wi Un - tuk U - mat ma - nu - sia di - slu - ruh du - ni - a P
5 5 . 3 5 5 4 2 1 . 0
M I meng- han- tar- kan ja - sa
67
LAMPIRAN
68
LAMPIRAN
SALINAN-SALINAN
KEPUTUSAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA SERIKAT
NO. 25,TAHUN 1950
KEPUTUSAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NO. 246,TAHUN 1963
69
LAMPIRAN
Lampiran III
70
LAMPIRAN
71
LAMPIRAN
Lampiran IV
72
LAMPIRAN
73
LAMPIRAN
Lampiran V
74
LAMPIRAN
75
www.pmi.or.id