Anda di halaman 1dari 1

Aliya Rezki Kausari

PGSD/1A

RESENSI

Judul : Kera pun Bisa Mengaji


Penulis : Iwan Kuswandi
Penerbit : Lembaga Ladang Kata
Tahun Terbit : 2015
Tebal : 173 halaman
ISBN : 978-602-1093-26-9

I wan Kuswandi, M.Pd.I adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan
Abah H.Nafi dan Ummi Hj.Toya. lahir di Pabian, Sumenep, 02 Ramadhan 1408 H. Selain
seorang penulis beliau adalah salah satu dosen aktif di kampus STKIP PGRI Sumenep. Buku
Kera pun Bisa Mengaji adalah cetakan yang ke-2.
Dalam buku Kera pun Bisa Mengaji menceritakan tentang 24 Kiai yang berada di
Sumenep. Yang sangat berpengaruh dalam pengembangan Islam di Sumenep.
Halaman pertama buku ini menceritakan tentang Kiai Ali Barangbang yaitu putra dari
Kiai Hatib Paddusan bin Sayyid Baidhawi bin Panembahan Pakaos bin Sayyid Jakfar As-
Shodiq.
Kiai Barangbang memiliki sebuah langgar, yang menjadi daya tarik bagi masyarakat
sekitar untuk memasukkan ankanya belajar mengaji di pesantren Kiai Ali.
Dan pada suatu hari sang raja pun memutuskan untuk memasukkan anakanya ke
pesantren Kiai Ali tersebut.
Namun pada saat belajar mengaji anak raja tersebut sering dimarahi dan di pukul oleh
Kiai Ali karenga dia bodoh. Namun niat Kiai Ali bukanlah untuk memukul anak tersebut
tetapi memukul kebodohan yang berada dalam diri anak tersebut.
Raja pun memanggil Kiai Ali untuk menjelaskannya. Karena sang raja merasa
tersinggung anaknya dikatakan bodoh, raja memerintahkan kepada Kiai Ali jika memang
dengan memukul bisa membuat seseorang menjadi pintar maka Kiai Ali harus bisa mengajari
kera untuk bisa mengaji dalam kurun waktu 40 hari. Dengan usaha yang dilakukan Kiai Ali
pada hari ke 39 kera itu pun bisa mengaji.
Pada lembar-lembar berikutnya, masih banyak tokoh lagi yang sangat berperan dalam
perkembangan Islam di Sumenep.
Kelebihan buku ini adalah bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh semua
kalangan, baik pelaja atau mahasiswa r maupun seluruh masyarakat umum. Kerapian dan
kebersihan buku sangat bagus, serta kualitas kertas dan hasil cetakan juga sangat bagus.
Kekurangan buku ini hanya terletak pada kurangnya gambar pada ke-24 tokoh Kiai
yang di ceritakan dalam buku ini.
Buku ini sangat baik untuk dibaca karena di dalamnya terkandung nilai-nilai agama,
serta dapat mencontoh dan meneladani sikap-sikap yang ditunjukkan ke-24 Kiai tersebut.

Anda mungkin juga menyukai