Anda di halaman 1dari 23

ANJAK PIUTANG

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Lembaga Keuangan Semester 5
Dosen:
Yulia Fithriany, S.E., M.E.

Oleh:

Fazrila Dias Sari (1168020094)

Halimah P. Manapa (1168020106)

Hasbi Ash Sidqi (1168020108)

Ilham Fauzi Rahman (1168020121)

Ilpa alpaizah (1168020124)

Imam Sadeli (1168020126)

Irfan Fauji (1168020130)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya saya dapat menyelsaikan makalah tentang “Anjak Piutang" ini tepat pada
waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Lembaga Keuangan semester lima. Dalam penyelesaian makalah ini, saya
mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yulia Fithriany, S.E., M.E. selaku dosen mata kuliah Lembaga Keuangan.
2. Orang tua saya yang banyak memberikan semangat dan bantuan, baik moril
maupun materil.

3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman saya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Bandung, 3 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Anjak Piutang................................................................................. 6

B. Kegiatan Perusahaan Anjak Piutang ................................................................ 7

C. Ruang Lingkup Operasi Anjak Piutang ........................................................... 8

D. Fasilitas yang Diberikan Anjak Piutang......................................................... 12

E. Manfaat Anjak Piutang .................................................................................. 14

F. Kerugian Anjak Piutang ................................................................................. 16

G. Masalah dan Solusi dari Segi MSDM ............................................................ 18

H. Masalah dan Solusi dari Segi Pemasaran ....................................................... 19

I. Masalah dan Solusi dari Segi Keuangan ........................................................ 20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 21

B. Saran ............................................................................................................ 21

iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan atau penjualan,


hambatan utama yang dapat menjadi ancaman adalah banyaknya penjualan kredit
yang tidak dapat tertagih alias macet. Banyaknya kredit yang macet akan
mengakibatkan terganggunya perputaran barang dan perputaran keuangan, apalagi
jika sampai kredit tersebut tidak mampu lagi dibayar oleh orang yang berutang.
Semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan saat ini akan memaksa
perusahaan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para
pelanggannya. Salah satu cara adalah dengan mempermudah syarat pembayaran
produk. Oleh karena itu pembayaran yang ditunda menjadi suatu kebutuhan bagi
perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualannya. Atas penjualan
secara kredit tersebut maka perusahaan memiliki tagihan (piutang) kepada
pelanggan/customer. Piutang bagi perusahaan akan memperlambat arus kas
karena dana tunai/kas baru akan masuk setelah piutang tersebut jatuh tempo.
Padahal disisi lain perusahaan membutuhkan uang tunai/kas untuk kegiatan
operasionalnya. Jika perusahaan kekurangan kas maka biasanya akan pinjam ke
pihak lain misalnya bank.
Apabila masalah piutang macet ini tidak dapat segera ditanggulangi secara
serius, bukan tidak mungkin kerugian yang lebih besar tidak dapat dihindari lagi.
Untuk melakukan penagihan piutang yang macet diperlukan biaya maupun tenaga
yang harus dikorbankan. Untuk menanggulangi masalah piutang macet dan
administrasi kredit yang semrawut perusahaan mempunyai 5okum5555ve lain
untuk memperoleh dana tunai yaitu dengan menjual atau mengalihkan faktur-
faktur piutang yang dimilikinya ke Lembaga Keuangan Anjak Piutang
(Factoring).

5
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Anjak Piutang?
2. Apa kegiatan perusahaan anjak piutang?
3. Apa ruang lingkup operasi anjak piutang?
4. Apa saja fasilitas yang diberikan dalam anjak piutang?
5. Apa manfaat yang didapat dari anjak piutang?
6. Apa kerugian dari kegiatan anjak piutang?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Anjak Piutang.
2. Untuk mengetahui kegiatan- kegiatan yang ada dalam perusahaan anjak
piutang.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup anjak piiutang.
4. Untuk mengetahui fasilitas yang diberikan dalam anjak piutang.
5. Untuk mengetahui manfaat dari anjak piutang.
6. Untuk mengetahui kerugian dari anjak piutang.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anjak Piutang

Anjak piutang adalah suatu teknik pendanaan jangka pendek dengan


memanfaatkan piutang yang dimiliki suatu perusahaan. Sedangkan pengertian
anjak piutang menurut Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka
pendek suatu Perusahaan berikut pengurusan piutang tersebut.
Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988
perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri. Perusahaan yang bersangkutan menjual atau menyerahkan
7okum777 piutangnya kepada perusahaan anjak piutang (factor).

Factor disini dapat berupa sebuah bank atau lembaga keuangan. Kemudian
factor akan menyerahkan uang kepada perusahaan tersebut sebesar persentase
tertentu dari jumlah nilai piutang. Sebagai imbalan, factor akan membebankan
biaya administrasi dan bunga perusahaan tersebut. Biasanya perusahaan factoring
menyediakan berbagai jenis jasa, diantaranya:

1. Memberi uang muka sampai 80% harga minimal piutang.


2. Menanggung kredit macet.
3. Menyediakan data kredit.
4. Menagih piutang.
5. Mengadministrasi penjualan

Atas uang muka yang diberikan, perusahaan factoring memungut biaya bunga
yang sedikit lebih tinggi dari tingkat bunga bank, sedang untuk jasa yang lain
perusahaan factoring memungut bunga 0,5 – 2 %. Biaya bunga dan biaya factoring

7
ini oleh penjual piutang diperlakukan sebagai kerugian piutang. Terdapat dua jenis
transaksi anjak piutang :

1. Discount Factoring dengan Discount Factoring


Pemilik piutang menerima uang sebelum piutangnya jatuh tempo.
Jumlahnya sebesar nilai piutang dikurangi potongan tertentu yang disebut
diskonto. Selain itu, pemilik piutang juga harus menanggung biaya atas
dana yang diperolehnya sampai piutang yang bersangkutan jatuh tempo.

2. Maturity Factoring dengan Maturity Factoring


Pemilik piutang hanya menerima uang pada saat piutangnya telah jatuh
tempo. Konsekuensinya, ia tidak dibebani biaya bunga. Pemilik piutang
hanya menanggung diskonto piutang dan biaya administrasi. Sebagai
imbalannya, ia hanya memperoleh jasa penagihan, pencatatan dan
pemrosesan piutang. Ia tidak menerima uang sebelum piutangnya dapat
ditagih factor.

Tiap jenis transaksi anjak piutang di atas bisa bersifat recourse (with
recourse) atau nonrecourse (without recourse).

B. Kegiatan Perusahaan Anjak Piutang


Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan
piutang suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung
kesepakatan kepada pihak kreditor (pihak yang punya piutang). Usaha-usaha yang
dijalankan oleh perusahaan anjak piutang berkaitan dengan pegambilalihan dan
pengelolaan piutang suatu perusahaan, tergantung permintaan pihak kreditor. Bagi
perusahaan kreditor dengan adanya perusahaan anjak piutang sangat membantu
mereka dalam hal mengurangi resiko yang dihadapi terhadap macetnya tagihan
perusahaan.
Kegiatan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988.

8
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kegiatan anjak piutang meliputi kegiatan antara lain:
7. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
8. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan
harga yang sesuai dengan kesepakatan.
9. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan
anjak piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu
perusahaan sesuai kesepakatan.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan anjak piutang antara lain dari berbagai
biaya yang dikenakan terhadap kliennya. Biaya-biaya yang dikenakan itu terdiri
atas:
1. Jasa penagihan (service charge)
Biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak piutang kepada kliennya
yang dikenal dengan istilah fee dan besarnya dihitung berdasarkan
presentase tertentu maupun tergantung dari kesepakatan bersama.

2. Biaya administrasi (discount charge)


Biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah melakukan
pengelolaan perusahaan kreditur oleh kien dan besarnya tergantung dari
kesepakatan yang dibuat bersama.

C. Ruang Lingkup Operasi Anjak Piutang

Dilihat dari ruang lingkup operasi, kegiatan transaksi anjak piutang dapat
dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:

1. Anjak Piutang Domestik


Mekanisme perdagangan tanpa melibatkan jasa anjak piutang akan
menyebabkan kurang lancarnya cash flow perusahaan. Jangka waktu piutang
dagang umumnya berkisar antara 30-90 hari. Bagi perusahaan yang memiliki

9
modal kerja yang terbatas penjualan kredit akan sangat mengganggu arus kas
yang pada gilirannya akan mempengaruhi kelancaran usaha atau produksi bagi
perusahaan manufaktur. Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku
utama yang terlibat yaitu:
a. Perusahaan anjak piutang (factor), Factor adalah perusahaan atau pihak
yang menawarkan jasa anjak pitang.
b. Klien (supplier), klien adalah pihak yang menggunakan jasa anjak
piutang.
c. Nasabah (customer) atau di sebut debitor, adalah pihak-pihak yang
mengadakan transaksi dengan klien.
Penggunaan anjak piutang memungkinkan penjual untuk mengubah
penjualan kreditnya tersebut ke dalam bentuk tunai. Ilustrasinya dapat diikuti
pada gambar berikut:

Gambar 2.1
Mekanisme transaksi dalam negeri dengan menggunakan jasa anjak piutang
tersebut biasanya dilakukan dengan fasilitas disclosed factoring. Proses anjak
piutang dalam negeri sebagaimana digambarkan pada gambar diatas dapat
dijelaskan berdasarkan tahap tahap berikut:

10
a. Transaksi jual beli barang diikuti dengan penyerahan barang dan faktur
(1) dan (2).
b. Kemudian klien menyerahkan pula kopi faktur kepada perusahaan
anjak piutang (3).
c. Berdasarkan kopi fakturtersebut dan sesuai dengan persetujuan,
perusahaan anjak piutang segera membayar klien maksimum 80% dari
nilai faktur (4).
d. Perusahaan anjak piutang secara, aktif melakukan penagihan sesuai
dengan syarat pembayaran yang telah disetujui (5).
e. Pihak customer selanjutnya membayar kepada perusahaan anjak
piutang sesuai dengan besarnya kontrak (6).
f. Setelah selesai seluruh pembayaran perusahaan anjak piutang melunasi
sisa pembayaran (refirnd) kepada klien sebesar 20% dari nilai faktur
dikurangi biaya anjak piutang yang besarnya telah disepakati dalam
kontrak (7).

2. Anjak Piutang Internasional


Anjak piutang internasional atau sering juga disebut export factoring
merupakan fasilitas untuk membantu mempercepat proses pembayaran tunai
atas transaksi antarpenjual di suatu 11okum11 (eksportir) dengan pembeli dari
11okum11 lain (11okum111111). Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang
maka perdagangan ekspor impor barang memungkinkan eksportir dapat segera
menerima tunai hasil penjualannya. Dalam anjak piutang internasional terdapat
4 (empat) pihak yang terlibat, yaitu :
a. Eksportir
b. Importir
c. Perusahaan anjak piutang eksportir (export factor)
d. Perusahaan anjak piutang 11okum111111 (import factor).

11
Dalam transaksi factoring internasional, biasanya perusahaan anjak piutang
menjamin 100% atas kemungkinan tidak dibayarnya utang pihak
12okum121212. Mekanisme anjak piutang internasional dapat diikuti pada
gambar dibawah ini:

Gambar 2.2

Transaksi tersebut dimulai dengan pihak eksportir membuat kontrak


factoring dengan perusahaan anjak piutang yang selanjutnya disebut export
factor. Pihak eksportir mengajukan permohonan credit limit kepada export
factor sehubungan dengan rencana ekspornya. Export factor selanjutnya
menghubungi pihak korespondennya di 12okum12 di mana customer
(12okum121212) tersebut berkedudukan dalam hal ini di Jepang. Corespondent
factor ini akan menjadi import factor. Pihak import factor melakukan
investigasi kredit untuk mengetahui kondisi atau credit standing
12okum121212.

Apabila import factor menyetujui permohonan pihak 12okum121212, maka


import factor akanmemberi jaminan untuk membayar berdasarkan jumlah
tagihan (faktur) yang di fac-toring-kan sampai jumlah credit limit yang
disetujui oleh import factor. Apabila segala persyaratan dan semua ketentuan

12
telah disepakati oleh pihak pihak terkait, maka proses anjak piutang akan terjadi
dengan mekanisme berikut:

a. Eksportir mengapalkan barangnya untuk dikirimkan kepada


13okum131313. Pada waktu yang sama, eksportir mengirimkan
fakturnya dengan memberitahukan agar 13okum131313 melakukan
pembayaran kepada import factor pada saat penjualan kredit tersebut
jatuh tempo (1).
b. Setelah barang dikapalkan, eksportir menyampaikan copy faktur dan
dokumen dokumen pengapalan kepada export factor (2).
c. Selanjutnya export factor membayar sampai maksimum 80% dari total
nilai faktur sesuai dengan kontrak kepada eksportir (3).
d. Oleh export factor, copy faktur dan dokumen pengapalan dikirirnkan
kepada import factor (4).
e. Import factor menyiapkan sales ledger dan melakukan penagihan
kepada 13okum131313 berdasarkan faktur dan dokumen pengapalan
yang diterima dari export factor pada saat penjualan kredit tersebut jatuh
tempo (5).
f. Import factor kemudian melakukan pembayaran kepada exportfactor
sebesar 100% dari total nilai faktur setelah dikurangi persentase tertentu
yang telah disepakati selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal
pengiriman barang. Pembayaran tersebut harus dilakukan tanpa
memperhatikan apakah import factor telah menerima pembayaran dari
13okum131313 atau belum (6) dan (7).
g. Selanjutnya, export factor melunasi sisa pembayaran (20%) kepada
eksportir setelah dikurangi biaya-biaya factoring.

D. Fasilitas yang Diberikan Anjak Piutang

13
Fasilitas yang dapat diberikan perusahaan anjak piutang dalam penagihan atau
pengelolaan penjualan kreditnya kepada kreditur (kliennya). Dilihat dari berbagai
sisi, sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pemberitahuan
a) Disclosed, yaitu fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang
dalam penagihan piutangnya dengan sepengetahuan debitur
b) Undisclosed, merupakan fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak
piutang tanpa sepengetahuan si debitur, kecuali jika ada pelanggaran
terhadap kesepakatan yang telah dibuat dan atau oleh perusahaan anjak
piutang mengandung suatu resiko.

2. Berdasarkan Tanggung Jawab


a) Withrecours, dalam hal ini apabila si debitur tidak mampu untuk melunasi
segala kewajibannya, maka resiko kredit tersebut menjadi tanggung jawab
si pihak kreditur dan pihak anjak piutang mengembalikan tanggung jawab
penagihannya.
b) Without resource, dalam fasilitas ini apabila semua resiko yang tidak
terbayar dalam suatu penagihan piutang menjadi tanggung jawab pihak
anjak piutang sepenuhnya dan bukan tanggung jawab kreditur.

3. Berdasarkan Pelanggan
a) Full service factoring, merupakan perusahaan anjak piutang yang
memberikan semua jenis fasilitas jasa anjak piutang baik dalam jasa
pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan, ermasuk fasilitas untuk
menanggung resiko untuk kredit yang macet.
b) Resource factoring, jasa yang diberikan perusahaan anjak piutang
meliputi 14okum14 semua jasa anjak piutang kecuali proteksi terhadap
resiko tidak terbayar tagihannya. Dalam hal ini resiko kredit tetap berada
pada kreditor

14
c) Bulk factoring, jasa yang diberikan terhadap kreditur hanyalah fasilitas
jasa pembiayaan dan pemberitahuan jatuh tempo pada debitur
d) Maturity factoring, fasilitas jasa yang diberikan kepada kreditur adalah
perlindungan kredit yang meliputi pengurusan atau penjualan, penagihan
dari debitur dan perlindungan atas piutang dan dalam jenis ini jasa yang
diberikan adalah tanpa pembiayaan.
e) Invoice discounting, pemberian fasilitas jasa hanyalah untuk yang
berbentuk pembiayaan anjak piutang.
f) Undisclosed factoring, perusahaan anjak piutang memberikan proteksi
terhadap kemacetan pelunasan piutng sampai dengan ersentase tertentu
dari jumlah faktur yang telah disetujui.
g) Advanced payment, transaksi pengalihan piutang dimana pembaarannya
dilakukan pada saat jatuh tempo dan besarnya sekitar 80% dari nilai faktur.

4. Berdasarkan Wilayah
a) Domestic factoring, merupakan perusahaan anjak piutang yang hanya
beroperasi di wilayah Indonesia.
b) International factoring, merupakan kegiatan anjak piutang yang
kegiatannya dapat dilakukan antar 15okum15 seperti pembiayaan fasilitas
ekspor impor.

E. Manfaat Anjak Piutang


Manfaat bagi perusahaan anjak piutang:
1. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi.
2. Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditur dan debitur.
3. Membantu manajemen pihak kreditur dalam penyelenggaraan kredit

Manfaat bagi kreditur (klien):

15
1. Membantu administrasi penjualan dan penagihan ( sales ledgering and
collection services )
Perusahaan anjak piutang memperoleh fee atau komisi sebesar
persentase tertentu dari jumlah piutang yang dianjakpiutangkan atas jasa-
jasa administrasi yang diberikan sebagai bagian dari perjanjian anjak
piutang. Jasa-jasa tersebut meliputi administrasi piutang yang
dianjakpiutangkan dan membantu penagihannya. Dengan mengalihkan
tugas pembukuan kepada perusahaan anjak piutang akan timbul beban
biaya atas klien,
2. Membantu beban risiko ( credit inscrrance )
Kadang-kadang klien membatasi penjualannya hanya kepada nasabah
lama saja karena 16okum1616 risiko kredit. Sehingga kemungkinan mereka
menolak menjual kredit kepada nasabah baru. Hal tersebut berarti sebuah
kerugian, bukan saja semata-mata rugi materi yaitu akibat batalnya
memperoleh keuntungan yang sudah didepan mata tetapi juga rugi secara
immaterial dalam hal goodwill. Sekiranya risiko dapat dibagi dengan
perusahaan anjak piutang berarti akan meningkatkan keuntungan karena
pesanan barang dari nasabah baru tidak perlu lagi ditolak.
3. Memperbaiki 16okum16 penagihan
Apabila suatu perusahaan anjak piutang membeli suatu tagihan, tentu
perusahaan tersebut mengharapkan untuk dibayar pada saat jatuh
temponya.hal tersebut berarti perusahaan anjak piutang akan memantau
pembayarannya dan memberitahukan kepada klien tagihan-tagihan yang
telah jatuh tempo. Klien biasanya melakukan revisi posisi tagihan yang
dianjakpiutangkan. Dalam melakukan penagihan, perusahaan anjak piutang
sebisa mungkin tidak memperburuk hubungan antara kliennya dengan
nasabah atau customer.
4. Membantu memperlancar modal kerja

16
Dengan anjak piutang, setiap penjualan tunai dan ini berarti terlepas dari
masalah kredit. Disamping itu,klien dapat menawarkan penjualan kredit
untuk jangka waktu yang sedikit lebih panjang untuk menarik lebih banyak
nasabah. Hal tersebut akan lebih kompetitif karena klien akan dapat
meningkatkan pangsa pasarnya.
5. Meningkatkan kepercayaan
Karena arus dana bukan lagi suatu masalah maka setiap tagihan dapat
dibayar tepat waktu yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan
pihak klien. Reputasi yang baik akan mengakibatkan mudahnya melakukan
pembelian misalnya barang-barang mentah secara kredit dengan harga yang
lebih baik. Sedangkan dalam hal penjualan tunai klien dapat memberikan
diskon yang lebih menarik.
6. Kesempatan untuk mengembangkan usaha
Manfaat lain yang menarik adalah kesempatan untuk berkembang
khususnya bagi usaha kecil. Sekiranya ada permintaan atas produk atau
jasa-jasa dan apabila mereka menjual kepada nasabah besar dengan reputasi
baik.

Manfaat Bagi Debitur:


Menumbuhkan kesadaran dan motivasi kepada debitur untuk segera
membayar secepatnya, karena ada rasa malu sehingga berusaha sekuat tenaga
untuk segera membayar dengan berbagai cara.

F. Kerugian Anjak Piutang


1. Pemborosan Biaya
Karena keterlibatan pihak lain, yaitu pihak perusahaan factor dalam
hubungan antara klien dengan nasabah, maka bisa jadi akan menambah beban
biaya terhadap bisnis yang bersangkutan.
2. Menurunkan Reputasi

17
Bagi 18okum18-negara di mana institusi factoring belum
memasyarakat, maka akan timbul kesan seolah-olah klien yang menyerahkan
piutangnya kepada perusahaan factor dalam keadaan kesulitan dan tidak
sanggup menagih sendiri piutangnya.
3. Bisnis Rentan Risiko
Karena hakekat yang inherent dalam institusi factoring, seperti tidak
adanya collateral/jaminan, maka dapat saja timbul anggapan bahwa bisnis
dari perusahaan factor mengandung resiko tinggi terhadap keberhasilan
dalam menagih piutang.
4. Kurang Profesional
Ada juga kelemahan factoring tetapi sifatnya temporer, yaitu tidak
profesionalnya perusahaan factor. Hal ini terutama disebabkan disebabkan
karena bisnis factoring ini belum begitu 18okum1818, sehingga belum
banyak perhatian diberikan kepadanya. Selain itu masih banyak kalangan
yang menganggap bisnis factoring ini sebagai lender of the last resort.

18
Pandangan dari Segi Sumber Daya Manusia

Masalah

Dari segi SDM, masalah yang terdapat dalam kasus ini adalah tingkat SDM dari
para tetinggi perusahaan/ stakeholder begitu rendah. Hal ini terlihat dari adanya
tindakan korupsi yang dilakukan oleh para pelaku. Kualitas SDM ini dibagi menjadi
kualitas fisik dan kualtas non-fisik. Yang termasuk dalam kualitas fisik adalah tingkat
pendidikan, tingkat kesehatan, dan indeks mutu hidup. Sedangkan yang termasuk
dalam kualitas non-fisik adalah kualitas spiritual, kualitas kepribadian bermasyarakat,
dan kualitas hubungan selaras dengan lingkungannya.

Korupsi seperti ini menunjukkan bahwa pelaku masih rendah dalam kualitas
non-fisik, atau lebih tepatnya rendah dalam kualitas spiritual individunya. Mereka yang
melakukan korupsi sudah tidak memperdulikan haram atau halalnya uang yang mereka
dapat, sudah tidak takut akan Tuhan mereka sehingga mereka dengan enaknya
melakukan korupsi.

Solusi:

Dalam membentuk dan membangun kualitas SDM yang baik, maka perlu
penanaman kesadaran dalam setiap individu, karyawan khususnya akan pentingnya
budaya kejujuran dan etika bisnis. Seperti yang disusun oleh Institute of Certified
Public Accountans (AICPA) dalam Arens et al (2012:366) bahwa untuk mencegah
adanya tindakan korupsi adalah misalnya dengan menerapkan budaya kejujuran dan
etika, memberikan pelatihan, penciptaan lingkungan kerja yang positif dan
membangun disiplin. Penerapan aturan- aturan ini harus diberlakukan secara adil, dan
menyeluruh.

Juga bisa dengan melakukan skinning (screening) pegawai ketika akan mencari
pegawai maupun mempromosikan pegawai. Kebijakan ini dapat meliputi kebijakan
tentang penilaian terhadap latar belakang pendidikan, pengalaman, karakter, dan

19
integritas. Dan dalam proses promosi pegawai, maka proses skinning ini harus lebi
diperketat. Karena semakin tinggi jabatan seseorang, kewenangan yang dimilikinya
juga semakin besar.

Pandangan dari Segi Pemasaran


Masalah:

Masalah dari segi pemasaran adalah salahsatu proses dari mengembangkan


perusahaan harus terhambat. Karena adanya korupsi ini, maka citra perusahaan PT. KII
dan PT. PANN menjadi buruk di mata masyarakat dan perusahaan lain. Baik buruknya
citra perusahaan akan mempengaruhi keputusan konsumen. Loyalitas konsumen akan
dipertaruhkan.

Solusi:

Tidak mudah memang mengembalikan citra perusahaan yang telah tercoreng.


Apalagi, satu kesalahan kecil bisa merusak citra di benak konsumen. Untuk itu,
perusahaan harus mengembalikan kembali citra perusahaan dengan cepat sebab apabila
terlambat maka akan semakin sulit untuk memperbaikinya.

Salahsatu yang bisa dilakukan perusahaan adalah dengan menentukan strategy


marketing. Strategi marketing yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan konten
marketing, menggunakan influencer, dan rangkul pelanggan setia.

Dalam memanfaatkan konten marketing adalah dengan misalnya


memvariasikan jenis jasa yang ditawarkan kepada konsumen, berusaha memberikan
pelayanan terbaik melalui konten- konten atau produk- produk terhadap konsumen.
Atau dengan mengunakan influencer atau orang lain yang bisa memberikan pengaruh
terhadap orang lain, missal seperti selebgram,vlogger dan sebagainya.

20
Pandangan Dari Segi Keuangan

Masalah:

Masalah yang timbul dari segi keuangan dalam kasus ini adalah bahwa PT KII
dan PT PANN tersebut hanya memikirkan keuntungan tanpa memepertimbangkan
etika yang harus mereka laksanakan. Dan juga, tidak adanya pengecekan ulang
terhadap buku keuangan diantara dua perusahaan itu, sehingga kasus korupsi ini tidak
langsung diketahui sejak awal.

Solusi:

Salahsatu cara untuk meminimalisir masalah keuangan yang terjadi pada kasus
ini adalah dengan perubahan dalam regulasi pemerintah. Hukuman yang diberikan
kepada para pelaku korupsi sepertinya tidak memberikan efek jera dan tidak membuat
orang lain takut. Dan juga perlu peningkatan kualitas pengawasan dari OJK , sehingga
kejadian- kejadian seperti ini bisa diminimalisir.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan pemberian


jasa penagihan, pembelian, dan pengelolaan penjualn kredit kliennya agar klien
tersebut dapat lebih terfokus pada kegiatan usaha lainnya. Berbagai macam
fasilitas yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang semuanya didasari dengan
mempertimbangkan 22okum22 risiko piutang yang tidak dapat ditagih atau macet.
Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan
yang memang sedang membutuhkan uang dengan segera yang semua kegiatannya
diatur sesuai dengan peraturan 22okum yang berlaku agar tidak merugikan salah
satu pihak.

B. Saran
Melihat banyaknya perusahaan yang merugi akibat manajemen dan piutang
yang macet, setidaknya anjak piutang dapat menjadi pilihan alternative dalam
pengelolaan perusahaan. Kami menyarankan agar perusahaan yang bergerak
dalam kegiatan pembiayaan keuangan atau perusahaan yang memiliki sangkut
paut dengan piutang agar memanfaatkan jasa anjak piutang dalam menjalankan
dan mengelola usahanya, guna menjamin kelangsungan usahanya.

22
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Donald, dkk. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi Kedua Belas Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Kasmir, E. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Kasmir, E. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 10. Jakarta:
Rajawali Pers

23

Anda mungkin juga menyukai