Diktat Kuliah Epid - Penyakit Menular
Diktat Kuliah Epid - Penyakit Menular
1. Carrier : Manusia (orang) atau hewan tempat berdiamnya agen menular spesifik
dengan adanya penyakit yang secara klinis tidak terlihat nyata, tetapi dapat bertindak
sebagai sumber infeksi yang cukup penting. Kemampuan sebagai pembawa (carrier)
bisa terdapat pada seseorang dengan infeksi yang tidak tampak nyata sepanjang
waktu tersebut (umumnya dikenal sebagai orang sehat atau pembawa yang tidak jelas
gejalanya), atau berada dalam masa tunas (incubatory carrier), masa penyembuhan
dan sesudah masa penyembuhan dari suatu penyakit infeksi tertentu
(convalescent carrier). Pada kondisi tertentu maka kemampuan sebagai pembawa
bisa berlaku dalam waktu singkat atau panjang (temporary carrier/transient carrier,
atau chronic carrier).
2. Case Fatality Rate : Biasanya dinyatakan sebagai persentase dari jumlah orang
yang didiagnosa menderita penyakit yang telah ditentukan dan meninggal karenanya.
Istilah ini lebih sering dipergunakan untuk kejadian luar biasa (outbreak) penyakit
akut dimana semua penderita setelah diikuti dengan periode waktu yang cukup untuk
sampai mengakibatkan kematiannya. Angka kefatalan (Fatality rate) harus dengan
jelas dibedakan dari angka kematian (Mortality rate). Sinonim: Angka kefatalan
(Fatality rate), Persentase kefatalan (Fatality percentage).
*) Saduran bebas dari Control of Communicable Disease in Man oleh Abraham S. Benenson, 1990
4. Cleaning : Pembersihan dengan menggosok dan mencuci, seperti dengan air
panas, sabun atau detergen yang sesuai, ataupun dengan menghisap debu maupun
agen menular atau zat organik dari permukaan pada dan dimana agen menular
tersebut dapat menemukan keadaan yang menguntungkan untuk bisa bertahan
atau berkembang biak .
8. Contamination : adanya agen menular pada permukaan tubuh, pada atau dalam
pakaian, termasuk semua yang berkaitan dengan tempat tidur (bedding), mainan,
alat - alat bedah atau baju operasi, maupun benda/zat mati termasuk air dan makanan.
Pollution (pencernaan) berbeda dengan kontaminasi dan secara langsung
memperlihatkan adanya perusakan pada lingkungan, akan tetapi tidak harus menular.
Kontaminasi pada permukaan tubuh tidak bisa dianggap sebagai pembawa kuman
(carrier).
10. Desinfestation: semua proses baik secara fisik maupun kimiawi untuk merusak/
menghancurkan atau memusnahkan bentuk-bentuk hewan kecil yang tidak
dikehendaki khususnya arthropoda atau rodent (binatang pengerat), yang ada pada
orang, pakaian, dalam lingkungan seseorang, atau pada hewan-hewan peliharaan
(insecticide dan rodenticide). Disinfestasi juga termasuk menghilangkan kutu-kutu
untuk infestasi dengan kutu kepala (pediculus humanus), dan kutu-kutu pada tubuh.
Sinonim: termasuk isinsektasi dan disinsektisasi akhir jika sasaran hanya pada insekta
yang terlibat.
11. Endemic: adanya penyakit atau agen menular yang tetap dalam suatu area
geografis tertentu, dapat juga berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal
biasa timbul dalam suatu area tertentu.
12. Epidemic: kejadian atau peristiwa dalam suatu masyarakat atau wilayah dari
suatu kasus penyakit tertentu (atau suhu kasus kejadian yang luar biasa) yang secara
nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan. Jumlah kasus menandakan adanya
wabah yang akan berubah-ubah berdasarkan agen menularnya, jumlah dan jenis
populasi yang terkena, adanya kejadian sebelumnya atau tidak adanya keterbukaan
(kerentanan) terhadap penyakit, dan waktu serta tempat kejadian.
Epidemicity: keadaan yang berkaitan dengan frekuensi penyakit yang sering dalam
satu area yang sama, di antara populasi yang telah ditentukan, dalam satu musim
tahun yang sama. Kasus tunggal suatu penyakit menular yang lama tidak terjadi
dalam populai tertentu, atau serangan pertama oleh suatu penyakit yang tidak
dijumpai sebelumnya dalam area tersebut memerlukan laporan yang cepat dan
penyidikan (investigasi) epidemiologi. Dua kasus penyakit tertentu yang
berhubungan dalam waktu dan tempat tertentu adalah bukti transmisi yang cukup
untuk dapat dianggap sebagai suatu wabah atau kejadian luar biasa (lihat report of
disease dan zoonosis).
14. Health Education : adalah proses yang secara individu maupun secara
berkelompok, orang – orang belajar untuk meningkatkan, memelihara maupun
memulihkan derajat keshatan. Pendidikan kesehatan ini dimulai dengan segala
macam tujuan yang mereka inginkan dalam usaha memajukan taraf hidup mereka.
Tujuannya adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri mereka untuk
mencapai taraf hidup yang sehat, secara individu dan sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dalam penanggulangan penyakit menular, pendidikan kesehatan pada
umumnya termasuk penilaian tentang kebiasaan tingkah laku masyarakat yang
berkenaan dengan frekuensi serta penyebaran penyakit, maupun pengenalan cara/alat
khusus untuk mengamati kekurangan dalam usaha pengobatan.
15. Host (Pejamu) : manusia atau hewan hidup, termasuk burung dan arthropoda,
yang dapat memberi kehidupan atau tempat tinggal untuk agen menular dalam
kondisi alam lawan dari percobaan). Beberapa protozoa dan cacing melalui tahapan
yang berturut turut dalam pejamu pilihan (alternatif host) dari jenis yang berbeda.
Pejamu dimana parasit mencapai kematangan/pendewasaan atau melewati tahap
seksual adalah pejamu definitive atau pejamu primer. Sedangkan parasit dalam tahap
larva atau tahap aseksual adalah pejamu intermediate atau sekunder. Pejamu
pembawa (transport host) adalah pembawa, dimana organisme tetap bertahan hidup
tetapi tidak berkembang/berubah.
16. Immune Individual : yaitu manusia atau hewan yang mempunyai perlindungan
antibodi khusus atau kekebalan seluler sebagai hasil infeksi yang terjadi sebelumnya,
atau hasil imunisasi, atau satu keadaan yang disebabkan kejadian khusus sebelumnya
dan memberikan reaksi yang sarna untuk mencegah penyakit dan/atau adanya gejala
klinis penyakit tertentu setelah mengalami keterpaparan dengan agen penyakit
menular tertentu. Kekebalan adalah keadaan yang tidak mutlak (relatif): suatu
perlindungan efektif biasa, dapat melemah oleh dosis agen menular yang berlebihan
atau oleh keterpaparan melalui pintu masuk yang tidak lazim. Juga bisa dirusak oleh
terapi dengan obat yang menekan kekebalan, penyakit yang terjadi bersamaan, atau
oleh proses ketuaan.
17. Immunity: kekebalan yang biasanya dihubungkan dengan adanya antibodi atau
hasil reaksi sel-sel yang spesifik terhadap mikro-organisme penyebab keracunan, dan
yang dapat menimbulkan penyakit menular tertentu. Passive humoral immunity
adalah kekebalan yang didapat dengan pemindahan secara buatan melalui inokulasi
antibodi pelindung yang spesifik (dari hewan yang dikebalkan, atau dengan serum
seseorang yang baru sembuh dari sakit yang daya kekebalannya sangat tinggi atau
dengan kekebalan serum globulin); dan yang berlangsung dengan durasi yang pendek
(beberapa hari sampai beberapa bulan). Avtive humoral immunity atau kekebalan
yang biasanya dapat berlangsung lama sampai bertahun-tahun, didapat baik secara
alamiah melalui proses infeksi, dengan atau tanpa gejala klinis yang jelas, atau secara
buatan dengan cara inokulasi agen penyebabnya itu sendiri yang telah dimatikan, atau
telah dilemahkan, atau dari bagian protein maupun hasil produk agen penyebabnya.
Kekebalan efektif tadi bergantung pada kekebalan seluler yang diberikan oleh sel
limfosit - T yang dibuat lebih peka dan humoral immunity yang berdasarkan atas
reaksi respons limfosit - B.
18. Inapparent Infection: adanya infeksi pada pejamu tanpa adanya tanda-tanda
klinis yang jelas atau gejala yang dapat dikenal. Infeksi yang tidak nyata dapat
diidentifikasi hanya secara laboratorium, atau oleh timbulnya suatu reaksi positif pada
tes kulit yang spesifik. Sinonim : Asymptomatic, subclinical, occult-infection.
19. Insidence Rate: nilai suatu hasil bagi (angka), antara jumlah penderita baru suatu
penyakit yang telah diagnosa sebagai suatu penyakit khusus, atau dilaporkan dalam
periode waktu yang telah ditentukan (sebagai pembilang), dan jumlah person dalam
populasi yang telah ditentukan, dimana kasus tersebut terjadi (sebagai penyebut).
Biasanya ini mencerminkan sebagian kasus per 1000 atau 100.000/tahun. Angka
tersebut biasanya menggambarkan dalam bentuk umur atau jenis kelamin tertentu,
atau khusus untuk sifat populasi yang lain atau sifat suatu subdivisi (lihat mortability
rate atau prevalence rate). Attack rate, or case rate : adalah angka kejadian yang
sering digunakan untuk kelompok-kelompok khusus yang diamati untuk periode yang
terbatas dan dalam keadaan khusus pula, seperti dalam suatu wabah, dan biasanya
dinyatakan dalam nilai persen (kasus per 100).
The secondary attack rate pada penyakit menular adalah jumlah kasus di antara
keluarga atau hubungan institusional/serumah yang terjadi di antara periode inkubasi
setelah keterpaparan (eksposur) pada kasus utama dalam kaitannya pada keterpaparan
secara umum; jika ditentukan hanya sebatas pada mereka yang rentan. (risk group).
Infection rate menyatakan kejadian dari semua infeksi, yang nyata maupun yang
tidak nyata/tampak.
20. Incubation Periode: selang waktu antara terjadinya permulaan kontak dengan
agen penyebab penyakit menular sampai timbulnya gejala yang pertama kali atau
gejala penyakit yang dicurigai atau transmisi yang pertama kali pada vektor penyakit.
21. Infected Individual: manusia atau hewan yang merupakan tempat berdiamnya
suatu agen penyakit menular, yang dapat disertai dengan gejala penyakit yang nyata
atau dalam bentuk infeksi yang tanpa gejala klinis (lihat carrier). Orang atau hewan
yang dapat menularkan salah satu dari agen penyakit menular yang secara alami
dapat diperoleh.
23. Infection Agent: suatu organisme (virus, rickettsia, bakteri, jarmur, protozoa dan
cacing) yang mampu menimbulkan infeksi atau penyakit menular.
24. Infection Disease: penyakit yang secara klinis tampak nyata pada manusia atau
hewan yang merupakan akibat suatu infeksi.
25. Infestation: manusia atau hewan sebagai tempat menempelnya, berkembang dan
berbiaknya arthropoda pada permukaan tubuh atau di dalam pakaian, barang, benda
atau tempat-tempat yang tertular adalah semua yang merupakan tempat berdiamnya
atau memberi tempat untuk tinggal pada agen penyakit tersebut, khususnya
arthropoda dan rodent.
26. Insecticide: semua zat kimia yang digunakan untuk mematikan, menghancurkan/
membasmi serangga, bisa berupa sebagai tepung, cairan yang disemprotkan, aerosol
atau seperti cat semprot; lazimnya adanya residu (akibat sisa penggunaan zat
tersebut). Pada istilah larvicide seringkali digunakan untuk menunjukkan pemakaian
insektisida khususnya perusakan bentuk jentik sebelum tahap dewasa (tahap larva)
dari arthropoda; adulticide atau imagocide menunjukkan pemakaian untuk merusak
bentuk serangga yang dewasa. Istilah insektisida seringkali digunakan secara luas
mencakup zat-zat untuk membasmi semua arthropoda, tetapi acarcide lebih tepat
dipakai untuk agen pembunuh caplak dan kutu-kutu. Istilah-istilah yang lebih khusus,
seperti lousicide (pembasmi belalang) dan miticide (pembasmi rayap) kadang juga
dipakai.