Kelompok 7:
Meski telah banyak menjadi panutan dalam berinvestasi dan menjadi orang
Warren Buffett Senin, 06 terkaya ketiga sejagat, Warren Buffet masih mempunyai penyesalan dalam
Beli Saham Mei 2019 Detikfinance hidupnya yaitu tidak berinvestasi di perusahaan teknologi Alphabet, induk Google
Perusahaan 15:00 WIB https://finance.detik.com/burs dan Amazon yang diungkapkannya pada tahun 2018 saat diwawancarai CNBC
Orang Terkaya a-dan-valas/d- International. Realitanya dalam kurun waktu 2018 hingga 2019 harga saham
Dunia 4538017/warren-Buffett-beli- AMZN mengalami fluktuasi yang mencapai puncaknya pada 09 April 2018 yaitu
saham-perusahaan-orang- diangka 2,039.51 padahal pada 02 Januari 2018 hanya diangka 1,189.01 dengan
terkaya- kata lain kenaikannya hampir 100% namun demikian harga saham AMZN
dunia?_ga=2.24437946.1268 mengalami penurunan pada akhir tahun 2018 yaitu diangka 1,501.97 pada 31
804184.1557890141- Desember 2018. Saat ini harga saham AMZN mulai merangkak naik walau belum
1358117111.1557890141 setinggi tahun 2018 (harga saham dalam USD)
Uniknya Buffet di tahun 2018 belum membeli saham AMZN dan baru membelinya
di tahun 2019 ini.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pelaku pasar modal memiliki keterbatasan kognitif
dalam pengambilan keputusan investasinya. Banyak investor yang bertindak
tidak rasional dalam pengambilan keputusan keuangan dan investasi sehingga
harga saham yang terjadi bukanlah harga yang mencerminkan semua informasi
relevan dan rasional sesuai dengan fundamental perusahaan, tetapi harga yang
mencerminkan tingkat psikologis investor. Oleh karenanya pelaku pasar modal
dalam dunia nyata dapat berperilaku tidak rasional misalkan hanya dengan ikut
– ikutan membeli atau menjual suatu saham tanpa melakukan analisa baik
fundamental maupun teknis dimana pada posisi tersebut intelektual tunduk pada
emosi manusia.
“Survei tersebut dilakukan pada 5-8 April 2019 menggunakan metode stratified
multistage random sampling dengan 2.285 responden dari seluruh provinsi di
Indonesia...”
“Kalangan pelaku pasar optimis bahwa besar kemungkinan sektor yang terkait
dengan pertumbuhan infrastruktur dan bantuan sosial akan menguat...”
Analisa
Sektor terkait infrastruktur seperti industri konstruksi, jalan ton dan semen
diprediksi melesat karena pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin akan kembali
melanjutkan proyek infrastruktur 5 tahun kedepan. Terlebih lagi petahana juga
berencana untuk membuat holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
infrastruktur
Olehkarenya emiten konstruksi dan infrastruktur dengan likuiditas tinggi
diharapkan meningkat. Emiten-emiten tersebut adalah PT Properti Tbk (PTPP),
PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk
(ADHI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT United Tractors Tbk (UNTR)
Dilain sisi, Bank tanah air yang memiliki andil untuk menyalurkan bantuan sosial
juga diestimasi menguat. Sebagai contohnya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
(BBRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank Negara Indonesia
Tbk (BBNI).
"Kemarin data transaksi berjalan itu defisitnya hanya turun US$ 2 miliar dari US$
9 miliar ke US$ 7 miliar. Harapan pasar turun sampai US$ 5 miliar,".
Analisa :
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menjelaskan ada banyak faktor
yang membuat pasar modal belakangan ini begitu sepi. Pertama pada bulan Mei
biasanya perusahaan manajer investasi mulai melakukan peralihan portofolionya
dengan melakukan aksi jual.
Kedua, Ramadhan juga ikut punya andil dalam membuat sepinya perdagangan.
Sebab hampir setiap tahunnya pasar modal Indonesia selalu sepi saat bulan
puasa.
Belum lagi faktor eksternal seperti perang dagang AA vs China yang mulai
memanas lagi. Hingga fundamental ekonomi RI yang datanya di bawah
ekspektasi.
Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street kompak turun pada perdagangan
Jumat (17/5) karena ketegangan perdagangan yang berkelanjutan antara AS dan
China. Penurunan itu disokong oleh saham industri dan teknologi.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 98,68 poin atau menjadi 25.764.
Indeks S&P 500 juga turun 16,79 poin atau menjadi 2.859,53. Adapun Indeks
Nasdaq Composite turun 81,76 poin atau menjadi 7.816,29.
Hal ini karena China menyulut api perang perdagangan yang semakin sengit
dengan AS, bahkan China menyerang dengan nada yang lebih agresif dan
menyarankan pembicaraan lebih lanjut bisa membuahkan hasil kecuali
Washington mengubah arah.
Di tempat lain dalam perang tarif multi-front AS, Presiden Donald Trump
mengonfirmasi bahwa dia akan menunda pengenaan tarif mobil impor hingga
enam bulan, dan setuju untuk menaikkan tarif logam di Kanada dan Meksiko.
Dengan kondisi ini, emiten yang harganya sudah tinggi tetap harus turun dulu.
Jadi bisa memberi kesempatan kepada investor untuk membeli sahamnya
dengan harga yang terjangkau,…”
“Jika sentimen trade war sudah mereda akan lebih bagus lagi buat indeks kita,…”
Analisa :
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi cukup dalam. IHSG
ditutup merosot hingga 1,17% ke level 5.826,87 pada Jumat (17/5). Namun,
melihat kondisi itu bukan berarti investor tidak bisa mendapatkan cuan dalam
keadaan seperti ini.
Selain itu juga karena faktor lain yang memang biasa terjadi pada bulan Mei, yaitu
aksi jual dan kondisi pasar yang lebih sepi pada bulan puasa. Teguh bilang
adanya penurunan ini seharusnya dimanfaatkan oleh investor untuk membeli
saham dengan harga yang murah.
Menurut Teguh di saat seperti ini investor jangan mencoba tebak-tebak bottom
line-nya karena tidak akan bisa. Saat ini posisi turunnya pun sudah terbatas.
Seharusnya investor melihat peluang cuan dari posisi up side-nya yang lebih
besar dari downside-nya.
Senada seperti yang dikatakan analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji
Secara teknikal pergerakan IHSG pada Juli sudah mulai memasuki fase
konsolidasi. Kemungkinan besar Oktober mengalami penguatan signifikan,
dilanjutkan dengan November dan Desember.
Isu :
6 IHSG Anjlok 6 Sabtu,18 https://www.liputan6.com/bisn
Persen, Mei 2019, is/read/3969229/ihsg-anjlok- Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan pada pekan ini. Bahkan
Penurunan 12:15 WIB 6-persen-penurunan- IHSG alami penurunan terbesar mingguan sejak April 2018.
Mingguan mingguan-terbesar-sejak-
Terbesar Sejak april-2018 Mengutip laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, Sabtu (18/5/2019),
April 2018
IHSG merosot 6,1 persen dari posisi 6.209 pada 11 Mei 2019 menjadi 5.826 pada
18 Mei 2019.
Pelemahan IHSG didorong dari defisit neraca perdagangan lebih buruk dari
perkiraan. Tercatat defisit neraca perdagangan April mencapai USD 2,5 miliar.
Sentimen itu direspons negatif oleh pelaku pasar.
Apalagi berlanjutnya ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China
menambah beban IHSG.
Saham kapitalisasi besar masuk indeks saham LQ45 pun anjlok 7,48 persen
selama sepekan. Aksi jual investor asing mencapai USD 250 juta atau sekitar Rp
3,62 triliun (asumsi kurs Rp 14.506 per dolar AS) di pasar saham.
Sementara itu, di pasar obligasi, indeks obligasi turun 0,70 persen selama
sepekan. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun merosot tiga basis
poin menjadi 8,03 persen. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika
Serikat yang mencapai 14.450. Aksi jual obligasi mencapai USD 430 juta di pasar
obligasi hingga 15 Mei 2019.
Analisa :
Sejumlah sentimen baik eksternal dan internal pengaruhi pasar keuangan global
sehingga berdampak terhadap pasar Indonesia.
Kedua, data ritel dan industri AS melemah. Sektor perdagangan ritel AS turun 0,2
persen dari bulan sebelumnya pada April 2019, menyusul pertumbuhan 1,7
persen yang direvisi naik pada Maret yang merupakan peningkatan terbesar
dalam penjualan selama 1,5 tahun. Output industri AS merosot 0,5 persen pada
April 2019. Hal ini berlawanan dengan harapan pasar dan perolehan pada Maret
2019 yang mencapai 02 persen. Penurunan itu terbesar dalam produksi industri
sejak Mei 2018. Ini dipicu sektor manufaktur dan utilitas berkontraksi sementara
sedangkan hasil tambang menguat.
Defisit neraca dagang yang membesar didorong impor minyak dan gas
meningkat pada April. Penyumbang ekspor terbesar adalah penurunan ekspor.
Namun, rata-rata impor minyak dan gas selama empat bulan pertama 2019 masih
menunjukkan penurunan tahunan.
Ini menunjukkan beberapa upaya pemerintah untuk kurangi impor minyak dan
gas termasuk peralihan biodiesel 20 (B20) yang berdampak positif.
"Namun, kami masih menyadari bahwa perlambatan global telah mulai pengaruhi
barang ekspor Indonesia yang lebih besar yaitu komoditas. Penurunan ekspor
lebih besar secara rata-rata, karena volume dan tekanan harga yang sebagian
disebabkan oleh penggunanaan domestik," tulis Ashmore.
Isu :
7 Harga Minyak Selasa, 14 https://www.liputan6.com/bisn
Jatuh Akibat Mei 2019, is/read/3965232/harga- Harga minyak turun pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu
Perang Dagang 06:15 WIB minyak-jatuh-akibat-perang- Jakarta), menyusul pelemahan di bursa saham. Penurunan harga minyak ini
dagang karena semakin memanasnya perang dagang yang diperkirakan akan
memperlambat ekonomi dunia sehingga berdampak kepada permintaan minyak.
Mengutip Reuters, Selasa (14/5/2019), harga minyak Brent untuk pengiriman Juli
turun 39 sen menjadi USD 70,23 per barel. Harga patokan minyak global ini
sebelumnya sempat mencapai level tertinggi di USD 72,58 per barel.
Analisa :
Harga minyak ditekan oleh penurunan saham dan aset berisiko lainnya karena
investor pindah ke instrumen safe havens seperti obligasi dan emas sebagai
respons terhadap perang perdagangan AS-China yang semakin intensif.
China menentang peringatan dari Presiden AS Donald Trump dan bergerak untuk
mengenakan tarif lebih tinggi pada berbagai barang AS termasuk sayuran beku
dan gas alam cair. Tindakan itu secara luas diperkirakan setelah Washington
pekan lalu menaikkan tarif impor China sebesar USD 200 miliar.
Investor khawatir perang perdagangan antara dua negara dengan kekuatan
ekonomi terbesar di dunia ini dapat meningkat lebih lanjut dan menggagalkan
ekonomi global.
"Aksi jual signifikan di pasar ekuitas telah menyeret minyak mentah turun," kata
Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.
"Harga minyak mentah akan jauh lebih rendah seandainya tidak ada sabotase
pada tanker di Timur Tengah." lanjut dia.
Harga minyak sebelumnya atau di awal perdagangan telah naik lebih dari USD 1
per barel setelah Arab Saudi mengatakan dua kapal tanker minyak mereka
termasuk di antara kapal yang diserang di lepas pantai Uni Emirat Arab. Tidak
jelas bagaimana serangan itu bisa terjadi.
Pada hari Minggu, Uni Emirat Arab mengumumkan bahwa 4 kapal komersial
diserang di dekat Fujairah, salah satu pusat bunkering terbesar di dunia.
Pelabuhan itu terletak di dekat Selat Hormuz yang merupakan jalur minyak yang
vital.