Anda di halaman 1dari 3

.

Aspek Pemasaran
Pada hal ini, target pasar yang menjadi sasaran usaha ini adalah kalangan mahasiswa dan pelajar.
Namun secara umum target pasar yang usaha ini sasar adalah semua kalangan, baik ibu-ibu,
mahasiswa maupun pelajar. Hal ini dikarenakan saat ini, semua kalangan tersebut sangat
membutuhkan tas untuk berbagai keperluan.

2. Aspek Teknik

Usaha yang saya lakukan ini akan menggunakan teknik Online Shop Karena menurut saya dengan
teknik ini dapat menembus sasaran pasar lebih mudah dan lebih luas.

3. Aspek Manajemen

4. Aspek Sumber Daya Manusia


Pada usaha yang saya jalani, untuk saat ini masih saya sendiri yang mengerjakannya. Mungkin untuk
selanjutnya saya akan merekrut pegawai apabila usaha saya ini semakin berkembang.

5. Aspek Finansial
Merealisasikan proyek bisnis tentu membutuhkan dana investasi. Dana diklasifikasina berdasarkan
pada aktiva tetap berwujud, seperti tanah, banguna, pabrik dan mesin serta aktiva tidak berwujud
seperti paten, lisensi, biaya pendahuluan dan biaya sebelum operasi. Setelah sejumlah dana yang
dibuthkan diketahui, tahap berikutnya adalah mennetukan dalam bentuk apa dana tersebut didapat.
Beberapa sumber dana yang penting antara lain :

1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan,


2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar modal,
3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal,
4. Kredit yang diterima dari bank,
5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank.
Studi kelayakan dari aspek keuangan perlu menganalisis perkiraan arus kas. Pada umunya ada empat
metode yang biasa dipertimbangkan untuk melakukan penilaian arus kas suatu investasi, yaitu
metode payback period, net present value, internal rate of return dan profitability index, serta break even
point.
Payback period adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan
menggunakan arus kas. Internal rate of return adalah metode yang digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa mendatang dengan
pengeluaran investasi awal. Net present value merupakan selisih antara present value dan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang.
Metode profitability index ialah metode untuk menghitung perbandingan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dan nilai sekarang dari investasi.
Terakhir, break even point ialah metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan.

6. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik


Dari segi aspek ekonomi, cukup banyak data makroekonomi yang tersebar di berbagai media yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Data makroekonomi
tersebut banyak yang dapat dijadikan sebagai factor indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi
informasi penting dalam rangka studi kelayakan bisnis misalnya : PDB (Produk Domestik Bruto),
investasi, valuta asing, kredit perbankan, anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan,
perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.
Dari segi aspek sosial maka yang ditinjau adalah tujuan utama perusahaan. Tujuan utama perusahaan
adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya maka perusahaan tidak dapat bertahan lama.
Perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain dalam satu tatanan kehidupan yang prulalitas
dan kompleks walau hendaknya berada dalam satu keseimbangan. Salah satu komponen yang
dimaksud adalah lembaga sosial, sehingga dalam rangka keseimbangan tadi hendaknya perusahaan
memiliki tanggung jawab sosial.

Dari segi aspek politik maka secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh kepada dunia bisnis.
Makin kacau politik suatu Negara akan berdampak kacau pula pada dunia bisnis di Negara tersebut
dan pula sebaliknya.

Adapun aspek-aspek yang diperlukan dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik sebagai berikut :

1. Pengaruh bisnis tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara


2. Pengaruh bisnis tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan diperoleh
3. Penambahan kesempatan kerja
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap industri lain
Aspek yang bersifat sosial seperti : menjadi semakin ramai daerah tersebut, lalu lintas yang semakin
lancar, adanya penerangan listrik dan lain sebagainya.

7. Aspek Lingkungan Hidup


Aspek lingkungan hidup sering disebut juga dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa Negara maju sejak 1970
dengan nama Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact Assessment yang keduanya
disingkat dengan EIA. AMDAL diperlukan untuk melakukan studi kelayakan dengan dua alasan pokok
yakni :
1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah mengkehendaki demikian. Jawaban ini cukup
efektif untuk memaksa para pemilik bisnis yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan
hanya memikirkan keuntungan bisnisnya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak ke
lingkungan di sekitarnya.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya bisnis-bisnis
industri. Para pemarkasa harus membuat AMDAL dengan konsekuensi dia mengeluarkan biaya.
Tanggung jawab penyelenggaraan AMDAL ini buka berarti harus diemban oleh pemarkasa bisnis
itu sendiri. Ia dapat menyerahkan ke penyelenggaraan konsultan swasta ataupun pihak lain atas
dasar dari hukum pemerintah.

8. Aspek Hukum dan Legalitas


Beberapa faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian kelayakan, yaitu:

1. Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formala badan usaha yang akan
didirikan.
2. Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komoditas) yang diperbolehkan yang
diperbolehkan atau dilarang undang-undang.
3. Cara berbisinis melanggar hukum agama atau tidak.
4. Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/departemen/dinas terkait atau tidak.
Penentuan dan pemilihan bentuk badan hokum yang paling sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu:

1. Faktor tujuan (goal)


Pertanyaan yang pertama kali muncul adalah apakah tujuan utama didirikannya perusahaan. Apakah
semata-mata untuk mendapatkan keuntungan atau berorientasi pada kemanfaatan semata atau kedua-
duanya, yaitu untuk mendapatkan keuntungan (profit) dan kemanfaatan (benefit).
2. Faktor kepemilikan (ownership)
Pertamyaan selanjutnya adalah berapa orangkah pemilik perudahaan yang akan didirikan seorang,
du orang atau lebih dari 20 orang. Jawaban pertanyaan itu dapat membawa konsekuensi terhadap
bentuk hokum badan usaha yang akan dibangun.

3. Faktor permodalan (capital)


Estimasi modal dasar yang diperlukan untuk mendirikan usaha akan menentukan bentuk hokum
badan usaha karena untuk badan hokum tertentu mensyaratkan modal minimal.

4. Faktor pembagian risiko (risk sharing)


Setiap usaha (bisnis) pasti mengandung nilai resiko karena hokum ekonomi mengatakan bahwa
antara resiko dan return ada hubungan positif dan signifikan. Pembagian porsi risiko dalam bisnis
akan menentukan bentuk badan hokum yang digunakan. Ada badan hukum yang memiliki risiko tak
terbatas sampai harta pribadi pemilik dan ada juga yang risikonya dibatasi hanya pada bagian
kepemilikan modal usaha.
5. Faktor jangka waktu (timely)
Batas waktu usia organisai berpengaruh dalam menentukan jenis badan hukum organisasi yang akan
dipilih. Untuk badan hukum tertentu, pemerintah melalui undang-undang dan peraturannya tidak
membatasi namun ada badan hukum yang batas waktunya dibatasi walaupun dapat diperpanjang
lagi.

Anda mungkin juga menyukai