Disusun Oleh :
1. Aidil Fitrisyah (12 2018 050P)
2. If’al Muhammad Qoyyuma (12 2018 049P)
3. Teta Hoiriah (12 2018 065P)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun haturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kami jalani akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini maupun kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita serta harapan yang ingin kami capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada dosen pengampu mata
kuliah Fisika Dasar II, yakni Ibu Heni Juniar, S.T, M.T. serta teman-teman sekalian yang
telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun dalam isi materi, untuk
itu besar harapan kami jika ada kritik maupun saran dari dosen maupun teman-teman
sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami. Kami
berharap makalah yang berjudul “Arus Listrik Searah” ini dapat berguna baik untuk pribadi,
dan rekan-rekan sekalian yang membaca makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dibahas mengenai arus listrik searah adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian dari Arus Listrik Searah
2. Mengetahui apa saja sumber-sumber pada Arus Listrik Searah
3. Mengetahui tentang kuat arus listrik dan tahanan sejenis pada Arus Listrik Searah
4. Mengetahui rangkaian listrik pada Arus Listrik Searah
BAB II
PEMBAHASAN
Elemen kering adalah sumber arus listrik yang dibuat dari bahan-bahan kering yang
tidak dapat diisi kembali (sekali pakai). Elemen ini termasuk elemen primer. Contoh
elemen kering antara lain, batu baterai dan baterai perak oksida (baterai untuk jam tangan).
Bahan untuk kutub positif digunakan batang karbon, dan untuk kutub negatif digunakan
lempeng seng.
Elemen sekunder adalah sumber arus listrik yang tidak memerlukan penggantian
bahan pereaksi (elemen) setelah sumber arus habis digunakan. Sumber ini dapat
digunakan kembali setelah diberikan kembali energi (diisi atau disetrum).
Contoh dari elemen sekunder yaitu akumulator (aki). Akumulator adalah termasuk
sumber listrik yang dapat menghasilkan Tegangan Listrik Arus Searah (DC). Prinsip kerja
dari aumulator adalah berdasarkan proses kimia.
a) Pemakaian
Pada saat akumulator dipakai, terjadi pelepasan energi dari akumulator menuju lampu.
Dalam peristiwa ini, arus listrik mengalir dari kutub positif ke pelat kutub negatif. Setelah
akumulator dipakai beberapa saat, pelat kutub negatif dan positif akan dilapisi oleh sulfat.
Hal ini menyebabkan beda potensial kedua kutub menjadi sama dan kedua kutub menjadi
netral.
b) Pengisian
Setelah kedua kutub netral dan arus tidak mengalir, kita harus menyetrum aki agar
dapat digunakan kembali. Pada saat aki diestrum, arah arus berlawanan dengan pada saat
digunakan,yaitu dari kutub negatif ke positif.
Contoh lainnya seperti batu baterai yang digunakan pada telepon genggam (Hp),
laptop, kamera, lampu emergensi dll.
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah
wilayah-besar dioda P-N junction, di dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan
energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset
berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga
listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator
genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di
atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah
pengaturan net metering. Prinsip kerjanya sebagai berikut.
Jika pelat foil alumunium terkena cahaya matahari, maka pelat alumunium akan panas dan
diteruskan ke pelat silikon. Silikon bersifat semikonduktor, sehingga pada suhu yang tinggi,
elektron-elektron akan terlepas dan menempel pada foil alumunium dan muatan-muatan
positifnya menempel pada foil besi. Jika kedua foil dihubungkan melalui rangkaian luar,
maka akan menimbulkan aliran elektron. Ini karena pada kedua foil tersebut, terdapat
perbedaan potensial. Potensial yang dibangkitkan oleh sel surya sangat kecil sehingga
membutuhkan banyak sekali sel Sel surya juga terlalu mahal sehingga penggunaannya sangat
terbatas pada alat-alat tertentu saja.
Besar arusnya pun sangat bergantung pada intensitas cahaya yang menembus pelat, jumlah
sel yang ada, dan luas penampang yang terkena cahaya. Contoh barang yang telah
menggunakan tenaga surya yaitu, mobil listrik tenaga surya dan sumber energi pada satelit.
Adanya arus listrik disebabkan aliran muatan-muatan listrik yang mengalir dari kutub positif
ke kutub negatif. Dengan kata lain, adanya arus listrik disebabkan perbedaan beda potensial
atau tegangan antara dua titik. Kuat Arus listrik menyatakan besarnya arus listrik yang
mengalir pada sebuah kawat penghantar. Banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui
sebuah kawat penghantar menujukkan besar/kecilnya arus listrik yang mengalir. Besar arus
listrik dapat dihitung menggunakan rumus kuat arus listrik, seperti terlihat pada persamaan
berikut :
𝑞
𝐼=
𝑡
Keterangan:
I = kuat arus listrik (Ampere)
t = waktu (second)
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik terbuka
dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum
dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah suatu
rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.
Berdasarkan gambar di atas, besar kuat arus total yang melewati titik percabangan a secara
matematis dinyatakan Σ Imasuk = Σ Ikeluar yang besarnya adalah I1 = I2 + I3.
Hambatan Listrik
Hambatan Listrik yaitu sebuah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan
listrik juga mempunyai satuan Ohm.
Percoban-percobaan yang teliti mununjukan bahwa hambatan suatu penghantar
besarnya:
· Sebanding dengan panjang penghantar (L). Artinya, semakin panjang kawat maka
hambatannya semakin besar.
· Berbanding terbalik dengan dengan luas penampang penghantar (A). Artinya, semakin
luas penampang penghantar maka hambatnnya semakin kecil
· Sebanding dengan hambatan jenis dari bahan kawat (ρ). Artinya, jika bahan kawat
penghantar memiliki hambatan jenis yang besar maka hambatan jenis yang besar maka
hambatan penghantar dari bahan itu besar.
Besar hambatan listrik pada suatu penghantar di pengaruhi oleh jenis bahan dari
penghantar tersebut. Besarnya hambatan listrik tersebut dapat di rumuskan :
𝐿
𝑅=𝜌
𝐴
Dimana :
R= hambatan listrik (Ω)
ρ= hambatan jenis penghantar (Ω/m)
L= panjang kawat (m)
A= luas penampang kawat penghantar (m2)
2. 5 Rangkaian Listrik Arus Searah
2.5.1 Rangkaian Seri
Pada susunan seri , jika satu komponen gagal atau rusak , maka komponen-komponen lain
dalam rangkaian seri operasinya terputus. Manfaat susunan seri adalah sebagai pengaruh
terhadap komponen lainnya, misalnya sekring atau pemutus daya yang selalu dipasang seri
dengan rangkaian .
I1 : I2 : I3 :......: Iparalel =
Jika kita kaitkan dengan hukum ohm, maka besarnya daya listrik adalah sebagai berikut:
Dimana :
P = daya listrik (watt)
W = energi listrik (joule)
V = beda potensial (volt);
t = waktu (s);
I = kuat arus listrik (A);
R = hambatan listrik (Ω).
Pembahasan
D1 : R1 = 3 Ω
R2 = 6 Ω
R3 = R4=12 Ω
D2 : Rp ....?
D3 : Untuk menghitung hambatan total rangkaian paralel:
1/Rp = 1/3 + 1/6 + 1/12 + 1/12
1/Rp = (4 + 2 + 1 + 1) / 12 = 8/12
Rp = 12 / 8 Ohm = 3/2 Ohm
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan tentang Aliran Arus Searah pada makalah dapat disimpulkan bahwa :
1. Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik
yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah.
2. Sumber listrik arus searah dibagi menjadi 3 macam, yakni elemen elektrokimia,
elemen sekunder, dan sel surya.
3. Kuat Arus listrik menyatakan besarnya arus listrik yang mengalir pada sebuah
kawat penghantar. Banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui sebuah kawat penghantar
menujukkan besar/kecilnya arus listrik yang mengalir. Besar arus listrik dapat dihitung
menggunakan rumus kuat arus listrik, seperti terlihat pada persamaan berikut :
http://stellarclyne.wordpress.com/2010/08/22/hello-world/
Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.