Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
yang masih hidup. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
manusia dengan lingkunganya.oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja.Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut.
Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh tingginya
pendidikan seorang pendidik, tersedianya sarana dan prasarana pendidikan
merupakan salah satu faktor penunjang berhasilnya pembelajaran. Keterbatasan
sarana dan prasarana pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan yang ada
di lingkungan sekitar. Permainan tradisional daerah juga memiliki potensi besar
untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran Pembelajaran di Sekolah diharapkan
tidak hanya bersifat teoritik tetapi juga dapat mengenalkan media pembelajaran
dengan menggunakan permainan tradisonal, karena dalam permaianan tradisional
mempunyai nilai nilai pengetahuan yang seharusnya dilestarikan oleh guru,
sekalipun pada kenyataannya permainan tradisional sedikit demi sedikit sudah
ditinggalkan.
Permainan tradisional merupakan ciri suatu bangsa, dan hasil suatu peradaban
manusia. Bangsa mana yang tidak bangga pada permainan budaya. Karenanya,
menggali, melestarikan dan mengembangkan permainan tradisional adalah suatu
hal yang tidak dapat dihindari. Selain telah menjadi ciri suatu bangsa, permaian
tradisional adalah salah satu bagian terbesar dalam suatu kerangka yang lebih luas
yaitu kebudayaan. Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih
fisik dan mental anak. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang
kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan
wawasannya melalui permainan tradisional.
Namun sayangnya seiring kemajuan zaman, permainan yang bermanfaat bagi
anak ini mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan

1|Page
video game di handphone yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi
anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi
dan semangat belajar.
Permainan Tradisional yang semakin hari semakin hilang di telan
perkembangan zaman, sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan
manfaat yang lebih besar seperti kerja sama tim, olahraga, terkadang juga
membantu meningkatkan daya otak. Berbeda dengan permainan anak jaman
sekarang yang hanya duduk diam memainkan permainan dalam layar monitor dan
sebagainya.
Menguatnya arus globalisasi di Indonesia yang membawa pola kehidupan dan
hiburan baru, mau tidak mau, memberikan dampak tertentu terhadap kehidupan
sosial budaya masyarakat. Termasuk di dalamnya berbagai macam permainan
tradisional anak. Sementara itu, kenyataan dilapangan dewasa ini memperlihatkan
adanya tanda tanda yang kurang menggembirakan yakni semakin kurangnya
permaianan tradisional anak yang ditampilkan, sehingga akan berakibat pada
kepunahan (Sukirman ). Banyaknya kegunaan permaianan bagi proses
pembelajaran perlu adanya pelestarian terhadap keutuhan permaianan tersebut.
Operasional pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan permainan
tradisional dapat dilakukan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di
sekitar. misalnya dalam permainan gasingan yang terbuat dari kayu, layangan,
yoyok, parasut dan-lain-lain. Bagi anak permainan dapat dijadikan kegiatan yang
serius, tetapi mengasyikan. Melalui permainan, berbagai pekerjaannya dapat
terwujud dan permainan dapat dipilih oleh anak karena menyenangkan bukan
untuk memperoleh hadiah atas pujian.permainan tradisional juga dapat membantu
fisik bisa lebih sehat karena disana kita bisa beraktifitas (mengeluarkan keringat)

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini diantaranya:
1.Apa pengertian Permainan Tradisional ?
2.Bagaimana perkembangan permainan tradisional di Indonesia ?
3.Apa contoh permainan tradisonal yang bisa di praktekan pada AUD ?

2|Page
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya :
1. Kita mengetahui apa itu permainan tradisional
2. Kita mengetahui perkembangan permainan tradisional di indonesia.
3. Kita mengetahui permainan tradisional yang bisa di praktekan oleh AUD

3|Page
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1. Pengertian Permainan Tradisional


Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun
temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di
mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan
demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak
karena tujuannya sebagai media permainan.
Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis
anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa.
Permaianan digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan
dan prilaku yang luas serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai
dengan usia anak. Menurut Pellegrini dalam Naville Bennet bahwa permainan
didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut: (1) Permainan sebagai
kecenderungan, (2) Permainan sebagai konteks, dan (3) Permainan sebagai
perilaku yang dapat diamati.
Menurut Mulyadi bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan
anak-anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain;
(1) sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak (2) tidak
memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik (3) bersifat spontan
dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta
melibatkan peran aktif keikutsertaan anak, dan (4) memiliki hubungan sistematik
yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan
masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial.
Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun
temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di
mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak.Dengan
demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak
karena tujuannya sebagai media permainan.Aktivitas permainan yang dapat

4|Page
mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar
sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa.

2.2. Perkembangan Permainan Tradisional


Permainan tradisional anak adalah salah satu bentuk folklore yang
berupa yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk
tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Oleh
karena termasuk folklore, maka sifat atau ciri dari permainan tradisional anak
sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana
asalnya.
Permainan tradisional biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan
kadang-kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya
sama. Jika dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah
kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan
dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan
mendapat kegembiraan (James Danandjaja dalam Misbach, 2007). Menurut
Sukirman (2004), permainan tradisional anak merupakan unsur kebudayaan,
karena mampu memberi pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan
kehidupan sosial anak. Permainan tradisional anak ini juga dianggap sebagai
salah satu unsur kebudayaan yang memberi ciri khas pada suatu kebudayaan
tertentu. Oleh karena itu, permainan tradisional merupakan aset budaya, yaitu
modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan eksistensi dan identitasnya
di tengah masyarakat lain.
Permainan tradisonal bisa bertahan atau dipertahankan karena pada
umumnya mengandung unsur-unsur budaya dan nilai-nilai moral yang tinggi,
seperti: kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan, keterampilan
dan keberanian. Sehingga, dapat pula dikatakan bahwa permainan tradisional
dapat dijadikan alat pembinaan nilai budaya pembangunan kebudayaan nasional
Indonesia. (Depdikbud, 1996). Keberadaan permainan tradisional, semakin hari
semakin tergeser dengan adanya permainan modern, seperti video game dan
virtual game lainnya. Kehadiran teknologi pada permainan, di satu pihak mungkin
dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak, namun di sisi lain, permainan ini

5|Page
dapat mengkerdilkan potensi anak untuk berkembang pada aspek lain, dan
mungkin tidak disadari hal tersebut justru menggiring anak untuk mengasingkan
diri dari lingkungannya, bahkan cenderung bertindak kekerasan.

2.3. Jenis-jenis Permainan Tradisional


Banyak sekali macam-macam permainan tradisional di Indonesia, hampir
di seluruh daerah-daerah telah mengenalnya bahkan pernah mengalami masa-
masa bermain permainan tradisional ketika kecil. Permainan tradisional perlu
dikembangkan lagi karena mengandung banyak unsur manfaat dan persiapan bagi
anak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Beberapa contoh permainan
tradisional akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :

1. Congklak
Sebenarnya permainan ini bukanlah asli dari Indonesia. Beberapa ahli
sejarah meyakini bahwa congklak adalah sebuah permainan yang dibawa
oleh pedagang Arab ke Indonesia. Ada juga yang mengatakan bahwa
congklak berasal dari Mesir dan sudah ada sejak 15 abad sebelum masehi.
Di Indonesia sendiri, permainan ini banyak dimainkan oleh gadis Jawa pada
zaman dahulu.
Cara memainkan dakon amat mudah. Congklak memiliki tempat lonjong
pipih yang terbuat dari kayu, plastik, atau logam yang diberi lubang dengan
jumlah 12. Lubang tersebut diisi dengan kecik. Kecik bisa berasal dari
kerikil, biji sawo maupun biji – bijian. Permainan ini dimainkan dua orang
dan dilakukan secara bergiliran.
Seorang pemain akan mengambil kecik dari salah satu lubang, setelah itu
membagikannya pada setiap – setiap lubang satu persatu kecuali lubang
“tabungan” milik lawan. Kecik terakhir yang jatuh pada lubang yang
memiliki isi harus dipungut kembali dan disebarkan satu per satu lagi. Jika
jatuh pada lubang kosong maka kecik yang berada di lubang yang berada di
sisi berlawanan akan menjadi milik pemain tersebut.

6|Page
Gambar 1 : Murid Kober Alsya Sedang Bermain Congklak

7|Page
2. Ular Tangga
Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan
oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil
dan di beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang
menghubungkannya dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada
tahun 1870. Ternyata, permainan ular tangga berasal dari India.
Awalnya, permainan ini adalah hasil ciptaan umat Hindu. Tujuan
awalnya, permainan ini bisa mengajarkan nilai -nilai moral.
Ular tangga yang dalam bahasa Inggrisnya adalah snakes and
ladders bentuknya bisa bermacam-macam. Tidak ada papan permainan
standar dalam ular tangga - setiap orang dapat menciptakan papan mereka
sendiri dengan jumlah kotak, ular dan tangga yang berlainan. Jika kita
melihat beberapa referensi yang ada di internet, bentuk ular tangga tidak
seperti yang biasa kita mainkan itu. Posisi ular dan tangga, serta jumlahnya
bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Bahkan ular tangga ini bisa
dibuat ukuran raksasa dan kita sebagai pemain aslinya. Tapi pada prinsipnya
sama yaitu ketika pemain kita berada di bawah tangga maka dia bisa naik
dan ketika pemain kita berada di ekor ular maka dia bisa turun.
Setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya
kotak di sudut kiri bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu. Bidak
dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Bila pemain
mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke
ujung tangga yang lain. Bila mendarat di kotak dengan ular, mereka harus
turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama yang
mencapai kotak terakhir. Biasanya bila seorang pemain mendapatkan angka
6 dari dadu, mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila tidak, maka giliran
jatuh ke pemain selanjutnya.

8|Page
Gambar 2 : Murid Kober Alsya sedang bermain Ular Tangga

9|Page
3. Petak Umpet
Permainan ini bisa dimainkan oleh minimal 2 orang namun jika semakin
banyak yang bermain maka akan menjadi semakin seru, cara bermain cukup
mudah dimulai dengan hompimpa (untuk menentukan siapa yang menjadi
kucing, berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi).
Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil
berhitung sampai 10 biasanya dia menghadap tembok atau pohon atau apa
saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi
Tempat jaga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah,contohnya
di beberapa daerah di jakarta ada yang menyebutnya inglo, di daerah lain
menyebutnya bon dan ada juga yang menamai tempat itu hong.
Setelah hitungan sepuluh atau hitungan yang telah disepakati bersama
misalnya jika wilayahnya terbuka hitungan biasanya ditambah 10 menjadi
20 dan setelah teman-temannya bersembunyi mulailah si kucing beraksi
mencari teman-temannya tersebut.

10 | P a g e
Gambar 3 : Murid Kober Alsya sedang bermain Peta Umpet

11 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
P e r m a i n a n t r a d i s i o n a l t i d a k h a n ya s e k e d a r p e r m a i n a n
yang mengandung kesenangan semata.Namun permainan
tradisional dapat melatih kemampuan motorik anak, sikap
anak, dan juga ketrampilan anak. Serta dapat membentuk
k a r a k t e r a n a k ya n g l u h u r d a l a m m e n e r i m a s i k a p p e r u b a h a n
sosial didalam masyrakat kita memang harus bersifat terbuka
dan dinamis terhadapperkembangan zaman dan perkembangan
dunia Teknologi.
Ada sebuah garis-garis ya n g harus memisahkan
k e b u d a ya a n a s l i d e n g a n m a s u k n ya k e b u d a ya a n l u a r d a l a m e r a
global saat ini, Perubahan sosial akan terjadi apabila
m a s ya r a k a t m e n e r i m a m a s u k n ya p e r u b a h a n i t u s e n d i r i , m a k a
d a r i i t u k i t a p e r l u ya n g n a m a n ya k e s a d a r a n s e j a k d i n i u n t u k
menjaga dan melstarikan kebudayaan lokal m a s ya r a k a t
kitasendiri, kalau bukan kita ya n g menjaga k e b u d a ya a n
tersebut siapalagi dan tidak akan menutup kemungkinan
m e m u d a r n ya p e r m a i n a n t r a d i s i o n a l s e b a g a i s a l a h s a t u w a r i s a n
b u d a ya a k a n h i l a n g a p a b i l a k i t a t i d a k m e m e l i h a r a k e b u d a ya a n
kita sendiri.

3.2 Saran
Kita sebagai generasi muda sudah saatnya kita melestarikan permainan
tradisional, kita seharusnya memperkenalkan terlebih dahulu pada anak kita
tentang permainan tradisional di zaman globalisasisaat ini karena pada usia dini
perkembangan anak sangat dibutuhkan demi perkembangan fisik dan motorik
anak. Selain itu permainan tradisional sangat menguntungkan daripada permainan
dizaman sekarang seperti game online. Game online sangat tidak baik bagi

12 | P a g e
perkembangan anak karena akan membawa dampak negatif bagi seorang anak
tidak dipungkiri saat ini banyak orang tua yang malah membelikan anaknya
barang-barang canggih, Maka dari itu peran orang tua untuk mendampingi
anaknya sangatlah penting demi masa depan seorang anak.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Bennet., dkk. (1998). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan: Penerapan Teori
Developmentally Appropriate Practices (DAP). Jakarta: Indonesia Heritage
Foundation

Hurlock, E. B. (1991). Perkembangan Anak Jilid 1 (Alih Bahasa: Meitasari


Tjandrasa dan Muslichach Zarkasih). Jakarta : Erlangga

http://longsani.blogspot.com/2014/07/makalah-permainan-tradisional.html

http://abdulkudus.staff.unisba.ac.id/files/2012/01/PKM-GT-2011-IPB-Irma-
Inovasi-Media-Pembelajaran.pdf

http://www.academia.edu/6245754/PERMAINAN_TRADISIONAL_SEBAGAI_
WAHANA_ PENDIDIKAN_KARAKTER_YANG_MENYENANGKAN

Kurniawati. (2010). Main Yuk! 30 Permainan Tradisional Jawa Barat. Bandung:


PG PAUD Universitas Terbuka.

Sukirman. (2008). Permainan Cerdas untuk Anak Usia 2-6 tahun. Jakarta:
Erlangga

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai