PEMBAHASAN
2.1 Definis
Periode post partum ( puerperium ) atau juga sering disebut masa nifas adalah masa
sejak ibu melahirkan bayi ( bayi lahir ) sampai 6 minggu ( 42 hari ) kemudian. Kadang juga
disebut masa trimester IV ( Piliteri, 1998 ).
Postpartum adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandung seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
Post partum adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan
untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. (
Ibrahim C, 1998).
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi
karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat
maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat
juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Jadwal kunjungan rumah paling sedikit
dilakukan 4x, yaitu diantaranya :
1. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu
melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca salin
keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra dari
bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal pada saat 24
jam pasca salin.
Adapun tujuan dari dilakukan kunjungan tersebut ialah :
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
c) Pemberi ASI awal : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara ekslusif,
cara menyusui yag baik, mencegah nyeri puting dan perawatan puting (Meilani, 2009:
54)
d) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
e) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
f) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil .
g) Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya/ jumlah yang semestinya, adakah
tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu nadi cepat dan suhu naik, uterus tidak
keras dan TFU menaik.
h) Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan ke pasien
mengenai involusi uterus.
i) Pembahasan tentang kelahiran, kaji perasaan ibu.
j) Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga),
pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan.
k) Bidan memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun
bayi dan rencana menghadai kegawat daruratan (Meilani, 2009: 54)
2.3 Klasifikasi
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan, tetapi tidak lebih dari
380C berturut–turut selama dua hari, kemungkinan terjadai infeksi.Uterus yang telah
menyelesaikan tugasnya, akan menjadi keras karenakontraksinya, sehingga terdapat
penutupan pembuluh darah. Kontraksi uterus diikuti his pengiring menimbulkan rasa
nyeri disebut “nyeri ikutan” (after pain) terutama pada multipara.Masa puerpenium
diikuti pengeluaran cairan sisa lapisanendometrium dan sisa dari tempat implantasi
plasenta disebut lokia.Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya
sebagaiberikut :
a. Lokia Rubra ( Kruenta )
1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam
Terdiri dari sel desidua, verniks kasesosa, rambut lanugo, sisamekoneum, sisa
darah.
b. Lokia Sanginolenta
3 sampai 7 hari
Berwarna kekuningan
c. Lokia Serosa
7 sampai 14 hari
Berwarna kekuningan
d. Lokia Alba
Setelah hari 14
Berwarna putihPerubahan patrun ( pengeluaran lokia) menunjukan keadaan yang
abnormalseperti :
o Perdarahan berkepanjangan
o Pengeluaran lokia tertahan ( lokia statika )
e. Lokia purulenta, berbentuk nanah
Rasa nyeri berlebihan
Dengan memperhatikan bentuk perubahan, dapat diduga
Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan
Terjadi infeksi intrauterine
2.6 Penatalaksanaan
1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalian. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri untuk mencegah terjadinya
trombosis dan tromboembloli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan
dan hari ke 4 sampai sudah diperbolehkan pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan
3. Miksi
Hendaknya kencing akan dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung kemih
panuh dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan katerisasi. Dengan melakukan mobilisasi
secepatnya tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi (Mansjoer, A dkk, 2001).
4. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3 sampai 4 hari pasca persalinan. Bila terjadi
opstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin terjadi
febris. Lakukan klisma atau berikan laksan per oral atatupun per rektal. Dengan
melakukan mobilisasi sedini mungkin tidak jarang kesulitan defekasi dapat diatasi
(Manjoer, A dkk, 2001)
5. Perawatan payudara
a) Dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering
sebagai persiapan untuk menyusui bayi.
b) Jika puting rata sejak hamil ibu dapat menarik-narik puting susu. Ibu harus tetap
menyusui agar puting selalu sering tertarik.
c) Puting lecet
Puting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan payudara tidak
benar dan infeksi monilia. Penatalaksanaan dengan tekhnik menyusui yang benar,
puting harus kering saat menyusui, puting diberi lanolin. Monilia diterapi dengan
menyusui pada payudara yang tidak lecet. Bila lecetnya luas menyusuinya
ditunda 24 jam sampai 48 jam air susu ibu dikeluarkan dengan atau pompa.
d) Payudara bengkak
Payudara bengkak disebabkan pengeluaran air susu yang tidak lancar karena
bayi tidak cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih. Penatalaksanaan
dengan menyusui lebih sering dan kompres hangat. Susu dikeluarkan dengan
pompa dan pemberian analgesic.
e) Mastitis
Payudara tampak edema, kemerahan dan nyeri yang biasanya terjadi beberapa
minggu setelah melahirkan. Penatalaksanaan dengan kompres hangat atau dingin,
pemberian antibiotik dan analgesic, menyusui tidak dihentikan.
f) Abses payudara
Pada payudara dengan abses air susu ibu dipompa, abses dinsisi, diberikan
antibiotik dan analgesic
g) Bayi yang tidak suka menyusu
Keadaan ini dapat disebabkan pancaran air susu ibu yang terlalu kuat sehingga
mulut bayi terlalu penuh, bingung puting pada bayi yang menyusui diselang
seling dengan susu botol, puting rata yang terlalu kecil dan bayi mengantuk.
Pancaran air susu ibu yang terlalu kuat diatasi dengan menyusui lebih sering,
memijat payudara sebelum menyusui, serta menyusui dengan terlengtang dengan
bayi ditaruh diatas payudara.
Pada bayi dengan bingung puting, hindari dengan emakaian dot btol dan
gunakan sendok atau pipet untuk memberikan pengganti air susu ibu. Pada bayi
mengantuk yang sudah waktunya diberikan air susu ibu, usahakan agar bayi
terbangun (Manjoer, A,dkk,2001)
6. Laktasi
Disamping air susu ibu merupakan makanan utama bayi yang tidak ada
bandingannya, menyusui bayi baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan
anak. Setelah partus pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap hipofisis
hilang. Timbul pengaruh lactogen hormon prolaktin kembali dan pengaruh oksitosin
mengakibatkan miop telium kelenjar susu berkontraksi sehingga terjadi pengeluaran air
susu. Umumnya produksi air susu ibu berlansung betul pada hari kedua dan ketiga pasca
persalinan. Pada hari pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan
kuning lebih kental daripada susu, mengandung banyak protein dan globulin.
7. Perasaan mulas
Sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang sangat mengganggu selama 2 – 3 hari
pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada multipara dibanding primipara. Perasaan
mulas lebih terasa saat menyusui, dapat pula timbul bula masih ada sisah selaput
ketuban, sisa plasenta atau giumpalan darah dalam cavum uteri. Pasien dapat diberikan
analgesic atau sedative (Mansjoer, A dkk, 2001)
8. Latihan senam
Dapat diberikan mulai hari kedua misalnya: ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk,
kedua tangan ditaruh diatas dan menekan perut. Lakukan pernafasan dada lalu
pernafasan perut. Dengan posisi yang sama angkat bokong lalu tarung kembali. Kedua
kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan
defekasi. Duduklah pada kursi perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha
menyentuh tumit.
9. Dianjurkan untuk mengambil cuti hamil
10. Pemeriksaan pasca persalinan:
a. Pemeriksaan umum: tekanan darah, nadi, keluahan dll
b. Keadaan umum : suhu, selera makan dll
c. Payudara : air susu ibu, puting susu
d. Dinding perut : perinium, kandung kemih, rektum
e. Sekret yang keluar misalnya loche, flour albus
f. Nasehat untuk ibu post natal
1. Sebaiknya bayi disusui
2. Bawakan bayi untuk imunisasi
3. Lakukanlah keluarga berencana
4. Fisiotrapi post natal sangat baik bila diberikan
2.7
2.8
2.9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Tujuan:
Khusus :
Kriteria evaluasi
Klien dapat:
Tindakan keperawatan
Intervensi Rasional
Mandiri
Inspeksi payudara dan jaringan puting: Pembesaran payudara, nyeri tekan puting,
perhatikan adanya pembesaran dan/atau atau adanya pecah pada puting (pada klien
puting pecah menyusui) dapat terjadi 2-3 hari pascapartum
dan mengakibatkan ketidaknyamanan hebat
Tinjau ulang intervensi khusus yang tepat Menurunkan tingkat ketidaknyamanan atau
untuk klien menyusui atau tidak menyusui nyeri dan meningkatkan perawatan diri dan
rasa kontrol
Kaji nyeri tekan uterus : kaji adanya dan Nyeri penyerta dapat berlajut 2-3 hari pasca
frekuensi atau intensitas nyeri penyerta partunm meskipun frekuensi dan
intensitasnya berkurang sesuai waktu.
Faktor-faktor yang menyebabkan nyeri
penyerta meliputi multiparitas, distensi uterus
berlebihan, dan menyusui
Berikan informasi tentang perlunya tidur Kelelahan yang berlebihan dan perasaan
dan istirahat: kaji status emosional dan negatif dapat memperberat ketidaknyamanan
kesejahteraan berkenaan dengan pemulihan normal dan
regenerasi pada periode pascapartum
Kolaborasi
Kriteria evaluasi
- mengekspresikan perasaan percaya diri dan kepuasan dengan kemajuan dan adaptasi
yang dibuat
Tindakan Keperawatan:
Intervensi Rasional
Mandiri
Evaluasi dukungan, situasi, dan bantuan di Bantuan di rumah adalah elemen penting
rumah misalnya suami, saudara. dalam memudahkan adaptasi pascapartum
Anjurkan klien untuk istirahat dan hanya Membiarkan klien untuk memfokuskan
melakukan yang bertanggung jawab langsung energi pada interaksi dengan bayi dan diri
terhadap hal yang berhubungan dengan sendiri; memungkinkan klien untuk
perawatan dirinya sendiri dan bayinya. menghemat energi untuk pemulihan fisik
Anjurkan klien untuk membiarkan orang lain dan emosi.
mengambil tanggung jawab yang
berhubungan dengan pemeliharaan rumah dan
penyediaan makanan.
Diskusikan persepsi klien/pasangan tentang Orang tua baru telah dikenalkan terhadap
penyesuain terhadap bayi dan peran serta dan variasi tingkatan pengalaman stress dan
tanggung jawab menjadi orang tua. Berikan krisi berkenaan dengan penyesuain terhada
informasi tentang normalnya perasaan anak mereka dan integrasi anak kedalam
tidakadekuat, stress. Dokumentasikan area keluarga. Tantangna krisi dapat bertindak
masalah untuk pengkajian yang akan datang sebagai katalisator untuk pertumbuhan dan
untuk meningkatkan kapasitas adaptif.
Kolaborasi
3.3 Intervensi
Intervensi prakunjungan
a. Semua data pemeriksaan yang ada untuk ibu dan bayi (misalnya, formulir rujukan,
ringkasan keadaan ibu dan bayi selama dirumah sakit, hal-hal yang perlu dipelajari
oleh keluarga tersebut)
b. Tinjau kembali semua catatan kontak dengan perawat sebelumnya.
c. Kontak pemberi perawatan profesional yang diperlukan untuk mencari penjelasan
data (misalnya, ahli kandungan, bidan, ahli anak, perawat).
1. Perkenalkan diri lagi dan sebutkan tujuan kunjungan rumah pascapartum untuk ibu,
bayi, dan keluarga. Beri kesempatan pada keluarga yang dikunjungi untuk menceritakan
harapan mereka dari kunjungan ini.
2. Luangkan sedikit waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga yang dikunjungi guna
mengenal dan menjalin hubungan saling percaya.
1. Lakukan pengkajian sistematis ibu dan bayi baru lahir untuk menentukan penyesuaian
fisiologis dan setiap komplikasi yang ada.
c. Apakah orang yang membantu ini mendorong ibu untuk merawat diri dan memperoleh
cukup istirahat?
d. Siapa yang memberi informasi tentang orang yang membantu? Bantuan emosional?
d. Pengaturan rumah untuk bayi: tidur, mandi, persiapan formula, popok dan kebutuhan
lain
5. Selama kunjungan, perhatikan lingkungan rumah secara umum: apakah ada perbaikan
dan aspek pengamanan.
a. Pemakaian tempat tidur atau bermain bayi yang tidak memenuhi standar keamanan.
b. Alat-alat darurat jika terjadi kebakaran, alarm tanda kebakaran, atau tabung pemadam
kebakaran.
6. Beri perawatan untuk ibu dan bayi baru lahir sesuai program dokter keluarga atau
protocol rumah sakit.
9. Pastikan ibu tahu masalah potensial yang perlu diperhatikan dan siapa yang harus
dihubungi bila terjadi.
Jika ini adalah kunjungan terakhir dengan keluarga penting untuk mengenali bahwa, baik
wanita maupun perawat memiliki perasaan yang timbul akibat berakhirnya hubungan yang
bermakna dan harus berpisah. Perasaan, seperti marah, penyangkalan, dan sedih adalah
normal dalam situasi ini. Dianjurkan untuk mengungkapkan perasaan tersebut dengan bebas
pada akhir kunjungan. Sering kali pasien terdorong untuk melakukannya setelah perawat
terlebih dahulu mengungkapkan perasaannya.
2. Klasifikasi harapan untuk masa yang akan datang, termasuk jalur kunjungan berikutnya.
4. Beri informasi cara mengunjungi perawat atau lembaga, jika diperlukan sebelum jadwal
kunjungan berikutnya.
Intervensi pascakunjungan
1. Dokumentasikan kunjungan, gunakan formulir klinik sebagai catatan yang sah dan
bukti penggantian biaya.
2. Susun rencana pengajaran yang akan menjadi dasar pertemuan berikutnya dengan
pasien/keluarga.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Liewellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar Dasar Obsetri Dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates
http://www.scribd.com/doc/76412383/Manajemen-Rujukan-Kasus-Pph-Untuk-Menurunkan-
Morbid-It-As-Dan-Mortal-It-As-Maternal#scribd