A. Pengertian Komunikasi, Teknik Dan Model Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu bentuk komunikasi yaitu
komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru”.
Di dalam komunikasi tersebut terdapat pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan,
keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator (pendidik, dosen, guru) kepada komunikan (subyek
2. Pesan (Message)
3. Media (Channel)
4. Komunikan (Receiver)
Pada saat ini masih banyak didapati di berbagai institusi pendidikan, pelatihan, termasuk di Perguruan tinggi,
yang dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti, pengajar (baik guru atau dosen) mengajar secara alami
sesuai dengan bakat mengajar yang dimiliki. Ada juga guru/dosen yang mengajarnya cenderung meniru gaya
orang yang dahulu pernah menjadi guru atau dosennya. Kenyataan diatas akan menimbulkan beberapa
persoalan, baik bagi pengajar maupun peserta didik. Tipe pertama misalnya, akan menimbulkan masalah bagi
dosen/guru yang tidak mempunyai bakat mengajar atau mempunyai keterbatasan dalam menyampaikan pesan
secara lisan, adapun untuk tipe kedua, jika tidak hati-hati, dosen/guru cenderung akan meniru gaya orang
Dalam penyampaian materi perkuliahan kepada peserta didik/audien, ada beberapa factor yang perlu
dipertimbangkan, diantaranya adalah peserta didik, ruangan kelas, metode dan materi itu sendiri. Untuk dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada suatu perkuliahan, metode pembelajaran dan komunikasi harus
mendapat perhatian khusus dalam setiap proses pembelajaran. Metode pembelajaran dan komunikasi tidak
Proses belajar (learning) adalah suatu perubahan yang relatif tetap dalam persediaan tingkah laku, yang terjadi
sebagai hasil pengalaman. Ini berarti, hanya dapat dikatakan terjadi proses belajar bila seseorang
menunjukkan tingkah laku yang tidak sama. Jika ia dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru
atau ia bisa melakukan sesuatu, yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi, proses belajar
menempatkan seseorang dari status kemampuan atau kecakapan (ability) yang satu kepada
kemampuan/kecakapan yang lain.
Pengajar yang baik seharusnya memahami karakteristik siswanya agar ia sukses dalam melaksanakan peran
mengajarnya. Dalam proses belajar mengajar kemungkinan akan menemui mahasiswa yang sulit untuk
melakukan kontak dengan dunia sekitarnya, suka mengasingkan diri, cenderung menutup diri. Dalam kaitan
dengan hal ini, maka dosen/guru hendaknya merencanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan
keadaan dan kepribadian mahasiswa. Belajar mengajar sebagai proses (process), pada hakikatnya
mengandung tiga unsur yaitu adanya input (bahan mentah yang akan diolah), process (kegiatan mengolah
input) dan output (hasil yang telah diolah). Suatu proses dipandang baik apabila kualitas output lebih baik dari
pada input. Input proses belajar mengajar adalah mahasiswa sebelum perkuliahan. Proses belajar mengajar
adalah interaksi antara komponen-komponen belajar mengajar yaitu tujuan, bahan, metode dosen, mahasiswa,
fasilitas dan penilaian. Output dari proses belajar mengajar yaitu peserta didik (mahasiswa) setelah menerima
perkuliahan.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu
organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau
memberikan kontribusi.
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk mentranmisikan atau menyampaikan
perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang
lain. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga
arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi
hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima
respon sikap, itu diminta oleh komuniktor. Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam
1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu ditujukan kepada
2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang
3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai dengan maksud
komunikasi.
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan
maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu
tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara
lisan atau tertulis. Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas
dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan hasil
yang berbeda pengaruh dan kejelasannya. Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu
bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa
“Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan
mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan.
Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan.” Dalam struktur komunikasi
harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan,
baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari
setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.
Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua
anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Selanjutnya menurut Maman
Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi
saling bertukar pikiran, saran ide, atau informasi secara pribadi.” Komunikasi informal ini tentunya dengan cara
melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal. Menurut Oteng Sutisna
bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan
orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-
Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui
kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi dan masalah-masalahnya, lagi pula
komunikasi informal itu membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap
organisasi yang sama. Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan
pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses pendidikan akan berhasil
apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan
atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi
pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada
kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau
instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu
hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera
mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat
berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi
pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator
dengan komunikan, di mana antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di
antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan informasi atau ide
terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai
kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.
1. Faktor internal
Segala faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa, contohnya yaitu kemampuan mahasiswa, motivasi,
2. Faktor eksternal
Segala faktor yang bersumber dari luar diri mahasiswa, contohnya yaitu kondisi belajar dan pemberian umpan
balik.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dosen dengan mahasiswa atau antara
mahasiswa dengan mahasiswa. Keeefektifan komunikasi tersebut tergantung dari kedua belah pihak, namun,
karena dosen yang memegang kendali maka tanggungjawab terjadinya komunikasi interpersonal yang sehat
Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mahasiswa, kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim
yang positif dalam kegiatan belajar, yang memungkinkan mahasiswa mau mengungkapkan perasaan atau
masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa. Kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan
mahasiswa. Bila mahasiswa sudah bebas mengungkapkan perasaan/masalah yang dihadapinya, tugas dosen
Suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya
Proses mempengaruhi sikap, pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan membujuk, mengajak,
yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu secara terpaksa, karena takut akibatnya.
1. Secara Langsung
Seorang guru/dosen memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap muka dengan para siswa dalam
suatu ruangan ataupun di luar ruangan dalam konteks pembelajaran. Seperti yang terjadi di sekitar kita mulai
Guru/dosen dapat memberikan suatu pembelajaran melalui suatu media tanpa harus bertatap muka secara
langsung dengan siswa. Dan siswapun dapat memperoleh informasi secara luas melalui media tersebut. Seperti
model sekolah jarak jauh yaitu memanfaatkan media internet sebagai alat untuk pembelajaran.
Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa fungsi lain yang dapat dilakukan oleh media. Namun
jarang sekali ditemukan seluruh fungsi tersebut dipenuhi oleh media komunikasi dalam suatu sistem
pembelajaran. Sebaliknya suatu program media tunggal seringkali dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus.
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang akan diperolehmya atau
ketrampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan apa yang diharapkan darinya, apa
yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat
kesulitan yang diharapkan. Untuk pembelajaran khususnya yang menampilkan gerak dapat mempertunjukkan
kinerja (performance) yang harus dipelajari siswa. Dengan demikian dapat menjadi model perilaku yang
2. Memotivasi siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Tanpa motivasi, sangat
mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan
menggambarkan sejelas mangkin keadaan di masa depan, dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan
yang telah diperolehnya. Jika siswa menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di
masa depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran. Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan
masa depan adalah media yang dapat menunjukkan sesuatu atau menceritakan (tell) hal tersebut. Bila teknik
bermain peran digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman yang dirasakan siswa akan lebih kuat. Film
juga seringkali diproduksi dan digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara yang lebih alami.
3. Menyajikan informasi
Media seperti film dan televisi dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Guru kelas bebas dari tugas
mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat menggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang lain
seperti merencanakan kegiatan siswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara individual.
Membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan
Setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk membawa sumber-sumber
tambahan ke dalarn kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas dengan cara apapun
Merupakan informasi yang tidak merupakan bagian dari tujuan pembelajaran, didiadakan karena memiliki nilai
4. Merangsang diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan loncat, diambil dari bentuk
penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi. Format media
biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan, seringkali melalui drama atau contoh pengalaman manusia
yang spesifik. Penyajian dibiarkan terbuka (open-end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran pemecahan
masalah. Kesimpulan atau jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin
atau dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka masalah,
Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut metode kinerja
(performance) atau metode penerapan (application). Penekanan dari metode ini adalah pada kegiatan
melakukan (doing). Media dapat digunakan secara singkat atau sebentar – sebentar untuk mengajak siswa
mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media digunakan untuk mengarahkan siswa dilakukan kegiatan
langkah demi langkah (step-by-step). Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan
siswa, seperti tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah demi langkah untuk percobaan laboratorium
yang kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang sangat disukai khususnya bagi siswa
sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi, melibatkan siswa lebih baik daripada metode
6. Menguatkan belajar
Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi. Penguatan adalah
kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespon dengan
tingkah laku yang diharapkan. Penguatan paling efektif diberikan beberapa saat setelah respon diberikan.
Suatu program media menyajikan pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menyusun jawabannya atau
memilih dari beberapa kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi
untuk segera mengetahui jawaban yang benar. Jika siswa mengetahui bahwa jawabannya benar, maka ia
dikuatkan. Bahkan jika siswa tahu jawabannya salah, namun jika ditunjukkan seberapa dekat jawabannya
mendekati kebenaran, maka hal tersebut juga merupakan penguatan. Media apapun yang dapat digunakan
untuk menyajikan informasi juga mampu menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab.
Media apapun yang mampu melakukan fungsi ini, ia juga dirancang untuk memberikan jawaban benar
terhadap pertanyaan kognitif, segera setelah siswa diberi kesempatan menjawab, sehingga dimungkinkan
Agus Suheri (2006:1) menyebutkan bahwa Lembaga Riset dan Penerbitan Komputer, yaitu Computer
Technology Research (CTR) menemukan bahwa ”orang hanya mampu mengingat 20 % dari apa yang dilihat
dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50 % dari yang dilihat dan didengar dan 80 %
Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu syarat pembelajaran dapat berlangsung
efektif. Jadi bila kita ingin menjadi guru yang efektif, marilah kita bersama-sama memperbaiki kemampuan kita
berkomunikasi kepada siswa-siswa kita pada setiap pembelajaran yang kita laksanakan. Ada beberapa
5. Kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi nonverbal.
BARUU
Dalam proses belajar mengajar terjadi sebuah komunikasi, yakni antara guru dengan
siswa. “Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam
kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap manusia, baik yang primitif maupun yang
modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial
melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan individu-individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu
itu untuk tetap hidup” (Rakhmat, 1998:1).
Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa
pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Kegiatan komunikasi ini
berlangsung dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, selama manusia hidup dan selama melakukan
aktivitasnya. Kalau kita mengamati sekitar kita, kita akan melihat bahwa komunikasi merupakan
aktivitas yang paling penting dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Bahkan dapat dipastikan, di
mana manusia hidup bersama-sama dengan orang lain maka di sana selalu ada kegiatan
komunikasi, karena komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia.
Komunikasi dalam pembalajaran dewasa ini mendapatkan perhatian yang luar biasa. Hal
ini dilatarbelakangi pentingnya memilih cara komunikasi dalam proses pembelajaran agar
kegiatan tersebut mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Komunikasi yang efektif
berkolerasi dengan tingkat keberhasilan pembelajaran
Kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru, hal ini sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang standar nasional pendidikan, serta
peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Guru sebagai learning agent berkewajiban
memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui perguruan tinggi yang terakreditasi
(S1/D4) dan memiliki 4 kompetensi. Salah satunya adalah kompetensi sosial, yakni kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Strategi membangun komunikasi dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu hal
yang sangat penting untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Karena, tanpa
adanya komunikasi tidak mungkin peroses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar, karena
komunikasi adalah Kunci utama untuk berinteraksi antara guru dengan peserta didik.
Komunikasi bukan berarti hanya berintraksi dengan menggunakan bahasa lisan semata, akan
tetapi komunikasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa tulis dan bahasa isyarat atau
gerak tubuh.
Selain itu, sering dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
dimana terjadi proses penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (misalnya guru, instruktur,
media pembelajaran,dan lain-lain.) kepada penerima (peserta belajar, murid, dan sebagainya),
dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik dalam mata pelajaran tertentu) dapat diterima
(menjadi milik, di-shared) oleh peserta didik / murid-murid. Dalam pembelajaran terjadi proses
komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar
pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah
laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas
proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.
Pembelajaran yang baik dan efektif akan memberikan ruang dan peluang agar anak dapat
belajar lebih aktif serta dapat mengeksplorasi keingintahuan melalui kemampuan / potensi yang
dimilikinya, dan hal ini memerlukan bantuan/bimbingan yang baik dan tepat dari guru/pendidik
dan disertai kearifan professional. Melihat betapa pentingnya komunikasi dalam proses belajar
mengajar, maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai komunikasi pembelajaran
dan hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang yang telah kami paparkan, maka kami dapat merumuskan masalah
dalam beberapa kategori yaitu :
1. Apa pengertian komunikasi pembelajaran ?
2. Apa fungsi komunikasi dalam pembelajaran ?
3. Apa saja prinsip komunikasi dalam pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui prinsip komunikasi dalam pembelajaran.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi STAI Al-Musaddadiyah, dengan adanya pembahasan mengenai komunikasi pembelajaran
ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi dalam mata kuliah media dan teknologi
pembelajaran.
2. Bagi dosen, penyusunan makalah ini bermanfaat bagi dosen untuk memberikan pemahaman
kepada para peserta didik mengenai komunikasi pembelajaran serta dapat mengaplikasikan
kajian dalam makalah ini untuk kehidupan sehari-hari.
3. Bagi mahasiswa, dengan adanya pembahasan komunikasi pembelajaran ini diharapkan dapat
menjadi sumber pengetahuan serta memotivasi mahasiswa untuk lebih mendalami hal-hal yang
berhubungan dengan media dan teknologi pembelajaran.
4. Secara teoritis bermanfaat sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan penulis pada khususnya untuk menambah pengetahuhan dan wawasan dalam hal
materi khususnya pada mata kuliah media dan teknologi pembelajaran.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang dipaparkan dalam makalah ini adalah terdiri dari: Bab 1.
Pendahuluan: terdiri dari Latar Belakang masalah; Rumusan Masalah; Tujuan Penulisan;
Manfaat Penulisan dan Sistematika Penulisan;. Bab 2. Pembahasan: terdiri dari pengertian
komunikasi pembelajaran; fungsi komunikasi dalam pembelajaran; pinsip komunikasi dalam
pembelajaran;. Bab 3. Terdiri dari Kesimpulan; Saran; dan rekomendasi;.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Pembelajaran
1. Pengertian Komunikasi
Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis
komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau
bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut
membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang
mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan.
Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat
kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-
cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai
makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu
gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah
perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa
komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan
dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus.
Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu
Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detail. Menurutnya, komunikasi
merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan;
pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan
dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. (Suranto :
2005).
Dari beberapa definisi di atas dapat penulis pahami bahwa komunikasi adalahsuatu
proses penyampaian informasi. Kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau
informasi dan cara penyampaiannya.
2. Pengertian Pembelajaran
Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi dalam
Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif. Menurut beliau,
yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai
tujuan untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya.
Menurut Corey (1986 :195) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono (1999 :297) pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Definisi ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik, bahwa pembelajaran adalah suatu proses
yang kompleks, dimana di dalamnya terjadi interaksi antara mengajar dan belajar. Proses
pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suasana interaksi
edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk
suatu tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran.
Menurut Knirk dan Gustafson (1986:15) pembelajaran merupakan suatu proses yang
sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi
seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi edukatif untuk membuat siswa belajar secara aktif dan mampu mengubah
perilaku melalui pengalaman belajar.
2. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif sering dilakukan untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita.
Kebanyakan komunikasi ini disampaikan dalam bentuk non verbal. Ungkapan kasih sayang,
marah, atau malu memang dapat disampaikan oleh kata-kata.
Namun, paling besar dikomunikasikan lewat bahasa tubuh. Orang boleh mengatakan,
"saya tak marah", padahal mukanya merah, tampang cemberut, dan pandangan matanya tajam.
Orang akan lebih percaya bahasa non verbal itu daripada bahasa verbalnya. Komunikasi
ekspresif nanti tentu akan mempengaruhi komunikasi sosial seseorang.
3. Komunikasi Ritual
Fungsi komunikasi ini berhubungan dengan komunikasi ekspresif. Namun bentuk
penyampaiannya seringkali secara kolektif. Misalnya upacara perkawinan, ritual keagamaan,
sampai memperingati tanggal bersejarah. Mereka yang terlibat dalam komunikasi ritual dianggap
berusaha menegaskan sebagai bagian dari kelompok yang merayakannya. Komunikasi ritual juga
dianggap sebagai komitmen individu terhadap tradisi dalam kehidupan sosialnya.
Seseorang yang baru masuk dalam lingkungan sosial baru cenderung harus melakukan
komunikasi ritual yang baru. Mereka seolah diwajibkan untuk melakukan komunikasi ini untuk
menunjukkan bahwa mereka memang siap dan akan bergabung dalam lingkungan baru ini.
Misalnya mahasiswa baru harus melakukan "pengenalan" atau yang sering disebut ospek.
Selain untuk komitmen emosional individu, komunikasi ritual juga sering digunakan
untuk mempererat kepaduan dalam suatu kelompok. Komunikasi ritual akan menciptakan rasa
nyaman dan perasaan tertib. Menurut Deddy Mulyana, bukan substansi kegiatan ritual yang
paling penting, namun perasaan senasib dan sepenanggungan yang menyertai komunikasi ini.
Deddy juga menganggap hal ini menandakan bahwa manusia bukanlah sepenuhnya
makhluk rasional. Karena komunikasi ritual sering dianggap mubazir jika ditimbang secara rasio.
Namun, manusia tetap membutuhkan komunikasi ritual, walau tujuannya berbeda-beda.
Misalnya, demi memenuhi kebutuhan jati diri, sebagai anggota dari komunitas, atau menciptakan
rasa kondusif dan tenteram.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain
supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara efektif dan
efisien dalam proses belajar mengajar.
2. Menurut William I.Gordon, Komunikasi Pembelajaran mempunyai empat fungsi menurut
kerangka yang dikemukakan, yakni: fungsi komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi
ritual dan fungsi komunikasi instrumental.
3. Prinsip komunikasi ada 5, yaitu : respect, emphaty, audible, clarity, humble. Komunikasi yang
efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan.
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut.
B. Saran
1. Para pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus
memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat
berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran
atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.
2. Diharapkan agar mahasiswa khusunya pendidik dapat lebih mengetahui dan memahami peranan
media pendidikan dalam proses komunikasi pembelajaran yang ada. Sehingga setelah
mempelajari pembahasan ini, kita mampu mengefektifkan proses komunikasi dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
3. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses
pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman
mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
4. Untuk membangun komunikasi efektif seseorang harus memiliki karakter yang kokoh yang
dibangun dari integritas pribadi yang kuat, karena seorang pendidik menjadi factor yang terus
disorot oleh siswa, oleh karena itu apabila Anda seorang pendidik diharapkan bisa menjadi
teladan yang baik bagi siswa dalam setiap perilakunya
C. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis mengajukan rekomendasi
yang dipandang bermanfaat, antara lain:
1. Kepada Para Dosen STAI Al-Musaddadiyah diharapkan dapat mengontrol terhadap mahasiswa,
agar mampu mewujudkan mahasiswa yang dapat memahami hal-hal yang berkenaan dengan
materi tentang pendidikan, khususnya mengenai pengertian, kedudukan, fungsi, tujuan,
kegunaan, jenis, syarat-syarat dan sistem evaluasi pendidikan islam.
2. Kepada para mahasiswa STAI Al-Musaddadiyah diharapkan dapat menerapkan dan
memanfaatkan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan materi tentang pengembangan sistem
evaluasi, khususnya pengertian, kedudukan, fungsi, tujuan, kegunaan, jenis, syarat-syarat dan
sistem evaluasi pendidikan islam.
DAFTAR PUSTAKA
Adang H, Darmajari, Arip S (2012). Metodologi pembelajaran kajian teoritis praktis.LP3G
(Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi guru) Banten.
Didi S, Deni D (2012), Komunikasi Pembelajaran. PT Remaja Rosda Karya Bandung
Syaiful Sagala (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung.
Arsyad, A (2006). Media Pembelajaran. PT RajaGrafindo Persada Jakarta.
http://sitiyuliana91.blogspot.com/
http://muhammadden1.blogspot.com/2015/06/strategi-membangun-komunikasi-efektif.html
http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/artikel/100-artikel/artikel-manajemen/185-
komunikasi-yang-efektif-dalam-pembelajaran