Ked
712015060
Assalamualaikum wr.wb.
Dengan mendasarkan diri pada keyakinan bahwa hanya Allah saja yang dapat memberikan
kemudharatan maka seorang mukmin tidak akan gentar dan takut terhadap tantangan dan ujian
yang melanda, seberapapun besarnya, karena dia yakin bahwa Allah akan menolong hambaNya
yang berusaha dan menyandarkan hatinya hanya kepada Allah. Dengan keyakinan yang kuat
seperti inilah muncul mujahid-mujahid besar dan ulama-ulama pembela agama Islam yang
senantiasa teguh di atas agama Islam walaupun menghadapi ujian yang besar, bahkan mereka rela
mengorbankan jiwa dan raganya untuk agama Islam.
Tawakal yang sebenarnya kepada Allah Ta’ala akan menjadikan hati seorang mukmin ridha
kepada segala ketentuan dan takdir Allah, yang ini merupakan ciri utama orang yang telah
merasakan kemanisan dan kesempurnaan iman. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah Ta’ala
sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagai rasulnya”
Setiap hari, dalam setiap sholat, bahkan dalam setiap raka’at sholat kita selalu membaca ayat yang
mulia, ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’; hanya kepada-Mu ya Allah kami beribadah, dan
hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan… Oleh sebab itu bagi seorang mukmin, tempat
menggantungkan hati dan puncak harapannya adalah Allah semata, bukan selain-Nya. Kepada
Allah lah kita serahkan seluruh urusan kita.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan kepada Allah saja hendaknya kalian bertawakal, jika
kalian benar-benar beriman.” (QS. al-Ma’idah: 23). Ayat yang mulia ini menunjukkan kewajiban
menyandarkan hati semata-mata kepada Allah, karena tawakal adalah termasuk ibadah.
Tawakal yang Salah
Kesalahan dalam memahami dan mengamalkan tawakal akan menyebabkan rusaknya iman dan
bisa menyebabkan terjadi kesalahan fatal dalam agama, bahkan bisa terjerumus dalam kesyirikan,
baik syirik akbar (syirik besar) maupun syirik asghar (syirik kecil). Adapun kesalahan dalam
tawakal yang menyebabkan terjerumus dalam syirik akbar adalah seseorang bertawakal kepada
selain Allah, dalam perkara yang hanya mampu diwujudkan oleh Allah. Misalnya: bertawakal
kepada makhluk dalam perkara kesehatan, bersandar kepada makhluk agar dosa-dosanya diampuni
atau bertawakal kepada makhluk dalam kebaikan di akhirat atau bertawakal dalam meminta anak
sebagaimana yang dilakukan para penyembah kubur wali.
Adapus jenis tawakal yang termasuk dalam syirik asghar adalah bertawakal kepada selain Allah
yang Allah memberikan kemampuan kepada makhluk untuk memenuhinya. Misalnya:
bertawakalnya seorang istri kepada suami dalam nafkahnya, bertawakalnya seorang karyawan
kepada atasannya. Termasuk dalam syirik akbar maupun asghar keduanya merupakan dosa besar
yang tidak akan terampuni selama pelakunya tidak bertaubat darinya.