Bab Ii Kajian Pustaka: Enterprise Risk Management Disclosure (ERM Disclosure) Dan Nilai Perusahaan
Bab Ii Kajian Pustaka: Enterprise Risk Management Disclosure (ERM Disclosure) Dan Nilai Perusahaan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
sebelumnya.
atau lebih prinsipal dengan agen dimana prinsipal meyakini kualitas dan
perusahaan kepada agen tersebut. Pada kondisi ini prinsipal memiliki pengharapan
bahwa agen akan mengelola perusahaan dengan baik dan menetapkan kebijakan-
fenomena yang kerap terjadi dalam kontrak keagenan adalah agen tidak selalu
bertindak untuk kepentingan terbaik para pemegang saham (Jensen dan Meckling,
10
11
yang menaungi lahirnya konsep GCG (Agustina et al, 2015), dimana melalui
yang baik, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan karena fenomena asimetri
melalui pelaksanaan voluntary disclosure dengan lebih luas (Yuniasih dkk, 2011).
Pernyataan diatas diperkuat oleh pandangan Kaihatu (2006) bahwa terdapat dua
hal yang ditekankan dalam konsep GCG yaitu: 1) pemegang saham memiliki hak
untuk memperoleh informasi perusahaan dengan benar dan tepat waktu sehingga
pemegang saham dan kreditur. Dalam hal ini manajer merupakan pihak internal
manajer kepada pemegang saham dan kreditur akan mengurangi masalah asimetri
informasi (Elzahar dan Hussainey, 2012 dalam Mubarok dan Rohman, 2013)
memberikan harga yang rendah untuk perusahaan dan kemungkinan lain pihak
eksternal yang tidak memiliki informasi akan berpersepsi sama tentang nilai
memiliki kondisi yang lebih baik karena pihak eksternal akan menilai perusahaan
lebih rendah dari yang seharusnya dan demikian juga sebaliknya. Secara umum,
good corporate governance agar dapat menciptakan reputasi yang baik sehingga
tersebut tidak diwajibkan. Berita baik tersebut dapat berupa informasi mengenai
pemilik, promosi yang dapat menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik
merupakan salah satu pengungkapan sukarela yang bisa menjadi sinyal positif
menyampaikan sinyal khusus kepada pengguna informasi saat ini dan pengguna
dihadapi perusahaan merupakan sinyal baik (good news) bagi perusahaan (Elzahar
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata
14
lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Sedangkan Bank Dunia (World
untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider
trading).
saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya
pemegang saham.
15
dunia usaha khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah satu tindakan yang
SWA sebagai mitra media publikasi. Program CGPI secara konsisten telah
diselenggarakan pada setiap tahunnya sejak tahun 2001 yang diikuti oleh
perusahaan publik (emiten), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perbankan dan
hasilnya dipaparkan di Majalah SWA dalam Sajian Utama. IICG melalui program
perusahaan lain pada sektor yang sama. GCG dalam penelitian ini diproksikan
dengan CGPI karena CGPI dapat dijadikan sebagai indikator atau standar mutu
yang ingin dicapai perusahaan dalam bentuk pengakuan dari masyarakat terhadap
1) Self Assessment
Self Assessment adalah sebuah proses penilaian objektif dari perusahaan atas
dirinya sendiri yang dikaitkan dengan penyelarasan sistem GCG dalam semua
Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan bukti
sebelumnya yang masih berlaku, dan jika terjadi perubahan, dokumen yang
4) Observasi ke Perusahaan
Pada tahap ini peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan peserta
selama setengah hari kerja (tiga jam) setelah presentasi, diskusi, dan tanya
jawab. Pihak perusahaan yang diminta untuk hadir pada saat observasi adalah
perwakilan dari dewan komisaris, dewan direksi serta manajemen. Nilai CGPI
risiko pasar, kredit, likuiditas serta tingkat bunga atas arus kas.
3) Risiko kekuasaan berkaitan dengan sumber daya manusia dan kinerja para
karyawan.
Semua elemen yang terdapat dalam risiko harus dapat dikelola dengan baik
sehingga risiko yang ada tidak berdampak buruk pada perusahaan, tetapi dapat
memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha. Manajemen
risiko adalah proses dan metode yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola
19
et al, 2009).
diakibatkan oleh jajaran dewan direksi entitas, manajemen dan personel lainnya
entitas, dan mengelola risiko agar berada dalam dorongan risiko tersebut, serta
risiko dengan penomoran ISO 31000. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari
20
kerancuan dari berbagai macam istilah dan definisi dari berbagai standar
Standar internasional ini diadopsi oleh beberapa negara antara lain Australia, New
Zealand dan Jepang pada tahun 2010. Di Indonesia, Badan Standarisasi Nasional
Struktur ISO 31000 terdiri dari prinsip pengelolaan risiko, kerangka kerja
berdasarkan kerangka kerja ISO 31000 karena ISO 31000 merupakan suatu
panduan global terkait dengan definisi manajemen risiko, panduan penerapan dan
Guidelines, manajemen risiko suatu organisasi hanya dapat efektif bila mampu
berlanjut.
MANDAT DAN
KOMITMEN
PERENCANAAN
KERANGKA KERJA
PERBAIKAN PENERAPAN
BERKESINAMBUNGAN MANAJEMEN RISIKO
MONITORING DAN
REVIEW
Gambar 2.1
Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Praktik Good Corporate Governance Pada Perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Dalam pasal 28 ayat 2 (h) disebutkan bahwa perusahaan BUMN harus
dan stakeholders, salah satunya faktor resiko material yang dapat diantisipasi,
upaya yang telah dilakukan untuk mengelola risiko tersebut. Bank Indonesia juga
jenis risiko dan potensi kerugian (risk exposures) yang dihadapi Bank serta
pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko strategik, risiko reputasi, risiko
2005). Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004), nilai perusahaan merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas
perusahaan itu sendiri. Harga pasar berarti harga yang bersedia dibayar oleh
investor untuk setiap lembar saham perusahaan, sehingga dapat dikatakan bahwa
24
dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya
Nilai perusahaan dapat diukur dengan harga saham menggunakan rasio yang
disebut rasio penilaian. Menurut Sudana (2011:23), rasio penilaian adalah suatu
rasio yang terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah
masyarakat tertarik untuk membeli saham dengan harga yang lebih tinggi
dibanding nilai bukunya. Berikut ini beberapa metode yang digunakan untuk
Price Earning Ratio (PER) menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang
rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang
keuntungan yang diperoleh oleh para pemegang saham. Kegunaan Price Earning
Ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang
dicerminkan oleh earning per share-nya. Semakin besar PER, maka semakin
nilai perusahaan.
25
Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang menunjukkan apakah harga
saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah)
perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan
umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar
saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV, semakin tinggi
perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah
ditanamkan di perusahaan.
3) Tobin’s Q
dengan nilai buku ekuitas perusahaan (Weston dan Copeland, 2001). Semakin
pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar
perusahaan tersebut.
26
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan rasio Tobin’s Q. Hal ini
karena rasio Tobin’s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik. Dalam
Tobin’s Q, semua unsur hutang dan modal saham perusahaan dihitung, tidak
hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan
perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam
bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional
perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang
GCG dengan nilai perusahaan yang mana hasil penelitian-penelitian tersebut ada
Risk Management dan menilai implikasi dari program tersebut. Sampel penelitian
terdiri dari 275 perusahaan asuransi yang beroperasi setiap tahun selama periode
1995 sampai 2005. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dan menemukan
leverage, dan opacity aset. Peneliti juga menemukan hubungan positif antara
penggunaan ERM dan Tobin's Q, sebuah proksi standar untuk nilai perusahaan.
27
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analsis) dalam pengujian hipotesis
dan sobel test untuk pengujian mediasi ERM. Hasil penelitian ini menunjukkan
terhadap nilai perusahaan dan secara tidak langsung melalui risk management dan
yang terdaftar di BEI tahun 2011 sampai 2013. Hasil penelitian ini
memediasi.
manajerial, dan leverage terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar dan aktif di BEI selama periode 2013 dan
2015 yang terdiri dari 42 perusahaan dan terpilih 33 perusahaan sebagai sampel.
pendekatan varians based atau pendekatan berbasis komponen dan Partial Least
positif terhadap manajemen risiko. GCG dan leverage tidak berpengaruh terhadap
nonkeuangan yang terdaftar di BEI untuk tahun buku 2013 dan purposive
(TCGI) terhadap nilai dan profitabilitas perusahaan publik Turki tahun 2006
sampai 2012. Hipotesis diuji menggunakan analisis regresi Ordinal Least Square
(OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa TCGI berpengaruh positif pada nilai
perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q dan Earning Before Interest and Tax
Firm Value: Evidence From Canadian Capital Markets” bertujuan untuk menguji
hubungan corporate governance index tahun 2002 sampai 2005 dengan berbagai
30
proksi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak menemukan hubungan antara
corporate governance index dan berbagai proksi nilai perusahaan yaitu (1)
(2) kinerja operasi perusahaan yang diukur dengan ROA, dan (3) reaksi pasar
yang diukur dengan return saham hari ke-11 dan return saham 2 hari di sekitar
terdaftar di bursa efek Arab Saudi tahun 2009 sampai 2013. Penelitian ini
kelamin, ukuran, tingkat keuntungan dan ukuran dewan adalah faktor penentu
penentu adopsi ERM untuk 100 perusahaan publik nasional India teratas per 31
Maret 2012 dan mengeksplorasi lebih jauh apakah adopsi ERM menyebabkan
tahun 2010 sampai 2014. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi data panel. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengungkapan ERM dan
profitabilitas, dan leverage sebagai variabel kontrol juga berpengaruh positif pada
nilai perusahaan.
berikut.
et al (2015). Proksi ERM Disclosure pada penelitian ini adalah indeks total
32
Gupta et al (2009). Proksi GCG pada penelitian ini adalah CGPI yang