Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

“Morfologi Mikroba Selain Bakteri”

OLEH :

NAMA : RAHMAT TATA PRATAMA


NIM : Q1A116040
KELOMPOK : 2
KELAS : TPG 2016 A

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluruh seluk-beluk

kehidupan mikroorganisme. Peranan mikroorganisme sudah sejak lama diketahui

disegala aspek kehidupan manusia antara lain di pertanian, perikanan, kesehatan,

farmasi, dan lain-lain. Hingga saat ini ilmu tersebut telah memberi warna

wawasan dan cakrawala baru bagi kehidupan terutama dalam perkembangan

bioteknologi modern yang melibatkan ilmu mikrobiologi.

Mikroorganisme adalah mikroba atau organisme yang berukuran sangat kecil

sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat pembesar. Mikroorganisme

seringkali bersel tunggal meskipun beberapa protista bersel tunggal masih dapat

terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel yang tidak dapat

terlihat oleh mata telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua

prokariota, protista dan alga renik. Fungi terutama yang berukuran kecil dan tidak

membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang

tidak menyepakatinya.

Jumlah mikroorganisme yang berada dalam suatu sampel atau bahan sangat

bervariasi, tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya.

Pada individu multiseluler, bila sel-selnya membelah, maka individunya

bertambah banyak, pada mikroorganisme uniseluler pembelahannya bakteri

multiplikasi. Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan

mikroorganisme, maka perlu dilakukan identifiksi, dimana untuk melakukan

identifikasi terlebih dahulu dilakukan pengenalan terhadap ciri-ciri morfologi


mikroorganisme tersebut. Pengamatan morfologi biasanya dilakukan baik secara

makroskopik maupun mikroskopik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu, dilakuan praktikum morfologi mikroba selain bakteri untuk

mempelajari morfologi miroba selain bakteri seperti fungi dan khamir.

1.2.Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum mofologi mikroba selain bakteri

adalah untuk melihat beberapa bentuk fungi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Mycota berasal dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa

Latin). Ada beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut jamur, (a) mushroom

yaitu jamur yang dapat menghasilkan badan buah besar, termasuk jamur yang

dapat dimakan, (b) mold yaitu jamur yang berbentuk seperti benang-benang, dan

(c) khamir yaitu jamur bersel satu. Jamur merupakan jasad eukariot, yang

berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur

tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi

jaringan. Jamur bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari

oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat

aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya

bebas atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tanaman,

hewan dan manusia (Sumarsih, 2007).

Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri

khas memiliki filamen (miselium). Kapang termasuk mikroba yang penting dalam

mikrobiologi pangan karena selain berperan penting dalam industri makanan,

kapang juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan. Kapang adalah fungi

multiseluler yang mempunyai filamen dan pertumbuhannya pada makanan mudah

dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya

mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk

berbagai warna tergantung dari jenis kapang (Waluyo, 2007).

Kapang atau jamur termasuk golongan Eymycetes atau fungi sejati yang

terdiri atas empat kelas, yaitu Phycomycetes, Asomycetes, Basidiomycetes, dan


Deuteromycetes. Identifikasi kapang atau jamur dapat dilakukan berdasarkan atas

sifat-sifat morfologinya. Berdasarkan atas pengamatan secara mikroskopik, maka

kapang atau jamur dapat ditentukan sampai genusnya atau kadang-kadang dapat

ditentukan sampai spesiesnya (Djide, 2008).

Khamir merupakan fungi uniselular tanpa miselium, hanya merupakan sel

tunggal. Beberapa khamir berbentuk spheroidal, elip, berbentuk lemon, atau

silinder. Reproduksi aseksualnya dengan bertunas atau berfusi. Beberapa khamir

tidak memproduksi spora sehingga disebut asporogenous, dan digolongkan

kedalam fungi imperfekti. Ada pula khamir yang memproduksi spora, khamir ini

disebut sporogenous dan digolongkan ke dalam kelas Ascomycetes dan

Basidiomycetes (Stainer, 2007).

Tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium dan

spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa. Setiap

hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya

berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. Bagian

dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetatif.

Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa

reproduktif atau hifa udara (aerial hypha) karena pemanjangannya mencapai

bagian atas permukaan mediatempat fungi ditumbuhkan (Pratiwi, 2008).


III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan :

Tempat : Agroteknologi Unit Fitopatologi Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo

Waktu : Rabu, tanggal 9 November 2016.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan: Tempe (biakan murni fungi) ,pisang goreng (biakan

murni fungi)

Alat yang digunakan : Larutan lactofenol, mikroskop cahaya, jarum ose,

mikroskop, kaca penutup dan kaca benda/objek.

3.3. Prosedur Praktikum

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Membersihkan kaca benda dengan alkohol sampai bebas lemak dan debu,

kemudian menetesi dengan larutan lactofenol pada bagian tengah.

2. Mengambil sedikit biakan fungi dengan jarum ose secara aseptic dan

meletakan di atas meja kaca benda yang diberi dengan lactofenol.

3. Menutup dengan kaca penutup.


4. Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah lalu dengan

perbesaran sedang.

5. Menggambar dan memberi keterangan lengkap.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil pengamatan pada praktikum mofologi mikroba selain bakteri adalah

seperti pada gambar berikut.

1. Biakan Murni Fungi (Tempe)

4 x 10 10 x 10 40 x 10 100 x 10

Gambar 1. Morfologi Fungi Pada Tempe

2. Biakan Murni Fungi (pisang goreng)

4 x 10 10 x 10 40 x 10 100 x 10

Gambar 2. Morfologi Fungi pada pisang goreng

4.2. Pembahasan

Mikroorganisme adalah mikroba atau organisme yang berukuran sangat kecil

sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat pembesar. Mikroorganisme

seringkali bersel tunggal meskipun beberapa protista bersel tunggal masih dapat
terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel yang tidak dapat

terlihat oleh mata telanjang. Mikroba yang dapat dilihat dengan mata telanjang

misalnya adalah fungi yang merupakan mikroba multiseluler dan berukuran

makroskopis. Fungi merupakan mikroba berentuk menyerupai benang,

multiseluler, tidak berklorofil serta sel-selnya tida mengalami diferensiasi menjadi

jaringan. Fungi membentuk koloni dengan benang-benang yang disebut miselium.

Praktikum morfologi mikroba selain bakteri dilakukan dengan menggunaan dua

isolate yang berbeda, dimana untuk pengamatan morfologi fungi diperoleh dari

bahan berupa tempe dan pisang goreng. Berdasarkan pengamatan terhadap

morfologi fungi dengan bantuan mikroskop dapat dilihat dengan jelas perbedaan

antara hifa dan miselium.

Hifa merupakan benang kecil dan kumpulan dari benang-benang tersebut

dinamakan miselium atau dengan kata lain miselium terbentuk dari kumpulan hifa

dalam jumlah yang banyak (koloni). Pada dasarnya bentuk hifa dari fungi tersebut

dapat dilihat dengan mata telanjang karena fungi merupakan mikroba

makroskopis namun utnuk membedakan antara hifa dan miselium harus dilakukan

dengan bantuan mikroskop. Menurut fungsinya ada dua jenis hifa yaitu hifa fertil

yang dapat membentuk sel-sel reproduktif atau spora dan hifa vegetatif yang

berfungsi encari makanan ke dalam sustrat.


V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada praktikum mofologi mikroba selain

bakteri maka dapat disimpulkan bahwa untuk melihat beberapa bentuk fungi kita

harus menggunakan mikroskop agar dapat membedakan hifa dan miselium dari

suatu biakan murni fungi.

5.2. Saran

Saran yang dapat saya berikan pada praktikum mofologi mikroba selain

bakteri adalah agar setiap praktikan senantiasa memerhatikan dan memahami

setiap prosedur kerja dari setiap praktikum sehingga para praktikan dapat

mempraktekkannya apabila ditugaskan untuk melakukan kegiatan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Djide. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Hasanudin . Makassar

Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga .Jakarta

Stainer J., 2007. Dunia Mikroba 1. Biantara Aksara .Jakarta

Sumarsih. 2007. Mikrobiologi Dasar. UPN Vetran .Yokyakarta

Waluyo. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. UMM .Malang

Anda mungkin juga menyukai