Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran saisn hendaknya dapat mengembangkan kedua dimensi
tersebut, sains sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap
yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk mencapai produk sains. Dengan kata lain,
pengembangan keterampilan proses ini dapat menumbuhkan sikap-sikap seperti
yang dimiliki oleh para ilmuwan (sikap ilmiah) untuk mencapai produk sains. Jika
sains mengandung produk dan proses, maka dalam mengajar kepada peserta didik
tidak hanya sekedar menyampaikan produk sains saja, melainkan guru harus
melatih peserta didik tentang kegiatan-kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai
keterampilan dasar yang terdapat dalam aspek keterampilan proses sains.

Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan seperti perolehan


yang didapatkan dari sebuah proses, peserta didik akan mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan-
keterampilan itu yang menjadi roda penggerak utama dan juga dasar yang baik
dalam sebuah proses penemuan dan pengembangan sikap yang dilakukan oleh
peserta didik sebagaimana para saintis melakukannya.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan
perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
kreativitas. Dengan demikian, Pendekatan Keterampilan Proses adalah perlakuan
yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan
perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan
menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan
(fisik).
Dalam makalah ini, akan melakukan eksperimen tentang keseimbangan
ekosistem di air serta menjelaskan dan menghubungkan dengan materi IPA yang
sedang di eksperimenkan. Serta merancang percobaan sederhana, memaparkan

1
media IPA yang akan di gunakan, alat, bahan dan panduan sebelum melakukan di
dalam kelas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud keterampilan Proses Sains?
2. Apa saja Indikator yang terdapat dalam keterampilan proses sains?
3. Merancang percobaan sederhana tentang keseimbangan ekosistem?

C. TUJUAN
1. Untuk mengenalkan keterampilan proses sains
2. Mengetahui keterampilan proses sains
3. Mengetahui cara merancang percobaan sederhana
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah IPA SD/MI

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses merupakan konsep besar dan didefenisikan sebagai


perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan
penyelidikan. Keterampilan proses sains (IPA) dapat diartikan sebagai
keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan IPA dalam memperoleh
pengetahuan, dan mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan tersebut
berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, serta perbuatan secara efisien
dan efektif untuk mencapai hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian,
keterampilan proses meliputi kemampuan olah pikir dan kemampuan olah
perbuatan.

B. INDIKATOR KETERAMPILAN PROSES SAINS

Pemberian pengalaman belajar secara langsung dalam pembelajaran sains


sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses
dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu
memecahkan masalah. Keterampilan proses sains yang digunakan di Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) antara lain :
1. Mengamati
Melalui pengamatan, siswa akan mempelajari dunia sekelilingnya.
Mereka mengamati obyek-obyek dan fenomena alam melalui panca
inderanya. Informasi dan data yang diperolehnya mendorong kesungguhan
belajar, menimbulkan pertanyaan, menumbuhkan kecakapan interpretasi atau
pemahaman lingkungan, serta memotivasi untuk melakukan penelitian
berikutnya. Keterampilan mengamati merupakan keterampilan proses yang
paling dasar dalam pembelajaran IPA dan sangat penting bagi
pengembangan keterampilan proses lainnya, seperti keterampilan

3
menyimpulkan, keterampilan komunikasi, keterampilan pengukuran dan
keterampilan klasifikasi.1
2. Mengklasifikasi
Pengklasifikasian adalah pengelompokan obyek-obyek menurut sifat-sifat
tertentu. Beberapa perilaku siswa adalah : (a) pengidentifikasian suatu sifat
umum, contohnya : mineral menyerupai logam dan mineral yang tidak
menyerupai logam; (b) memilah-milahkan dengan menggunakan dua sifat
atau lebih, contohnya : yang memiliki celah yang dapat menggores gelas;
dan mineral tanpa celah dan mineral yang tidak dapat menggores gelas.
Keterampilan mengklasifikasi tergantung pada keterampilan penelitian.
Melalui penelitian siswa belajar untuk mengenali persamaan dan perbedaan
benda-benda disekitar kita.
3. Mengukur
Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu obyek, berapakah suatu
obyek, berapa banyak ruang yang ditempati suatu obyek. Obyek tersebut
dibandingkan dengan satu satuan pengukuran, misalnya sebuah penjepit
kertas atau satuan baku centimeter. Proses ini digunakan untuk melakukan
pengamatan kuantitatif. Beberapa perilaku siswa adalah : (a) pengukuran
panjang, volume, massa, temperatur, dan waktu dalam satuan yang sesuai;
(b) memilih alat dan satuan yang sesuai untuk tugas pengukuran tertentu
tersebut.2 Keterampilan siswa dalam melakukan pengukuran merupakan
salah satu keterampilan praktis dan bersifat manipulatif dalam keterampilan
proses penguasaan ilmu pengetahuan .
4. Menggunakan alat
5. Mengkomunikasikan
Pengkomunikasian adalah mengatakan apa yang Anda ketahui dengan
ucapan kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi, atau grafik. Jadi adalah
penting menyatakan sesuatu atau menulis data sejelas-jelasnya. Guru dapat
membantu siswa dengan jalan memberi kesempatan sebanyak-banyaknya

1
Suderajat Hari, 2004 : 76
2
Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 37.

4
berlatih berkomunikasi dan membantu mereka mengevaluasi apa yang
mereka katakan atau tulis. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan komunikasi adalah : (a) pemaparan pengamatan atau dengan
menggunakan perbendaharaan kata yang sesuai; (b) pengembangan grafik
atau gambar untuk menyajikan pengamatan dan peragaan data; (c)
perancangan poster atau diagram untuk menyajikan pengamatan.3
Kemampuan seseorang berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar
dari apa yang orang tersebut kerjakan. Komunikasi yang efektif haruslah
jelas, presisi dan tidak kabur.
6. Menafsirkan
Penafsiran data adalah menjelaskan makna informasi yang telah
dikumpulkan. Beberapa perilaku siswa adalah : (a) pengidentifikasian
variabel yang mempengaruhi hasil; (b) pengidentifikasian variabel yang
diubah dalam percobaan; (c) pengidentifikasian variabel yang dikontrol
dalam suatu percobaan.
7. Memprediksi
Perumusan hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang dapat
diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Hipotesis dapat
dirumuskan dengan penalaran induktif berdasarkan data hasil pengamatan
atau dirumuskan dengan penalaran deduktif berdasarkan teori. Penalaran
induktif adalah penalaran yang dilakukan berdasarkan data atau kasus
menuju ke suatu pernyataan kesimpulan umum yang dapat berbentuk
hipotesis atau teori sementara. Penalaran deduktif adalah penalaran yang
dilakukan berdasarkan teori menuju pernyataan kesimpulan sementara yang
bersifat spesifik. Beberapa perilaku siswa yang dikerjakan siswa saat
merumuskan hipotesis adalah: (a) perumusan hipotesis berdasarkan
pengamatan dan inferensi; (b) merancang cara-cara untuk menguji hipotesis;
(c) merevisi hipotesis apabila data tidak mendukung hipotesis tersebut.

3
Khaeruddin dan Sujiono Eko Hadi, 2005 : 37

5
8. Melakukan eksperimen
Melakukan eksperimen adalah pengujian hipotesis atau prediksi. Dalam
suatu eksperimen, seluruh variabel harus dijaga tetap sama kecuali satu, yaitu
variabel manipulasi. Dengan kata lain, eksperimen atau percobaan dapat
didefenisikan sebagai usaha sistematik yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu rumusan masalah atau menguji
hipotesis. Apabila cara bagaimana suatu variabel akan dimanipulasi dan jenis
respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam bentuk defenisi
operasional. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa saat melakukan
eksperimen adalah : (a) merumuskan dan menguji prediksi tentang kejadian-
kejadian, (b) mengajukan dan menguji hipotesis, (c) mengidentifikasi dan
mengontrol variabel, (d) mengevaluasi prediksi dan hipotesis berdasarkan
pada hasil-hasil percobaan.

C. MERANCANG PERCOBAAN SEDERHANA

Membuat Ekosistem
Ekosistem akuatik sama dengan akuarium, tetapi tempat tersebut tertutup
dari dunia luar sehingga kebutuhan hidup yang diperlukan oleh tumbuhan dan
hewan harus terpenuhi di dalam sistem tersebut. Kebanyakan spesies yang cocok
untuk sistem tersebut biasanya tidak terlalu besar atau berwarna-warni. Oleh
karena itu, jika Anda ingin memiliki ekosistem yang diisi dengan berbagai jenis
ikan dan tumbuhan, Anda dapat menggunakan akuarium biasa. Namun demikian,
bacalah artikel ini jika Anda ingin membuat dunia akuatik yang bebas perawatan
serta dapat bertahan untuk berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

6
Bahan dan Alat:

a. Toples Plastik/ Kaca


b. Rumput-rumputan rawa (kangkung, ganggang, eceng gondok)
c. Air
d. Ikan Cupang
e. Tanah, Batu, Pasir

Alat:

a. Pisau
b. Sekop
c. Plastic

Mendapatkan Bahan, Tumbuhan dan Hewan yang Tepat untuk Ekosistem

1. Tentukan seberapa mandiri ekosistem yang ingin dibuat.


2. Tentukan apakah Anda ingin memiliki sistem air tawar atau air laut. Sistem air
tawar dinilai lebih mudah untuk dibuat dan dirawat. Sistem air laut dinilai
kurang stabil, tetapi dapat diisi dengan kehidupan binatang yang lebih
menarik, seperti bintang laut dan anemone.
3. Temukan wadah kaca atau plastik untuk mewadahi ekosistem. Anda dapat
menggunakan stoples, botol plastic.
4. Ambil kerikil dari kolam. Lapisan kerikil akan menyediakan permukaan untuk
makhluk-makhluk mikroba dan juga berperan sebagai penyaring dengan cara
menjebak partikel-partikel ke bagian bawah air melalui kerikil akibat dari
gravitasi.
5. Gunakan air yang disaring, air kolam atau air akuarium. Air akuarium atau air
kolam lebih disarankan karena mengandung bakteri yang diperlukan oleh
sistem.

7
6. Pilih tumbuhan atau ganggang. Tumbuhan menyediakan makanan dan oksigen
untuk ekosistem. Anda perlu memilih tumbuhan atau ganggang yang tahan
lama dan cepat tumbuh.
7. Pilihlah hewan yang diinginkan. Hewan memakan ganggang dan zat buang
lainnya, sehingga menjaga ekosistem tetap bersih. Hewan-hewan tersebut juga
menghasilkan karbon dioksida yang diperlukan tumbuhan untuk bertahan
hidup.

Membuat Ekosistem

1. Tambahkan substrat (tanah) pada dasar wadah.


2. Tanamkan tumbuhan di dalam substrat. Jika tumbuhan tersebut melayang
setelah diisi air, cobalah untuk meletakkan pasir dan kerikil yang lebih banyak
di atas tumbuhan agar tetap menancap.
3. Tambahkan pasir lalu kerikil. Tutup seluruh tanah, tetapi jangan sampai
menabrak tanaman.
4. Tambahkan air. Ingatlah, jika Anda menggunakan air yang disaring, pastikan
untuk membiarkannya selama 24-72 jam agar klorin dapat menghilang. Air
tersebut harus terisi hingga 50-75% tinggi wadah. Sisakan ruang setinggi 10-
25% untuk udara.
5. Masukkan hewan.

8
Merawat Ekosistem

1. Amati ekosistem dengan baik selama pekan-pekan pertama untuk memastikan


bahwa ekosistem tersebut berada di tempat yang tepat. Sinar matahari yang
terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menbunuh ekosistem
a. Jika tanaman tampak tidak sehat, cobalah untuk menambahkan paparan
sinar matahari.
b. Jika air tampak mengembun atau kotor, cobalah untuk menambahkan
paparan sinar matahari.
c. Jika terdapat ganggang atau udang mati saat hari-hari yang panas, cobalah
untuk mengurangi paparan sinar matahari.
d. Perhatikan bahwa Anda mungkin perlu memindahkan ekosistem saat
perubahan musim berlangsung.
2. Sesuaikan jumlah hewan dan tumbuhan yang diperlukan setelah pekan-pekan
pertama. Hal ini dinilai penting untuk menjaga ekosistem tetap sehat, karena
mungkin Anda tidak akan menemukan keseimbangan saat awal mula.
3. Jika hewan-hewan di dalamnya lemas, cobalah menambahkan lebih banyak
tumbuhan.

9
DOKUMENTASI

10

Anda mungkin juga menyukai