Anda di halaman 1dari 7

CARA SEDERHANA MENYEMBUHKAN KECANDUAN NARKOBA

OLEH :

AKBAR PAISAL

C1D318029

JURUSAN JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
CARA SEDERHANA MENYEMBUHKAN KECANDUAN NARKOBA

[caption id="attachment_268920" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin


(KOMPAS/Iwan Setiyawan)"][/caption]

Narkoba yang beredar di Indonesia dapat digolongkan dalam 2 jenis yaitu


narkotika jenis tanaman seperti ganja dan jenis bukan tanaman seperti putaw,
sabu, ecstasy/inex, dan heroin (jenis bukan tanaman ini disebut dengan istilah
psikotropika).

Di Indonesia, penyalahgunaan terhadap narkoba dapat dipidanakan baik


dengan pidana kurungan maupun rehabilitasi. Pidana terhadap penyalahgunaan
narkoba ini dikategorikan sebagai salah satu pidana khusus. Undang-undang yang
mengatur mengenai penyalahgunaan narkoba ini adalah UU No.35/2009 tentang
Narkotika yang merupakan pembaruan dari UU No.22/1997 tentang narkotika dan
UU No.05/1997 tentang Psikotropika.

Sebagai salah satu pidana khusus, maka kasus penyalahgunaan narkoba ini
terkait erat dengan PP No.28/2006, di mana seorang narapidana pidana khusus
harus menjalani 1/3 dari masa pidananya baru kemudian akan mendapatkan
haknya seperti remisi dan lain-lainnya (Kecuali pengguna murni yang terjerat
pasal 127 UU No.35/2009).
Pasal-pasal dalam UU No.35/2009 yang umum digunakan untuk menjerat para
pelaku penyalahgunaan narkoba ini adalah:

 Pasal 111 UU No.35/2009, jika terbukti memiliki narkotika jenis tanaman,


 Pasal 112 UU No.35/2009, jika terbukti memiliki narkotika jenis bukan
tanaman (psikotropika),
 Pasal 113 UU No.35/2009, jika terbukti memproduksi ataupun mengimpor
narkotika baik dalam bentuk tanaman maupun bukan tanaman,
 Pasal 114 UU No.35/2009, jika terbukti mengedarkan narkotika baik
dalam bentuk tanaman maupun bukan tanaman, dan
 Pasal 127 UU No.35/2009, jika terbukti menggunakan narkotika baik
dalam bentuk tanaman maupun bukan tanaman bagi dirinya sendiri
(pengguna murni). *(Khusus pasal 127 ini berlaku rehabilitasi di panti
rehabilitasi khusus narkoba, pidananya lebih ringan dari pasal-pasal
lainnya, tidak dikenakan denda ataupun pidana tambahan. Pada kenyataan
masih ada yang terjerat pasal 127 ini, namun ditempatkan di rutan/lapas
dan bukan di panti rehabilitasi khusus narkoba.)

Peredaran Narkoba di Indonesia sudah termasuk mengkuatirkan, banyak


merusak generasi muda, sadar akan akibatnya namun sulit menghilangkan dan
memberantasnya. Dalam pengalaman dan perjalanan hidup saya pernah
menyaksikan sendiri bagaimana tragisnya nasib seorang pecandu berat narkoba
terutama jenis psikotropika. Badan yang tadinya kekar, kuat, tegap dan padat
berisi, hanya dalam hitungan bulan menjadi seperti mayat hidup/zombie.
Mengerikan!. Apalagi di tambah dengan ancaman penyebaran HIV/AIDS di
kalangan pecandu Putaw akibat dari penggunaan jarum suntik/insul secara
bersama-sama tanpa memperhatikan kebersihan insul itu sendiri. Satu orang
terkena HIV/AIDS, maka akan menular ke yang lainnya yang menggunakan insul
yang sama.

Lantas bagaimanakah cara memberantas narkoba itu sendiri? namun itu


tentunya bukan menjadi wewenang saya. Namun saya berpandangan, jika tidak
ada lagi yang menggunakan sesuatu, maka yang mengedarkan pun akan ikut
berkurang bahkan hilang, jika sudah tidak ada yang menggunakan dan
mengedarkan, maka tentunya tidak akan ada lagi yang memproduksi. Mudah,
kelihatannya. Kenyataannya sulit dan sungguh sulit. Narkoba meracuni seseorang
dari sebuah perkataan awal yaitu "mencoba". Mencoba dengan berbagai alasan,
entah itu karena pelarian dari sebuah masalah yang berat., entah itu karena efek
dari pergaulan yang tidak pas dan beragam alasan lainnya.

Lantas bagaimana caranya jika seseorang sudah begitu kecanduan bisa


sembuh atau disembuhkan?

Berikut saya kisahkan pengalaman seorang narapidana pecandu narkoba. Di


lapas dia menyaksikan bagaimana seorang dan juga beberapa dan bahkan banyak
pengguna yang bisa sembuh dari kecanduannya secara tidak sengaja dan karena
keadaan yang memaksa. Jika dikatakan keadaan yang memaksa, untuk sembuh
dari kecanduan narkoba memang harus dipaksakan dengan tekad yang kuat dan
juga campur tangan dari pihak lain.

Ini kisahnya. Kisah seorang teman yang merupakan pecandu kelas berat
psikotropika jenis Putaw. Sebutlah namanya adalah Ucok.Saya mengambil cerita
ini dari salah seorang teman saya sudah pernah melakukan rehapitilasi terhadap
pecandu narkoba.

Ucok adalah seorang terpidana kasus penghilangan nyawa orang lain


dengan hukuman selama 14 tahun. Dengan alasan stress dan berat
pikiran semenjak di rutan selama menjalani masa tahanan dan
persidangan hingga kemudian menjalani hampir 2 tahun di dalam rutan
dan selama itu pula ia menjelma dari yang tidak tahu menahu soal
narkoba menjadi seorang pecandu kelas berat Psikotropika jenis Putaw.
(jika anda simak maka narkoba bukan hanya meracuni pengguna yang
telah terhukum namun juga meracuni terhukum yang bukan kasus
narkoba).
Dengan hukuman yang tinggi, posisi Ucok di untungkan karena menjadi
pentolan alias salah satu yang di tuakan dan di segani di dalam rutan.
Namun ada satu ketakutannya yaitu ia takut dipindahkan ke Lapas.
Dengan segala trik ia berusaha agar setelah proses persidangan selesai,
jangan sampai dirinya di pindahkan ke Lapas, karena banyak gosip
bahwa seorang pentolan akan di hajar habis-habisan jika dipindahkan ke
Lapas. Gosip di hajar bukan hanya oleh petugas namun juga oleh warga
binaan lainnya. Itulah yang menghantui pikiran Ucok.

Jadi begitu akan dipindahkan dan dipanggil namanya... dengan segera


Ucok menyuntikkan Putaw sebanyak-banyaknya ke dalam tubuhnya.
Sehingga begitu tiba di Lapas, pihak Lapas pun menolak karena
kecanduan Ucok yang parah... akhirnya Ucok di kembalikan ke Rutan dan
di tempatkan di rumah sakit Rutan. Demikian hingga beberapa kali terjadi
seperti itu.

Apesnya Ucok dan akhirnya pihak Lapas menerima karena memang


sudah tidak ada alasan seorang terpidana yang sudah lengkap berkasnya
berada di rutan yang diperuntukkan bagi tahanan. Dan itu berbarengan
dengan saya saat pemindahan. Ucok pun akhirnya menjadi warga binaan
di Lapas. Sebagai Warga Binaan baru... maka akan menjalani masa
pengasingan atau sterilisasi di sel yang berada di atas menara. Tidak
sebebas Warga Binaan lainnya yang telah lama menghuni Lapas itu.

Masa pengasingan berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. Selama 3


bulan itu yang bisa dilakukan hanya duduk, diam, kadang ngobrol dengan
yang lain, makan dan kemudian tidur. Bagaimana dengan Ucok? dan
bagaimana dengan para pecandu lainnya yang berada di sel itu selama
hampir 3 bulan?

Jawabannya adalah... Dahsyat teriakan dan mandinya. Ucok dan


beberapa pecandu mengerang, menggigil, mandi... berlangsung selama
beberapa minggu... syukurnya Ucok dan beberapa pecandu lainnya masih
bisa makan. Makanan datang sehari 3 kali.

Hingga 2 bulan berlalu... dan selama dua bulan, teriakan, gigilan,


erangan Ucok dan pecandu lainnya mulai berkurang... Wajah Ucok sudah
tampak mulai segar... agak tenang... walaupun masih menggigil... hal itu
teratasi dengan mandi dan mandi.

Ngeri sekali menyaksikan pemandangan mereka kecanduan namun tak


lagi menemukan narkoba... mau teriak pun siapa yang peduli kecuali
pengantar makanan yang setia mengantar makanan pagi, siang, dan sore.

3 bulan berlalu... masa pengasingan dan sterilisasi selesai... dipindahkan


ke blok umum... Ucok dan beberapa pecandu lainnya sudah sangat
segar... ia pun sempat bertutur pada saya bahwa keinginan untuk
mengkonsumsi Putaw sudah hilang.

Hingga saya bebas... Ucok aktif dalam kegiatan-kegiatan di gereja Lapas.


Ia sembuh dari kecanduan beratnya karena prosedur pengasingan dan
sterilisasi.

Dari pengalaman menyaksikan hal itu, saya mencoba menuangkan ini


untuk berbagi. Hal ini tentunya bisa diterapkan pula dengan keadaan yang lebih
baik daripada ruangan dan keadaan di penjara. Jika ada teman, saudara yang
kecanduan. Maka sebelum terjerat hukum tidak ada salahnya mencoba dari
pengalaman yang saya tuturkan di atas.

Hal yang dapat dilakukan jika ada teman atau saudara yang kecanduan narkoba.
Memang agak berat jika melihat mereka akan menderita, jika tidak dimulai maka
tidak akan berakhir.

Yang dapat kita lakukan:


 Sediakan ruangan khusus, jika perlu dengan pintu teralis. Ruangan
lengkap dengan kamar mandi. Karena pecandu pasti akan menggigil akibat
kecanduan.
 Sediakan bacaan cerita ataupun bacaan rohani akan lebih baik
 Perlu juga jika memungkinkan memanggil pemuka agama atau yang
memahami agama sesuai kepercayaan masing-masing untuk memberikan
siraman rohani yang menenangkan bagi pecandu.
 Sediakan makanan yang bergizi dengan menu 4 sehat 5 sempurna untuk
mengembalikan kesegaran tubuh si pecandu.
 Berikan pendampingan dan semangat untuk sembuh dari kecanduan
narkoba.
 Hiburan seperti televisi pun jika di rasa perlu silakan berikan.
 Setelah seminggu atau dua minggu... ajak keluar pagi dari ruangannya
untuk sedikit berolah raga... terus menerus hingga kecanduannya benar-
benar teratasi dan sembuh.
 Jangan sampai pecandu kabur dari ruangan. Karena usaha untuk
menyembuhkannya akan sia-sia.

Demikian, memang akan menyedihkan menyaksikannya... namun demi


kesembuhan seorang pecandu... sebelum hukum menjeratnya. Hukuman untuk
penyalahgunaan narkoba sangat berat. Minimal untuk seorang pengguna murni
bisa 2 tahun. Demikian saya bagikan cara sederhana ini berdasarkan pengetahuan,
pengalaman dan apa yang saya saksikan sendiri di dalam dunia luas yang sudah
saya rasakan.

Anda mungkin juga menyukai