Perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang direncanakan (Assauri, 1980:88). Menurut Corder (1996:4), perawatan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya sampai, suatu kondisi yang bisa diterima. Sedangkan menurut Ansori, Mustajib (2013:2), perawatan atau pemeliharaan (maintenance) adalah konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau memperhatikan kualitas fasilitas atau mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awalnya. Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perawatan merupakan suatu kombinasi aktivitas perbaikan, penyesuaian atau penggantian untuk mempertahankan keadaan fasilitas pabrik seperti mesin dan alat pada kondisi yang baik untuk melakukan proses yang direncanakan. Dalam usaha untuk dapat menggunakan terus fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiata-kegiatan perawatan yang meliputi kegiatan pengecekan, meminyaki (lubrication) dan perbaikan/reparasi atas kerusakan yang ada serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut. Peranan maintenance tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk dapat diproduksi lalu diserahkan ke konsumen dengan tepat waktu, selain itu juga untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan-kemacetan menjadi sekecil mungkin.
II.2 Tujuan Perawatan
Tujuan utama dari fungsi perawatan menurut Assauri adalah: 1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya. 5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan (return of investment) yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
II.3 Klasifikasi Maintenance
1. Unplanned Maintenance, merupakan tindakan perawatan yang pelaksanaannya tidak ditentukan dan tidak ada perencanaan sebelumnya, hanya ada satu bentuk unplanned maintenance, yaitu pemeliharaan darurat dimana perlu segera dilakukan tindakan untuk mencegah akibat yang lebih serius. Misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk alasan keselamatan kerja. 2. Planned Maintenance, merupakan tindakan perawatan yang pelaksanaannya telah ditentukan dan dikendalikan sesuai dengan rencana yang dibuat sebelumnya.
II.3.1 Sistem Perawatan Rutin (Preventive Maintenance)
Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan yang tak terduga. Prinsip kerja dari sistem perawatan ini adalah melakukan perawatan untuk mencegah atau mengurangi laju penurunan mutu mesin/peralatan sebelum mengalami kerusakan yang dilakukan dengan metode : 1. Perawatan secara berkala (time based) 2. Perawatan peramalan dengan pengukuran (condition based) Biaya perbaikan ini akan dapat diminimalkan apabila kita telah mengetahui kerusakan secara dini. Tipe pemeriksaan dan perawatan preventive ini dibuat dengan mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja, suku cadang, bahan untuk perbaikan dan faktor lainnya. Keuntungan melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara periodik pada mesin-mesin adalah dapat diramalkannya total perbaikan dan seluruh equipment disuatu pabrik oleh para insinyur perawatan. Selanjutnya, kesalahan atau kerusakan dapat diramalkan lebih awal dengan melihat fenomena kenaikan getaran mesin, kenaikan suhu, suara, perbaikan dan lainnya. Dalam hal ini perbaikan dapat dilakukan segera sebelum terjadi kerusakan yang fatal. Pendeteksian keadaan yang tidak normal dari mesin/peralatan sedini mungkin dilakukan oleh group infeksi yang berada dibawah bagian perawatan. Bantuan dan laporan dari orang produksi akan sangat membantu bagian perawatan, sehingga dapat dibuat perencanaan perawatan yang maksimal. Group perencanaan atau infeksi adalah merupakan bagian dari sistem perawatan rutin. Grup ini melakukan pemeriksaan rutin pada mesin-mesin dan pada saat terjadinya pembongkaran mesin seperti menyediakan infeksi dan membuat rencana perbaikan atau penggantian, termasuk pengontrolan biaya dan pengembangan teknis dari peralatan tersebut. Pengurangan kemungkinan kerusakan mesin/peralatan merupakan tujuan yang paling penting dari preventive maintenance. Bila perawatan rutin dilakukan dengan baik, maka beberapa mesin cadangan yang ada akan tidak terpakai, sehingga umur mesin akan bertambah panjang hingga perbaikan hanya perlu dilkukan pada saat dilakukannya pembongkaran mesin-mesin cadangan boleh ditiadakan yang artinya akan mengurangi biaya perawatan. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), yaitu suatu kegiatan inspeksi secara periodic untuk mendeteksi adanya tanda-tanda gangguan yang akan mengakibatkan breakdown atau stop produksi, penurunan kondisi mesin atau alat-alat kelengkapannya. Pemeliharaan pencegahan ini dapat dijadikan sebagai system deteksi terhadap mesin atau alat sebelumnya terjadi gangguan yang akan mengakibatkan cacatnya hasil produksi serta kerugian lainnya yang ditimbulkan. Untuk preventive maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa jenis kegiatan diantaranya sebagai berikut. 1. Inspeksi, yaitu kegiatan pemeliharaan secara periodic dengan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi mesin dan komponen terkaitnya termasuk didalamnya kegiatan pelumasan dan penyetelan. 2. Lihat, Dengar, dan Rasakan, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan dengan melakukan pemeriksaan kondisi mesin dan komponen terkaitnya dengan cara penglihatan,perasaan / feeling dan pendengaran. 3. Pemeliharaan jalan, yaitu kegiatan pemeliharaan yang bisa dilaksanakan tanpa menghentikan proses produksi atau kerja dari mesin dan peralatannya. 4. Penggantian komponen minor, yaitu kegiatan pemeliharaan yang berupa penggantian sebagian kecil komponen mesin dan peralatannya. Keuntungan dari preventive maintenance antara lain : 1. Preventive maintenance bersifat antisipasif, oleh karenanya bagian produksi maupun bagian maintenance seharusnya dapat melakukan prakiraan dan penjadwalan produksi yang baik. 2. Preventive maintenance dapat meminimumkan waktu berhentinya peralatan produksi (down time). 3. Preventive maintenance dapat meningkatkan mutu pengendalian suku cadang. 4. Preventive maintenance dapat menurunkan tingkat kegiatan pekerjaan yang bersifat darurat Kerugian dari preventive maintenance adalah dapat terjadi pemborosan suku cadang bila penggantian suku-suku cadang dilakukan sebelum rusak. Dari berhasilnya program preventive maintenance yang baik maka perlu dikembangkan hal- hal sebagai berikut : 1. Suatu paket pencatatan (historical record) data maintenance yang baik. 2. Adanya pengertian yang saling menunjang antara bagian produksi dan bagian maintenance. 3. Para teknisi maintenance menunjukkan kemampuannya sebagai pekerja yang baik 4. Memiliki program inspeksi yang baik. 5. Memiliki program perbaikan yang korektif. 6. Preventive maintenance memiliki sistem administrasi yang baik. Contoh jenis perawatan ini adalah melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur, atau alat pendeteksi indikator lainnya, apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja suatu alat, membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada alat/produk (debu, tanah maupun bekas minyak), mengikat baut-baut yang kendor, pengecekan kondisi pelumasan, perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atau rusak.
II.3.2 Sistem Perawatan Ulang (Corrective Maintenance)
Corrective maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan, kegagalan, atau kelainan fasilitas produksi atau pemeliharaan yang telah direncanakan yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunkuk mesin/peralatan tersebut. Perawatan ini merupakan “general overhaul“ yang meliputi pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimun waktu operasi yang telah ditentukan. Bagian infeksi dan perencanaan, bekerja sama dengan bagian produksi dan pekerja lapangan akan menginformasikan kondisi masing-masing mesin dengan cara, sebagai berikut : a. Bagaimana perencanaan aslinya dan apakah kinerja berubah setelah masa perawatan yang lama, suku cadang mana yang mudah rusak. b. Apakah cara lain untuk mencegah kerusakn tersebut. c. Mencari dimana letak permasalahan dari sistem tersebut d. Menetapkan umur dari masing-masing mesin/peralatan untuk menangkal munculnya masalah yang lebih besar. Selanjutnya data-data perbaikan dan pemeriksaan rutin akan memungkinkan kita mendeteksi kemungkinan terjadinya kerusakan dan mempersiapkan kerja untuk jenis pekerjaan tersebut, ini akan menghasilkan prosedur perbaikan yang tepat dan dapat meminimalkan waktu dipakai untuk pekerjaan tersebut. Sifat-sifat yang menonjol dari sistem perawatan ulang adalah efisien dan erat hubungan diantara bagian perencanaan , bagian infeksi, dan para pekerja seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia, dll. Disini masalah yang muncul dilapangan dapat diatasi berkat adanya kerja sama dari seluruh bagian-bagian yang ada di pabrik. Kegiatan corrective maintenance sendiri terbagi menjadi beberapa kegiatan diantaranya: 1. Reparasi minor, yaitu suatu kegiatan pemeliharaan berupa perbaikan-perbaikan kecil pada suatu mesin atau peralatan terkaitnya (yang tidak ditemukan ketika pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan. 2. Overhoul, yaitu kegiatan pemeliharaan berupa penggantian komponen mesin secara serentak atau keseluruhan (juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua tahuan, atau suatu perluasan kapasitas produksi). Contoh jenis perawatan ini adalah pembersihan bore control valve karena tersumbat (plugging), dirumah jika mesin pompa air kita bocor, maka kita usahakan untuk menambalnya sebisa kita, misalnya dengan liquid gasket, di plant/pabrik ada kalanya berbeda dengan corrective maintenance untuk peralatan rumah tangga semisal mesin pompa air tadi misalnya pompa air kita mengalami kebocoran, maka sebisanya kita menambal kebocoran tersebut, karena kita berpikir itu adalah masalah yang bisa kita atasi tanpa perlu mengganti keseluruhan mesin pompa air. Andai kata kebocoran terjadi lagi, maka kitapun menambalnya kembali. Dan mengganti keseluruhan poma menjadi alternatif terakhir.