Anda di halaman 1dari 7

Submitted : 21 Maret 2014 p-ISSN : 2088-8139

Accepted : 25 Juni 2014 e-ISSN : 2443-2946


Published : 30 Desember 2014 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi

PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN DAN


KLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL PADA STROKE ISKEMIK

COMPARISON OF THE BENEFIT OF ANTIPLATELET OF ASPIRIN-CLOPIDOGREL


COMBINATION WITH A SINGLE ASPIRIN IN ISCHEMIC STROKE

Rismi Fatoni 1), Abdul Gofir 2) , Sugiyanto 1)


1) Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
2) SMF Stroke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

ABSTRAK

Persentase kejadian stroke berulang dalam 30 hari pertama setelah serangan adalah 3-10% dan risiko terjadi pada 6
bulan pertama yaitu 8,8%. Pemberian terapi antiplatelet pada pasien stroke iskemik dapat mencegah kejadian stroke berulang. Hasil
penelitian terkait efektivitas pemberian terapi antiplatelet kombinasi aspirin dan klopidogrel dibandingkan dengan aspirin tunggal
berbeda-beda. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan metode kohort retrospektif yang dilakukan di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Kelompok pertama adalah pasien stroke iskemik yang mendapatkan terapi antiplatelet aspirin tunggal
sebanyak 77 subyek. Kelompok kedua adalah pasien stroke iskemik yang mendapatkan terapi antiplatelet kombinasi aspirin-
klopidogrel sebanyak 70 pasien. Outcome penelitian ini yaitu kejadian stroke berulang dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian
stroke pertama. Data diperoleh dari data sekunder yaitu rekam medik dan follow-up kejadian stroke berulang sebagian dilakukan
dengan menghubungi pasien atau keluarga pasien. Stroke berulang terjadi pada 8,6% pasien stroke yang mendapatkan terapi
antiplatelet kombinasi aspirin-klopidogrel dibandingkan 13,0% pasien pada kelompok yang mendapatkan terapi antiplatelet aspirin
tunggal (RR 1,22; 95%CI 0,807 – 1,850; p=0,391). Kejadian stroke berulang 6 bulan setelah serangan stroke iskemik pertama di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, antara pasien yang mendapatkan terapi antiplatelet kombinasi aspirin-klopidogrel dan antiplatelet
aspirin tunggal tidak berbeda.

Kata kunci: stroke iskemik, antiplatelet, kejadian stroke berulang

ABSTRACT

Percentage incidence of recurrent stroke within the first 30 days after the attack is 3-10% and the risk occurs in the first 6
months is 8.8%. Antiplatelet therapy in patients with ischemic stroke to prevent recurrent stroke. Differences in the results of
previous studies related to the effectiveness of antiplatelet therapy of aspirin-clopidogrel combination compared to single
antiplatelet therapy of aspirin in preventing recurrent stroke events. This research includes an observational cohort study conducted
at RSUP Dr. Sardjito. The first group of ischemic stroke patients who received single antiplatelet therapy of aspirin (77 patients). The
second group of ischemic stroke patients who received combination antiplatelet therapy of aspirin-clopidogrel (70 patients).
Outcome of this study was the incidence of recurrent stroke within 6 months after the first stroke. Data obtained from secondary
data, medical records and follow-up the incidence of recurrent stroke partly carried by contacting the patient or the patient's family.
Recurrent stroke occurred in 8.6% of stroke patients who received combination antiplatelet therapy of aspirin-clopidogrel compared
with 13.0% of patients in the group receiving a single antiplatelet therapy of aspirin (RR 1.22, 95% CI 0.807 to 1.850, p = 0.391).
Incidence of recurrent stroke 6 months after first ischemic stroke at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, among patients receiving
combination antiplatelet therapy of aspirin-clopidogrel and aspirin antiplatelet single is no different.

Keywords: ischemic stroke, antiplatelet, the incidence of recurrent stroke

PENDAHULUAN pada usia 45-55 tahun sebesar 15,9%, pada


Data di Indonesia menunjukkan usia 55-64 tahun sebesar 26,8%, dan pada
peningkatan kasus stroke. Angka kematian usia > 65 tahun sebesar 23,5% (Nufus, 2012).
akibat stroke cenderung meningkat berdasarkan Sekitar 85% dari semua stroke disebabkan
usia yaitu stroke iskemik (Gofir, 2009). Perjalanan
penyakit stroke berbeda-beda. Pasien yang
Korespondensi: dapat bertahan hidup beberapa mengalami
Rismi Fatoni stroke berulang (Siswanto, 2005). Persentase
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
kejadian stroke berulang dalam 30 hari
Jl. Sekip Utara, Bulaksumur, Yogyakarta.
pertama setelah serangan stroke adalah 3-
10% dan risiko pada 6 bulan pertama yaitu
8,8% (Harkey,1998; National Stroke

257
Volume 4 Nomor 4 – Desember 2014

Association, 2010). Antiplatelet diindikasikan subyek kelompok kombinasi aspirin-


pada semua penderita yang baru pertama klopidogrel. Tingginya pasien yang tidak
kali menderita TIA (Transient ischemic attack) melakukan kontrol secara teratur dapat
dan stroke iskemik untuk mengurangi risiko terjadi karena berbagai macam faktor, antara
kejadian stroke berulang (Sacco et al., 2006). lain karena pasien melakukan kontrol di
Penggunaan obat antiplatelet dapat rumah sakit lain.di RSUP Dr. Sardjito
mengurangi risiko relatif stroke, infark Yogyakarta. Kelompok pertama adalah
miokard, dan kematian sebanyak 22% (Furie pasien stroke iskemik yang mendapatkan
et al., 2011) terapi antiplatelet aspirin tunggal yang
Berbagai penelitian tentang efektivitas dibandingkan kelompok kedua yaitu pasien
pemberian antiplatelet sebagai terapi stroke iskemik yang mendapatkan
pencegahan stroke berulang telah dilakukan, antiplatelet kombinasi aspirin-klopidogrel.
antara lain penelitian CHARISMA Seluruh pasien yang memenuhi kriteria
(clopidogrel and aspirin versus aspirin alone for dimasukkan sebagai subyek penelitian tanpa
the prevention of atherothrombotic events) yang dilakukan matching. Kejadian stroke
menunjukkan kombinasi aspirin dan berulang diamati setelah 6 bulan dari
klopidogrel tidak lebih efektif daripada serangan pertama stroke iskemik dari data
aspirin dalam menurunkan kejadian stroke, rekam medis pasien atau dengan
infark miokard atau kematian karena menghubungi pasien atau keluarga pasien
penyakit kardiovaskular (Bhatt et al., 2006). jika pasien tidak kontrol rutin dan tidak
Penelitian CHANCE (clopidogrel with aspirin dirawat di rumah sakit lagi karena stroke.
in acute minor stroke or transient ischaemic Variabel penelitian terdiri dari
attack) yang dilakukan di Cina menunjukkan variabel bebas: obat antiplatelet (kombinasi
bahwa pemberian kombinasi aspirin- aspirin-klopidogrel dan aspirin tunggal),
klopidogrel lebih efektif dalam mencegah variabel terikat: kejadian stroke berulang 6
stroke berulang dibandingkan dengan bulan setelah serangan pertama stroke
aspirin tunggal (8,2% vs 11,7%), namun tidak iskemik dan variabel perancu : umur, jenis
meningkatkan risiko pendarahan (Wang et kelamin, kebiasaan merokok, obesitas,
al., 2013). Hasil penelitian antiplatelet penyakit penyerta (hipertensi, diabetes
treatment for prevention of cerebrovascular event melitus, gangguan jantung, dislipidemia),
in patient with vascular disease a systematic terapi farmakologi lain (antikoagulan,
review and meta analysis menunjukkan antihipertensi, antihiperlipid, obat
kombinasi terapi aspirin dan klopidogrel antidiabetik baik oral atau insulin), dan
efektif menurunkan risiko stroke iskemik keteraturan berobat. Untuk melihat
dibandingkan aspirin tunggal sebesar 20% hubungan antara variabel bebas dengan
(Gouya et al., 2014). variabel terikat, maupun variabel perancu
METODE sebagai faktor resiko dengan variabel terikat,
Penelitian ini merupakan penelitian dianalisis dengan analisis bivariat
observasional analitik dengan metode kohort menggunakan uji Chi-square dan uji
retrospektif yang menggunakan data alternatifnya yaitu uji Fisher.
sekunder dengan penelusuran terhadap data
rekam medis pasien stroke menunjukkan HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa sebagian besar pasien stroke tidak Karakteristik Dasar Subyek
obesitas (89,6% pada kelompok aspirin dan Data karakteristik pasien tersaji pada
91,4% subyek pada kelompok kombinasi Tabel I. Karakteristik dasar subyek penelitian
aspirin-klopidogrel). Sebagian besar pasien diperoleh melalui analisis deskriptif dan Chi-
tidak kontrol/berobat secara teratur yaitu square test dan uji alternatifnya yaitu uji
85,7% pada kelompok aspirin dan 80% pada Fisher dengan memasukkan 147 pasien yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis deskriptif memperlihatkan

258
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi

bahwa karakteristik berdasarkan umur yang kejadian stroke 1,9% pada kelompok
paling banyak berumur lebih dari 70 tahun kombinasi aspirin-klopidogrel dan 2,4% pada
(29,9% pada kelompok aspirin dan 34,3% kelompok aspirin tunggal (RR 0,79; 95%CI
pada kelompok kombinasi aspirin- 0,64 – 0,98; p=0,03) (Bhatt, et al., 2006). Hasil
klopidogrel) dan proporsi laki-laki lebih penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis.
besar pada kedua kelompok (62,3% dan Subyek penelitian yang berbeda
64,3%). Karakteristik kebiasaan merokok dimungkinkan menjadi penyebab perbedaan
pada kedua kelompok lebih besar pada hasil yang didapat. Subyek penelitian ini
kelompok tidak merokok yaitu 61,0% yaitu pasien stroke iskemik baru terdiagnosis
kelompok aspirin dan 47,1% kelompok dengan menggunakan metode kohort
kombinasi aspirin-klopidogrel. retrospektif. Terjadinya stroke berulang
Persentase subyek yang hipertensi dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya
pada kedua kelompok yaitu 84,4% pada dipengaruhi oleh pemberian terapi
kelompok aspirin dan 92,9% pada kelompok antiplatelet. Oleh karena itu, peneliti juga
kombinasi. Subyek dengan diabetes melitus melakukan analisis variabel perancu sebagai
lebih banyak di kelompok kombinasi faktor risiko stroke berulang pada kedua
dibandingkan dengan kelompok aspirin kelompok penelitian. Durasi atau lamanya
tunggal (41,4% dan 23,4%). Karakteristik pemberian terapi antiplatelet merupakan
pasien dislipidemia pada kelompok aspirin salah satu faktor yang mempengaruhi
47 dari 77 subyek dan pada kelompok terjadinya stroke berulang. Namun, pada
kombinasi aspirin-klopidogrel 49 dari 70 penelitian ini durasi pemberian antiplatelet
subyek. Subyek dengan gangguan fungsi tidak dianalisis karena keterbatasan peneliti
jantung pada kelompok kombinasi aspirin- dan data yang diperoleh. Hal ini
klopidogrel lebih banyak dibandingkan kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian
pada kelompok aspirin ( 61,3% dan 29,9%). yang berbeda dengan hipotesis.
Secara umum karakteristik pada kelompok Pengaruh variabel perancu terhadap
aspirin dan kelompok kombinasi aspirin- kejadian stroke berulang dapat dilihat pada
klopidogrel tidak jauh berbeda. Merokok, Tabel III dan Tabel IV. Untuk mengetahui
diabetes melitus, penggunaan terapi pengaruh variabel perancu terhadap kejadian
antidiabetik, dan gangguan fungsi jantung stroke berulang dilakukan uji chi-square
merupakan karakteristik yang berbeda untuk menunjukkan besarnya risiko.
bermakna secara statistik antara kedua Besarnya pengaruh dinyatakan dengan besar
kelompok. Kejadian Stroke Berulang Pada risiko yaitu risiko relatif (RR) untuk analisis
Pasien Stroke Iskemik yang Mendapatkan bivariat. Nilai RR>1 dan rentang kepercayaan
Antiplatelet Aspirin Tunggal dan Kombinasi tidak mencakup angka 1, berarti variabel
Aspirin-Klopidogrel di RSUP Dr. Sardjito tersebut dianggap sebagai faktor risiko. Batas
Yogyakarta. Kejadian stroke berulang pada kemaknaan adalah apabila p≤0,05 dengan
kelompok aspirin lebih banyak daripada 95% interval kepercayaan.
pada kelompok kombinasi aspirin- Variabel perancu yang merupakan
klopidogrel yaitu 13% dan 8,6%. Namun, faktor risiko stroke berulang pada kelompok
secara statistik hasil tersebut tidak berbeda aspirin adalah obesitas, keteraturan berobat
signifikan (RR 1,22, 95%CI 0,807-1,850, dan penggunaan terapi antikoagulan (RR>1
p=0,391) seperti yang terdapat pada Tabel II. dan rentang kepercayaan tidak mencakup
Penelitian CHARISMA dilakukan angka 1). Namun, hanya keteraturan berobat
dengan mengacak 15.603 pasien dengan yang secara statistik bermakna antara
penyakit kardiovaskuler atau memiliki faktor kelompok stroke berulang dengan kelompok
risiko kardiovaskuler yang banyak untuk yang tidak mengalami stroke berulang (RR
mendapatkan terapi kombinasi aspirin- 9,00; 95%CI 3,019–26,831; p<0,001).
klopidogrel dan terapi aspirin tunggal. Angka Karakteristik subyek yang secara statistik

259
Volume 4 Nomor 4 – Desember 2014

mempengaruhi kejadian stroke berulang variabel perancu yang menjadi faktor


adalah keteraturan berobat pada kelompok risiko stroke berulang pada kelompok
pasien yang mendapatkan aspirin tunggal pasien yang mendapatkan terapi
(RR 9,00 , 95%CI 3,019 – 26,831 , p<0,001). antiplatelet kombinasi aspirin-klopidogrel.
Akan tetapi, variabel ini tidak berbeda
Obesitas merupakan satu-satunya bermakna secara statistik (p>1,000)

260
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi

Tabel III. Pengaruh Variabel Perancu terhadap Kejadian Stroke Berulang pada Kelompok Aspirin
Tunggal
Aspirin
Stroke
Stroke
tidak p RR 95% CI
berulang
Berulang
( n=10)
( n=67)
Umur ≤70 8(80,0%) 46(68,7%)
(tahun) >70 2(20,0%) 21(31,3%) 0,714 1,704 0,391 – 7,414
Jenis Kelamin Laki-laki 4(40,0%) 44(65,7%) 0,164 0,403 0,124 – 1,308
Perempuan 6(60,0%) 23(34,3%)
Perokok 3(30,0%) 24(35,8%)
Merokok Bukan 7(70,0%) 43(64,2%) 1,000 0,319 0,039 – 2,581
perokok
≥ 30 0(0%) 8 (11,9%)
IMT (kg/m2)
< 30 10(100%) 59(88,1%) 0,587 1,169 1,061 – 1,289
Teratur 6(60,0%) 5 (7,5%)
Keteraturan
Tidak 4(40,0%) 62(92,5%) 0,000 9,000 3,019 – 26,831
Berobat
Teratur
Hipertensi Ya 10(100%) 55(82,1%) 0,347 0,846 0,763 – 0,939
Tidak 0 (0%) 12(17,9%)
Diabetes Ya 4(40,0%) 14(20,9%) 0,231 2,185 0,692 – 6,900
melitus Tidak 6(60,0%) 53(79,1%)
Dislipidemia Ya 5(50,0%) 42(62,7%) 0,499 0,638 0,202 – 2,020
Tidak 5(50,0%) 25(37,3%)
Gangguan Ya 4(40,0%) 19(28,4%)
fungsi 6(60,0%) 48(71,6%) 0,474 1,565 0,487 – 5,029
Tidak
jantung
Penggunaan Ya 0(0%) 6 (9,0%)
Antikoagulan Tidak 10(100%) 61(91,0%) 1,000 1,164 1,059 – 1,279
Penggunaan Ya 9(90,0%) 58(86,6%) 1,000 1,343 0,190 – 9,500
Antihipertensi Tidak 1(10,0%) 9 (13,4%)
Penggunaan Ya 5(50,0%) 45(67,2%) 0,308 0,540 0,171 – 1,702
Antihiperlipid Tidak 5(50,0%) 22(32,8%)
Penggunaan Ya 3(30,0%) 12(17,9%) 0,399 1,771 0,518 – 6,056
Antidiabetik Tidak 7(70,0%) 55(82,1%)

261
Volume 4 Nomor 4 – Desember 2014

Tabel IV. Pengaruh Variabel Perancu terhadap Kejadian Stroke Berulang pada Kelompok Kombinasi
Aspirin-Klopidogrel
Aspirin-Klopidogrel
Stroke
Stroke
tidak p RR 95% CI
berulang
Berulang
( n=6)
( n=64)
Umur ≤70 4(66,7%) 42(65,6%) 1,000 1,043 0,206 – 5,294
(tahun) >70 2(33,3%) 22(34,4%)
Jenis Kelamin Laki-laki 3(50,0%) 42(65,6%) 0,659 0,556 0,121 – 2,550
Perempuan 3(50,0%) 22(34,3%)
Perokok 1(16,7%) 26(40,6%)
Merokok Bukan 5(83,3%) 38(59,4%) 0,394 0,319 0,039 – 2,581
perokok
≥ 30 0 (0%) 6 (9,4%)
IMT (kg/m2)
< 30 6(100%) 58(90,6%) 1,000 1,103 1,020 – 1,194
Teratur 2(33,3%) 12(18,8%)
Keteraturan
Tidak 4(66,7%) 52(81,2%) 0,592 2,000 0,407 – 9,838
Berobat
Teratur
Hipertensi Ya 6(100%) 59(92,2%) 1,000 0,908 0,840 – 0,981
Tidak 0 (0%) 5 (7,8%)
Diabetes Ya 2(33,3%) 27(42,2%) 1,000 0,707 0,139 – 3,606
melitus Tidak 4(66,7%) 37(57,8%)
Dislipidemia Ya 5(83,3%) 44(68,8%) 0,661 2,143 0,266 – 17,243
Tidak 1(16,7%) 20(31,2%)
Gangguan Ya 4(66,7%) 39(60,9%)
fungsi 2(33,3%) 25(39,1%) 1,000 1,256 0,247 – 6,395
jantung Tidak
Penggunaan Ya 1(16,7%) 8 (12,5%)
Antikoagulan Tidak 5(83,3%) 56(87,5%) 0,577 1,356 0,178 – 10,319
Penggunaan Ya 6(100%) 61(95,3%) 1,000 0,910 0,845 – 0,981
Antihipertensi Tidak 0 (0%) 3 (4,7%)
Penggunaan Ya 5(83,3%) 48(75,0%)
Antihiperlipid Tidak 1(16,7%) 16(25,0%) 1,000 1,604 0,201 – 12,791
Penggunaan Ya 2(33,3%) 24(37,5%)
Antidiabetik Tidak 4(66,7%) 40(62,5%) 1,000 0,846 0,166 – 4,304

KESIMPULAN Furie, K.L., Kasner, S.E., Adams, R.J., Albers,


Kejadian stroke berulang 6 bulan G.W., Bush, R.L., Fagan, S.C., et al., 2011.
setelah serangan stroke iskemik pertama Guidelines for the Prevention of Stroke in
antara pasien yang mendapatkan terapi Patients With Stroke or Transient
antiplatelet kombinasi aspirin-klopidogrel Ischemic Attack A Guideline for
dan antiplatelet aspirin tunggal tidak Healthcare Professionals From the
berbeda. American Heart Association/American
Stroke Association. Stroke, 42: 227– 276.
DAFTAR PUSTAKA Gofir, A., 2009, Manajemen Stroke Evidence
Bhatt, D.L., Fox, K.A.A., Hacke, W., Berger, Based Medicine, Pustaka Cendekia Press,
P.B., Black, H.R., Boden, W.E., et al., 2006. Yogyakarta.
Clopidogrel and Aspirin Versus Aspirin Gouya, G., Arrich, J., Wolzt, M., Huber, K.,
Alone for the Prevention of Verheugt, F.W.A., Gurbel, P.A., et al., 2014.
Atherothrombotic Events, The New Antiplatelet Treatment for Prevention of
England journal of medicine, 354: 1706– Cerebrovascular Events in Patients with
1717. Vascular Diseases A Systematic Review and

262
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi

Meta-Analysis. Stroke, 45: 492–503.


Hankey, G.J., Jamrozik, K., Broadhurst, R.J.,
Forbes, S., Burvill, P.W., Anderson, C.S., et
al., 1998. Long-term risk of first recurrent
stroke in the Perth Community Stroke
Study. Stroke; a journal of cerebral circulation,
29: 2491–2500.
National Stroke Association, 2010. HOPE: A
Stroke Recovery Guide. Stroke.
Nufus, H., 2012, Peran Sitikolin untuk Tata
Laksana Stroke Iskemik Akut, Medika Jurnal
Kedokteran Indonesia, XXXVIII.
Sacco, R.L., Adams, R., Albers, G., Alberts, M.J.,
Benavente, O., Furie, K., et al., 2006.
Guidelines for Prevention of Stroke in
Patients with Ischemic Stroke or Transient
Ischemic Attack A Statement for Healthcare
Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association
Council on Stroke: Co-Sponsored by the
Council on Cardiovascular Radiology and
Intervention: The American Academy of
Neurology affirms the value of this
guideline, Stroke, 37: 577–617.
Siswanto, Y., 2005, Beberapa Faktor Risiko yang
Mempengaruhi Kejadian Stroke Berulang:
Studi Kasus di RS. Dr. Kariadi Semarang,
Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Wang, Y., Wang, Y., Zhao, X., Liu, L., Wang, D.,
Wang, C., et al., 2013, Clopidogrel with
Aspirin in Acute Minor Stroke or Transient
Ischemic Attack. New England Journal of
Medicine, 369: 11–19.

263

Anda mungkin juga menyukai