Disusun oleh :
A. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan g
angguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut
dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan
lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal
sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini
adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada
saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang
lain.
Dari data yang kelompok dapatkan di Ruang Belimbing RSKD
Duren Sawit, terdapat >40 pasien dengan gangguan jiwa murni jenis
kelamin laki – laki didapatkan 85% pasien mengalami gangguan sensori
presepsi halusinasi pendengaran, maka dari itu kelompok mengambil
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK dengan Gangguan Sensori Presepsi
Halusinasi Pendengaran.
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
g. Menghardik halusinasi
Disusun oleh :
(2018740110)
A. TOPIK
TAK Stimulasi Persepsi : Halusinasi pendengaran
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya
2. Tujuan Khusus
C. LANDASAN TEORI
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama (Keliat,
2004). Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktifitas kelompok
stimulasi kognitif/ persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas
aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk
atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
halusinasinya muncul, situasi saat halusinasinya muncul serta perasaan klien saat terjadi
halusinasinya.
E. PROSES SELEKSI
1. Klien yang sudah dilakukan pengkajian oleh perawat
2. Klien sudah membina hubungan saling percaya dengan perawat
3. Klien yang terdiagnosa dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi
4. Sudah melakukan kontrak dengan klien
F. PENGORGANISASIAN
1. Tempat pertemuan
Ruang Belimbing
2. Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal : Selasa/16 April 2019
Waktu : 16.00-16.25
Lamanya : 25 menit
3. Alokasi waktu :
Perkenalan dan pengarahan : 5 menit
Permainan : 15 menit
Penutup : 5 menit
4. Jumlah klien : 6 orang
- Tn. Farid
- Tn. Tony
- Tn. Irwan
- Tn. Rony
- Tn. Halim
- Tn. Yasep
5. Tim terapis
a. Leader : Muchtar Eko Putra
Tugas :
Menyiapkan proposal TAK, menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK
TAK dengan baik dan tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang timbul
dalam kelompok.
b. Co leader : Siti Nurjanah
c. Tugas :
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien dan
kurang aktif, membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
H. MEDIA
1. Musik
2. Bola
I. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: media
: terapis
: peserta TAK
J. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan persepsi
sensori halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Pelaksanaan
- Salam terapeutik
- Memperkenalkan diri dan anggota tim terapis
- Perkenalan anggota kelompok TAK
- Menyapa dan menanyakan perasaan anggota TAK
- Menjelaskan tujuan dilakukan TAK
- Menjelaskan tata tertib kegiatan
- Kontrak waktu dan tempat
- Berdoa.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses sosialisasi TAK berlangsung. Aslpek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai tujuan TAK. Untuk tahap sosialisasi ini sesi 1,
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama, jenis halusinasi pada
kolom jenis, waktu halusinasi pada kolom waktu, isi halusinasi pada kolom isi,
frekuensi halusinasi pada kolom frekuensi, situasi yang menyebabkan halusinasi pada
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum selamat sore semuanyaa, perkenalkan kami dari mahasiswa
saya MUCHTAR EKO senang dipanggil EKO dan ini teman – teman saya namanya
mirwahati, dan dela ,nah sekarang coba bapak-bapak ini namanya siapa saja? Dan
TAK, ada yang tau apa itu TAK? Iya benar terapi aktifitas kelompok, ada yang masih
ingat dengan TAK kemarin tentang apa? Betul, pandu positif untuk Bapak . . .”
c. Kontrak
“ Baiklah hari ini kita akan memulai perkenalan terlebih dahulu dari peserta. Disini
ada bola, nanti bola itu akan kita oper sambil perawat putar musik, saat musiknya mati
orang yang sedang pegang bola harus berdiri perkenalkan diri (nama, tempat tinggal,
hobi dan alamat) sekarang juga, waktunya 15 menit, setuju ya? Nanti saya harap
bapak-bapak mengikuti TAK sampai selesai, kalau ada yang mau ke kamar mandi
bilang dulu ya sama perawat yg ada di sebelahnya. Sebelum mulai ada yang ingin
ditanyakan? Kalau tidak ada mari sebelum mulai kita berdoa dulu menurut
3. Fase kerja
“ Oke, kita mulai ya.. musik . . ayo boleh sambil tepuk tangan, kalau ada yang hafal
lagunya boleh “ musik stop, nah bapak yang megang bola silahkan berdiri perkenalkan
diri, nama, halusinasi yang di dengar, waktu nya kapan halusinasi itu muncul, isi
halusinasinya apa,berapa kali halusinasi itu muncul, pada saar bapa sedang apa halusinasi
4. Tahap terminasi
“ bagaimana perasaannya setelah perkenalan hari ini? Senang ya. . coba siapa yang masih
ingat tadi kita TAK ngapain? Coba bapak . . . sebutkan nama bapak yang ada disebelah
bapak? Ya bagus, tepuk tangan. ada yang ingin ditanyakan sebelum dilanjut lagi? Nah
menghardik, dipimpin dengan teman saya bu dela, tempatnya disini, sekarang juga, oke?
Disusun oleh :
(2018740074)
A. TOPIK
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya
2. Tujuan Khusus
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengahardik
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
C. LANDASAN TEORI
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama (Keliat,
2004). Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktifitas kelompok
stimulasi kognitif/ persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas
aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
halusinasinya muncul, situasi saat halusinasinya muncul serta perasaan klien saat terjadi
halusinasinya.
E. PROSES SELEKSI
a. Klien yang sudah dilakukan pengkajian oleh perawat
b. Klien sudah membina hubungan saling percaya dengan perawat
c. Klien yang terdiagnosa dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi
d. Sudah melakukan kontrak dengan klien
F. PENGORGANISASIAN
a. Tempat pertemuan
Ruang Belimbing
b. Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal : Selasa/16 April 2019
Waktu : 16.30-16.55 WIB
Lamanya : 25 menit
c. Alokasi waktu :
Perkenalan dan pengarahan : 5 menit
Permainan : 15 menit
Penutup : 5 menit
d. Jumlah klien : 6 orang
- Tn. Farid
- Tn. Tony
- Tn. Irwan
- Tn. Rony
- Tn. Halim
- Tn. Yasep
G. Tim terapis
a. Leader : Dela Oliviana
Tugas :
Menyiapkan proposal TAK, menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK
TAK dengan baik dan tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang timbul
dalam kelompok.
b. Co leader : Muchtar Eko Putra
Tugas :
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien dan
kurang aktif, membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
H. METODE
c. Diskusi dan tanya jawab
d. Bermain peran/ simulasi
I. MEDIA
3. Musik
4. Topi
J. SETTING TEMPAT
Keterangan :
K. : media
: terapis
: peserta TAK
L. PROSES PELAKSANAAN
2. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan persepsi
sensori halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Pelaksanaan
- Salam terapeutik
- Memperkenalkan diri dan anggota tim terapis
- Perkenalan anggota kelompok TAK
- Menyapa dan menanyakan perasaan anggota TAK
- Menjelaskan tujuan dilakukan TAK
- Menjelaskan tata tertib kegiatan
- Membantu klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
- Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian
- Kontrak waktu dan tempat
adalah kemampuan klien sesuai tujuan TAK. Untuk tahap sesi II, kemampuan yang
diharapkan adalah kelompok mampu menjelaskan cara yang selama ini dilakukan
1. Tulis nama penggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : cara yang bisa
dan memperagakannya. Beri tanda centrang (v) jika klien mampu dan tanda silang
LAMPIRAN
A. Mekanisme Kegiatan
1) Persiapan
a) Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan
b) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Orientasi
“ hai semuanya, bagaimana perasaannya hari ini? masih inget nama saya? Iya
betul, nama saya Dela senang dipanggil dela, masih ingat ngga tadi belajar apa saja
dengan pak Eko? Coba sebutkan. . . ya bagus, betul. . nah sekarang kita akan
belajar mengusir suara – suara dengan cara menghardik tujuannya adalah untuk
mengusir suara – suara yang bapak dengar. Tempatnya disini, waktu nya sekarang
juga. Peraturannya hampir sama, kalau nanti dengar musik maka Topi akan diputar
dan di pakai ke bapak bapak semua, dan saat musik mati, siapa yang mendapatkan
topi atau memakai topi harus bergaya terlebih dahulu kemudian berdiri dan
menceritakan perasaannya saat dengar suara – suara, apa yang dilakukan saat
dengar suara – suara, dan bagaimana hasilnya setelah melakukan itu. . sebelum kita
mulai ada yang ingin dtanyakan?”
a) Tahap Kerja
“ kita mulai ya. . . musik. . . ayo yang hafal lagunya boleh sambil nyanyi, topinya
dioper ke teman sebelahnya ya. . . musik stop. . . nah bapak yang mendapatkan topi
coba berdiri sebutkan nama, lalu ceritakan bagaimana perasaan bapak saat
mendengar suara – suara, apa yang bapak lakukan saat mendengar suara – suara dan
bagaimana hasilnya setelah bapak melakukan hal tersebut?. .” (lakukan sampai
semua klien bercerita)
“ ya tepuk tangan buat kita semua. . nah tadi kita sudah dengar teman – teman
tentang perasaan dan hal apa yang dilakukan saat mendengar suara – suara,
sekarang perawat akan ajarkan tentang cara mengusir suara – suara dengan cara
mengardik, caranya adalah ketika suara itu muncul bapak semua bisa menutup
telinga menggunakan tangan seperti ini, lalu bilang pergi – pergi kamu suara
palsu !!!, lakukan itu sampai suaranya hilang, bisa?. . coba bapak praktikkan sekali
lagi. . . ya bagus semuanya bisa ya, tepuk tangan buat kita semua. . .”
b) Tahap Terminasi.
“ nah bagaimana perasaannya setelah kita latihan tadi? Coba ada yang masih ingat
tidak tadi kita latihan apa? Coba praktikkan sekali lagi.. ya bagus semuanya ingat
ya, tepuk tangan untuk kita semua, sekarang kita masukkan ke dalam jadwal harian
ya latihan menghardik ini, perawat harap bapak-bapak semua ketika suara itu
muncul, harus mempraktikkan cara ini, ok?. . . nah demikian dari saya, selanjutnya
akan dilanjutkan oleh teman saya untuk latihan cara mengusir suara – suara dengan
bercakap – cakap, tempatnya masih disini, waktunya sekarang juga… ada yang mau
ditanyakan? Kalau tidak ada ayo kita tepuk tangan sekali lagi untuk kita semua”
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Disusun oleh :
(2018740146)
A. TOPIK
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien mampu mencegah halusinasi yang dialaminya dengan bercakap-cakap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
C. LANDASAN TEORI
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama (Keliat,
2004). Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktifitas kelompok
stimulasi kognitif/ persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas
aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk
atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
halusinasinya muncul, situasi saat halusinasinya muncul serta perasaan klien saat terjadi
halusinasinya.
E. PROSES SELEKSI
a. Klien yang sudah dilakukan pengkajian oleh perawat
b. Klien sudah membina hubungan saling percaya dengan perawat
c. Klien yang terdiagnosa dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi
d. Sudah melakukan kontrak dengan klien
F. PENGORGANISASIAN
a. Tempat pertemuan
Ruang Belimbing
b. Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal : Selasa/16 April 2019
Waktu : 17.00-17.25 WIB
Lamanya : 25 menit
c. Alokasi waktu :
Perkenalan dan pengarahan : 5 menit
Permainan : 15 menit
Penutup : 5 menit
d. Jumlah klien : 6 orang
- Tn. Farid
- Tn. Tony
- Tn. Irwan
- Tn. Rony
- Tn. Halim
- Tn. Yasep
G. Tim terapis
a. Leader : Mirwahati
Tugas :
Menyiapkan proposal TAK, menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK
TAK dengan baik dan tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang timbul
dalam kelompok.
b. Co leader : Dela Oliviana
Tugas :
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien dan
kurang aktif, membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
H. METODE
e. Diskusi dan tanya jawab
f. Bermain peran/ simulasi
I. MEDIA
5. Musik
6. bangku
J. SETTING TEMPAT
Keterangan :
K. : media
: terapis
: peserta TAK
L. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
b. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan persepsi
sensori halusinasi.
c. Membuat kontrak dengan klien
d. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
1. Pelaksanaan
- Salam terapeutik
- Memperkenalkan diri dan anggota tim terapis
- Perkenalan anggota kelompok TAK
- Menyapa dan menanyakan perasaan anggota TAK
- Menjelaskan tujuan dilakukan TAK
- Menjelaskan tata tertib kegiatan
- Membantu klien mngnenal halusinasi
- Melatih kemampuan menghardik halusinasi
- Kontrak waktu dan tempat
M. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnyapada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
stimulasi persepsi halusinasi sesi V, kemampuan yang diharapkan adalah mencegah
halusinasi dengan bercakap-cakap.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan roses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi Sesi V Klien mampu bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien
menggunakannya jika halusinasi muncul (buat jadwal).
g. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu dan
berbicara setelah dipersilahkan.
a. Orientasi
“ Assalamualaikum, sore semuanya, masih ingat dengan nama saya? Iya betul nama
saya mirwahati suka dipanggil mirwa , nah siapa yang masih ingat tadi dengan suster
dan bruder latihan apa saja? Iya betul mengusir suara – suara dengan melakukan
kegiatan, nah sekarang kita akan belajar tentang mengusir suara – suara dengan cara
bercakap – cakap atau ngobrol, tujuannya sama , untuk mengusir suara – suara yang
bapak dengar, tempatnya disini, waktunya sekarang juga, sebelum kita mulai ada yang
ingin ditanyakan?”
b. Tahap Kerja
“ coba siapa yang tau keuntungan bercakap – cakap atau ngobrol dengan orang lain?
Ya betul, keuntungannya adalah kita tidak akan merasa kesepian, nah coba bapak
ceritakan, biasanya ngobrol dengan siapa? Dan biasanya ngobrol tentang apa . . .ya
tepuk tangan untuk kita semua”
“ nah sekarang kita belajar cara mengusir suara – suara yang berikutnya yaitu dengan
bercakap – cakap atau ngobrol, caranya adalah ketika bapak mendengar suara – suara
bapak langsung mencari teman yang biasa bapak ajak ngobrol ataupun perawat nya
sambil bilang “suster ada suara ditelinga, saya mau mengobrol saja dengan dengan
suster. . . ajak dia ngobrol topik yang biasa bapak bicarakan. . . bagaimana? Bisa?
Coba bapak, praktikkan apa yang barusan kita latih . . . ya bagus tepuk tangan untuk
kita semua. . .”
c.Tahap Terminasi
“ bagaimana perasaannya setelah latihan tadi? Ada yang masih ingat tadi kita ngobrol
– ngobrol tentang apa? Ya bagus sudah faham semua ya. . . tepuk tangan untuk kita
semua. . nah sekarang siapa yang masih ingat ada berapa cara mengusir suara-suara?
Coba sebutkan yang pertama?...lalu yang kedua apa? Bagus tepuk tangan untuk kita
semua …,suster harap nanti bapak lakukan yang kita latih tadi saat bapak mendengar
suara – suara. Nah masih ada yang ingin ditanyakan? Setelah ini akan ada suster
wahyuningsih yang akan melatih cara mengusir suara- suara dengan mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan”
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : kemampuan menyebutkan
orang yang biasadiajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan, menyebutkan 3 cara mencegahhalusinasi. Beri tanda centang(√) jika klien
mampu dan tanda silang(x) jika klien tidak mampu.
Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Keperawatan Jiwa di RSJ Duren Sawit
Jakarta
Disusun Oleh :
WAHYUNINGSIH, S.Kep
2018740148
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan proposal tentang Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK): Stimulasi Sensori Menggambar ini dengan baik. Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu Ns. Desy, S.Kep selaku dosen pembimbing klinik ruang
Belimbing.
Kami sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai TAK Stimulasi Sensori menggambar. Semoga proposal
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya proposal yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai semua usaha kita. Aamiin.
Terimakasih.
Penyusun
TAK GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
AKTIVITAS TERJADWAL
A. Topik
Aktivitas Terjadwal
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Klien mampu mencegah halusinasi dengan adanya aktifitas yang sudah terjadwal
2. Tujuan khusus :
a. Klien dapat mencegah timbulnya halusinasi
b. Klien dapat melaksanakan tugas tugas yang sudah terjadwal
3. Landasan teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi saling bergantung, saling membutuhkan,
dan menjadi laboraturium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan diantaranya adalah
sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi realitas. Salah satu cara
mengotrol halusinasi yang dilatihkan kepada pasien adalah melakukan aktivitas harian
terjadwal. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi resiko halusinasi
muncul lagi yaitu dengan prinsip menyibukkan diri melakukan aktivitas yang teratur
(Yosef, 2011). Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Prinsip aktivitas terjadwal
dimulai dengan manajemen waktu yang sederhana. Salah satu alat bantu yang dapat
digunakan untuk mengelola waktu adalah penjadwalan. Strategi Penjadwalan Inti dari
penjadwalan aktivitas adalah kita membuat rencana pemanfaatan waktu. Menyusun
jadwal juga memerlukan strategi supaya efektif.
C. Klien
1. Karakteristik
a. Klien yang dapat membaca dan menulis
b. Klien yang kooperatif
c. Klien yang dalam kondisi tenang
d. Klien yang dapat berkomunikasi
2. Proses seleksi
a. Klien sudah membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Berdasarkan observasi mahasiswa dan masukan kepala ruangan
c. Berdasarkan pengelompokkan sesuai masalah keperawatan halusinasi
d. Kontrak waktu 1 hari sebelum dilakukan terapi aktivitas kelompok
D. Pengorganisasian
1. Waktu dan tempat pelaksanaan
Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis, 18 April 2019
Waktu : Pukul 15:30 – 16:10
Tempat : Ruang Belimbing RSJ Duren Sawit Jakarta
2. Alokasi waktu
Perkenalan dan pengarahan : 10 menit
Permainan : 20 menit
Penutup : 10 menit
Tugas :
1. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2. Memotivasi peserta yang kurang aktif
3. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
4. Memberikan respon sesuai dengan perilaku
d. Observer : Veri Sugandi
Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
2. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan
e. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan curah pendaat
c. Bermain peran atau stimulasi
f. Media
a. Kertas HVS
b. Map
c. Box file
d. pulpen
E F
g. Setting tempat
Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
o
F F
h. Ruangan nyaman dan tenang
C F D
A B
C
L
Keterangan :
L : Leader
C : Co leader
K : Klien
F : Fasilitator
O : Observer
E. Pelaksanaan
1. Persiapan (5 menit)
a. Mengingatkan kontrak pada klien
b. Mempersiapkan alat dan tempat
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Terapis dan klien memakai memperkenalkan nama
3. Leader menjelaskan proses TAK
4. Leader membuat kontrak aturan TAK
b. Evaluasi / Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan TAK
2. Menjelaskan aturan main berikut :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
b. Lama kegiatan 20 menit
3. Tata tertib
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi
d. Tidak diperkenankan makan, minum, selama kegiatan (TAK)
berlangsung
e. Jika ingin mengajukan / menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK
belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK.
7. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi TAK stimulasi aktifitas
terjadwal. Klien mengikuti sampai selesai, klien mampu mengisi jadwal
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan :
Kemampuan memberi respons terhadap aktifitas jadwal, disebut mampu jika
mendapat nilai ≥ 3, disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.
Hasil :
Untuk kemampuan memberi respons terhadap menggambar, semua peserta TAK
halusinasi mampu mendapatkan nilai 4
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, BA & Pawirowiyono, Akemat. (2013). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Fase Kerja
“baik pak saya akan memberikan kertas kegiatan jadwal bapak yang sudah terisi dan tugas
bapak adalah mengisi apakah tuigas itu sudah terlaksana atau belum…contohnya bapak
hari ini sudah merapihkan tempat tidur atau belum?kalau sudah berikan tanda (√) di
kolom yang sudah disediakan...ayo bapak A silahkan maju untuk memberikan
contoh...wah pinter bapak..iya betul sekali pak...nah bagaimana yang lain sudah bisa?
Ya betul tepuk tangan untuk kita semua...”
3. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaannya setelah TAK hari ini bapak-bapak ? Senang ya. Pada TAK hari
ini bapak-bapak sudah berhasil mengisi jadwal aktifitas bapak dengan baik, tepuk
tangan untuk kita semua. Coba siapa yang masih ingat tadi kita TAK ngapain? Coba
bapak . . . sebutkan tadi kita cerita tentang apa aja? Ya bagus, tepuk tangan. Naah
sekarang jika bapak-bapak mendengar suara dapat melakukan tiga cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan sesuai jadwal ya
pak. Untuk selanjutnya TAK hari ini selesai sudah kita laksanakan dan jangan lupa hal
hal yang sudah kita pelajari tadi ya pa…nah sekarang tepuk tangan untuk kita semua
karena kita sudah selesai kegiatan hari ini dengan baik”
Evaluasi :
“Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK aktifitas
jadwal, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu mengisi aktifitas jadwal yang
ada sehingga mencegah halusinasi
Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Keperawatan Jiwa di RSJ Duren Sawit
Jakarta
Disusun Oleh :
Veri Sugandi, S.Kep
2018740146
Tujuan
Klien dapat mengetahui jenis – jenis obat yang harus diminumnya
Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur
Klien mengetahui 5 benar minum obat
Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat
Klien mengetahui akibat jika putus obat
Susunan Pelaksana
Leader : Veri sugandi
Co Leader : wahyuningsih
Fasilitator : Mirwahati Helni
Dela Oliviana
Muchtar Eko
Observer : siti Nurjanah
Keterangan :
a. Peran Leader
Memimpin jalannya kegiatan
Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
Memberi reinforcement positif pada klien
Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011)
b. Peran Co-Leader
Membantu tugas leader
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
Mengingatkan leader tentang kegiatan
Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Peran Observer
Mengobservasi jalannya acara
Mencatat jumlah klien yang hadir
Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
Membuat laporan hasil kegiatan
d. Peran Fasilitator
Memfasilitasi jalannya kegiatan
Memfasilitasi klien yang kurang aktif
Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok
Setting Tempat
Alat
Sound system
Papan tulis
Spidol
Obat
Metode
Diskusi, Tanya jawab, stimulasi
Langkah Kegiatan
Persiapan
a. mempersiapkan alat
b. mempersiapkan tempat pertemuan.
c. kontrak waktu dengan pasien
Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi / validasi :
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK
sebelumnya).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada terapis
c) Lama waktu 15 menit TAK
Tahap Kerja
a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing
– masing klien
b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran
c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat,
secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada
disebelah kiri terapis
d. Terapis mejelaskan akibat jikan tidak minum obat secara teratur
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak
minum obat secara teratur
f. Terapis menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar
klien, benar waktu, benar cara, benar dosis.
g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat
sesuai contoh obat yang ada pada klien.
h. Terapi meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing masing obat,
cara penggunakan , waktu dan efek obat (efek terapi dan efek samping)
sesuai dengan contoh obat yang ada di tangan klien masing-masing. Secara
berurutan secara jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapi.
i. Terapi memberikan pujian dan mengajar klien bertepuk tangan setiap kali
klien menyebutkan dengan benar.
Tahap Terminasi
Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah tahu pentingnya minum obat
teratut
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien minum obat teratur
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Keperawatan Jiwa di RSJ Duren Sawit
Jakarta
Disusun Oleh :
Siti Nurjanah, S.Kep
2018740136
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan proposal tentang Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK): Stimulasi Sensori Menggambar ini dengan baik. Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu Ns. Desy, S.Kep selaku dosen pembimbing klinik ruang
Belimbing.
Kami sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai TAK Stimulasi Sensori menggambar. Semoga proposal
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya proposal yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai semua usaha kita. Aamiin.
Terimakasih.
Penyusun
A. Topik
Stimulasi Sensori (Menggambar)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Tujuan khusus :
a. Klien dapat menjelaskan makna dari gambar
b. Terjadi perubahan perilaku adaptif sesuai yang diinginkan
c. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK
stimulasi sensori yang telah dilakukan
C. Landasan teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi saling bergantung, saling membutuhkan,
dan menjadi laboraturium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan diantaranya adalah
sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi realitas.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra
(sensori) agar memberi respon yang adekuat. Di dalam terapi aktivitas kelompok ini
terdapat tiga sesi yaitu: 1) sesi 1 dengan mendengar music, 2) sesi 2 dengan
menggambar, dan 3) sesi 3 dengan menonton TV/video.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam memilah klien yang akan
diberikan aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah :
1. Aspek Emosi
Psikomotorik yang lambat, pendiam
2. Aspek intelektual
Adanya penurunan fungsi ego, jika ditanya klien menjawab seperlunya, jawaban klien
sesuai dengan pertanyaan perawat
3. Aspek Sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan praktikan, klien
mengatakan bersedia mengikuti terapi aktivitas.
Terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan untuk
memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi reaksi sensori klien
berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan.
Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang
mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas
penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal
maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).
Terapi yang dilakukan adalah dengan cara mengekspresikan perasaan melalui gambar
untuk mengontrol halusinasi klien. Kegiatan ini dipilih karena dapat merangsang
kemampuan persepsi dan komunikasi.
D. Klien
1. Karakteristik
a. Klien dengan gangguan persepsi sensori ; halusinasi
b. Klien yang mengikuti TAK tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang
c. Klien yang kooperatif
d. Klien yang sehat secara fisik
e. Klien tidak mengalami gangguan komunikasi verbal
f. Klien tidak mengalami buta warna
2. Proses seleksi
a. Klien sudah membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Berdasarkan observasi mahasiswa dan masukan kepala ruangan
c. Berdasarkan pengelompokkan sesuai masalah keperawatan halusinasi
d. Kontrak waktu 1 hari sebelum dilakukan terapi aktivitas kelompok
E. Pengorganisasian
1. Waktu dan tempat pelaksanaan
Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis, 18 April 2019
Waktu : Pukul 15:30 – 16:10
Tempat : Ruang Belimbing RSJ Duren Sawit Jakarta
2. Alokasi waktu
Perkenalan dan pengarahan : 10 menit
Permainan : 20 menit
Penutup : 10 menit
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan curah pendapat
c. Bermain peran atau stimulasi
5. Media
a. Kertas HVS E F
b. Pensil (pensil tulis, warna/crayon)
c. Penghapus
d. Musik: tape recorder/music box o
6. Setting tempat F F
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
C D
F
A B
C
L
Keterangan :
L : Leader
C : Co leader
K : Klien
F : Fasilitator
O : Observer
F. Pelaksanaan
1. Persiapan (5 menit)
a. Mengingatkan kontrak pada klien
b. Mempersiapkan alat dan tempat
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi sensoris menggambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mampu mengikuti kegiatan menggambar, menyebutkan apa yang digambar, dan
menceritakan makna gambar.
6. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi sensoris
menggambar. Klien mengikuti sampai selesai, klien mampu menggambar,
menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna gambar. Anjurkan klien
untuk mengungkapkan perasaan melalui gambar.
Petunjuk :
2. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
3. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
menggambar, menyebutkan gambar, dan menceritakan makna gambar. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu
4. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan :
Kemampuan memberi respons terhadap menggambar, disebut mampu jika mendapat
nilai ≥ 3, disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.
Hasil :
Untuk kemampuan memberi respons terhadap menggambar, semua peserta TAK
halusinasi mampu mendapatkan nilai 4
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC
Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta : EGC.
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama