Anda di halaman 1dari 5

1.

Gastritis
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung
sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan
iritan lain.

Subjektive
Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau
meburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan kembung
Faktor resiko:
a. Pola makan yang tidak baik; waktu makan terlambat, jenis makanan pedas, porsi
makan yang besar
b. Sering minum kopi, teh
c. Infeksi bakteri dan parasit
d. Penggunakan obat analgetik dan steroid
e. Usia lanjut
f. Alkoholisme
g. Stress
h. Penyakit lainnya seperti penyakit refluks empedu, penyakit autoimun. HIV/AIDS,
chron disease

Pemeriksaan fisik patognomosis


a. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat
b. Bila terjadi inflamasi berat, dapat ditemukan perdarahan saluran cerna seperti
hematemesis dan melena
c. Pasien dengan gastritis kronis disertai anemis

Penatalaksanaan
H2 bloker 2x/hari (Ranitidin 150mg/kali, Famotidin 20 mg/dl, simetidin 400-800
mg/kali), PPI 2x/hari (omeprazole 20mg/kali, lansoprazol 30mg/kali) dan antasida
3x500mg

Kriteria rujukan
a. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan
b. Terjadi komplikasi
2. Tensiom Headache
Tensiom Headache atau Tensiom Type Headache (TTH) atau nyeri kepala tipe tegang
adalah bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai dan sering dihubungkan
dengan jangka waktu dan peningkatan stress.

Subjective
Keluhan nyeri yang tersebar secara difus dan sifat nyerinya mulai dari ringan hingga
berat. Nyeri kepala tegang otot biasanya berlangsung 30 menit hingga 1 minggu
penuh. Nyeri dirasakan terus menerus atau kadang-kadang. Nyeri awalnya dirasakan
dibagian leher bagian belakang menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnya ke
bagian depan, kadang sampai bahu. Gejala lain imsomnia, nafas pendek, kontipasi,
berat badan turun, palpitasi dan gangguan haid. Nyeri kepala kronis biasanya
manifestasi konflik psikologis yang mendasari seperti kecemasan dan depresi.
Klasifikasi
a. Nyeri kepala episodik jika berlangsung <15 hari dengan serangan yang terjadi
kurang 1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun)
b. Nyeri kepala tegang kronis jika berlangsung lebih dari 15 hari selama 6 bulan
terakhir.

Penatalaksaan
Acetaminophen dan NSAID seperti aspirin, Ibuprofen, Naproxen, dan Ketoprofen.
Pengobatan kombinasi antara acetaminophen atau aspiri dengan kafein atau obat
sedatif biasanya digunakan bersamaan. Cara ini lebih efectif untuk menghilangkan
sakitnya, tetapi jagan digunakan lebih dari 2 hari dalam seminggun dan penggunaanya
diawasi dokter.

Kriteria rujukan
a. Bila nyeri kepala tidak membaik dirujuk dokter spesalis saraf
b. Bila depresi berat dengan kemungkinan ingin bunuh diri maka dirujuk dokter
spesalis jiwa.
3. Asma Bronkial
Asma bronkial adalah gangguan inflamasikronik saluran napas yang melibatkan
banyak sel inflamasi dan mediator. Inflamasikronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas terhadap bermacam-macam stimulus dan penyempitan jalan
napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada
terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan atau dini hari. Derajat
penyempitan bervariasi yang dapat membaik secara spontan dengan pengobatan.

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan Pasien datang karena:
1. Sesak napas yang episodik.
2. Batuk-batuk berdahak yang sering memburuk pada malamdan pagi hari menjelang
subuh. Batuk biasanya terjadi kronik.
3. Mengi.

Faktor Risiko
1. Faktor Pejamu Ada riwayat atopi pada penderita atau keluarganya, hipersensitif
saluran napas, jenis kelamin, ras atau etnik.
2. Faktor Lingkungan
a. Bahan-bahan di dalam ruangan: tungau, debu rumah, binatang, kecoa.
b. Bahan-bahan di luar ruangan: tepung sari bunga, jamur.
c. Makanan-makanan tertentu: bahan pengawet, penyedap dan pewarna
makanan.
d. Obat-obatan tertentu.
e. Iritan: parfum, bau-bauan merangsang.
f. Ekspresi emosi yang berlebihan.
g. Asap rokok.
h. Polusi udara dari luar dandalamruangan.
i. Infeksisalurannapas.
j. Exercise-inducedasthma (asma kambuh ketika melakukan aktivitas fisik
tertentu).
k. Perubahan cuaca.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis
1. Sesak napas.
2. Mengi pada auskultasi.
3. Pada serangan berat digunakan otot bantu napas (retraksi supraklavikula,
interkostal, dan epigastrium).

Faktor Predisposisi
Riwayat bronchitis ataupneumoni yang berulang

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, yaitu terdapat kenaikan ≥15 % rasio APE sebelum dan sesudah pemberian
inhalasi salbutamol.
Klasifikasi

Catatan: bila spirometri tersedia digunakan penilaina VEP1


Penatalaksanaan
1. Disarankan untuk mengidentifikasi serta m,engendalikan faktro pencetusnya
2. Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang serta
menetapkan pengobatan pada serangan akut sesuai tabel dibawah ini

Kriteria rujukan
a. Bila serin g terjadi eksaserbasi
b. Serangan asma akut sedang dan berat
c. Asma dengan komplikasi

Anda mungkin juga menyukai