Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AGROINDUSTRI

NAMA : MUH. GUNTUR RUSDI

NIM : 21803023

JURUSAN : AGRIBISNIS

SEMESTER : 1 (GANJIL)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

Proses transformasi dari agraris ke industri suatu negara tampaknya harus melalui
masa peralihan yang gradual. Peralihan yang bersifat terobosan (loncatan) tanpa melalui
urutan yang benar seperti dialami pada masa orde baru, hasilnya kurang dapat menjamin
keberhasilan. Urutan transformasi yang benar sebelum memasuki industrialisasi telah
terbukti keberhasilannya, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara yang kini adalah
negara kaya, yaitu negara Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara Eropa.

Urutan transformasi yang benar adalah dari mayoritas penduduk yang mula-mula
berkecimpung dalam kegiatan pertanian menghasilkan barang primer, selanjutnya berkembang
ke kegiatan agroindustri untuk mengolah hasil pertanian yang dapat memperpanjang daya
simpan komoditas terutama untuk keperluan ekspor. Hasil yang dicapai dari kegiatan
agroindustri berupa tabungan masyarakat serta devisa yang cukup besar yang dapat membiayai
langkah selanjutnya yakni menuju masyarakat industri. Urutan itu diikuti secara konsisten
juga oleh negara Malaysia, Thailand, dan yang paling kelihatan perkembangannya adalah
China.

China dengan tahapan rencana pembangunan lima tahunannya telah memprogram


urutan itu tanpa terpengaruh oleh imingan apapun dari luar. Malaysia yang mula-mula
mengandalkan perkebunan karetnya, sebagai penghasil devisa telah mengembangkan
agroindustri dari komoditas karet sehingga ia mampu mengekspor karetnya dalam bentuk
barang jadi karet, kemudian ia mendiversifikasi karetnya dengan kelapa sawit yang
mempunyai potensi lebih besar untuk dikembangkan dalam kegiatan agro industri. Thailand
telah berhasil mengembangkan berbagai komoditas pertanian sekaligus pengembangan
agroindustrinya melalui jasa penelitian yang tangguh.

Pengembangan agroindustri memang diperlukan suatu kesabaran yang tinggi.


Apalagi bahwa dunia pertanian dicirikan oleh kondisi petani yang selalu berada pada
tingkatan yang rendah baik dari pendidikannya, ketrampilannya, luas areal yang dimiliki
dan posisinya dalam pemasaran hasil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ARGOINDUSTRI
Pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu
perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang
dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan
melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.

Agroindustri adalah suatu industri yang mentransformasikan hasil pertanian (dalam


arti luas) menjadi produk industri dalam rangka meningkatkan nilai tambahnya; dengan
demikian merupakan suatu sistem terintegrasi yang melibatkan sumberdaya hasil pertanian,
manusia, ilmu dan teknologi, uang, dan informasi.

Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri
yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang
menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian.
Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk
kegiatan tersebut. Dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil
pertanian, industri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian
(pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.

B. RUANG LINGKUP ARGOINDUSTRI


Agroindustri di bagi 2, yaitu :
1. Agroindustri hulu yakni subsektor industri yang menghasilkan sarana produksi pertanian,
seperti Pupuk, pestisida, herbisida, dll.
2. Agroindustri hilir yaitu subsektor industri yang mengolah hasil-hasil pertanian, seperti
Minyak goreng, ikan kaleng, sayuran kaleng, abon ikan asin, dsb.
Negara Indonesia sebagai salah satu negara agraris, perlu metransformasikan
menuju kearah industrialisasi yang berbasis pertanian, karena sektor industri pertanian
diyakini sebagai sektor yang mampu memimpin sektor-sektor lain menuju kearah
perekonomian yang lebih modern
Dengan demikian Indonesia diharapkan mampu memodernisasikan
perekonomiannya dan membuat kebijakan yang dapat mewujudkan mekanisme saling
mendukung antar sektor industri dan pertanian sehingga dapat menjadi salah satu negara
industri baru dibidang agroindustri.

C. HUBUNGAN AGROINDUSTRI DENGAN SUMBER DAYA ALAM


Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan bagian dari agroindustri, yang
mengolah bahan baku yang bersumber dari tanaman, binatang dan ikan. Pengolahan yang
dimaksud meliputi pengolahan berupa proses transformasi dan pengawetan melalui
perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengepakan, dan distribusi. Pengolahan
dapat berupa pengolahan sederhana seperti pembersihan, pemilihan (grading),
pengepakan atau dapat pula berupa pegolahan yang lebih canggih, seperti penggilingan
(milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction),
penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan
proses pabrikasi lainnya.
Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan operasi
terhadap terhadap suatu bahan mentah untuk dirubah bentuknya dan atau
komposisinya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pelaku agroindustri pengolahan hasil
pertanian berada diantara petani yang memproduksi dengan konsumen atau pengguna hasil
agroindustri. Dengan demikian dari uraian diatas menunjukan bahwa Agroindustri
pengolahan hasil pertanian, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) dapat meningkatkan
nilai tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau
dimakan, (c) meningkatkan daya saing, dan (d) menambah pendapatan dan keuntungan
produsen.
Proses pengolahan lanjut pada kegiatan agroindustri Salah satu kendala dalam
pengembangan agroindustri di Indonesia adalah kemampuan mengolah produk yang masih
rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar komoditas pertanian yang diekspor
merupakan bahan mentah dengan indeks retensi pengolahan sebesar 71-75%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa hanya 25-29% produk pertanian Indonesia yang diekspor dalam bentuk
olahan. Kondisi ini tentu saja memperkecil
1. Kakao ; lemak kakao,bubuk kakao, produk coklat.
2. Kopi ; Kopi bakar, produk-produk kopi, minuman, kafein.
3. Teh ; Produk-produk teh, minuman kesehatan.
4. Ekstrak/oleoresin ; produk-produk dalam bentuk bubuk atau enkapsulasi.
5. Minyak atsiri ; produk-produk aromaterapi, isolat dan turunan kimia.
Produk-produk yang dihasilkan ada yang dapat digunakan secara langsung dari sejak
tahap awal, seperti rempah-rempah, sari buah dan lainnya, serta ada pula yang menjadi bahan
baku untuk industri lainya, seperti industri makanan, kimia dan farmasi.
Agroindustri dapat menghemat biaya dengan mengurangi kehilangan produksi pasca
panen dan menjadikan mata rantai pemasaran bahan makanan juga dapat memberikan
keuntungan nutrisi dan kesehatan dari makanan yang dipasok kalau pengolahan tersebut
dirancang dengan baik.

D. HUBUNGAN AGROINDUSTRI DENGAN SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya manusia di bidang Agroindustri dibutuhkan dengan kualifikasi yang
memenuhi standar kompetensi sebagai berikut :
1) Memiliki kemampuan untuk merencanakan, merancang suatu sistem dan
proses agroindustri.
2) Mampu mengimplementasikan, dan mengembangkan sistem
produksi agroindustri.
3) Mampu menerapkan prinsip-prinsip dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan
produksi agroindustri.
4) Memiliki kemampuan rekayasa yang dipadukan dengan kemampuan manajerial yang
dapat mengembangkan agroindustri sesuai dengan kompetensinya.
5) Memiliki kemampuan penguasaan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks,
dengan dasar kemampuan profesional.
6) Memiliki keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah
dengan tanggungjawab mandiri.
7) Memiliki kemampuan dalam membangun usaha berbasis UKMK agroindustri yang
dilandasi dengan jiwa kewirausahaan.
8) Dapat menjadi motivator, dinamisator dan inovator dalam bidang agroindustri.
9) Memiliki kemampuan dalam merespon perkembangan iptek dan teknologi informasi
untuk pengembangan agroindustri.
Gambaran Kebutuhan SDM Agroindustri
1. Supervisor atau staf perusahaan agroindustri skala besar dan UMKM.
Berdasarkan perkembangan bidang agroindustri secara umum memperlihatkan trend
positif, maka pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan membuat kebijakan dalam
pengembangan agroindustri telah menetapkan sasaran untuk tahun 5 (lima) tahun ke
depan adalah : (1) Pertumbuhan PDB industri agro sebesar 7,33 % (2) Pertumbuhan nilai
ekspor produk agroindustri rata-rata sebesar 7,87 % sehingga pada tahun 2009 dapat
mencapai US$ 28,6 milyar. (3) Utilisasi kapasitas produksi rata-rata industri agro pada
tahun 2009 mencapai 79,4 % (4) Penyerapan tenaga kerja agroindustri pada tahun 2005-
2009 sebesar 85 ribu orang per tahun sehingga total tenaga kerja agroindustri tahun 2009
sebesar 2,9 juta orang. (4) Nilai investasi agroindustri pada tahun 2007 tumbuh 2,8 % per
tahun sehingga pada tahun 2009 mencapai Rp. 245,7 trilyun.
Dengan adanya perusahaan besar dan usaha kecil/menengah dan koperasi
(UKMK) yang berbasis agroindustri (industri pengolahan dan jasa) yang tersebar luas
mulai dari Indonesia Bagian Barat hingga di Kawasan timur Indonesia (KTI) dan peluang
investasi di bidang agroindustri baik dari investor dalam negeri maupun luar negeri
sekarang dan lima tahun ke depan akan memberikan peluang kerja khususnya dalam
rekruitmen tenaga supervisor dan tenaga staf perusahaan.
2. Wirausaha Mandiri
Pengembangan kurikulum yang sekarang ini dicanangkan pemerintah menitik
beratkan bagaimana lulusan program studi dapat dan mampu mengelola usaha yang
mandiri dengan memamfaatkan sumberdaya dan keunggulan lokal. Hal ini disadari
bahwa kondisi sekarang dimana tingkat lulusan perguruan tinggi tidak sebanding dengan
tingkat ketersediaan lapangan kerja sehingga sebagian besar lulusan tidak terserap
(menganggur), akibatnya menjadi beban masyarakat, daerah dan pemerintah.
Dengan kenyataan di atas, memaksa Politeknik sebagai basis pendidikan vokasi
merancang sistem pembelajaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan (hard skill) tapi juga memacu kemampuan soft skill
mahasiswa yang dilandasi semangat dan jiwa kewirausahaan sehingga diharapkan dapat
eksis dalam mengelola pekerjaan. Dengan kurikulum yang muatannya menitikberatkan
kemampuan keterampilan di bidang agroindustri, kuliah kewirausahaan, magang
kewirausahaan mandiri dan magang/praktek kerja industri sangat diharapkan dapat
menciptakan wirausaha baru dari mahasiswa.
3. Perencana /konsultan/ Peneliti bidang Agroindustri
Dalam mengembangan suatu usaha agroindustri maka peran staf
perencana/konsultan merupakan bagian awal yang penting dalam setiap pendirian suatu
perusahaan. Perencana/konsultan dibutuhkan dalam meninjau atau menilai suatu
kelayakan baik secara teknis, ekonomi dan sosial dalam suatu kegiatan usaha. Dengan
berkembangnya perusahaan jasa konsultan dengan kualifikasi nasional, regional dan lokal
di bidang pengembangan usaha agroindustri akan memberi peluang kerja untuk staf
pengembangan dan peneliti di bidang agroindustri.
4. Staf Pengembangan Agroindustri Pedesaan
Adanya kebijakan secara nasional mengenai pengembangan agroindustri
pedesaan yang terus dikembangkan hingga tahun 2020 melalui pengembangan
agroindustri yang dikemas dalam Gerakan Industrialisasi Pertanian di Pedesaan
(GERINDA 2020) yang merupakan perwujudan terbentuknya agribisnis modern yang
berkerakyatan dengan bertumpu pada high technology, SDM bermutu tinggi, usaha padat
modal, unit bisnis yang tangguh dan derajat kompatibilitas antar sub sistem agribisnis
yang tinggi.
Pengembangan industrialisasi pedesaan diarahkan untuk (1) Mengembangkan
kluster industri, yakni industri pengolahan yang terintegrasi dengan sentra-sentra
produksi bahan baku serta sarana penunjangnya, (2) Mengembangkan industri
pengolahan skala rumah tangga dan kecil yang didukungoleh industri pengolahan skala
menengah dan besar, (3) Mengembangkan industri pengolahan yang punya daya saing
tinggi untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis
yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, usaha tani,
pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan.
Teknologi yang digolongkan sebagai teknologi agroindustri produk pertanian teknologi
pascapanen dan teknologi proses. Secara garis besar teknologi pascapanen digolongkan
berdasarkan tahapannya yaitu, tahap sebelum pengolahan, tahap pengolahan dan tahap
pengolahan lanjut.
Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan
negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang beroperasi. Kelompok
agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain yang berbasis kelapa sawit,
pengolahan ubi kayu dan industri pengolahan ikan. Kelompok agroindustri ini dapat berkembang
dalam keadaan krisis karena tidak bergantung pada bahan baku dan bahan tambahan impor serta
peluang pasar ekspor yang besar.
Kita tidak bisa menghindar dari pasar bebas, namun seharusnya pemerintah juga harus
melindungi industri lokal dalam negeri. Kebijakan-kebijkan yang menguntungkan industri lokal
juga harus dikeluarkan, investor diundang dan ditingkatkan, dan tentu saja bagi kita sebagai
warga negara Indonesia kita harus menanamkan sikap untuk selalu menggunakan produk dalam
negeri karena sebenarnya produk kita tidak kalah dengan produk asing, dan tentu saja akan
membantu perekonomian negara kita.

Penutup
Demikian makalah yang dapat saya sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat saya
harapkan demi perbaikan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai