Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan


pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk
Indonesia. Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah
sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama
dengan 90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan
hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit
endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali
tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi
dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu,
hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara
berkala (Sidabutar, 2009).

Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas


hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan
pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini akan
membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian. Tekanan
darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra keras,
akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung,
ginjal, otak dan mata (Wolff, 2006).

Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien hipertensi untuk


dapat mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak terjadi
komplikasi. Hal ini dikarenakan sebagian besar penderita hipertensi lansia
bertempat tinggal di pedesaan dan pendidikannya masih rendah. Pendidikan
yang rendah pada pasien hipertensi lansia tersebut mempengaruhi tingkat
pengetahuan mengenai penyakit hipertensi secara baik. Pengetahuan pasien
2

hipertensi lansia yang kurang ini berlanjut pada kebiasaan yang kurang baik
dalam hal perawatan hipertensi. Lansia tetap mengkonsumsi garam berlebih,
kebiasaan minum kopi merupakan contoh bagaimana kebiasaan yang salah
tetap dilaksanakan. Pengetahuan yang kurang dan kebiasaan yang masih
kurang tepat pada lansia hipertensi dapat mempengaruhi motivasi lansia dalam
berobat. (Wolf,2006)

Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang


berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
mengesampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Motivasi yang
kuat yang berasal dari diri pasien hipertensi untuk sembuh akan memberikan
pelajaran yang berharga. Proses untuk menjaga tekanan darah pasien hipertensi
tidak hanya dengan perawatan non farmakologi seperti olah raga, namun juga
dilakukan dengan cara pengobatan farmakologi. Pengobatan farmakologi
diperoleh salah satunya dengan cara melakukan kontrol ke puskesmas.
Pengobatan pasien hipertensi lansia di puskesmas yang rutin sesuai jadwal
kunjungan, akan mempercepat kondisi tekanan darah pasien hipertensi lansia
tetap terjaga dengan normal. (Wolf, 2006)

Berdasarkan data dari WHO tahun 2010, menunjukkan sekitar 972 juta
orang atau 26,4% penduduk dunia menderita hipertensi, dengan perbandingan
50,54% pria dan 49,49 % wanita. Jumlah ini cenderung meningkat tiap
tahunnya. Data statistic dari Nasional Health Foundation di Australia
memperlihatkan bahwa sekitar 1.200.000 orang Australia (15% penduduk
dewasa di Australia) menderita hipertensi. Besarnya penderita di negara barat
seperti, Inggris, Selandia Baru, dan Eropa Barat juga hampir 15% (Maryam,
2008). Di Amerika Serikat 15% ras kulit putih pada usia 18-45 tahun dan 25-
30% ras kulit hitam adalah penderita hipertensi (Miswar, 2004).

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi hipertensi di


Indonesia tahun 2010 sekitar 14% dengan kisaran 13,4 - 14,6%, sedangkan
pada tahun 2015 meningkat menjadi 16-18%. Prevalensi kejadian hipertensi
3

berkisar antara 5-35 % di berbagai negara di Asia Kesehatan Dasar.


(Miswar,2004)

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 kejadian hipertensi


di Indonesia secara nasional mencapai 31,7 % dan sekitar 26,3 % di daerah
Sumatra Utara. Data Riskesdas (2013) juga menyebutkan hipertensi sebagai
penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya
mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di
Indonesia (Depkes, 2013).

Untuk Kabupaten Deli Serdang berdasarkan 10 penyakit terbesar tahun


2005, proporsi hipertensi sebesar 4,02% meningkat pada tahun 2006 menjadi
7,88%, terjadi peningkatan kasus sebesar 95,88% (Roslina, 2008). Di
puskesmas pematang Johar hipertensi masuk dalam 10 penyakit terbanyak
yang berada di peringkat 6 pada tahun 2016 dengan jumlah kasus 636, berikut
tabel dari 10 penyakit terbanyak di Pukesmas Pematang Johar:

Tabel 1.1 10 Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Pematang Johar tahun

2016

No. Jenis Penyakit Jumlah Persentase

1 ISPA 3001 27,06

Penyakit Lain Pada Saluran


2. 2390 21,55
Pernfasan Atas

3. Infeksi Penyakit Usus Lain 1085 9,78

4. Myalgia 967 8,72

5. Diare 728 6,56

6. Hipertensi 636 5,73


4

7. Cacar Air 633 5,70

8. Penyakit Kulit Alergi 606 5,46

9. Kecelakaan dan Ruda Paksa 588 5,36

10. Penyakit Kulit Infeksi 453 4,08

Sumber : SP2TP Puskesmas Pematang Johar Tahun 2016

1.2.Rumusan Masalah

Angka kejadian hipertensi Puskesmas Pematang Johar pada tahun 2016


berjumlah 636 (5,73%) yang berada di peringkat ke 6 dari SP2TP di Puskesmas
Pematang Johar tahun 2016, maka dari permasalahan di atas peneliti ingin
mengetahui Bagaimana Karakteristik Pasien Hipertensi Di Puskesmas Pematang
Johar Pada Tanggal 16 Juni sampai 16 November 2017

1.3.Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui Karakteristik Penderita


Hipertensi di Puskesmas Pematang Johar Periode Juni - November 2017

2. Tujuan Khusus

a. Untuh mengetahui hubungan Usia dengan Penderita Hipertensi di


Puskesmas Pematang Johar
b. Untuk mengetahui hubungan Jenis Kelamin dengan Penderita
Hipertensi di Puskesmas Pematang Johar
c. Untuk mengetahu hubungan Berat Badan dengan Penderita
Hipertensi di Puskesmas Pematang Johar
5

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh atau hubungan Usia, Jenis Kelamin, Berat Badan terhadap
terjadinya Hipertensi di Puskesmas Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli
Kabupaten Deli Serdang

1.5.Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Sebagai sumber informasi yang dapat dipergunakan untuk penelitian


selanjutnya

1.5.2 Manfaat Praktis

Memberi informasi kepada Dinasi Kesehatan dan Puskesmas Pematang


Johar.
1.5.3 Manfaat Bagi Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran dan salah satu
informasi/ masukan tentang penyakit Hipertensi yang ada di Pematang Johar
1.5.4 Manfaat Bagi Puskesmas
Memberikan Gambaran kepada Puskesmas tentang Penyakit
Hipertensi agar meningkatkan pelayanan di Puskesmas Pematang Johar.
1.5.5 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan refrensi kepada masyarakat tentang
Hipertensi agar menghindari faktor-faktor pencetus hipertensi.
1.5.6 Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai gambaran dan refrensi tentang Hipertensi agar peneliti
selanjutnya dapat memperbaiki/mengembangkan penelitian di masa datang.

Anda mungkin juga menyukai