Hamud M. Balfas
~engantar
'Tulisan ini , daIam versi yang lebih singkat, pernah dibawakan dalam seminar
dua bari tentang "Liputan Pers tentang Kejahatan Ekonomi dan Kejahatan
Kerab Putih (White CoUdr Crime"), yang diadakan pada tanggal 8-9 Nopember
1992 di Jakarta. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada Sdri. Emrni Rudiatari (staf Divisi Pengawasan PT Bursa Efek Jakarta) yang
telab dengan susab payab membantu pengetikan tulisan ini.
Juni 1994
Kejahaum Di Pasar Modal 207
Kejahatan Bursa
1. Pema1suan dan Penipuan
Masalah pemalsuan dan penipuan yang dilarang dalarn pasal 179 KMK
1548 ini mencakup masalah-masalah sebagai berikut :
a. Melakukan tindakan pemalsuan dan penipuan.
b. Membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta yang
penting dan relevan.
c. Menyembunyikan fakta yang penting dan relevan.
masyarakat melalui suatu penawaran umum atau yang selama ini kita kenai
dengan "go public". Keinginan untuk go public ini atau dengan kata lain
keinginan untuk mendapatkan masukan uang (berupa st:toran atas sapam
yang dibeli investor) mewajibkan emiten tersebut untuk membuka (menelan-
jangi) dirinya. Kewajiban "discloSl 'e" ini didasarkan pada suatu ketentuan
bahwa investor yang akan menanarnkan uangnya dengan membeli saham
dalam perusahaan tersebut berhak untuk mengetahui segala sesuatu mengenai
"isi perut" perusahaan (emiten) tersebut. Dengan demikian didalam pasar
modal tidak boleh seorang investor membeli saham dari suatu emiten seperti
membeli "kucing dalam karung".
Kewajiban ini harus dilakukan oleh emiten atau dengan kata lain dialah yang
wajib mengungkapkan disclosure siapa dirinya. Jadi bukan investor yang
harus "mencari tahu" tentang emiten. Investor berhak mengetahui segala
sesuatu tentang perusahaan tersebut sebelum dia memutuskan untuk
menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut (dengan membeli saham)
atau tidak. Kewajiban seperti ini dengan jelas-jelas dikemukakan dalam pasal
164 KMK 1548 yang menyatakan bahwa :
"Tidak satu pihnk pun dapat merijUllI Efek da/am Penawaran Umum,
kecUIlJi pembeJi ataupemesan menyatakan da/am formulir pemesan Efek
bahwa pembeJi alau pemesan te/ah menerima atau memperoleh kesempatan
untuk membaca prospektus berkenaan dengan ejek yang bersangkutan
sebelum atau pada saat pemesanan dilakukan".
lMengenai isi dan prospcktus ini lihatjuga ketentuan pasal169 KMK. 1548 yang menyatakan bahwa
"setiap prospektus dilOrang memual keterang yang tidak benar tentang fakta penttng dtin re~van atau
latta pe1!ling dan relevan yang dibutuhkan, agar keterangan yang dimuat dalam prospektus tersebut tidak
meml>enkan gambaran yang menyesatkan to
Juni 1994
Kejahntan Vi Pasar Modal 209
Semua penilaian dan pendapat atas keadaan perusahaan ini diberikan oleh
suatu organisasi seperti Kantor Akuntan, Konsultan Hukum dan Perusahaan
Penilai (adjuster) yang independen/tidak terafiliasi (pasal 131 huruf a KMK
1548). Independensi ini sangat ditekankan oleh pemerintah (Bapepam)
sehingga apabila kita lihat ketentuan dalam KMK 1548 ini maka profesi
penunjang ini bukan hanya harus independen (tidak terafiliasi secara
organisasi) tetapijuga, misalnya, profesi penunjang dilarang untuk mempero-
leh pinjaman, membeli batang dan atau memanfaatkan jasa-jasa dari emiten
dengan syarat yang lebih rendah dari yang lazim berlaku, dilarang membuat
perjanjian untuk memperoleh kepentingan dalam efek atau bagian laba dari
emiten dan lain-lain! Independensi ini tentunya dimaksudkan untuk menjaga
bahwa laporan yang diberikan oleh profesi penunjang ini akan obyek (tidak
ada unsur "conflict of interest ") sehingga pendapatnya tidak akan dan
merugikan masyarakat.
Sebagaimana ditentukan dalam pasal 169 KMK 1548 keterbukaan
(transparansi) di bursa sangat ditekankan benar sehingga apabila kemudian
terbukti bahwa terjadi pemalsuan dan penipuan maka Bapepam, Investor atau
pihak berwajib lainnya dapat menyatakan bahwa keterangan yang diberikan
oleh emiten tidak cukup atau tidak benar atau pun telah menyembunyikan
fakta, sehingga keterangan yang diberikan telah menipu investor yang
sebenarnya mungkin tidak akan membeli saham-saham tersebut apabila
keterangan tersebut diungkapkan pada saat Penawaran Umum dilakukan.
Atau apabila keterangan yang diberikan dalam prospektus tidak akan
dilaksanakan. 3
Akibat dari ini semua maka masyarakat investor atau Bapepam dapat
menuntut emiten sebagai telah melakukan tindak pidana kejahatan. Selanjut-
nya penyidik dalam melakukan penyidikan dapat mempergunakan baik
ketentuan dalam UU No. 1511952 maupun ketentuan-ketentuan dalam KUH
Pidana tentang penipuan. Dengan demikian dapat kita lihat bahwa emiten
tidak hanya dapat dimintakan pertanggung jawaban secara perdata berdasar-
kan pertanggung jawaban pidananya. Dalam pada itu dengan kewajiban
"discloure" ini maka dalam hal terjadinya sengketa emiten tentunya tidak
dapat berlindung di balik pasal 1505 KUH Perdata atau bagian akhir pasal
1506 KUH Perdata. Ketentuan disclosure dan organisasi dan transparansi ini
sangat ditekankan dalam pasar modal bukan karena investor dianggap bodoh
'Meuge~i laraQgan-iarangan dan kewajiban-kewajiban untuk profesi penunjang ini lihat pasal 123
sid 131 KMK. 1548.
3Lihat untuk: ini "Kwik Kian Gie : Konglomerat Go Public untuk 8ayar Utang". Republika, 11
Januari 1994, hal. 2.
"Lihat Prospekllis Penawaran Uroum PT Barito Pacific Timber, halaman 216. Pengembalian ini
(eOlunya hams dilakukan apabila penjamin emisi mengembalikan uang investoritu lebih dan hari keempat
setelali tanggal akhir penjatahan.
jYang sangat mengherankan adalah seorang penjabat Bapepam haoya menyatakan bahwa masyarakat
melakukan gugatan terhadap penjamin emisi , padahal menurut ketentuan dalam KMK 1548 iru dapat
merupakan penipuan. Bapepam teolunya harus meniliti terJebih dahulu masalah ini. Lihat • Arie Suu. :
Investor Bisa AJukan Makindo ke Pengadilan 5031 Bunga Alas Refund" . Bisnis Indonesia, tanggal 21
September 1993.
Juni 1994
Kejahatan Di Pasar Modal 211
a. Transaksi Semu
6Dalam Keputusan Ketua Bapepam No. 22/PMIl991 ditentukan bahwa emilen wajib meJaporkan
segala ses':'3tu yang terjadi di p'erusahaan dalam waktu 2 kali 24 jam. Keiadian-kejadian tersebut (antara
lam) mulal dan merger sampat adanya gugatan lcrhadap perusahaan emllen.
'Sesuai dengan Keputu san Menten Keuangan No. I0551KML.013/ 1989 investor asing haoya
dipcrbolehkan membeli maksimal 49 % dari sanam di Pasar Perdana dan 49 % dan yang tcreatat di
bursa.
~Kcpulusan Kctua Bapepam No. 279/ PM / 1992 tanggal 19 Agustus 1992 menyatakan bahwa setiap
pihak ya ng mcnerima saham dari emilen yang dikcluarkan di bawah harg~ penawaran umum dalamjangka
waklU 6 bu lan sebclum pcnyampaian Pemyataan Pendaftaran Kepada KeLua Bapepam tidak dibenarian
untuk mcnjual saham terscbut sampai 8 (delapan) bulan sctelah Pcrnyataan Pendaftaran menjadi efektif.
Juni 1994
Kejahntan Di Pasar Modal 213
sendiri yang semu ini selalu dilengkapi dengan dokumen yang dibutuhkan
untuk suatu transaksi yang sebenarnya termasuk adanya foto copy pasport
untuk membuktikan bahwa nasabah yang membeli adalah merupakan nasabah
asing 9
Tujuan dari transaksi ini sebenarnya adalah sederhana saja yaitu untuk
memberikan gambaran bahwa saham tersebut memang likuid atau untuk
mendapatkan nota transaksi yang berstatus asing sehingga ketika saham-
saham pendiri telah boleh dijual (8 bulan kemudian) pialang ini dapat
menggunakan nota transaksi hasil transaksi semu dengan status asing tersebut
untuk mengklaim saham lokal yang dibelinya kemudian sebagai saham asing.
Cara-cara seperti ini digunakan karen a saham-saham asing 1m memang
mempunyai perbedaan harga (spread) yang cukup tinggi.
b. Pembentukan Harga
~engenai lransalcsi tutu~ sendiri (crossillJ!) ini lihat kctcntuan huruf E ang1ca 3 dan 7 B Peraturan
No. n tentang Perdagangan Efek (Keputusan"Direksi Jakarta No . 05/D811993 tanggal 28 Descmber
1993). Transalcsi tutup sendiri ini adalah lransaksi efck yang dilakukan satu perusahaan efek (broker) yang
mCOllliki pesanan beli dari pemodal yang berbeda untuk efek yang sarna, pada harga dan jumlah yang
sarna. Pemodal tersebul kcdua-keduanya adalah nasabah perusahaan efelc tersebut.
yang terjadi di reguler berbeda agak jaub. Padabal sesuai dengan peraturan
yang berlaku di Bursa Efek Jakarta, misalnya, transaksi yang dilakukan di
papan tutup sendiri baruslah berpedoman pada barga di papan reguler. Ini
karena pada waktu itu barga di papan reguler tidak sesuai dengan permintaan
nasabab (misalnya, terlalu tinggi atau terlalu rendab). Untuk itu pialang yang
akan melakukan transaksi ini akan melakukan pembentukan barga (melalui
transaksi <Ii papan reguler) sehingga transaksi yang akan dilakukan di papan
"tutup sendiri" memenubi barga yang dikehendaki nasabah.10
Dalam ban yak kejadian pembentukan barga ini memang tidak terelakkan
karena nasabab memang mengbendaki barga yang berbeda dengan barga di
papan reguler (misalnya karena nasabab sudah "deal" terlebih dahulu pada
barga tertentu).
Informasi adalab komoditi yang sangat penting dalam suatu bursa efek.
Oleh karena itu informasi mengenai suatu peristiwa yang terjadi atas suatu
emiten yan sabamnya diperdagangkan di bursa tidak boleb diketabui oleb
satu pibak secara eksklusif. Begitu pentingnya informasi ini, umpamanya,
dapat dilibat dari bertluktuasinya barga sabam di bursa ketika terjadi suatu
peristiwa atas perusabaan yang sabamnya diperdagangkan di bursa. Ilustrasi
di atas dapat dilihat dari peristiwa beberapa bulan yang lalu di Bursa Efek
Jakarta ketika sebuah emiten yang sabamnya diperdagangkan di Bursa Efek
Jakarta pabriknya terbakar . Kebakaran itu sendiri terjadi pada hari Jum'at
malam ketika bursa sudab tutup. Kebakaran itu kemudian diberitakan oleb
sebuab surat kabar (dan karenanya sudab tersebar) pada bari Sabtu dan
Minggu tetapi rupanya banya beberapa orang saja yang mengetabuinya.
Emiten juga telab mengirimkan kabar tentang kebakaran itu melalui fax
tetapi rupanya tidak pernab sampai. Ketika bursa buka kembali pada bari
Senin begitu banyak orang memjual sabam emiten tersebut sebingga (dalam
satu jam) barga sabam tersebut melorot sampai 15 %.
Ilustrasi di atas menunjukkan betapa pentingnya informasi bagi investor
di bursa untuk memutuskan apakab akan melakukan investasi (menjual dan
membeli) atau tidak. Bagi pibak yang mengetabui terlebib dabulu tentu akan
'ODcngan berlakunya kctcntuan baru lenlang pcrdagangan Efe" di Bursa Erek Jakarta (Keputusan
Oircksi JYf Bursa Erek Jakarta No. 05 /BEJ /XIrlI"993) kctentuan bahwa harga pada transaksi crossing
haru s berpcdoman pada harga rcgulcr.
Juni 1994
Kejahatan Di Pasar Modal 215
melakukan tindakan tertentu misalnya menjual (pada harga yang lebih tinggi)
apabila kejadian yang dia ketabui tersebut akan membeli (pada harga yang
lebih rendab) apabila kejadian tersebut akan menaikkan harga sabam. Dengan
demikian prinsipnya di bursa setiap orang diharapkan mendapatkan informasi
tentang sesuatu dalam waktu yang bersamaan. Ini dimaksudkan untuk
menghindarkan kemungkinan seseorang mendapatkan informasi dengan
merugikan orang lain atau me"nguntungkan dirinya sendiri.
Atas dasar pentingnya informasi tersebut dalam sebuab bursa maka
dibuatlah peraturan mengenai perdagangan oleh orang dalam (insider
trading) ini. Di Indonesia ketentuan mengenai perdagangan oleh orang dalam
ini diatur dalam pasal 190-196 KMK 1548. Ketentuan mengenai orang dalam
sendiri diatur dalam pasal 1 angka 34 KMK 1548 yang menjabarkannya
secara luas sehingga orang dalam itu mencakup semua jajaran dalam
perusabaan (komisaris, direksi atau pegawai) atau mereka yang karena
kedudukannya atau hubungannya dengan perusahaan (ini misalnya pengacara,
konsultan dan Akuntan publik dan lain-lain) serta juga orang yang dalam
waktu 6 bulan terakhir pernah bekerja di perusahaan. Dalam ketentuan yang
ada mengenai perdagangan oleh orang-orang dalam (insider) mereka ini
dilarang untuk melakukan kegiatan-kegiatan atas efek (transaksi) apabila
mereka mengetabui adanya informasi orang dalam tersebut. Masalah ini
penting diatur karena orang dalam ini dianggap sebagai kelompok orang
yang paling segera atau dapat memperoleh informasi tentang keadaan suatu
efek karena kedudukan mereka tersebut. Dengan demikian apabila mereka
melakukan perdagangan atas suatu efek dimana mereka mempunyai informasi
orang dalam itu maka mereka akan sangat diuntungkan karena mereka
mengetabui sesuatu informasi lebih dulu (Iebih cepat/in advance) dari
investor lainnya. II
Dilarangnya perdagangan oleh orang dalam ini sangat berkaitan dengan
adanya ketentuan yang mengatur tentang adanya ketentuan yang mengatur
tentang keterbukaan informasi yang harns ssegera diumumkan kepada publik,
sebagaimana diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-22/PM/1991.
Keputusan Ketua Bapepam ini mewajibkan setiap perusabaan publik untuk
menyampaikan kepacta Bapegam dan mengttmumkan kepada masyarakat
secepat mungkin, paling lambat akhir haari kerja kedua setelah Keputusan
I
atau terjadinya suatu peristiwa, keterangan penting dan relevan yaang
mungkin dapat mempergunakan nilai efek perusabaan atau keputusan
llMeskipun perdagangan oran~ dalam ini dilarang tetapi ban)'ak ahlijuga mempertanyakan manfaat
pelarangannya. Lihat uotuk ini "Five Hot Ideas For Today's Economy" dalam Fortun~. 18 October
1993, Ilalaman"S3.
Salah satu hal yang sangat penting dalam pasar modal Indonesia
(termasuk juga penanam modal di Indonesia secara langsung/direct invest-
ment), adalah adanya pembatasan bagi pemodallinvestor asing (atau peserta
asing dalam proyek PM A) untuk memiliki saham di atas prosentase tertentu.
Pembatasan ini di dalam pasar modal Indonesia tertuang dalam Keputusan
Menteri Keuangan No. 1055/KMK.013/1989 tentang Pembelian saham oleh
Pemodal Asing Melalui Pasar Modal (untuk selanjutanya disebut "KMK
1055·"). Berikut ini pelanggaran atas porsi asing tersebut baik yang terjadi
di bursa maupun di pasar perdana.
IlPasal2 ayat 3 KMK 1055 ini juga meiarang pemodal asingJIntuk membeli saham yang diemisikan
oleh Bank Swasta sampai adanya ketentuan di bidang perbankan. Tetapi dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah nomor 70 tabuo 1992 Bank Umum, yang merupakan pelaKsanaan dan UU No.7 tabuo 1992
tentang Perbankan rnaka larangan bagi Pemodal asing untuk pembelian saham bank swasta pun dicabut.
Juni 1994
Kejahatan Vi Pasar Modal 217
HMengenai masalah nominee kelihatalUlya banyak orang telah salah kaprah karena memga~ap
nominee 5ebagai suatu yang sarna, selcali dilarang. Nominee im sebenamya adalah suatu bentl!irs:pembenan
tuasa biasa saja dari satu pihak tepada Iainya, set>erti diatur dalam pasal 1792-1819 KUH Perdata.
Nominee ini sebenamya bukanlah sesuatu yang selaln negatif apabila dilakukan bukan untuk melanggar
suatu ketenwan hukum. Sehubungan dengan ketentt.lan pasal ill!L! KMK 1055 tersebut maka nomlDee
yang tidale boleh dilakukan adalah pembelian saham yang te~ebihi (di atas) angka 49 %. Dengan
denukian nomine;e yang dilakukan untuk saham yang di bawah 49 %tentunya boleh diIalrukan. Anggapan
salah ini mungJcio lImbul brena apabila ada pihak asmg yang melalrukan nominee meskipun untuk: sah.im-
saham yang t5elum mencapai 49 % di bursa maka akan sangat sulit untuk mengontrolnya (karena saham
tersebut tidak akan tereatat sebagai milik asing) dan tentunya tidak akan masuk perrutungan sehingg~
ketika saham tersebut sudah 49 % dilruasai asing maka sebenamya angka tersebut sudah lebih dari 49 %
(karena asing yang menggunakan nominee tidak masuk dalam perhitunga). Dengan demikian karena
kesulitan uD:h!k menghitun&.porsi ~sing alas nominee yang dilakukan di bawah 49 %maka orang akhimya
mengenerahslr bahwa nommee dllaran&,.
Selatn karena ketidak mengertian itu nominee~ kadang-kadang iuga disamakan dengan "dummy".
Menganai istilah ~nominee" dan -dummy" ini lihal Henry "Campbell Brack, MA, Black' s law Dictionary,
West Publishing Co., St Paul , Minnesota , 1990, halaman lOST.
16Pada saat ini dari 171 saham yang tereatat di Bursa Bfek Jakarta 34 diantaranya telah habis porsi
asingnya. Tetapi dari jumlah seluruh yang tercatat di Bursa.Bfek Jakarta +- 30. %diantamya merupakan
saham-saham yang tercatat atas nama pemegang saham asmg.
nDalam suaaru pemcrii<:saan oleh Dicisi Satauan Pemerika Keuangan PT Bursa Efek Jakarta ~emah
ditemukan motif seperti ini dimana scbuah Perusahaan Efek Anggota Bursa Efek Jakarta melakukan
lransai<:si dengan menggunakan Anggaran Dasar by JawS perusafiaan asing , yang temyata lransai<:si
tcrscbut bukanlah pesanan dan pcrusabaan asing terse ul. anksi alas tindakan mi ajjalah anggota bursa
yang bersangkutan harns melakukan transaKsi tutup sendiri (crossing).
I'Lihat uotuk ini taSal 134 KMK 1548. Kewajiban ini juga berlaku terhadap uang milik nasabah
~asa1135 KMK 1548 . Ketentuan ini di pertegas lagi oleh pasafl37 KMK 1548 yang menyatakan bahwa
perusahaan erek waji meDyimpan semua efek dan uang milik nasabahnya yang belum d1simpan daJarn
suatu Tempat Penitipan Barta paoa suatu tempat yang aman dan terpisah dan harta perusahaan Itu sendiri.
19Untuk pengamanan harta nasabah dari bahaya-bahaya fisik seperti kebakaran dan pencurian pasal
138 KMK f548 mewajibkan Perusahaan Bfek, Tempat Penitipan Hacta dan Lembaga K1iring dan
Pcnyclesaian untuk mengasuransikan efek dan uang nasabah dalam transit. Mengenai kewajiban untuk:
menyelenggarakan pem6ukuan ini , diatur iebih lanjut dalam Keputusan Ketua Bapepam Domor Kep-
871PMI I ggl tanggal 5 ORlober 199 \.
fun; 1994
Kejahatan Di Pasar Modal 219
melakukan kapling. 20
Cara lain yang dilakukan sehingga mengakibatkan porsi asing int (erianggar
adalah dengan melakukan transaksi semu (wash sales) seperti yang telah
diterapkan di atas. Transaksi semu ini. seperti juga transaksi dengan
menggunakan dokumen palsu diatas. memang tidak secara langsung
mengakibatkan pelanggaran atas porsi asing (seperti dimaksud pasal 3 ayat
2 KMK 1055) karena dengan transaksi ini hanya akan menghabiskan porsi
asing yang masih tersedia saja. Dalam kasus ini asing sebenarnya menguasai
kurang dari 49 % sedangkan dalam kasus "nominee" tersebut. Dengan
demikian kedua transaksi ini. hanya mengakibatkan kekacauan dalam
perhitungan porsi asing di bursa. 21
Selain pelanggaran atas porsi asing seperti diuraikan di atas yaitu yang
terjadi di Bursa maka sebenarnya ada juga pelanggaran yang terjadi ketika
saham masih dalam penawaran umum di pasar perdana. Caranya dapat
di!akukan baik dengan melakukan (fix allotment) kepada pihak tertentu. Cara
nominee biasanya dilakukan oleh broker yang menerima pesanan dari
nasabah asing dalam jumlah tertentu tetapi hanya bisa dipenuhi oleh
penjamin emisi atau broker hanya menerirna sebagian karena porsi asing
sudah habis. Dalam keadaan seperti ini maka broker tersebut akan rnengam-
bi! sisanya dan kemudian pada saat pencatatan (listing) saham di Bursa
broker tersebut akan rnelakukan crossing atas saham tersebut dimana broker
adalah penjual dan nasabah bertindak selaku pembeli.
Tindakan nominee seperti ini memang sulit dibuktikan sebagai pelanggaran
atas porsi asing meskipun kalau dikaji lebih lanjut tentu lokal yang tidak
mendapat jatah saham hanya karena broker asing tersebut lebih mendahulu-
kan nasabah asingnya. Tindakan ini bahkan sulit untuk dikatagorikan sebagai
suatu "nominee" bukan hanya karena mungkin tidak ada dokumen-dokumen
yang dapat digunakan untuk memenuhi semua pesanan nasabah yang sudah
20Perbedaan ini dapat juga disebabkan oleh pembelian pcmodal tokal (Indonesia) alaS saham asing
tetapi mereka tidak peman meregitrasikan sehmgga saham "asing" yang sebenarnya sudah menjadi
Indonesia tersehut tidak tercatal di DPS sebagai saham 10ka1. Ini semua lerutama disebabkan karena
adanya ~"?mi alas saham asing seperti tersesbut di alas sehingga pemodaJ iokallebih senang mcmegang
saham asmg".
2lKcJcacauan perhitungan ini dapa!juga tcrjadi karena terjadi lransaksi alas auatu saham dalam waktu
yang bersamaan pacta dua buah efcK (Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek (Jakarta). Kejadian scpcrti ini
terjadi bebcrapa waktu yang lalu alas saham JYf Astra International,Inc . lni disebabkan karena pcrhltungan
porsi asing lidak hanya diJalmkan untuk satu bursa saja telapi pada bursa lainnya. Denga demikian batas
21-9 % adalah jumlah dari saham yang tclah dimiliki oleh asillg melalui transakSI di semua bursa yang ada
di Indonesia.
22Pcnjamin Emisi tersebut mempunyai 92,.:35 %dan saham perusahaan manajer inveslasi tersebut.
Lihat Tambahan Berita Ne.,gara RI No. 115.l tahun 1992. Lihal juga nMalcindo Dinilai Talc Penuhi
Komitmen Soal Saham Banta", Bisnis Indonesia, tangal 11 Olctaber 1993, halaman t .
'llLihat unluk ini ~Efek BPT nOver subscribed" 47,7 leali, Harian Ekonomi Neraca, tanggal 10
September 1993.
Juni 1994
Kejahatan Di Pasar Modal 221
llPasal 1 ayat 1 KUHP ini menyatakan bahwa, ~Tiada suatu perbuatan boleh dihukum, melainkan alas
kekuatan ketentuan pidana dalam undang-undang l yang ada tenfahulu dari pada perbuatan itu ~. Ketentuan
ini adalah sesuai den$an prinsi12.9a1am bukum pldana yang menyatakan f>ahwa. "Nullum delictum sine
praevia lege poenali . Pasal TUU No. 15/1952 memang menetapkan bahwa pelanggaran atas suaatu
ketetapan yang diadakan oleh Menten Keuangan berdasarkan Uni.lang-undang ini menimbulkan suatu
kerlahatan dan ilihukum; tetapi pengaturan mengenai pelanggaran itu sendiri diatur dalam peraturan yang
Ie lh reodah (KNK 1~48) se6ab lain dari tidak dilaksanakannya penindakan kejahatan berdasarkan
undang-uodang yang ada muogkin karena keengganao kalaogan pasar modal sendiri uotuk menangani
pelanggaran-pelaoggaran ioi seoagai suatu tindak pidana pada saat ini. Hal ini karena masih mudahoya
mu4anya pasar modal sehingga masih diperlukan pembinaan terlebih dahulu sebelum dilakukan
perundakan.
2SSebagai PPNS Bapepam nantinyaa akan berada di bawah koordinasi dalain pengawasan Kepolisian.
Lihat pasal 7 ayat 2 UU No. 8/1981. .
2'1.,ihat juga untuk ini Corry Pertiwi~ ~Menyongsong Undang-undang Pasar Modal Yang Baru" , Bisnis
News No. -5456 tanggal 4 Oktober 19~3, hafaman 5 c. .