SAP Alergi
SAP Alergi
SAP Alergi
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Proses Keperawatan
a. Kondisi
Klien mengatakan malu dan tak berguna, lebih banyak diam, kontak mata
kurang selama berkomunikasi, di rumah sering mengurung diri
b. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
c. TUK
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
A. Kondisi klien:
- Keluarga mengatakan klien sering menyendiri di kamar
- Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan
isinya tidak jelas.
B. Diagnosa keperawatan:
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi pendengaran.
C. Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percayadengan perawat
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
I. FASE ORIENTASI
- SALAM TERAPEUTIK
“Selamat pagi, kenalkan nama saya Sapuan. Nama Mba siapa? Mba
senang dipangil siapa? Usianya berapa? Rumahnya dimana? Dirumah
tinggal dengan siapa? Mempunyai saudara berapa?”
- EVALUASI DATA
“Bagaimana keadaan Mba hari ini?”
- KONTRAK
“Wah, senang ya bisa berkenalan dengan Mba, hari ini kita akan bincang-
bincang tentang suara-suara yang sering Mba dengar yang tidak ada
wujudnya, dan bagaimana cara mengontrol bila ada suara-suara itu.
Sebentar saja, waktunya hanya 15 menit saja, nggak lama kan? Dimana
kita bicara, Mba yang pilih tempat? Bagaimana kalau duduk di kursi
depan?
II. FASE KERJA
- “ Bagaimana perasaan dan keadaaan Mba hari ini?
- “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum kita mulai
berbincang-bincang?
- Mba nggak usah khawatir, karena kita berada ditempat yang aman. Saya
dan teman-teman perawat disini akan selalu menjadi teman dan
membantu, saya siap menemani Mba.”
- Mba tahu, sekarang berada dimana? Kira-kira menurut Mba, mengapa
Mba dibawa kesini? Bagus… Mba benar sekarang berada di RSJ
- Jadi Mba dibawa kesini karena….. Mengapa Mba sering….. Apakah Mba
mendengar suara-suara?
- Ya, saya bisa mengerti dengan keyakinan Mba,’
- Kapan atau saat apa biasanya suara-suara tersebut muncul dan seberapa
sering?
- Apa yang Mba rasakan saat mendengar suara-suara itu?
- Apa yang Mba lakukan saat suara-suara tersebut muncul? mengapa?
apakah dengan cara itu suara-suara yang Mba dengar dapat berkurang?
- “Saya punya berbagai alternatif untuk mengendalikan suara-suara yang
Mba dengar: pertama: kalau Mba mulai mendengar suara-suara itu
langsung Mba katakan dalam hati.. Saya tidak mau dengar… pergi..!
pergi..! Coba ulangi seperti yang saya ucapkan tadi! Bagus! Cara kedua:
Mba langsung pergi ke perawat/keluarga. Katakan kepada
perawat/keluarga bahwa Mba mendengar suara-suara. Perawat/keluarga
akan mengajak ngobrol sehingga suara itu akan hilang dengan sendirinya.
Cara yang ketiga adalah dengan menymbakkan diri dengan berbagai
kegiatan yang bermanfaat, jangan biarkan waktu luang untuk
melamun/bengong. Cara yang keempat adalah dengan minum obat secara
teratur. Dari cara-cara tersebut mana yang Mba pilih? Bagus sekali Mba
bisa memilih cara yang akan Mba gunakan.
III. FASE TERMINASI
- EVALUASI
a.Evaluasi subyektif: Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini. Saya
sangat senang dan menghargai karena Mba sudah mau diajak
berbincang-bincang. Bagaimana perasaan Mba setelah berbincang-
bincang?
b.Evaluasi obyektif: Jadi Mba dibawa kesini karena…., hal tersebut
dilakukan karena Mba sering mendengar suara-suara dan Mba
merasa…… Suara itu muncul pada saat… Dalam sehari sebanyak… dan
yang Mba lakukan adalah …. Sedangkan tadi sudah dijelaskan tentang
cara untuk menghilangkan suara-suara tersebut yaitu:
menghardik,berbincang-bincang dengan orang lain, mengisi waktu
luang untuk aktifitas, dan minum obat secara teratur
- TINDAK LANJUT
“Setelah dari sini Mba akan dirawat di ruangan yang sudah ditentukan.”
Kalau Mba mendengar suara-suara lagi langsung Mba coba cara yang Mba
pilih tadi.
- KONTRAK
o Topik
“Besok kita berbincang-bincang lagi ya Mbak…Kita akan
mendiskusikan tentang obat obat yang Mbak minum untuk
mengontrol suara-suara yang mbak dengar
o Tempat
“Tempatnya dimana Mbak… Bagaimana bila di ruangan yang ibu
tempati?”
o Waktu
“Kalau jam 09.00 Mbak setuju? Baiklah sampai ketemu besok.”
Semarang, Juli 2006
Praktikan
Sapuan
NIM: G6B206062
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
MENARIK DIRI
INTERAKSI PERTAMA/AWAL
A. Proses Keperawatan
1 Kondisi klien
Keluarga mengatakan bahwa dirumah, klien senang menyendiri,
mengurung diri di kamar, termenung .
2 Diagnosa Keperawatan
Risiko perubahan sensori persepsi: halusinasi....berhubungan dengan
menarik diri.
3 Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
4 Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik
b. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
c. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul.
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
e. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan.
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1 Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Mba, kenalkan nama saya Sapuan. Saya yang pagi ini
bertugas disini dan akan membantu Mba. Nama Mba siapa, dan
senangnya dipanggil apa?”
Evaluasi/validasi
“Apa yang terjadi dirumah?”
b. Kontrak (topik, waktu, tempat)
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang hal hal yang
nenyebabkan Mba lebih suka menyendiri dan mengurung diri di
kamar”. “Mba mau berapa lama bercakap-cakap, bagaimana kalau 10
menit”. “Mba mau bercakap-cakap dimana, bagaimana kalau diruangan
ini saja”?.
2 Kerja
“Mba tinggal dengan siapa saja dirumah”
Siapa yang paling dekat dengan mba”
Apa yang membuat mba dekat dengannya”
“Bagus sekali, mba dapat menyebutkan yang membuat mba bisa dekat
dengan seseorang”
“Dengan siapa mba tidak dekat?”
“Apa yang membuat mba tidak dekat?”
“Apa yang harus mba lakukan agar dekat dengan seseorang?”
“Mengapa mba sering menyendiri?
“ Nah, bagus… Mba sudah bisa tahu mengapa mba suka menyendiri.
3 Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mba setelah kita bercakap-cakap?... Saya
sangat senang mba mau bercakap-cakap dengan saya”.
2) Evaluasi Objektif
Tersenyum, menatap perawat
Jadi ….yang menyebabkan mba sering menyendiri?
b. Rencana lanjut klien
“Baik Mba, bagaimana kalau mba mengingat-ingat kembali yang
menyebabkan hal-hal lain yang menyebabkan mba suka menyendiri…
“Setelah dari sini Mba akan dirawat di ruangan yang sudah
ditentukan.”
c. Kontrak
“Baiklah, Bu. Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi..
Kita akan berdiskusi tentang keuntungan berhubungan dengan orang
lain. Bagaimana kalau besok jam 09.00? Dimana kita akan berbincang
bincang? Di ruang yang ibu tempati saja ya…Setuju?
Baiklah, saya minta pamit dulu.
Sapuan
NIM: G6B206062
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
MASALAH WAHAM CURIGA
PERTEMUAN KE- 1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa dirinya merasa ada orang-orang yang akan
mencelakai dirinya. Klien tampak gelisah
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
waham curiga.
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
A. PROSES KEPERAWATAN
4. Kondisi Klien
Keluarga mengatakan klien sering ngomong-ngomong sendiri, ngamuk
tanpa sebab dan sering keluyuran tanpa tujuan.
5. Tujuan khusus
Mbaa krisis klien dapat teratasi
Klien dapat membina hubungan saling percaya dan mengenali
penyebab Perilaku Kekerasan/Amuk/Marah.
3. Tindakan:
a. Manajemen krisis.
b. Bina hububgan saling percaya:
1) memperkenalkan diri
2) menjelaskan tujuan interaksi
3) menciptakan lingkungan yang aman dan tenang
4) mewawancarai dan mengobservasi kondisi klien secara langsung
dan dari keluarga.
3. Fase kerja
a. Menanyakan identitas pengantar klien:
“Siapa nama Bapak? Apa hubungan bapak dengan klien? Dimana
alamat Bapak? Apakah Bapak tinggal satu rumah dengan klien? Apa
alasan bapak membawa klien ke sini (RSJ)?”
b. “Apa yang menyebabkan klien dibawa ke sini (RSJ), apakah ada
hubungannya dengan perilaku yang membahayakan diri/lingkungan
dan orang lain, atau perilaku yang aneh, seperti: perubahan tingkah
laku, mencoba bunuh diri, memukul orang, mengamuk dan lain-lain?”.
c. “Apa tanda-tanda yang diperlihatkan klien saat di rumah, apakan klien
menunjukkan tanda-tanda sperti: bicara sendiri, melamun, bicara
kacau, marah-marah, menangis, berjalan ke sana kemari, tidak mau
makan dan minum dan kebingungan”.
d. “Apakah klien baru pertama kali mengalami keadaan seperti ini, atau
sudah berkali-kali? . Kalau pernah, apakah gejalanya mirip dengan
yang sekarang,, dirawat dimana, berapa lama sakitnya, sembuh atau
tidak, berobat teratur atau tidak, apakah penyakit sekarang lebih
berat/ringan dari pada yang dulu?”
e. “Adakah kejadian-kejadian yang luar biasa sebelum timbulnya
penyakit yang mungkin menyebabkan gangguan jiwa?”
f. “Apa pekerjaan klien, apakah mbaih sekolah, bagaimana kemajuan
sekolah sebelum dan pada waktu sakit atau setelah sembuh dari
penyakit yang terdahulu?”
g. “Bagaimana sifat dan perilaku klien sebelum sakit?
h. Apakah dalam keluarga ada yangmengalami kondisi seperti yang
dialami klien, jika ada siapa dan apakah gejalanya mirip dengan
klien?”
i. Mengkaji tentang persepsi dan isi pikir klien:
“Apakah klien pernah mendengar bisikan atau suara-suara pada telinga
klien?”
“Apakah klien pernah melihat bayangan-bayangan/hal aneh atau setan
atau orang yang sudah mati?”
“Apakah pikiran klien dikendalikan/diketahui orang lain?”
“Apakah ada orang yang menuduh, menganiaya, mengancam atau
mengejar-ngejar klien?”
“Apakah klien merasa bersalah, merasa diberlakukan tidak adil?”
j. “Apakah klien mbaih mampu mengingat mbaa lalu?”
k. Mengkaji tentang konsep diri klien:
l. “Apakah ada bagian tubuh klien yang tidak disukai, jika ada,bagian
mana yang tidak disukai dan apa alasan tidak disukai?”
“Apa jenis kelamin klien, bagaimana perasaan klien mempunyai jenis
kelamin itu, apakah ada kesulitan dalam memerankan sesuai dengan
jenis kelaminnya?”
“Tugas apa yang diberikan pada klien saat di rumah, di mbayarakat,
apakah klien mampu melaksanakannya?”
“Apa yang menjadi cita-cita klien? Apa harapan klien terhadap tubuh,
status, tugas dan lingkungan?”
“Apakah klien mampu bersosialisasi, apakah klien mempunyai banyak
teman, bagaimana pergaulan klien, siapakah orang terdekat dengan
klien?”
m. “Bagaimana penampilan secara umum klien menurut bapak, apakah
rapi, sopan, kacau, atau bingung?”
4. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Mba setelah kita berbincang-bincang ?”
b. Evaluasi Objektif.
“Coba sebutkan 2 hal yang menyebabkan Mba berperilaku
mengamuk?”
c. Rencana tindak lanjut.
“Baiklah waktu yang kita sepakati telah habis, mari Mba saya antar ke
ruang temoat istirahat dan tidur”.
d. Kontrak.
“ Semantara ini dulu yang kita diskusikan. Lain klai insya Allah kita
mbaih bisa berbincang-bincang lagi, karena kebetulan saya mbaih
bertugas disini sampai satu bulan. Terima kasih”
Sapuan
NIM: G6B206062
STRATEGI PELAKSANAAN
MASALAH: HALUSINASI PENDENGARAN
PERTEMUAN KE –1
A. Kondisi klien:
- Keluarga mengatakan klien sering menyendiri di kamar
- Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan
isinya tidak jelas.
B. Diagnosa keperawatan:
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi dengar
C. Tujuan khusus:
1 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2 Klien dapat mengenal halusinasinya
Sapuan
NIM: G6B206062