FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019 1. PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, ASAS, DAN PRINSIP BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli. Tujuan bimbingan konseling terbagi menjadi dua yaitu umum dan khusus. Secara umum bimbingan konseling bertujuan agar setalah mendapatkan pelayanan siswa dapat mengembangkan pemahaman dan pengertian diri dalam kemajuannya, mengembangkan dunia kerja baik itu kesempatan kerja dan rasa tanggung jawab dalam memilih kesmpatan kerja sesuai dengan tingkat pendidikan, mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggung jawab, dan mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain. Secara khusus, bimbingan konseling bertujuan agar setelah mendapatkan pelayanan bimbingan siswa mampu untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri dan memahami lingkup sekolah, keluarga dan bermasyararkat, mengatasi dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya, dan mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam pendidikan & pekerjaan yang tepat. Fungsi bimbingan konseling ada 4 yaitu pemahaman, penegahan, pengetasan dan pemiliharan & pengembangan. Dengan asas yaitu : 1. Kerahasiaan 8. Keterpaduan 2. Kesukarelaan 9. Kenormatifan 3. Keterbukaan 10. Keahlian 4. Kegiatan 11. Alih tangan 5. Kemandirian 12. Tut wuri 6. Kekinian Handayani 7. Kedinamisan Prinsip-prinsip bimbingan konseling terbagi menjadi empat yaitu prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan, individu, program pelayanan dan pelaksanaan pelayanan.
2. RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
Ruang lingkup BK memiliki bidang-bidang diantaranya yaitu a. Bidang Perkembangan Pribadi Ialah suatu layanan khusus yang menangani berbagai masalah pribadi. Dimulai dengan materi layanan orientasi, materi layanan informasi, materi layanan konseling perorangan, dan materi layanan bimbingan kelompok. b. Bidang Bimbingan Konseling Layanan bimbingan Konseling yang berkenaan dengan hubungan sosial individu atau peserta didik. Bidang ini berisi materi layanan orientasi dalam bidang sosial, layanan informasi dalam bimbingan sosial, layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang bimbingan sosial, layanan pengembangan pemahaman dan keterampilan unutk memantapkan diri, layanan konseling perorangan dalam bimbingan sosial, layanan bimbingan kelompok dan layanan onseling kelompok. c. Bimbingan Pengembangan Belajar Materi bimbingan pengembangan belajar dikaitkan dengan jenis- jenis layanan. Sama seperti bidang bimbingan konseling tetapi layanan ini diterapkan dalam beberapa kegiatan seperti pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, jadwal pelajaran, guru-guru setiap mata pelajaran. Kurikulum sekolah yang berkenaan dengan tujuan pendidikan di sekolah. Sistem dan pendekatan proses belajar mengajar. Pelayan BK sebagai bagian kurikulum. Pengajaran remidi/perbaikan dan pengayaan. Kelompok penelitian ilmiah peserta didik. Pilihan dan latihan keterampilan. Orientasi dan informasi karir/pekerjaan. Dan orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan. Materi bidang dikaitkan dengan kegiatan pendukung diantara yaitu dalam bmbingan pribadi memiliki materi instrumental berupa kegiatan pengungkapan, pengumpulan data dan keterangan tentang kondisi peserta didik dan materi himpunan data meliputi data informasi yang perlu dihimpun yg menyangkut karakteristik kondisi dan perkembangan pribadi; bimbingan sosial berisi materi aplikasi instrumental meliputi kegiatan pengungkapan dan pengumpulan data dan keterangan berkenaan dengan kemampuan dan kondisi hubungan sosial dalam pesertaa didik dan berisi materi himpunan data meliputi data yang perlu dihipun menyangkut karakteristik. Kondisi dan perkembangan sosial peserta didik berbagai hal yang menunjangnya; bimbingan belajar berisi materi aplikasi instrumentasi meliputi materi kegiatan pengungkapan dan pengumpulan data da keterangan berkenaan dengan kemampuan dan kegiatan belajar peserta didik dan materi himpunan data menyangkut karakteristik, kondisi dan perkembangan belajar; dan bimbingan karir berisi Materi aplikasi dan instrumen meliputi materi kegiatan pengungkapan, pengumpulan data dan keterangan berkenaan dengan orientasi pekerjaan dan pengembangan karir peserta didik dan materi dan himpunan data meliputi data dan keterangan yang perlu dihimpun yang menyangkut karakteristik kondisi dan pemilihan karir peserta didik serta bahan-bahan yang menunjangnya.
3. KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Komponen program bimbingan dan konseling adalah bagian-bagian atau unsur-unsur yang membangun sebuah program yang saling terkait dan merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan program bimbingan dan konseling yang ada pada sebuah sekolah/ lembaga. a. Program Layanan Dasar Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik melalui penyiapan pengalaman terstruktur secara kelompok yang disajikan secara sistematis/terjadwal dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Dengan tujuan yaitu peserta didik Memiliki pemahaman diri dan lingkungannya, mampu mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungan, mampu menangani serta memenuhi kebutuhan dan masalahnya, mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya. Fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Hal ini berkaitan erat terhadap upaya untuk membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.strategi pelaksanaan yaitu berupa bimbingan Klasikal, layanan orientasi, layanan orientasi di sekolah dan layanan orientasi di luar sekolah b. Program Layanan Responsif Layanan Responsif adalah pemberian bantuan kepada konseli yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugasnya kelak. Sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu, yang berkenaan dengan masalah sosial, pribadi, karir, dan mengalami hambatan ataupun kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Isi program yaitu dalam bidang pendidikan, bidang pribadi, bidang belajar, bidang tata tertib di sekolah, bidang sosial, dan bidang narkotika. Fokus pengembangannya yaitu Layanan Responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan peserta didik. Masalah yang dihadapi peserta didik pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung, tetapi dapat dipahami melalui gejala-gejala yang ditampilkannya. Untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa. Strategi pelaksanan yaitu konseling individual dan kelompok, referal (Rujukan atau alih tangan), kolaborasi dengan guru atau wali kelas, kolaborasi dengan orangtua, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait dan konsultasi, bimbingan te man sebaya, konferensi kasus dan kunjungan rumah. c. Program Layanan Perencanaan Individual Layanan Perencanaan Individual adalah bantuan kepada peserta didik supaya mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Layanan perencanaan individual meliputi individual apprasial, individual advisement, transition planning dan follow up. Dengan tujuan membantu siswa supaya memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, Mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Fokus pengembangan berkaitan dengan akademik, karir, sosial-pribadi. Strategi pelaksanaan Guru BK membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. d. Dukungan Sistem Dukungan sistem merupakan komponen yang berisikan pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya teknologi informasi dan komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional guru BK secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan ataupun kelancaran perkembangan pada peserta didik. Tujuan dari program ini memberikan dukungan kepada guru BK dalam memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dengan aspek pengembangan jejaring, kegiatan manajemen dan riset & pengembangan. 4. PENGELOLAAN BK DI SEKOLAH Dalam merencanakan program-program layanan bimbingan konseling, perlu koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait sangat diperlukan untuk menyusun rencana program BK. Diharapkan hasil dari program yang telah disusun dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak di sekolah dan madrasah yang bersangkutan Perencanaan Bimbingan Konseling di Sekolah memiliki aspek yang perlu di perhatikan dalam perencanaan kegiatan Bimbingan Konseling (BK) di sekolah yaitu : kebutuhan secara langsung, Sebuah analisis dari situasi, jalan lain dari kemungkinan, dan memilih jenis kegiatan. Perencanaan kegiatan BK memiliki manfaat diantaranya yaitu adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan, adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan bimbingan yang di lakukan terlaksananya program bimbingan kegiatan bimbingan secara lancar, efisien dan efektif. Berkaitan dengan perencanaan program bimbingan konseling perlu dipersiapkan hal sebagai berikut : a. Studi kelayakan, merupakan refleksi tentang alasan-alasan mengapa diperlukan suatu program bimbingan dan konseling Studi kelayakan juga perlu dilakukan untuk melihat program mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling. b. Penyediaan sarana fisik dan teknik. Sarana fisik seperti : almari data, perpustakaan bimbingan dan konseling, ruang konsultasi, peralatan administrasi dan lain-lain. Sarana teknis seperti : alat-alat atau instrument yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan seperti tes baku, daftar check list, angket, format, daftar penilaian, kartu pribadi dan lain sebagainya. c. Penentuan sarana personil, sarana personil dalam penyusunan rencana program bimbingan dan konseling adalah orang-orang yang bisa dilibatkan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling dan pembagian tugas masing-masing. d. kegiatan-kegiatan pendukung terutama pertemuan komponen- komponen yang terlibat didalam rencana program pelayanan bimbingan dan konseling. Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling adalah bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, dan pola atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan konseling. Sehingga dapat berjalan dengan lancar, tertib, efektif dan efisien apabila dilaksanakan dalam suatu organisasi yang baik dan teratur. Yang ditandai dengan adannya dasar dan tujuan organisasi, personel dan perencanaan yang matang. Struktur organisasi BK di sekolah ini diantaranya yaitu Kandepdiknas, Kepala Sekolah dan Wakasek, Koordinator BK dan konselor sekolah, guru mapel, wali kelas, siswa, tata usaha, dan komite sekolah. Pelaksanaan dan tugas pokok guru pembimbing diantaranya yaitu : a. Pelaksanaan Beban Tugas Guru Pembimbing Pada setiap tahun ajaran baru masing-masing guru pembimbing menerima tugas dari kepala sekolah dengan cara penunjukan melalui surat pembagian tugas.Pada dasarnya, seluruh siswa yang ada di sekolah menjadi siswa asuh guru pembimbing. Namun perlu penetapan jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing. Pembagian jumlah siswa diatur dalam SKB mendikbud kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1992 point 3, 4, 7, 9 yang berisi sebagai berikut : - (3) Jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang guru pembimbing adalah 150 orang. - (4) Kelebihan peserta didikbagi guru pembimbing yang dapat diberi angka kredit adalah 75 orang, berasal dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling. - (7) Guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah, wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 40 orang peserta didik. - (9) Guru sebagaimana tersebut ayat (7) yang menjadi wakil kepala sekolah wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 75 orang peserta didik. b. Bentuk Tugas Guru Pembimbing Di Sekolah Pada setiap tahun ajaran baru masing-masing guru pembimbing menerima tugas dari kepala sekolah dengan cara penunjukan melalui surat pembagian tugas.Pada dasarnya, seluruh siswa yang ada di sekolah menjadi siswa asuh guru pembimbing. Namun perlu penetapan jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing. Sebagai pejabat fungsional guru pembimbing/ konselor dituntut melaksanakan berbagaitugas pokok fungsionalnya secara profesional adapun tugas pokok guru pembimbing menurut SK N. 84/1993 ada 5 yaitu : menyusun program bimbingan, melaksanaan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, tindak lanjut program bimbingan Program bimbingan Konseling memiliki berberapa program yaitu program tahunan, program semesteran, program bulanan, program mingguan, dan program harian. Pelaksanaan kegiatan layanan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan pada bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan keragaman dan kehidupan berkeluarga. Dilaksanakan melalui 9 jenis layanan yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, layanan konten, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan mediasi dan layanan konsultasi. Ada bebbrapa jenis evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu penilaian segera (laiseg) dan penilaian jangka pendek (laijapen).
c. Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sasaran khusus pengawasan bidang bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah sejak di SD, SMP, SMA dan kejuruan, baik di sekolah dalam lingkungan Departemen Pendidikan Nasional maupun departemen lainnya.Secara umum kegiatan pokok pengawasan di sekolah terdiri dari lima langkah kegiatan : a) Menyusun program pengawasan baik tahunan maupun semesteran b) Mengumpulkan data dan mengolah atau menilai hasil bimbingan, kemampuan guru dan sumber daya pendidikan c) Menganalisis hasil penilaian hasil bimbingan, kemampuan guru dan sumber daya pendidikan d) Melaksanakan pembinaan terhadap guru dan tenaga lainnya e) Menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan.
5. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS PERSONIL
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah organisasi yang ada di masyarakat. Sehingga dengan adanya struktur organisasi bimbingan konseling, pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa dikoordinasikan dengan baik. Dengan adanya struktur tersebut dapat mengetahui beberapa spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah, maupun penyampaian laporan. Pola organisasi bimbingan konseling yaitu sebagai berikut : a. Unsur KanDepdiknas, adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam hal ini adalah pengawas sebagaimana dimaksudkan dalam petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah. b. Kepala sekolah (bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah penanggung jawab pendidikan pada satuan pendidikan (SLTP, SMA, SMK) secara keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan pelayanan bimbingan dan konseling. c. Koordinator Bimbingan dan Konseling (bersama guru pembimbing/konselor sekolah) adalah pelaksanaan utama pelayanan bimbingan dan konseling. d. Guru (mata Pelajaran atau Praktik) adalah pelaksanaan pengajaran dan praktik /latihan. e. Wali Kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi pembinaan dan adminitrasi (seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran siswa) satu kalas tertentu. f. Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran, praktik/latihan, dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK. g. Tata Usaha, adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggara adminitrasi dan ketatausahaan. h. Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua dan tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan. Hubungan antara Unsur Kandepiknas dengan Kepala Sekolah dan Koordinator BK adalah hubungan administratif. Hubungan antara Koordinator BK dengan Guru dan Wali Kelas adalah hubungan kerjasama sekkoordinatif bila ditinjau dari garis administrasi Kepala Sekolah ke bawah. Sedangkan hubungan Koordinator BK (Guru Pembimbing/Konselor Sekolah), Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas dengan Siswa adalah hubungan dalam layanan. Tugas personil bimbingan dan konseling adalah peran dan tugas yang diembankan kepada tiap-tiap perorangan dalam struktur organisasi sekolah. Secara operasional, pelaksana utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah para guru pembimbing atau konselor sekolah di bawah koordinasi seorang Koordinator bimbingan dan konseling. Namun, bimbingan dan konseling di sekolah yang oleh banyak pakar dikatakan sebagai team work (Shetzer dan Stone, 1985) dalam penyelenggaraan mau tidak mau akan melibatkan personil sekolah lainnya agar lebih berperan sesuai batas-batas kewenangan dan tanggung jawabnya. Peranan tugas personil bimbingan dan konseling di sekolah a. Kepala Sekolah, Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala sekolah adalah mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan, serta bimbingan dan konseling di sekolah, menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di sekolah, melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. b. Wakil Kepala Sekolah, bertugas membantu kepala sekolah dalam hal, mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah, melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah, terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling. c. Koordinator Bimbingan dan Konseling, Tugas koordinator guru pembimbing yaitu mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam: memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling, menyusun program, melaksanakan program, mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, menilai program, mengadakan tindak lanjut, membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana, mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah. d. Guru pembimbing/Konselor Guru Pembimbing atau konselor bertugas : a) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling; b) Merencanakan program bimbingan dan konseling; c) Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling; d) Melaksanakan layanan pada berbagai bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung jawabnya; e) Melaksanakan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling; f) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling; g) Menganalisis hasil evaluasi h) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian; i) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling; dan j) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing. e. Guru maa pelajaran, bertugas sebagai berikut : a) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa; b) Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling; c) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing; d) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program perbaikan dan progrram pengayaan); e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari guru pembimbing; f) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan dan konseling; membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan ; serta g) Ikut serta dalam program layanan bimbingan; h) Berpartisipasi dalam kegiatan pendukung seperti konferensi kasus. i) Berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa dalam pengembangan potensi. f. Wali kelas Sebagai mitra kerja guru pembimbing (konselor), wali kelas mempunyai tugas : a) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya; b) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan; c) Memberikan informasi tentang siswa di kelas yang menjadi tanggungjawabnya untuk memperoleh layanan bimbingan; d) Menginformasikan kepada guru pelajaran tentang siswa yang perlu di perhatikan khusus; dan e) Ikut serta dalam konferensi kasus g. Staf tata usaha/administrasi Staf Tata Usaha / Administrasi adalah personil yang bertugas: a) Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah; b) Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling; c) Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling. d) Membantu melengkapi dokumen tentang siswa seperti catatan kumulatif siswa.