Anda di halaman 1dari 14

RANGKUMAN

BIMBINGAN KONSELING
Pertemuan 1-5
Dosen pengampu : Dr. Naharus Surur, M.Pd.

Disusun Oleh :
Aprilia Siti Marfuah (K5417010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
1. PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, ASAS, DAN PRINSIP
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi konseli. Tujuan bimbingan konseling terbagi
menjadi dua yaitu umum dan khusus. Secara umum bimbingan konseling
bertujuan agar setalah mendapatkan pelayanan siswa dapat
mengembangkan pemahaman dan pengertian diri dalam kemajuannya,
mengembangkan dunia kerja baik itu kesempatan kerja dan rasa tanggung
jawab dalam memilih kesmpatan kerja sesuai dengan tingkat pendidikan,
mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan
pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada
secara tepat dan bertanggung jawab, dan mewujudkan penghargaan
terhadap kepentingan dan harga diri orang lain. Secara khusus, bimbingan
konseling bertujuan agar setelah mendapatkan pelayanan bimbingan siswa
mampu untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri dan
memahami lingkup sekolah, keluarga dan bermasyararkat, mengatasi dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya, dan
mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya
dalam pendidikan & pekerjaan yang tepat.
Fungsi bimbingan konseling ada 4 yaitu pemahaman, penegahan,
pengetasan dan pemiliharan & pengembangan. Dengan asas yaitu :
1. Kerahasiaan 8. Keterpaduan
2. Kesukarelaan 9. Kenormatifan
3. Keterbukaan 10. Keahlian
4. Kegiatan 11. Alih tangan
5. Kemandirian 12. Tut wuri
6. Kekinian Handayani
7. Kedinamisan
Prinsip-prinsip bimbingan konseling terbagi menjadi empat yaitu
prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan, individu,
program pelayanan dan pelaksanaan pelayanan.

2. RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING


Ruang lingkup BK memiliki bidang-bidang diantaranya yaitu
a. Bidang Perkembangan Pribadi
Ialah suatu layanan khusus yang menangani berbagai masalah
pribadi. Dimulai dengan materi layanan orientasi, materi layanan
informasi, materi layanan konseling perorangan, dan materi layanan
bimbingan kelompok.
b. Bidang Bimbingan Konseling
Layanan bimbingan Konseling yang berkenaan dengan hubungan
sosial individu atau peserta didik. Bidang ini berisi materi layanan
orientasi dalam bidang sosial, layanan informasi dalam bimbingan
sosial, layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang bimbingan
sosial, layanan pengembangan pemahaman dan keterampilan unutk
memantapkan diri, layanan konseling perorangan dalam bimbingan
sosial, layanan bimbingan kelompok dan layanan onseling kelompok.
c. Bimbingan Pengembangan Belajar
Materi bimbingan pengembangan belajar dikaitkan dengan jenis-
jenis layanan. Sama seperti bidang bimbingan konseling tetapi layanan
ini diterapkan dalam beberapa kegiatan seperti pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, jadwal pelajaran, guru-guru setiap mata pelajaran.
Kurikulum sekolah yang berkenaan dengan tujuan pendidikan di
sekolah. Sistem dan pendekatan proses belajar mengajar. Pelayan BK
sebagai bagian kurikulum. Pengajaran remidi/perbaikan dan pengayaan.
Kelompok penelitian ilmiah peserta didik. Pilihan dan latihan
keterampilan. Orientasi dan informasi karir/pekerjaan. Dan orientasi
dan informasi lembaga-lembaga keterampilan.
Materi bidang dikaitkan dengan kegiatan pendukung diantara yaitu
dalam bmbingan pribadi memiliki materi instrumental berupa kegiatan
pengungkapan, pengumpulan data dan keterangan tentang kondisi
peserta didik dan materi himpunan data meliputi data informasi yang
perlu dihimpun yg menyangkut karakteristik kondisi dan perkembangan
pribadi; bimbingan sosial berisi materi aplikasi instrumental meliputi
kegiatan pengungkapan dan pengumpulan data dan keterangan
berkenaan dengan kemampuan dan kondisi hubungan sosial dalam
pesertaa didik dan berisi materi himpunan data meliputi data yang perlu
dihipun menyangkut karakteristik. Kondisi dan perkembangan sosial
peserta didik berbagai hal yang menunjangnya; bimbingan belajar berisi
materi aplikasi instrumentasi meliputi materi kegiatan pengungkapan
dan pengumpulan data da keterangan berkenaan dengan kemampuan
dan kegiatan belajar peserta didik dan materi himpunan data
menyangkut karakteristik, kondisi dan perkembangan belajar; dan
bimbingan karir berisi Materi aplikasi dan instrumen meliputi materi
kegiatan pengungkapan, pengumpulan data dan keterangan berkenaan
dengan orientasi pekerjaan dan pengembangan karir peserta didik dan
materi dan himpunan data meliputi data dan keterangan yang perlu
dihimpun yang menyangkut karakteristik kondisi dan pemilihan karir
peserta didik serta bahan-bahan yang menunjangnya.

3. KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


Komponen program bimbingan dan konseling adalah bagian-bagian
atau unsur-unsur yang membangun sebuah program yang saling terkait dan
merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan program bimbingan dan
konseling yang ada pada sebuah sekolah/ lembaga.
a. Program Layanan Dasar
Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh
peserta didik melalui penyiapan pengalaman terstruktur secara
kelompok yang disajikan secara sistematis/terjadwal dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan
tugas-tugas perkembangan yang diperlukan dalam pengembangan
kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupannya. Dengan tujuan yaitu peserta didik Memiliki pemahaman
diri dan lingkungannya, mampu mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan
lingkungan, mampu menangani serta memenuhi kebutuhan dan
masalahnya, mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai
tujuan hidupnya. Fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut
aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Hal ini berkaitan erat
terhadap upaya untuk membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya.strategi pelaksanaan yaitu berupa bimbingan
Klasikal, layanan orientasi, layanan orientasi di sekolah dan layanan
orientasi di luar sekolah
b. Program Layanan Responsif
Layanan Responsif adalah pemberian bantuan kepada konseli yang
memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu
dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugasnya
kelak. Sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau
kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu,
yang berkenaan dengan masalah sosial, pribadi, karir, dan mengalami
hambatan ataupun kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Isi program yaitu dalam bidang pendidikan, bidang
pribadi, bidang belajar, bidang tata tertib di sekolah, bidang sosial, dan
bidang narkotika. Fokus pengembangannya yaitu Layanan Responsif
bergantung kepada masalah atau kebutuhan peserta didik. Masalah yang
dihadapi peserta didik pada umumnya tidak mudah diketahui secara
langsung, tetapi dapat dipahami melalui gejala-gejala yang
ditampilkannya. Untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa.
Strategi pelaksanan yaitu konseling individual dan kelompok, referal
(Rujukan atau alih tangan), kolaborasi dengan guru atau wali kelas,
kolaborasi dengan orangtua, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait dan
konsultasi, bimbingan te man sebaya, konferensi kasus dan kunjungan
rumah.
c. Program Layanan Perencanaan Individual
Layanan Perencanaan Individual adalah bantuan kepada peserta
didik supaya mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang
berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman
akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang
dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Layanan perencanaan
individual meliputi individual apprasial, individual advisement,
transition planning dan follow up. Dengan tujuan membantu siswa
supaya memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, Mampu
merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangan dirinya baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir, dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman,
tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Fokus pengembangan
berkaitan dengan akademik, karir, sosial-pribadi. Strategi pelaksanaan
Guru BK membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya berdasarkan informasi yang diperoleh, yaitu yang
menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek
pribadi, sosial, belajar, dan karir.
d. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen yang berisikan pelayanan
dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya teknologi
informasi dan komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional
guru BK secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan
bantuan ataupun kelancaran perkembangan pada peserta didik. Tujuan
dari program ini memberikan dukungan kepada guru BK dalam
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah.
Dengan aspek pengembangan jejaring, kegiatan manajemen dan riset &
pengembangan.
4. PENGELOLAAN BK DI SEKOLAH
Dalam merencanakan program-program layanan bimbingan konseling,
perlu koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait sangat
diperlukan untuk menyusun rencana program BK. Diharapkan hasil dari
program yang telah disusun dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak di
sekolah dan madrasah yang bersangkutan
Perencanaan Bimbingan Konseling di Sekolah memiliki aspek yang
perlu di perhatikan dalam perencanaan kegiatan Bimbingan Konseling (BK)
di sekolah yaitu : kebutuhan secara langsung, Sebuah analisis dari situasi,
jalan lain dari kemungkinan, dan memilih jenis kegiatan. Perencanaan
kegiatan BK memiliki manfaat diantaranya yaitu adanya kejelasan arah
pelaksanaan program bimbingan, adanya kemudahan mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan bimbingan yang di lakukan terlaksananya
program bimbingan kegiatan bimbingan secara lancar, efisien dan efektif.
Berkaitan dengan perencanaan program bimbingan konseling perlu
dipersiapkan hal sebagai berikut :
a. Studi kelayakan, merupakan refleksi tentang alasan-alasan mengapa
diperlukan suatu program bimbingan dan konseling Studi kelayakan
juga perlu dilakukan untuk melihat program mana yang lebih layak
untuk dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.
b. Penyediaan sarana fisik dan teknik. Sarana fisik seperti : almari data,
perpustakaan bimbingan dan konseling, ruang konsultasi, peralatan
administrasi dan lain-lain. Sarana teknis seperti : alat-alat atau
instrument yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan
seperti tes baku, daftar check list, angket, format, daftar penilaian, kartu
pribadi dan lain sebagainya.
c. Penentuan sarana personil, sarana personil dalam penyusunan rencana
program bimbingan dan konseling adalah orang-orang yang bisa
dilibatkan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling dan
pembagian tugas masing-masing.
d. kegiatan-kegiatan pendukung terutama pertemuan komponen-
komponen yang terlibat didalam rencana program pelayanan
bimbingan dan konseling.
Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling adalah bentuk
kegiatan yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, dan pola atau mekanisme
kerja kegiatan bimbingan dan konseling. Sehingga dapat berjalan dengan
lancar, tertib, efektif dan efisien apabila dilaksanakan dalam suatu
organisasi yang baik dan teratur. Yang ditandai dengan adannya dasar dan
tujuan organisasi, personel dan perencanaan yang matang. Struktur
organisasi BK di sekolah ini diantaranya yaitu Kandepdiknas, Kepala
Sekolah dan Wakasek, Koordinator BK dan konselor sekolah, guru mapel,
wali kelas, siswa, tata usaha, dan komite sekolah.
Pelaksanaan dan tugas pokok guru pembimbing diantaranya yaitu :
a. Pelaksanaan Beban Tugas Guru Pembimbing
Pada setiap tahun ajaran baru masing-masing guru pembimbing
menerima tugas dari kepala sekolah dengan cara penunjukan melalui
surat pembagian tugas.Pada dasarnya, seluruh siswa yang ada di
sekolah menjadi siswa asuh guru pembimbing. Namun perlu penetapan
jumlah siswa asuh masing-masing guru pembimbing. Pembagian
jumlah siswa diatur dalam SKB mendikbud kepala BAKN No.
0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1992 point 3, 4, 7, 9 yang berisi sebagai
berikut :
- (3) Jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang guru
pembimbing adalah 150 orang.
- (4) Kelebihan peserta didikbagi guru pembimbing yang dapat
diberi angka kredit adalah 75 orang, berasal dari pelaksanaan
program bimbingan dan konseling.
- (7) Guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah, wajib
melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 40 orang peserta
didik.
- (9) Guru sebagaimana tersebut ayat (7) yang menjadi wakil kepala
sekolah wajib melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 75
orang peserta didik.
b. Bentuk Tugas Guru Pembimbing Di Sekolah
Pada setiap tahun ajaran baru masing-masing guru pembimbing
menerima tugas dari kepala sekolah dengan cara penunjukan melalui
surat pembagian tugas.Pada dasarnya, seluruh siswa yang ada di sekolah
menjadi siswa asuh guru pembimbing. Namun perlu penetapan jumlah
siswa asuh masing-masing guru pembimbing. Sebagai pejabat
fungsional guru pembimbing/ konselor dituntut melaksanakan
berbagaitugas pokok fungsionalnya secara profesional adapun tugas
pokok guru pembimbing menurut SK N. 84/1993 ada 5 yaitu :
menyusun program bimbingan, melaksanaan program bimbingan,
evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan,
tindak lanjut program bimbingan
Program bimbingan Konseling memiliki berberapa program yaitu
program tahunan, program semesteran, program bulanan, program
mingguan, dan program harian. Pelaksanaan kegiatan layanan dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan pada bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan keragaman dan
kehidupan berkeluarga. Dilaksanakan melalui 9 jenis layanan yaitu
layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, layanan
konten, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok,
layanan mediasi dan layanan konsultasi. Ada bebbrapa jenis evaluasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu penilaian segera (laiseg)
dan penilaian jangka pendek (laijapen).

c. Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Sasaran khusus pengawasan bidang bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah sejak di
SD, SMP, SMA dan kejuruan, baik di sekolah dalam lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional maupun departemen lainnya.Secara
umum kegiatan pokok pengawasan di sekolah terdiri dari lima langkah
kegiatan :
a) Menyusun program pengawasan baik tahunan maupun semesteran
b) Mengumpulkan data dan mengolah atau menilai hasil bimbingan,
kemampuan guru dan sumber daya pendidikan
c) Menganalisis hasil penilaian hasil bimbingan, kemampuan guru dan
sumber daya pendidikan
d) Melaksanakan pembinaan terhadap guru dan tenaga lainnya
e) Menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan.

5. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS PERSONIL


BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau
unit-unit kerja dalam sebuah organisasi yang ada di masyarakat. Sehingga
dengan adanya struktur organisasi bimbingan konseling, pembagian kerja
dan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa dikoordinasikan
dengan baik. Dengan adanya struktur tersebut dapat mengetahui beberapa
spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah, maupun penyampaian
laporan.
Pola organisasi bimbingan konseling yaitu sebagai berikut :
a. Unsur KanDepdiknas, adalah personil yang bertugas melakukan
pengawasan dan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Dalam hal ini adalah pengawas sebagaimana
dimaksudkan dalam petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
sekolah.
b. Kepala sekolah (bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah penanggung
jawab pendidikan pada satuan pendidikan (SLTP, SMA, SMK) secara
keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan
pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Koordinator Bimbingan dan Konseling (bersama guru
pembimbing/konselor sekolah) adalah pelaksanaan utama pelayanan
bimbingan dan konseling.
d. Guru (mata Pelajaran atau Praktik) adalah pelaksanaan pengajaran dan
praktik /latihan.
e. Wali Kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi
pembinaan dan adminitrasi (seperti nilai rapor, kenaikan kelas,
kehadiran siswa) satu kalas tertentu.
f. Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran,
praktik/latihan, dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK.
g. Tata Usaha, adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggara
adminitrasi dan ketatausahaan.
h. Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang
tua dan tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan
satuan pendidikan yang bersangkutan.
Hubungan antara Unsur Kandepiknas dengan Kepala Sekolah dan
Koordinator BK adalah hubungan administratif. Hubungan antara
Koordinator BK dengan Guru dan Wali Kelas adalah hubungan kerjasama
sekkoordinatif bila ditinjau dari garis administrasi Kepala Sekolah ke
bawah. Sedangkan hubungan Koordinator BK (Guru Pembimbing/Konselor
Sekolah), Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas dengan Siswa adalah hubungan
dalam layanan.
Tugas personil bimbingan dan konseling adalah peran dan tugas yang
diembankan kepada tiap-tiap perorangan dalam struktur organisasi sekolah.
Secara operasional, pelaksana utama layanan bimbingan dan konseling di
sekolah adalah para guru pembimbing atau konselor sekolah di bawah
koordinasi seorang Koordinator bimbingan dan konseling. Namun,
bimbingan dan konseling di sekolah yang oleh banyak pakar dikatakan
sebagai team work (Shetzer dan Stone, 1985) dalam penyelenggaraan mau
tidak mau akan melibatkan personil sekolah lainnya agar lebih berperan
sesuai batas-batas kewenangan dan tanggung jawabnya.
Peranan tugas personil bimbingan dan konseling di sekolah
a. Kepala Sekolah, Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di
sekolah, tugas kepala sekolah adalah mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan, serta
bimbingan dan konseling di sekolah, menyediakan dan melengkapi
sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah, memberikan kemudahan bagi terlaksananya
program bimbingan dan konseling di sekolah, melakukan supervisi
terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
b. Wakil Kepala Sekolah, bertugas membantu kepala sekolah dalam hal,
mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
kepada semua personil sekolah, melaksanakan kebijakan pimpinan
sekolah, terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling,
melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa,
bagi wakil kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan
konseling.
c. Koordinator Bimbingan dan Konseling, Tugas koordinator guru
pembimbing yaitu mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:
memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling, menyusun
program, melaksanakan program, mengadministrasikan kegiatan
bimbingan dan konseling, menilai program, mengadakan tindak lanjut,
membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan
terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana, mempertanggungjawabkan
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
d. Guru pembimbing/Konselor
Guru Pembimbing atau konselor bertugas :
a) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling;
b) Merencanakan program bimbingan dan konseling;
c) Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling;
d) Melaksanakan layanan pada berbagai bimbingan dan konseling
terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung jawabnya;
e) Melaksanakan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan
konseling;
f) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan
konseling;
g) Menganalisis hasil evaluasi
h) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian;
i) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling; dan
j) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator
guru pembimbing.
e. Guru maa pelajaran, bertugas sebagai berikut :
a) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling
kepada siswa;
b) Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam
mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling;
c) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada
guru pembimbing;
d) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling
(program perbaikan dan progrram pengayaan);
e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan
bimbingan dan konseling dari guru pembimbing;
f) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian layanan bimbingan dan konseling; membantu
mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
layanan bimbingan ; serta
g) Ikut serta dalam program layanan bimbingan;
h) Berpartisipasi dalam kegiatan pendukung seperti konferensi kasus.
i) Berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa
dalam pengembangan potensi.
f. Wali kelas
Sebagai mitra kerja guru pembimbing (konselor), wali kelas mempunyai
tugas :
a) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling yang menjadi tanggung jawabnya;
b) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti layanan bimbingan;
c) Memberikan informasi tentang siswa di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya untuk memperoleh layanan bimbingan;
d) Menginformasikan kepada guru pelajaran tentang siswa yang perlu
di perhatikan khusus; dan
e) Ikut serta dalam konferensi kasus
g. Staf tata usaha/administrasi
Staf Tata Usaha / Administrasi adalah personil yang bertugas:
a) Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam
mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah;
b) Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling;
c) Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan
bimbingan dan konseling.
d) Membantu melengkapi dokumen tentang siswa seperti catatan
kumulatif siswa.

Anda mungkin juga menyukai