Anda di halaman 1dari 2

RADEN GATHUTKACA ( GATOTKACA )

Gathutkaca adalah ksatria di Pringgondani, anak dari Werkudara dan Dewi Arimbi.
Panggilan lain untuk Gathutkaca adalah Bambang Tetuka, Kacanegara, Senaputra, Bimasuta,
Arimbatmaja, Krincingwesi. Saudara se-bapak yaitu kakaknya Antareja dan adiknya yaitu
Antasena.
Gathutkaca terkenal dengan julukan ksatria otot kawat tulang besi, sumsum gegala, bisa
terbang tanpa sayap, dan bisa tidur enak di angkasa/awan. Gathutkaca mempunyai istri yang
bernama Dewi Pergiwa, anak dari Raden Arjuna. Dengan Dewi Pergiwa ia mempunyai satu anak
yaitu Raden Sasikirana.
Gathutkaca itu seorang ksatria yang cukat trengginas (cekatan), saat perang kekuatannya seperti
sikatan nyamber walang (cepat sekali). Para putra Pandawa pun tidak ada yang bisa menandingi
cukat dan trengginase Raden Gathutkaca. Sakti mandraguna, mempunyai aji (pusaka) Narantaka
pemberian dari Resi Seta, mempunyai kutag Antrakusuma, kepintarannya bisa terbang tanpa sayap,
tidak mungkin mendapat musibah/celaka walaupun terbang di atas tempat yang wingit (tempat
kramat/menakutkan), tempat para resi, dewa, dll. Gathutkaca juga mempunyai caping Basunanda,
jika saat panas tidak kepanasan dan jika hujan maka tidak kehujanan. Jika perang iaterkenal
melepas leher musuhnya.
Pernah juga Gathutkaca menjadi jagonya dewa. Saat ia lahir, tali pusarnya tidak dapat dipotong
menggunakan alat apapun, semua alat dan senjata tidak mampu memotongnya. Lalu Bathara
Narada (dewa) pun turun membawa senjata Kunta (semacam keris). Narada menyaguhi untuk bisa
memotong pusarnya Gathutkaca, tetapi dengan syarat Gathutkaca bakal dijadikan jagonya dewa
menghadapi Prabu Kalapranca dan Patih Sekipu yang njajah khayangan. Maksud dari Narada
adalah memberikan senjata Kunta itu kepada Janaka, tetapi malah salah ke Suryaputra (Karna)
karena saat muda si Karna itu mirip Janaka. Janaka pum merebut senjata Kunta, tetapi ia hanya
mendapatkan wadahnya saja. Tutup/wadah-nya pun dipotongkan ke pusar, akhirnya pusarnya pun
putus tetapi wadaknya malah masuk ke pusarnya. Narada pun menyesal lalu berpesan agar
Gathutkaca hati-hati jika nanti menghadapi Basukarna, karena besok meninggalnyajuga karena
Kunto Wijayandanu. Bayi yang masih merah itu pun dibawa Narada, di masukkan ke dalah kawah
Candradimuka. Kawah Candradimuka adalah tempat yang menuh dengan api yang mengalat-alat,
panasnya tidak terkira, Gathutkaca malah di serang dengan senjata para dewa dengan jumlah yang
sangat banyak (semacam dirajam) tetapi Gathutkaca tidak mati, malahan semakin besar. Keluarnya
dari kawah, sudah menggunakan pakaian besi tetap kuat tanpa luka.
Gathutkaca pun maju perang menghadapi Kalapranca dan Sekipu. Setiap Gatutkaca tergigit maka
iyapun semakin besar dan semakin keras badannya. Akhirnya Kalapracona dan Sekipu pun terlepas
lehernya oleh Gathutkaca.
Gathutkaca bertemu dengan sesepuh Pandhawa. Saat bertemu dan tertawa, ternyata Gathutkaca
mempunyai taring. Gathutkaca adalah anak dari raseksi (buta wanita) yaitu Dewi Arimbi dan ksatria
(Werkudara). Maka dari itu, walaupun ia tampan tapi mempunyai taring.
Kemudian taring itu dipangkas oleh Kresna, dan berpesan kepada Gathutkacac agar tidak mudah
tertawa cukup tersenyum saja. Sejak itukah Gathutkaca jarang sekali tertawa, untuk menghindari
taringnya terlihat.

Saat dewasa Gathutkaca menjadi raja di Pringgondani denagn perjuangan yang berat (diceritakan
dalam kisah Brajadenta-Brajamusti) Tetapi Gathutkaca tetap mengabdi di Ngamarta menjadi orang
yang tersohor untuk menjaga daerah perbatasan negara Ngamarta karena ia bisa terbang.

Dalam perang Bharatayuda, Gathutkaca menjadi pemimpin para prajuritnya Tidak ada seorangpun
dari prajurit Kurawa yang mampu menandingi kekuatan Raden Gathutkaca. Gerakannya cepat dan
cekatan, sikatan nyamber walang (melebihi cepat), sakti mandraguna, ora tedhas tapak paluning
pandhe sisaning gurenda (kebal). Banyak sekali prajurit dari kurawa yang tewak terkena aji
Brajamusti, aji Narantaka dan lepas lehernya. Gathutkaca sangat pintar dalam berperang baik di
daratan maupun di angkasa. Dalam dunia pewayangan hanya Gathutkaca yang bisa seperti itu.

NAMA : ENGGAR YUDHA FAHREZA


KELAS : VI ( ENAM )
NO ABSEN : 11

Anda mungkin juga menyukai