Anda di halaman 1dari 4

Strike-Slip Faulting and Veining in the Grasberg Porphyry Cu-Au Deposit, Ersberg (Gunung

Bijih) Mining District, Papua, Indonesia


By : Fachrul Ekky A.P.
Student of Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
SUMMARY
Geologic Setting :
Pulau Papua New Guinea terletak disepanjang batas konvergen antara Lempeng Indo-
Austalia dan Lempeng Pasifik (Gambar 1), dimana pada 12 juta tahun yang lalu terbentuk zona
subduksi hasil dari tumbukan lempeng samudra dengan lempeng benua, saat setelah tepi benua
Australia mengalami aktivitas penunjaman yang mengarah keutara dibawah zona subdaksi
komplek busur Pulau Melanesian (Dewey and Bird, 1970; Jaques and Robinson, 1977;
Hamilton, 1979; Dow et al., 1988). 8 juta tahun yang lalu terbentuk Mapenduma anticline hasil
dari blok kerak utama yang mendorong ke Selatan. Dan pada 4-2 juta tahun zona subduksi
berhenti akibat adanya tumbukan yang mengganggu diakibatkan adanya strike-fault di dalam
kerak dari highland of west New Guinea. Peristiwa strike-slip ini membuat jalur terlebih dahulu
jalur keluarnya magma dan pada akhirnya votal magmatik mengalir dan menghasilkan endapan
bijih.

Gambar 1 Tataan Tektonik di Pulau Papua New Guinea


Di Grasberg Igneous Complex (GIC) terdapat 3 intrusi yang tebentuk, yaitu : Fase Dalam
intrusi, MGI (The Main Grasberg Intrusion), LKI (The Lake Kali Intrusion) (Gambar 2). Pada
fase intrusi Dalam terdapat 4 produk yang terbentuk yaitu : Dalam Andesit, Tvs, Dalam
Fragmental (DF), Dalam Volcanic (DV). Dalam Andesit terdiri atas greenish, secara kasar
terdapat mineral hornblende-biote andsetit. Dalam Andesit terletak di paling utara GIC
(Grasberg Igneous Complex). Dalam Andesit tidak selaras dengan lapisan Volcanic unit. Tvs
adalah batuan dasar dari Dalam Andesit yang mempunyai ciri-ciri adanya lapisan tuff halus
dengan tebal 100 m yang strike mengarah ke Timurlaut-Baratdaya disebelah GIC. Dan
sebagian mengarah ke Tenggara-Baratlaut. Menandakan adanya deformasi yang berupa wide
folds. The Dalam Fragmental unit mempunyai ciri fragmen dengan bentuk subangular-
rounded. Singkapannya berupa Breksi Monomik karena tekstur klastikanya berada pada satu
area saja, namun tidak mesti karena adanya variasi dari bagian satu ke bagian lain. DF ada
alterasi yang berkembang biotit sehingga warna batuannya gelap. Dalam Volcanic unit terdapat
singkapan yang berupa breksi polemik yang bentuknya angular-subangular. Kontak antara DV
dan DF. Kemudian pada fase Intrusi yang kedua yaitu MGI (The Main Grasberg Intrusion)
merupakan salah satu intrusi yang tinggi dengan berkembangnya alterasi. Hal itu ditunjukan
dengan berlimpahnya mineral magnetite yang membuat batuan tersebut berwarna hitam gelap
dan stockwork yang berlimpah dengan hadirnya mineral kuarsa didalamnya. Dan intrusi
terakhir Lake Kali Intruison terdapat berlimpah dengan kehadiran mineral segar feldspar yang
membuat warna batuannya putih. Dalam analisis petrografi ditemui mineral berupa fenokris
hornblend dan plagioklas.
Endapan yang berada di PTFI pada Fase intrusi dalam sendiri merupakan bentukan dari
endapan porfiri. Dimana terdapat alterasi yang terbentuk berupa Pottasic (Biotite+Magnetite)
dan dikelilingi alterasi Filik (Pyrite+Serisik). Mineral logam yang terkandung pada tipe
endapan ini adalah Cu +- Au +- Mo. Satuan hidrotermal menghasilkan beberapa produk yang
meluas baik dari cairan yang mengalir dan metasomatik alterasi yaitu Mariginal Breccia, Heavy
Sulfide Zone, dan Bandded Clay.
Pada kontak antara MGI dengan Dalam mempunyai arah strike N 60 W. Kemudian untuk
struktur sekunder yang berkembang di area grasberg ada 3 sesar yang dibedakan, yaitu : strike-
slip (sesar mendatar), dip-slip (sesar menaik turun), dan listric fault zones. Strike-Slip Fault :
Fase Dalam Intrusi arah gaya utamanya yaitu utara, timur-utara dan baratlaut, MGI arah gaya
utamanya Utara, timur-utara dan barat laut, dan LKI arah gaya utamanya Utara-timurlaut dan
Baratlaut. Kemudian untuk Dip-slip Fault pada fase dalam intrusi mempunyai arah gaya utama
yaitu Baratlaut dan Utara dan Baratlaut
Faulted Vein ada 3 bentukan vein yang dianalisis yaitu : GD1 : Trendnya Timur-Timurlaut
(mendatar mengiri) R shear, GD2 : Trendnya Baratlaut (mendatar mengiri) D shear, di GD ini
terdapat zona cross-cutting fault dan merupakan salah satu bijih yang mempunyai kelas tinggi,
dan GD3 : Trendnya Utara (mendatar menganan) R’shear. Vein yang hadir berkembang
Terdapat 2 stage di Grasberg System : Stage 1 (MGI dan The Dalam) ada pembagian 2 Stage
lagi yaitu 1A awal (quartz +- Magnetite Stockwork Veins), Stage 1B akhir (Chalcopyrite),
kemudian hadir mineralisasi dengan kelas yang tinggi berupa kalkopirit yang memotong
stockwork (quartz+magnetit) dan terdapat alterasi memnyelimuti dengan mineral berupa
quartz +- pyrite +- anhydrite. Stage 2 terbentuk di intrusi LKI, dimana vein terbentuk sangat
jarang sekali ditemui biotite. MGI dan inner Dalam membentuk alterasi potasik dengan
mineral sekunder berupa biotite dan potasium feldspar.
Gambar 2 Peta Geologi dan endapan Cu-Au di Grasberg-Ertsberg Distrik
Reference :
Dow, D. B., Robinson, G. P., Hartono, U., and Ratman, N., 1988, Geology of Irian Jaya:
Indonesia-Australia Geological Mapping Project, Geological Research and
Development Centre, Indonesia, 298 pp.
Hamilton, W., 1979, Tectonics of the Indonesian region: U. S. Geological Survey
Professional Paper 1078, 345 pp.
Housh, T., and McMahon, T. P., 2000, Ancient isotopic characteristics of Neogene potassic
magmatism in western New Guinea (Irian Jaya, Indonesia): Lithos, v. 50, p. 217-239
MacDonald, G. D., and Arnold, L. C., 1994, Geological and geochemical zoning of the
Grasberg Igneous Complex, Irian Jaya, Indonesia: Journal of Geochemical Exploration,
v. 50, p. 143-178.
McMahon, T. P., 2000a, Magmatism in an arc-continent collision zone: An example from
Irian Jaya (western New Guinea), Indonesia: Buletin Geologi, Jurusan Teknik Geologi
– Institute Teknologi Bandung, v. 32, no. 1, p. 1-22.
Paterson, J. T., and Cloos, M., 2005b, Grasberg Porphyry Cu-Au Deposit, Papua, Indonesia:
2. Pervasive Hydrothermal Alteration: in Porter, T. M., ed., Super Porphyry Copper and
Gold Deposits: A Global Perspective, PGC Publishing, Adelaide, p. 321-345.
Quarles van Ufford, A. I., 1996, Stratigraphy, structural geology, and tectonics of a young
forearc-continent collision, western Central Range, Irian Jaya (western New Guinea),
Indonesia: Ph. D. Dissertation, University of Texas at Austin, 420 pp., 8 enclosures.
Sapiie, B., 1998, Strike-slip faulting, breccia formation and porphyry Cu-Au mineralization
in the Gunung Bijih (Ertsberg) Mining District, Irian Jaya, Indonesia: Ph. D. Dissertation,
University of Texas at Austin, 304 pp., 4 plates.
Weiland, R. J., and Cloos, M., 1996, Pliocene-Pleistocene asymmetric unroofing of the Irian
Fold Belt, Irian Jaya, Indonesia: Apatite fission-track thermochronology: Geological
Association of America Bulletin, v. 108, p. 1438-1449

Anda mungkin juga menyukai