Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesis, didapatkan pasien datang diantar oleh orang tuanya dengan

keluhan adanya benjolan pada lipat paha kanan yang dapat keluar masuk yang baru

disadari sejak tiga bulan yang lalu. Menurut pasien, ia sama sekali tidak menyadari

adanya benjolan tersebut dan tidak ada keluhan yang dirasakan seperti nyeri dan BAB

lancar. Ini sesuai dengan teori, hernia inguinalis lateralis biasanya terlihat sebagai

benjolan pada daerah inguinal dan meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Benjolan

yang keluar saat beraktivitas dan dapat masuk kembali saat istirahat menandakan

bahwa hernia tersebut termasuk dalam klasifikasi hernia inguinalis reponibilis

Selain itu, pasien juga mengatakan bahwa tidak ada keluhan nyeri dan BAB

lancer. Berdasarkan teori, keluhan nyeri jarang ditemukam pada hernia inguinalis

lateralis, terkecuali jika terjadi strangulasi atau inkarserata karena ileus, nekrosis, atau

ganggren. Anamnesis mengenai BAB dilakukan untuk mengetahui klasifikasi dari

hernia, apakah termasuk akreta, inkarserata, atau strangulate. BAB lancar pada pasien

menandakan bahwa tidak ada gangguan pasase usus, sehingga tidak termasuk akreta,

inkarserata, atau strangulate. BAB lancer pada pasien menandakan bahwa tidak ada

gangguan pasase usus, sehingga tidak termasuk ke dalam hernia inguinalis inkarserata.

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya benjolan pada lipat paha kanan

yang warnanya sama dengan kulit disekitarnya saat pasien diminta untuk berdiri dan

30
mengedan. Dari palpasi tidak didapatkan nyeri tekan dan suhu sama dengan daerah

disekitarnya. Hasil dari finger test juga menunjukan hasil positif dan teraba pada ujung

jari, ini menandakan bahwa pasien menderita hernia inguinalis lateralis. Pada

auskultasi terdengar adanya peristaltic usus, yang berarti massa pada benjolan tersebut

adalah usus.

Pada kasus hernia inguinalis lateralis, pemeriksaan darah rutin kurang

menunjang untuk penegakan diagnosis. Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk

menilai adanya komorbid lain seperti infeksi atau anemia. Pada pasien ini, tidak

ditemukan adanya leukositosis pada pemeriksaan penunjang,, namun pada pasien ini

antibiotik diberikan sebagai profilaksis dilakukan tindakan operatif.

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan penunjang USG yang menunjukan

defek di inguinal kanan sepanjang 1 cm, yang dilalui struktur usus dengan peristaltic

yang sangat lemah tampak hingga rongga scrotal sisi kanan. Ini menunjukan adanya

hernia inguinalis lateralis.

Sehingga, berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang dapaat ditegakkan bahwa pasien mengalami hernia inguinalis lateralis

reponibili dekstra. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori.

Untuk penatalaksanaan dari hernia inguinalis lateralis, adalah dilakukan

tindakan operatif. Pada pasien ini, sudah dianjurkan untuk dilakukan tindakan operasi

yaitu herniotomy. Pasien dilakukan tindakan herniotomy bukan herniorraphy

dikarenakan pasien adalah anak-anak sehingga dianggap tidak memiliki kelemahan

otot dinding perut, jadi hanya dibutuhkan melakukan tindakan membuang kantong

31
hernia saja. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori, dimana penatalaksanaan untuk

hernia inguinalis adalah tindakan operatif berupa herniotomy ataupun herniorraphy.

32

Anda mungkin juga menyukai