Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah sistem poitik dibuat demi terselenggaranya pemerintahan negara
yang mampu mewujudkan sebuah bangsa, yaitu masyarakat yang adil, makmur
dan sejahtera. Untuk itulah, pemerintah bertugas mengatur dan mengarahkan
kehidupan bersama dengan cara membbuat hukum, melaksanakan dan
menegakkannya, serta melakukan upaya – upaya lain demi terwujudnya
kesejahteraan rakyat.
Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. Hal tersebut
dikarenakan karakteristik setiap negara juga berbeda yang menyebabkan
penyelenggaraan pemerintah tiap negara pun berbeda. Sistem politik disuatu
negara tidak terlepas dari sistem pemerintahan, parlemen, perpartaian dan
pemilunya. Begitupun di Indonesia dan Australia, sistem politiknya tentu saja
berbeda mengikuti karakteristik negara masing-masing dan budaya politik yang
berkembang. Jika sistem politik disuatu negara baik maka penyelenggaraan
pemerintahpun berjalan dengan lancar begitupun sebaliknya. Tentu saja hal ini
tidak terlepas dari peran masyarakat dalam mendukung pemerintahan yang
berlaku.
Dalam tulisan ini kami berusaha untuk membandingkan antara sistem
politik dari negara Indonesia dan Australia hal ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan baik dari sistem pemerintahan, parlemen, perpartaian dan pemilu dari
masing-masing negara. Sehingga kita dapat menegetahui kelebihan dan
kekurangan dari sistem politik masing-masing negara tersebut, serta untuk
mengetahui sistem mana yang lebih baik.

Perbandingan Administrasi Publik | 1


1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah yang dalam makalah ini, akan dirumuskan
sebagai berikut:
1. Jelaskan Sistem Pemerintahan Indonesia?
2. Jelaskan Sistem Pemerintahan Australia?
3. Jelaskan Perbandingan Sistem Politik di Indonesia dan Australia?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memahami juga mengetahui
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Sistem Pemerintahan Australia serta
Perbandingan Sistem Politik di Indonesia dan Australia.

Perbandingan Administrasi Publik | 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pemerintahan di Indonesia


Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia
adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat
disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republic dan sistem pemerintahan di Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensial.Sistem presidensial (presidensiil), atau disebut
juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik
di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan
kekuasan legislatif. Untuk disebut sebagai sistem presidensial, bentuk
pemerintahan ini harus memiliki tiga unsur yaitu:
 Presiden yang dipilih rakyat
 Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan dan dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
 Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau
konstitusi.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas.
Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan
presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam
satu paket.

Perbandingan Administrasi Publik | 3


4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab
kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan
merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan
kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan
peradilan dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem
pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan
kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial.
Indonesia mengenal sistem pemerintahan sudah sejak zaman dahulu, dimana
sistem pemerintahannya masih sederhana yaitu suatu pemerintahan di suatu desa
atau daerah tertentu dimana rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala
suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior,
arif, berwibawa, dapat membimbing serta memiliki kelebihan tertentu. Sistem
pemerintahan berbentuk kerajaan yang di perintah oleh raja secara turun –
temurun. Pada saat itu, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah.
Raja bertindak keluar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh.
Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang di dewakan. Hal
inilah yang mendasari sistem pemerintah di Indonesia saat ini. Masyarakat
mengirimkan perwakilannya dikursi pemerintahan dan menghormati wakil-wakil
rakyat tersebut. Selain itu, sejarah kerajaan di Jawa mempengaruhi figur
pemimpin di Indonesia, yakni sebagian besar pemimpin Indonesia berasal dari
Jawa.

a. Sistem Parlemen Indonesia


Setelah reformasi ketatanegaraan Indonesia dan di amandemen UUD 1945,
bahwa parlemen di indonesia telah berganti dari sistem parlemen unikameral
menjadi sistem bikameral. Sistem dua kamar adalah praktik pemerintahan yang
menggunakan dua kamar legislatif atau parlemen. Jadi, parlemen dua kamar
(bikameral) adalah parlemen atau lembaga legistlatif yang terdiri atas dua

Perbandingan Administrasi Publik | 4


kamarterdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan
Daerah (DPD).
Salah satu peran lembaga yang mendominasi terhadap jalannya pemerintah
(eksekutif) dalam memutuskan kebijakan untuk publik negara adalah lembaga
parlemen karena parlemen ini mempunyai fungsi sebagai pengawasan, pembentuk
UU dan anggaran. Parlemen merupakan lembaga perwakilan rakyat yang di pilih
melalui pemilihan umum dari partai politik maupun non-partai politik.
Amandemen UUD 1945 mengatur tentang parlemen, yaitu BAB VII Pasal
19 – 22B mengenai lembaga DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan BAB VIIA
Pasal 22C – 22 D mengenai lembaga DPD (Dewan Perwakilan Daerah. Artinya
jelas bahwa sistem parlemen di Indonesia menganut sistem bikameral yaitu
parlemen dua kamar (DPR dan DPD).Akan tetapi sistem bikameral ini masih
tergolong soft-bicameral (semi bikameral), dimana kekuatan atau kekuasaan
politik salah satu lembaga representatif tersebut masih lemah.
Dari penafsiran peraturan Amandemen UUD 1945 tentang fungsi parlemen
antara DPR dan DPD, bahwa kekuatan kekuasaan terhadap kebijakan publik
khususnya masalah regulasi lebih di dominasikan oleh lembaga DPR
dibandingkan dengan kekuataan kekuasaan DPD, sebagai berikut:
1. DPR lebih leluasa dalam membentuk rancangan undang-undang
dibandingkan dengan DPD, sedangkan DPD hanya membentuk rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan daerah;
2. Persetujuan terhadap rancangan undang-undang, DPR mempunyai peran
persetujuan atas rancangan undang-undang dengan pemerintah.
Sedangakan DPD tidak mempunyai peran persetujuan terhadap rancangan
undang-undang hanya menyampaikan rancangan tersebut;
3. Pembahasan rancangan undang-undang, DPR lebih banyak berperan
pembahasannya hingga persetujuan rancangan undang-undang tersebut.
Sedangkan DPD hanya memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam
pembahasan rancangan undang-undang baik RUU terkait daerah, APBN,
pajak, pendidikan, dan agama.

Perbandingan Administrasi Publik | 5


Sedangkan pengawasan terhadap jalannya undang-undang, DPR lebih
leluasa terhadap pengawasannya dibandingkan dengan DPD, bahwa DPD hanya
sebatas pengawasan terhadap jalannya undang-undang yang berkaitan dengan
daerah.
b. Sistem Perpartaian Indonesia
Negara Indonesia menganut Sistem Kepartaian Multi Partai.Hal ini dapat
dilihat dari jumlah partai yang berpartisipasi dalam pemilu berjumlah lebih dari
dua partai.Di samping itu diisyaratkan pula pada pasal 6A (2) UUD 1945 yang
menyatakan bahwa pasangan Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik.Dengan demikian dari pasal tersebut di dalam
pemilu presiden dan wakil presiden paling sedikit terdapat tiga partai politik.
Disinilah penting bagi kandidat dan elemen pendukungan mendesain dan
menyusun rencana strategi pemenangan kontestasi pemilihan anggota
legislatif.Pemilihan strategi tentu ditujukan untuk dua hal yaitu pertama, untuk
mengetahui peluang prosentase kemenangan sebelum penyelenggaraan pemilu
legislatif dilaksanakan.Kedua, untuk mengetahui siapa sesungguhnya lawan
politik yang kuat, dan ketiga, untuk mengetahui berapa resource finansial yang
harus dipersiapkan.
Ketiga tujuan tersebut tentu masih mejadi informasi awal menuju hasil
akhir, yaitu memenangkan pilkada (kemenangan). Oleh sebab itu pengetahuan
dan pemahaman yang mendasar soal berbagai strategi dan cara untuk melewati
seluruh proses dan tahapan pilkada merupakan hal yang tidak bisa di tawar lagi.
Setelah para kandidat dinyatakan lulus verifikasi KPU, dan mendapatkan
bukti yang syah (SK KPU), maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan
sistem dan metodelogi kerja kontestasi yang baik, yaitu sistem dan metodelogi
kerja manejerial. Berdasarkan pengalaman, penulis memulai daeri pendekatan
sistem GIS, (geografi informasi sistym).tujuannya adalah untuk memberikan data-
data untuk membantu pengambilan keputusan politik dalam strategi pemenangan
calon. Sistem ini antara lain berisi :

Perbandingan Administrasi Publik | 6


Jumlah partai politik di Indonesia
NO. TAHUN JUMLAH
1. 1955 tidak terbatas

2. 1971 10
3. 1977 3
4. 1982 3
5. 1987 3
6. 1992 3
7. 1997 3
8. 1999 48
9. 2004 24
10. 2009 38
11. 2014 12

c. Sistem Pemilu Indonesia

Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk


memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002,
pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan
oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun
dimasukkan ke dalam rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu
diadakan pertama kali pada Pemilu 2004.Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah
(pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu.Pada umumnya,
istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilihan anggota legislatif dan
presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali.
Disinilah penting bagi kandidat dan elemen pendukungan mendesain dan
menyusun rencana strategi pemenangan kontestasi pemilihan anggota
legislatif.Pemilihan strategi tentu ditujukan untuk dua hal yaitu pertama, untuk
mengetahui peluang prosentase kemenangan sebelum penyelenggaraan pemilu
legislatif dilaksanakan.Kedua, untuk mengetahui siapa sesungguhnya lawan
politik yang kuat, dan ketiga, untuk mengetahui berapa resource finansial yang

Perbandingan Administrasi Publik | 7


harus dipersiapkan.Ketiga tujuan tersebut tentu masih mejadi informasi awal
menuju hasil akhir, yaitu memenangkan pilkada (kemenangan).

Penetapan Hasil Pemilu :


Pemilihan Putaran Putaran Keterangan
pertama kedua
Presiden dan Minimal Minimal syarat calon diajukan dimana
wakil presiden 50% 50% partai politik memilki batas
ambang 25% kursi parlemen atau
20% suara sah
Kepala daerah Minimal Minimal
dan wakil kepala 30% 50%
daerah
DPRD Suara n/a
terbanyak
DPR Suara n/a
terbanyak
(batas
ambang
3,5%)
DPD Suara n/a
terbanyak

Berikut adalah daftar 12 partai politik yang ditetapkan oleh KPU sebagai peserta
Pemilu 2014:
1.5. Partai Golongan 2.9. Partai Persatuan
1. Partai NasDem Karya Pembangunan

3.2. Partai 4.6. Partai Gerakan 5.10. Partai Hati Nurani


Kebangkitan Bangsa Indonesia Raya Rakyat

6.3. Partai Keadilan 7.7. Partai Demokrat 8.11. Partai Bulan Bintang
Sejahtera

9. 4. Partai 10.8. Partai Amanat 11. 12. Partai Keadilan


Demokrasi Nasional dan Persatuan Indonesia
Indonesia
Perjuangan

Perbandingan Administrasi Publik | 8


Metode Pemilu Eksekutif :
Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh suara lebih
dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang
tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia. Dalam hal tidak ada
pasangan calon yang perolehan suaranya memenuhi persyaratan tersebut, 2
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih
kembali dalam pemilihan umum (putaran kedua). Dalam hal perolehan suara
terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 2 pasangan calon, kedua
pasangan calon tersebut dipilih kembali oleh rakyat dalam pemilihan umum.
Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh oleh 3
pasangan calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua dilakukan
berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara
berjenjang. Dalam hal perolehan suara terbanyak kedua dengan jumlah yang sama
diperoleh oleh lebih dari 1 pasangan calon, penentuannya dilakukan berdasarkan
persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang.

2.2 Sistem Pemerintahan Australia


Sistem pemerintahan negara Australia adalah Monarki Konstitusional dan
Demokrasi Parlementer. Ratu Elizabeth II dari Inggris secara resmi juga
merupakan Ratu Australia, sebagai puncak kepemimpinannya. Ratu menunjuk
Gubernur Jenderal (atas saran dari Pemerintah Australia terpilih) untuk
mewakilinya dipemerintahan Australia. Dalam praktiknya Gubernur Jendral
hanya sebagai lambang, karena pemerintahan sehari – hari dipimpin oleh perdana
menteri.Di negara bagian, Ratu diwakili oleh seorang Gubernur untuk setiap
negara bagian.
Sistem pemerintahan Australia dibangun di atas tradisi demokrasi liberal.
Berdasarkan nilai-nilai toleransi beragama, kebebasan berbicara dan berserikat,
dan supremasi hukum, lembaga-lembaga Australia dan praktik-praktik
pemerintahannya mencerminkan model Inggris dan Amerika Utara. Praktik dan
prinsip demokrasi yang membentuk parlemen kolonial pra-federasi (seperti ‘satu
orang, satu suara’ dan hak pilih wanita) diberlakukan oleh pemerintah federal

Perbandingan Administrasi Publik | 9


Australia yang pertama.Seperti Amerika Serikat namun berbeda dengan Inggris,
Pemerintah negara bagian dan teritori bertanggungjawab atas semua urusan yang
tidak dilimpahkan kepada Persemakmuran, dan mereka juga mematuhi prinsip
pemerintah yang bertanggungjawab.
Pada awal berdirinya, Australia memiliki wewenang untuk mengatur
keadaan negaranya sendiri, Australia masih membutuhkan bantuan dari negara
Inggris. Untuk urusan dalam negeri Australia telah diberi kemerdekaan oleh
Inggris namun urusan luar negeri Australia masih memerlukan pengawasan dari
pemerintah Inggris. Semua hubungan dengan negara lain masih harus diatur oleh
negara Inggris. Begitupun dalam hal pertahanan, pada awal berdirinya Australia
angkatan perang Australia relatif lemah dan kecil, sehingga Inggris yang
merupakan negara koloni Australia membantu dalam bidang pertahanan tersebut.
Pemerintah dibentuk di Dewan Perwakilan Rakyat oleh partai yang mampu
meraih mayoritas di majelis tersebut. Partai minoritas seringkali menjadi
penyeimbang kekuasaan di Senat, yang berfungsi sebagai majelis kaji ulang
keputusan-keputusan pemerintah.
Australia memiliki undang-undang dasar tertulis. UUD Australia
merumuskan tanggung jawab pemerintah federal, yang mencakup hubungan luar
negeri, perdagangan, pertahanan dan imigrasi.UUD Australia hanya dapat diubah
dengan persetujuan pemilih melalui suatu referendum nasional di mana seluruh
orang dewasa yang masuk dalam daftar pemilih harus ikut serta. Rancangan
undang-undang yang berisi amandemen pertama-tama harus disahkan oleh kedua
majelis parlemen tersebut atau, dalam situasi tertentu saja, hanya oleh salah satu
majelis parlemen. Setiap perubahan UUD harus disetujui oleh mayoritas ganda –
mayoritas pemilih nasional dan mayoritas pemilih di mayoritas negara bagian
(sekurangnya empat dari enam negara bagian).
Terdapat tiga cabang pemerintahan di Australia:
 Legislatif : Parlemen Australia yang terdiri dari Gubernur-Jenderal, Senat,
dan Dewan Perwakilan. Anggota legislatif harus juga anggota dari
eksekutif.

Perbandingan Administrasi Publik | 10


 Eksekutif : Dewan Eksekutif Federal; praktisnya adalah Gubernur-
Jenderal yang dinasehati oleh Perdana Menteri dan Menteri-Menteri
Negara.
 Yudikatif : Mahkamah Agung Australia dan pengadilan-pengadilan
federal lainnya, yang para hakimnya diangkat oleh Gubernur-Jenderal
berdasarkan nasehat Dewan. Pengadilan Tinggi Australia menangani
sengketa antara Persemakmuran dan negara bagian. Banyak keputusan
pengadilan memperluas kekuasaan dan tanggung jawab konstitusional
pemerintah federal. Dan bertugas untuk memastikan berfungsinya
pengadilan dan mengangkat serta memberhentikan hakim.
Dewan Pemerintahan Australia (Council Of Australian Government/COAG)
terdiri dari perdana menteri, perdana menteri negara bagian, ketua menteri teritori,
dan presiden Asosiasi Pemerintah Daerah Australia. Dewan menteri terdiri dari
menteri nasional, negara bagian dan teritori. Perdana menteri harus seorang
anggota House Of Representatives yang harus juga anggota Senat. Perdana
Menteri dan kabinet menyelengarakan pemerintahan sehari, membuat keputusan
politik dan melaksanakan nya dan juga mempersiapkan rancangan undang –
undangan untuk di ajukan kepada Perlemen. Gubernur jenderal berhak
memberhentikan perdana menteri walaupun masih dapat persetetujuan dari
House Of Representatives.
a. Sistem Parlemen Australia
Konstitusi Australia memuat ketentuan dua kamar dalam Parlemen Federal,
yaitu The House of Representative(Dewan Perwakilan Rakyat) dan The
Senate (Senat). Setiap kamarnya dipilih secara langsung oleh rakyat, yaitu seluruh
warga negara Australia yang berumur di atas 18 tahun. Kekuasaan kedua kamar
tersebut dapat dikatakan cukup seimbang, kecuali terhadap beberapa rancangan
undang-undang terkait dengan perpajakan dan pembelajaan negara yang harus
dipersiapkan oleh DPR.
1) The Senate ( Senat )
Dalam Parlemen Australia, terdapat 76 anggota Senat yang biasa disebut
dengan istilah senator, di mana 12 orang masing-masing berasal dari 6 negara

Perbandingan Administrasi Publik | 11


bagian dan 2 orang masing-masing berasal dari 2 wilayah khusus. Anggota Senat
dipilih untuk jangka waktu 6 (enam) tahun, dengan setengah pemberhentian setiap
tiga tahun sekali. Dengan mengggunakan sistem pemilihan proposional, setiap
negara bagian dan wilayah khusus di Australia akan menjadi satu daerah
pemilihan di saat mereka memilih calon anggota Senatnya. Pada praktiknya,
sistem ini akan memberikan kemudahan bagi calon independen dan para kandidat
dari partai-partai kecil untuk dipilih. Sebaliknya, sistem ini akan lebih
menyulitkan partai-partai besar untuk memperoleh suara mayoritas di dalam
Senat.
2) The House of Representative ( Dewan Perwakilan Daerah)
Jumlah anggota the House of Representative (DPR) hampir mendekati dua
kali jumlah anggota Senat. Jumlah pastinya selalu bervariasi berdasarkan dengan
pertumbuhan populasi, tetapi pada umumnya selalu berjumlah sekitar 150
anggota. Anggota DPR Australia dapat menjabat lebih dari tiga tahun apabila
pada pemilihan umum yang baru yang bersangkutan terpilih kembali. Partai yang
memenangkan kursi mayoritas pada DPR diberikan kewenangan untuk
membentuk Pemerintahan Australia.
Ketika parlemen bersidang, badan pekerja parlemen difokuskan untuk
membantu pada rapat kerja DPR dan Senat. Di sinilah mereka berdebat dan
melakukan pemungutan suara terhadap rancangan undang-undang dan berbagai
macam hal terkait dengan kepentingan publik. Namun demikian, kesepakatan-
kesepakatan penting dari kinerja anggota tidak jarang justru dilakukan di luar
ruang persidangan. Jalannya pembahasan di ruang sidang Senate dan DPR
disiarkan langsung melalui televisi, sehingga para anggota dapat selalu memonitor
terhadap apa yang sedang terjadi dan berkembang dalam rapat tersebut.
Dalam kaitannya dengan pemaparan berbagai pertanyaan pada kamar DPR
dan Senate, anggota parlemen juga berkontribusi dalam diskusi mengenai
masalah-masalah publik melalui: Partisipasi dalam kinerja parlemen dan
kepanitiaan partai; Turut serta dalam pembahasan di berbagai program radio dan
televisi, menulis artikel di media massa dan majalah; dan memberikan ceramah
pada pertemuan publik dan konferensi.

Perbandingan Administrasi Publik | 12


b. Sistem Perpartaian Australia
Di Australia terdapat 3 partai politik yang berpengaruh, yaitu partai Buruh
Australia (Australia labor Party), Partai Liberal (Leberal Party), Partai Country (
Country party ). Partai liberal dan partai conutry selalu bergabung dan bekoalisi
dengan partai buruh. Ketiga partai ini menitik beratkan kepada pemerintahan
perlementer yang didasarkann pemilihan secara rahasia. Didalam persaingan
partai politik saling menuduh untuk mencapai tujuan mereka.
Partai-partai harus menyebutkan sumber dana sumbangan dan pengeluaran
yang dilakukan partai saat melakukan kampanye. Australia memiliki system resmi
untuk pendaftaran partai beserta pelaporanberbagai kegiatan kepada Komisi
Pemilihan Australia.
Partai Buruh didirikan tahun 1891 yang disebabkan karena kekecewaan
rakyat pada Trade Union, mereka berfikir kalau bergabung kedalam trade union
mereka dapat meningkatkan kehidupan dan kondisi kerja mereka tetapi kenyataan
tidak, hal ini yang membuat mereka mendirikan Parai Buruh supaya dapat
memperjuangkan nasib mereka diperlemen. Partai buruh memandang dirinya
sebagai partai yang mewakili kepentingan rakyat terutama memperjuangkan upah
dan jam kerja. Tapi disisi lain terdapat perbedaan sudut pandang yang
mengakibatkan didalam partai terjadi kekacauan kadang bisa diselesaikan kadang
tidak.
Partai Liberal didirikan tahun 1910. Partai didukung oleh ushawan –
usahawan. Baik usahawan besar maupun kecil. Partai liberal memandang dirinya
sebagai partai yang mewakili kepentingan rakyat luas Australia. Hampir sama
dengan parai buruh, partai liberal juga memiliki perbedaan – perbedaan
pandangan.
Partai Country berdiri tahun 1919 untuk mewakili orang - orang pertani,
peternak dan orang – orang Australia yang belum terwakili dalam perlemen.
Penyebab berdirinya memperjuangakn kepentingan kaum petani dan peternak
menganggap bahwa bidang mereka merupakan kemakmuran Australia. Partai ini
kadang melihat partai liberal tidak konsekwen menghadapi partai buruh sehingga
partai country bergabung dengan partai liberal mengadapi partai buruh.

Perbandingan Administrasi Publik | 13


Tahun 1913 Partai Liberal dipimpin oleh Joseph Cook memperoleh
kemenangan dalam Hounse of Representatives, namun ia sangat sulit untuk
mengeluarkan undang – undang partai buruh memperoleh mayoritas senat, ketika
pemilihan baru dilaksanakan partai buruh memperoleh kemengan yang dipimpin
oleh Fisher yang kemudian digantikan Wiliam M. Hughes.
Disamping tiga partai tersebut, juga terdapat 24 partai-partai kecil
diantaranya yaitu:
 Australia First Party
 Australian Democrats
 Australian Greens
 Australian Labor Party (ALP)
 Australian Mens Party (AMP)
 Australian Reform Party (ARP)
 Australian Womens Party (AWP)
 Christian Democratic Party (CDP)
 Communist Party of Australia (CPA)
 Country Liberal Party (CLP)
 Democratic Socialist Party (DSP)
 Hope Party Liberal Party of Australia
 National Action
 National Party of Australia
 Natural Law Party
 New Labour Party (NLP)
 Nuclear Disarmament Party
 One Nation
 Science Technology and Research (STAR) Party
 Shooters Party
 Socialist Equality Party (SEP)
 Tasmania First Party
 Unity Party
c. Sistem Pemilu Australia
Seluruh warga negara yang berusia di atas 18 tahun wajib memberikan
suaranya dalam pemilihan umum pemerintah federal atau negara bagian, dan
kemangkiran dari pemilu dapat berujung pada denda atau tuntutan pidana. Kalau
seseorang tidak memilih, dia mungkin harus membayar denda hingga 170 dollar
Australia (ditambah ongkos pengadilan).

Perbandingan Administrasi Publik | 14


Lembaga Pemilihan Umum Australia atau biasa disebut dengan AEC (
Australian Electoral Commission. AEC memiliki tugas utama dalam
menyelenggarakan pemilu umum baik di majelis rendah maupun majelis tinggi.
Disamping itu AEC memiliki peran untuk melegalkan atau menentukan
berdirinya suatu partai politik yang baru serta membubarkan suatu partai politik
yang telah ada.
Pemilu di Australia dilaksanakan untuk memili wakil-wakil rakyat baik
ditingkat federal/nasional maupun di tingkat negara bagian dan teritori. Pada
tingkat federal sistem majelis dan keanggotaannya sudah diatur berdasarkan
kosntitusi. Para senator dipilih untuk masa bakti enam tahun, dan dalam satu
pemilihan umum biasa hanya separuh senator yang menghadapi pemilih.
Pemilihan umum nasional untuk memilih parlemen harus diselenggarakan dalam
jangka waktu tiga tahun sejak sidang pertama parlemen federal yang baru. Masa
bakti rata-rata parlemen sekitar dua setengah tahun. Pada praktiknya, pemilihan
umum diadakan ketika Gubernur Jenderal menyetujui permintaan dari Perdana
Menteri, yang memilih tanggal pemilihan umum.
Untuk tujuan pemilihan anggotanya, Australia dibagi menjadi distrik-distrik,
di mana masing-masing memiliki jumlah pemilih yang hampir sama besar dan
setiap calon anggota akan dipilih oleh setiap distrik. Berdasarkan konstitusi,
setengah dari 12 senator Negara bagian dan seluruh dari senator dari teritori
dipilih untuk masa bakti 3 tahun. Sedangkan 6 senator sisanya dipilih 6 tahun
sekali. Oleh karena itu, ada 2 kali masa pemilu bagi pengisian kursi senator. Yaitu
Full Senate Election, dimana rakyat memilih 12 anggota senatnya 6 tahun sekali.
Dan Half Senate Election, dimana rakyat memilih 6 anggota senat yang pension
pada 3 tahun pertama keanggotaan dari 6 tahun. Untuk Full Senate
Election, untuk mendapatkan kursi senat seorang senator harus mendapatkan
quota 7,7 %, sedangkan dalam Half Senate Election, seorang senator harus
mendapatkan 14,3 % quota.
Pemungutan suara selalu diselenggarakan pada hari Sabtu dan penghitungan
suara dimulai segera setelah TPS ditutup pada pukul 18.00. Kertas suara dihitung
secara manual. Kotak-kotak suara dikosongkan dan kertas suara ditaruh di atas

Perbandingan Administrasi Publik | 15


meja, dipisahkan dan disortir menjadi beberapa tumpukan. Kertas suara juga
dihitung kembali hari berikutnya secara manual dan menggunakan mesin.
Hasilnya dapat diketahui dalam waktu dua jam. Hasil masuk dengan cepat
sebagian karena cara bagaimana kertas suara dihitung.
Pertama, semua suara nomor "1" untuk seorang kandidat dijumlahkan.
Jika seorang kandidat mendapat lebih dari 50 persen suara nomor "1", maka
kandidat itu terpilih. Jika tidak ada kandidat yang mendapat lebih dari separuh
suara nomor "1", maka kandidat dengan suara paling sedikit dikeluarkan dan
suaranya ditransfer untuk kandidat-kandidat lain yang dipilih sebagai nomor "2" .
Begitu seterusnya, sampai seorang kandidat menerima lebih dari separuh suara
dan dinyatakan sebagai pemenang.

2.3 Perbandingan Sistem Politik Di Indonesia Dan Australia


1) Perbedaan Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Australia
Saya berpendapat bahwa sistem pemerintahan di Indonesia lebih baik
dibandingkan sistem pemerintahan negara Australia karena sistem pemerintahan
di Indonesia menggunakan sistem pemerintahan presidensial yang lebih terpusat
kepada presiden dan wakil presiden yang berfungsi sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan sedangkan di negara Australia menganut sistem
pemerintahan monarkhi parlementer yang pusat pemerintahan ada di perdana
menteri sedangkan gubernur jenderal merupakan perwakilan dari seluruh negara
bagian di negara Australia. Gubernur jenderal hanya sebagai simbol sebagai
perwakilan dari negara Inggris yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II.
Sistem pemerintahan di Australia bergantung pada pemerintahan Inggris
karena pada awal kemerdekaan Australia, pemerintah Inggris ikut terlibat dalam
mengurusi urusan luar negeri dan pertahanannya. Australia juga merupakan
negara persemakmuran dari Inggris sehingga ratu Inggris juga merupakan ratu
bagi Australia yang diwakilkan oleh Gubernur Jenderal. Sedangkan di Indonesia
menjalankan pemrintahannya sendiri tanpa bergantung kepada negaran lain dalam
bidang urusan dalam negeri atau pun luar negeri dan pertahanannya. Dalam

Perbandingan Administrasi Publik | 16


memperjuangkan kemerdekaannya Indonesia merebut sendiri dari negara
penjajah.
Di Indonesia Presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden, jika
Presiden melakukan pelanggaran konstitusi, penghianatan terhadap negara, dan
terlibat masalah kriminal, posisi presiden dapat dijatuhkan. Bila ia diberhentikan
karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya wakil presiden akan
menggantikan posisinya. Sedangkan di Australia Perdana Menteri dapat
digulingkan oleh rakyat apabila dianggap sudah tidak kompeten dalam
menjalankan kebijakannya. Pemerintah yang digulingkan tersebut akan digantikan
oleh partai lainnya, dengan partai berbeda yang memiliki kebijakan yang
dianggap lebih bagus dan lebih dibutuhkan oleh masyarakat. Dari sini dapat kita
lihat bahwa pemerintahan Australia lebih fleksibel karena tiap kebijakan yang
tidak sesuai akan digantikan oleh kebijakan baru, dengan seperti itu kepentingan
masyarakat dapat terpenuhi dengan baik
Masa jabatan di Indonesia lebih jelas seperti contoh masa jabatan presiden
yaitu 5 tahun sekali sedangkan di Australia masa jabatan eksekutif yaitu gubernur
jenderal tidak jelas karena gubernur jenderal diangkat dan diberhentikan oleh ratu
negara Inggris yaitu Ratu Elizabeth II dan masa jabatan perdana mentri
bergantung oleh partai yang menduduki jabatan, jika misalnya partai tersebut
dijatuhkan oleh partai lain maka partai yang sekaligus menjabat sebagai perdana
mentri langsung jatuh seketika, hal tersebut terjadi masa jabatan yang tidak jelas
berapa tahun Ia menjabat.
Pemerintahan di Indonesia dibentuk oleh legilatif dan eksekutif sedangkan
di Australia pemerintahan dibentuk diHouse of Representative oleh partai yang
mampu meraih mayoritas suara di pemilu sehingga pemerintahan di Australia
selalu terjadi persaingan untuk menduduki jabatan pemerintah. Hal ini juga
menyebabkan pemerintahan menjadi tidak stabil.
2) Perbedaan Sistem Parlemen di Indonesia dan Australia
Dalam sistem parlemen di antara negara Indonesia dan Australia yang lebih
baik yaitu sistem parlemen negara Indonesia. Sistem parlemen negara Indonesia

Perbandingan Administrasi Publik | 17


di bagi menjadi tiga yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Eksekutif dan
legislatif memiliki tugas membuat undang-undang dan menjalankan pemerintahan
sedangkan yudikatif berfungsi mengawasi kerja eksekutif dan legislatif. Di
Australia sistem parlemen hanya dibagi menjadi dua yaitu House of
Representative dan Senate yang anggota legislatif harus juga anggota dari
eksekutif menurut kami dalam sistem tersebut tidak adanya pembagian tugas
sehingga membuat penumpukan tugas dalam menjalankan tugas parlemen.
Dilihat dari jumlah pejabat yang menduduki kursi parlemen, dapat kita
ketahui bahwa di Australia jumlah pejabat yang duduk di kursi pemerintahan
berjumlah 22 orang diantaranya 76 Senator dan 150 House Of Representative,
sedangkan di Indonesia jumlah pejabat yang menduduki kursi parlemen berjumlah
687 diantaranya 555 angoota DPR, 132 anggota DPD. Dengan kata lain jumlah
pejabat di Indonesia lebih besar dari pada di Australia, sehingga koordinasi yang
terjadi di Australia lebih efektif dengan jumlah orang yang lebih sedikit,
memungkinkan keputusan akan lebih cepat diambil dan waktu serta biaya dapat
dihemat.
3) Perbedaan Sistem Partai di Indonesia dan Australia
Sistem partai di Indonesia multipartai sama dengan Australia namun
pembentukan partai di Indonesia berbeda dengan pembedanya syarat umum
pembentukannya yaitu hanya minimal 50 orang warga negara dan minimal
penduduk berusia 21 tahun sedangkan di Australia syarat mendirikan partai harus
memiliki persetujuan Australian Electoral Commission (AEC). Dari perbedaan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Australian Electoral Commission (AEC)
memiliki peran yang besar dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam
mengangkat dan menghapus partai. Partai di Indonesia sistemnya multipartai
dengan jumlah partai memilihan terakhir 12 partai terdiri dari partai dengan
bentuk keagamaan dan nasional yang maju dalam pemilihan presiden, namun di
Australia hanya 3 partai besar yang dua dari ketiga partai itu (liberal dan nasional)
berkoalisi, singkatnya australia dwipartai yaitu koalisi (liberal dan nasional) dan
buruh, sedangkan partai-partai kecil lainnya hanya sebagai penyeimbang dalam
pemerintahan. Di Indonesia semua partai sejajar dan tidak ada yang mendominasi

Perbandingan Administrasi Publik | 18


pemilu tidak seperti di Australia yang didominasi oleh 3 partai besar selebihnya
partai kecil yang lain tidak begitu berpengaruh.
4) Perbedaan Sistem Pemilu di Indonesia dan Autralia
Menurut kelompok kami, sistem pemilu di negara Australia dan Indonesia
yang lebih baik adalah negara Australia. Cara pemilu di Australia memiliki cara
online dan manual (pencoblosan) sedangkan Indonesia hanya pencoblosan. Cara
di Australia lebih praktis, pertama, lebih mudah dalam perhitungan akhir
pemilihan, kedua, dapat menghemat waktu pengambilan keputusan. Dalam
pemilihan Australia tidak ada masyarakat yang golput seperti di Indonesia. Jika
masyarakat Australia golput maka akan dikenakan denda sebesar yang telah
ditentukan, dan jika masyarakat Australia tidak ingin dikenakan denda ketika
mereka golput maka ada kebijakandengan memilih “Donkey vote” yaitu memilih
dengan mencoblos lebih dari satu kandidat. Sedangkan di Indonesia tidak ada
aturan untuk golput atau tidak. Jika ingin golput, mereka dapat tidak menghadiri
ke tempat pemilihan umum ataupun mencoblos lebih dari satu kandidat.
Begitu pula dengan penghitungan suara, di Australia penghitungan suara
relatif singkat. Pemungutan suara di Australia selalu diselenggarakan pada hari
Sabtu dan penghitungan suara dimulai segera setelah TPS ditutup pada pukul
18.00. Kertas suara dihitung secara manual. Kotak-kotak suara dikosongkan dan
kertas suara ditaruh di atas meja, dipisahkan dan disortir menjadi beberapa
tumpukan. Kertas suara juga dihitung kembali hari berikutnya secara manual dan
menggunakan mesin. Hasilnya dapat diketahui dalam waktu dua jam. Hasil masuk
dengan cepat sebagian karena cara bagaimana kertas suara dihitung. Berbeda
dengan Indonesia yang memerlukan waktu relatif lama untuk penghitungan
suaranya, memerlukan sekitar dua bulan untuk mengetahui hasilnya. Hal ini
disebabkan karena jumlah penduduk Indonesia yang lebih besar dari pada
penduduk Australia, begitupula dari segi geografis Indonesia yang berbentuk
kepulauan sehingga memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengumpulan
hasil pemilunya.

Perbandingan Administrasi Publik | 19


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. Sistem politik disuatu
negara tidak terlepas dari sistem pemerintahan, parlemen, perpartaian dan
pemilunya. Begitupun di Indonesia dan Australia, sistem politiknya tentu saja
berbeda mengikuti karakteristik negara masing-masing dan budaya politik yang
berkembang. Sistem pemerintahan di Indonesia lebih baik dibandingkan sistem
pemerintahan negara Australia karena sistem pemerintahan di Indonesia
menggunakan sistem pemerintahan presidensial yang terpusat kepada presiden
dan wakil presiden yang berfungsi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
sedangkan di negara Australia menganut sistem pemerintahan monarkhi
parlementer yang pusat pemerintahan di perdana menteri sedangkan gubernur
jenderal merupakan perwakilan dari seluruh negara bagian di negara Australia.
Gubernur jenderal hanya simbol sebagai perwakilan dari negara Inggris karena
Inggris ikut terlibat dalam mengurusi urusan luar negeri dan pertahanannya.
Australia yang diwakilkan oleh Gubernur Jenderal.
Indonesia menjalankan pemrintahannya sendiri tanpa bergantung kepada
negara lain dalam bidang urusan dalam negeri atau pun luar negeri dan
pertahanannya. Di Indonesia Presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
dapat dijatuhkan. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden, jika
Presiden melakukan pelanggaran konstitusi, penghianatan terhadap negara, dan
terlibat masalah kriminal, posisi presiden dapat dijatuhkan.Australia Perdana
Menteri dapat digulingkan oleh rakyat apabila dianggap sudah tidak kompeten
dalam menjalankan kebijakannya. Pemerintah yang digulingkan tersebut akan
digantikan oleh partaiberbeda yang memiliki kebijakan yang dianggap lebih bagus
dan lebih dibutuhkan oleh masyarakat. Pemerintahan Australia lebih fleksibel
karena tiap kebijakan yang tidak sesuai akan digantikan oleh kebijakan baru.
Masa jabatan di Indonesia lebih jelas seperti contoh masa jabatan presiden
yaitu 5 tahun sekali sedangkan di Australia masa jabatan eksekutif yaitu gubernur

Perbandingan Administrasi Publik | 20


jenderal tidak jelas karena gubernur jenderal diangkat dan diberhentikan oleh ratu
negara Inggris terjadi masa jabatan yang tidak jelas berapa tahun menjabat.Sistem
parlemen antara negara Indonesia dan Australia lebih baik sistem parlemen
Indonesia. Parlemen Indonesia di bagi tiga yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif
dan memiliki tugas masing-masing. Australia sistem parlemen dibagi menjadi dua
yaitu HoR dan Senate yang anggota legislatif harus juga anggota dari eksekutif.
Menurut kami tidak adanya pembagian tugas sehingga membuat penumpukan
tugas dalam menjalankan tugas parlemen. Dilihat dari jumlah pejabat yang
menduduki kursi parlemen, jumlah pejabat di Indonesia lebih besar dari pada di
Australia, sehingga koordinasi yang terjadi di Australia lebih efektif dengan
jumlah orang yang lebih sedikit, memungkinkan keputusan akan lebih cepat
diambil.
Pembentukan partai di Indonesia berbeda pembentukannya yaitu minimal
50 orang warga negara dan minimal penduduk berusia 21 tahun sedangkan
Australia syarat mendirikan partai harus memiliki persetujuan Australian Electoral
Commission (AEC). Perbedaan tersebut disimpulkan bahwa Australian Electoral
Commission (AEC) memiliki peran yang besar dari Komisi Pemilihan Umum
(KPU) dalam mengangkat dan menghapus partai.Pemilu di negara Australia dan
Indonesia yang lebih baik adalah negara Australia. Di Australia dengan cara
online dan manual (pencoblosan) sedangkan Indonesia hanya pencoblosan. Lebih
praktis, pertama, lebih mudah dalam perhitungan akhir pemilihan, kedua, dapat
menghemat waktu. Jika masyarakat Australia golput maka akan dikenakan denda,
dan jika tidak ingin dikenakan denda mereka golput maka ada kebijakan dengan
memilih “Donkey vote” yaitu memilih dengan mencoblos lebih dari satu kandidat.
Sedangkan di Indonesia tidak ada aturan untuk golput atau tidak.Di Australia
penghitungan suara relatif singkat. Pemungutan suara di Australia selalu
diselenggarakan pada hari Sabtu dan penghitungan suara dimulai segera lalu TPS
ditutup pada pukul 18.00.Hasilnya dapat diketahui dalam waktu dua jam berbeda
dengan Indonesia sekitar dua bulan untuk mengetahui hasilnya. Hal ini
disebabkan karena jumlah penduduk Indonesia yang lebih besar dari pada
penduduk Australia.

Perbandingan Administrasi Publik | 21


3.2 Saran
Sistem pemerintahan, sistem parlemen, sistem partai dan sistem pemilu di
antara negara Indonesia dan negara Australia terdapat perbedaan yang disebabkan
dari segi sejarah, segi geografis, segi budaya dan banyak faktor yang membuat
perbedaan tersebut. Terdapat segi positif dan negatif diantara sistem
pemerintahan, sistem parlemen, sistem partai dan sistem pemilu. Hendaknya
Indonesia dapat memperbaiki sistem pemerintahan, sistem parlemen, sistem partai
dan sistem pemilu agar dapat seperti negara Australia yang dapat menjadi negara
maju. Namun Indonesia memiliki karakteristik yang tidak sama dengan
masyarakat Australia. Maka dari itu perubahan sistem pemerintahan, sistem
parlemen, sistem partai dan sistem pemilu harus sesuai dengan karakteristik
bangsa Indonesia.

Perbandingan Administrasi Publik | 22

Anda mungkin juga menyukai