Anda di halaman 1dari 20

Penelitian dan Pengembangan

Rumah Sederhana Tahan Gempa

Oleh: M. Rusli

Curriculum Vitae
Nama : Muhammad Rusli
N I P. : 19780219 200604 1005
Tmpt, Tgl Lahir : Sukabumi, 19 Februari 1978
No. HP/ e-mail : 08996810651/ m.rusli@puskim.pu.go.id
Kantor : Puslitbang Perumahan & Permukiman (Puskim) Balitbang Kementerian PUPR
Pekerjaan : - Peneliti Muda Teknik Struktur, Puskim PUPR (2006-Sekarang)
- Pengajar Perancangan Struktur Gedung, Teknik Sipil ITENAS (2016-Sekarang)
Pendidikan : - Master of Disaster Management Program, GRIPS - Tokyo
- Post Graduate Diploma of Earthquake Engineering, IISEE/BRI – Tsukuba
- Sarjana Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta

1
Outline
1. Pendahuluan
2. Tipologi Sistem Struktur Rumah Tinggal
3. Tipologi Kerusakan Rumah Akibat Gempa
4. Litbang Rumah Sederhana Tahan Gempa

1. Pendahuluan
Bencana gempabumi yang sering melanda wilayah
Indonesia telah banyak menimbulkan banyak kerugian dan
kerusakan pada bangunan, infrastruktur, serta korban jiwa.

Bangunan rumah merupakan obyek yang sangat rentan


terhadap bahaya gempa dan sering menjadi penyebab
banyaknya korban jiwa.

Penelitian dan pengembangan rumah tahan gempa


dilakukan dalam usaha meningkatkan kapasitas struktur
sehingga risiko akibat bahaya gempa dapat dikurangi.

2
2. Tipologi Sistem Struktur
Rumah Tinggal
Hasil Survei Puskim Hasil Survei ITB di Yogyakarta,
di DKI Jakarta & Kota Manado Jawa Barat, dan Sumatra Barat

Kota URM CM IW Non


Jakarta 7% 70% 21% 1%
Manado 20% 69% 11% n/a
Sumber: ITB, BNPB, (2012)

Keterangan:
URM: Unreinforced Masonry, yaitu dinding pasangan bata tanpa perkuatan.
CM : Confined Masonry, yaitu dinding pasangan bata terkekang.
IW : Infilled Wall, yaitu struktur rangka dengan dinding pengisi.
Non : Nonpermanent, yaitu bangunan rumah yang tidak berbasis pasangan
bata, biasanya komponen struktur dibuat dari kayu atau bambu.

Sistem Struktur

Unreinforced Masonry Confined masonry Infilled wall

Sumber: Glossary for gem taxonomy

3
3. Tipologi Kerusakan

4
5
Kerusakan pada bangunan rumah
Kenapa rumah pasangan bata umumnya
saya runtuh disebabkan oleh:
tapi rumah 1. Mutu material (spesi, beton)
tetangga saya rendah, mudah lepas/ remuk
utuh?? 2. Tidak memiliki perkuatan
dinding berupa rangka kolom/
balok praktis
3. Tidak ada pengangkuran pada
sambungan antar komponen
rangka
4. Jarak sengkang yang terlalu
lebar (> 150 mm)
5. Diameter tulangan baja terlalu
kecil, tulangan utama < 10 mm,
sengkang kurang < 8 mm

6
4. Litbang Rumah Sederhana
Tahan Gempa
Rumah sederhana yang banyak dibangun masyarakat umumnya berupa
system struktur dinding pemikul beban (load bearing wall) dengan
material pasangan bata, type struktur tersebut memiliki tingkat
kerentanan yang sangat tinggi terhadap bahaya gempabumi sebab
sifatnya yang getas (brittle).
Jumlah yang dominan pada suatu wilayah ditambah dengan tingkat
kerentanan yang tinggi menyebabkan type struktur tersebut memiliki
potensi jumlah paling banyak mengalami kerusakan saat terjadi
gempabumi, sehingga penelitian dan pengembangan rumah pasangan
bata menjadi prioritas dalam rangka meningkatkan kapasitasnya demi
mengurangi risiko akibat bahaya gempa

Kegiatan
Survei tipologi struktur rumah & tipologi kerusakan pasca gempa
Uji dinding bata dgn variasi detailing
Uji dinding bata dgn variasi mutu bahan & pengerjaan
Uji dinding bata dengan perkuatan
Uji rumah bata terkekang (CM: Confined Masonry)
Uji rumah bata tanpa perkuatan (URM: Unreinforced Masonry)

7
Uji Dinding Bata dgn Variasi Detailing
(PU – JICA – ITB)

Sumber: Kajian Eksperimental Dinding Bata Terkekang Portal Beton Bertulang (I Gede Wira Wijaya, 2009)

Variasi Detailing

A. Tanpa detail B. Detail standar C. Detail standar D. Blk Klm 100x225 E. Interface gerigi

F. Angkur menerus G. Balok Lintel H. Sudut haunch I. Kait 180o J. SRPMB


Sumber: Kajian Eksperimental Dinding Bata Terkekang Portal Beton Bertulang (I Gede Wira Wijaya, 2009)

8
Detail Standar

Pedoman Teknis DPU, 2006

Hasil Uji Model Standar

Kurva Hysteresis Pola Retak

Sumber: Kajian Eksperimental Dinding Bata Terkekang Portal Beton Bertulang (I Gede Wira Wijaya, 2009)

9
Perbandingan Hasil Uji

Kapasitas Lateral Daktilitas

Sumber: Kajian Eksperimental Dinding Bata Terkekang Portal Beton Bertulang (I Gede Wira Wijaya, 2009)

Uji Dinding Bata dgn Variasi Mutu Material


(PU – JICA – UGM)

Sumber: The Survey on Construction Method (JICA, 2012)

10
Detailing

Ring Beam 12 x 15 cm

Dowel  16-100 cm

Column 10 x 10 cm
Sloof 15 x 20 cm

Reaction Floor

Sumber: The Survey on Construction Method (JICA, 2012)

Hasil Uji Model Standar (1)


Wall Variation No.1
(Lateral Load Tr-1/WG)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
Load (Ton)

1
0
-120 -100 -80 -60 -40 -20 -1 0 20 40 60 80 100 120
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8 Lateral Load…
-9
-10
Deformation (mm)

Sumber: The Survey on Construction Method (JICA, 2012)

11
Perbandingan Hasil Uji

Kapasitas Lateral Displacement saat Pmax

Sumber: Experiment Study of Masonry Confined wall (Andreas Triwiyono, 2012)

Uji Dinding Pas.Bata Standar dengan Plaster


Beban lateral (ton)

12

10

0
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
-2 Perpindahan puncak (mm)
-4

-6

-8

-10

-12

12
Uji Dinding Pas.Bata Dengan Perkuatan Sling Baja
12

10

Perpindahan Lateral (mm)


0
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
-2
Gaya Lateral (tonf)

-4

-6

-8

-10

-12

Uji Model Struktur Rumah Pasangan Bata Terkekang


(CM: Confined Masonry) Detailing Standar

Setup Uji

Standar pengujian: FEMA 450


Target drift : 1.191 %

13
Uji Material

Hasil uji rata-rata:


Kuat tekan bata: 3,84 MPa
Kuat tekan mortar: 17,55 MPa
Kuat geser mortar: 0,21 MPa
Kuat geser mortar+P: 0,62 MPa
Kuat geser pas. bata: 55,98 Mpa
Kuat geser pas.bata+P: 107,21 MPa
Kuat tekan beton: 19 MPa
Kuat leleh baja:335,75 MPa

Hasil Uji

Hystertic Loop Lateral Load vs Lateral Deformation South Side Wall (CH - 4)

60

40

20
L a te r a l L o a d ( tf )

-20

-40

-60
-150 -100 -50 0 50 100 150
Lateral Deformation (mm)

14
Kerusakan

Pola Retak

B U

S T

15
Evaluasi terhadap Beban Gempa Statik Ekivalen

500
Vm(+)= 434,50 kN 400
Vd(+) = 173,80 kN
300

200

100
V (kN)

0
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
-100

-200

-300

-400
Vm(-)= 502,30 kN
Vd(-) = 200,92 kN
-500
D (mm)

Uji Model Struktur Rumah Pasangan Bata


Tidak Terkekang (URM: Unreinforced Masonry)

Setup Uji
Standar pengujian: FEMA 450
Target drift : 1.191 %

16
Hasil Uji
Syarat Kestabilan
FEMA 450
30 300
Vmax(+)= 273,61 kN

P (kN)
P (tf)

20 200

10 100

0 0
-40 -20 0 20 D (mm)40 -40 -20 0 20 D (mm)40

-10 -100

-20 -200
Vmax(-)= 235,85 kN
-30 -300

Syarat Kestabilan
FEMA 450

Evaluasi terhadap Beban Gempa Statik Ekivalen

300
Vmax(+)= 273,61 kN
P (kN)

Vd(+) = 109,44 kN
200

100

0
-40 -20 0 20 40
D (mm)

-100

-200
Vmax(-)= 235,85 kN
Vd(-) = 94,34 kN
-300

17
Perbandingan Kurva Hasil Uji
Struktur Rumah CM Detail Standar dengan Rumah URM
500 500
400 400

300 300

200 200
Vpapua Vpapua
100 100
V (kN)

V(kN)
0 0
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 -120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
-100 -100
Vpapua -200
Vpapua
-200

-300 -300

-400 -400

-500
-500
D (mm) D (mm)

Rumah Pas.Bata Terkekang (CM) Rumah Pas.Bata Tanpa Perkuatan (URM)

RUMAH SESUAI KETENTUAN TEKNIS


VS
RUMAH YANG UMUM DIBANGUN MASYARAKAT

Pull Down Test

18
Lampiran II Permen PUPR No. 05/PRT/M/2016
Tentang IMB

Detailing pada Lampiran II Permen PUPR No. 05/PRT/M/2016

19
Hasil Kajian
 Detail standar dianggap telah memberikan kapasitas yang cukup
untuk struktur dalam mengahadapi gempa di Indonesia
 Pedoman untuk pembangunan rumah baru & perkuatan rumah
eksisting diperlukan sebagai panduan bagi masyarakat dalam
meningkatkan kapasitas struktur bangunan rumah
 Pengembangan masih perlu dilakukan untuk menghadapi tren
bahaya gempa yang semakin meningkat namun harus
mempertimbangkan kemampuan finansial masyarakat agar
dapat diterapkan luas di masyarakat

Terimakasih

20

Anda mungkin juga menyukai