Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tetralogi of Fallot adalah suatu penyakit dengan kelainan bawaan yang merupakan
kelainan jantung bawaan sianotik yang paling banyak dijumpai. dimana tetralogi fallot
menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum
ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 %
dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi
fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang
paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan
ke kiri. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat
kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu
mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat
(Staf IKA, 2007).
Tetralogi of fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang merupakan suatu
bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak lahir dan terjadi karena kelainan
perkembangan dengan gejala sianosis karena terdapat kelainan VSD, stenosispulmonal,
hipertrofiventrikel kanan, dan overiding aorta (Nursalam dkk, 2005). Defek Septum
Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel. Stenosis pulmonal
terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju
paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan. Hipertrofi
ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan tekanan di
ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal. Overiding aorta merupakan keadaan dimana
pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri mengangkang sekat bilik, sehingga
seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan.
Tetralogi of fallot paling banyak ditemukan dimana TOF ini menempati urutan
keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel, defek septum
atrium duktus arteriosus, atau lebih kurang 10 % dari seluruh penyakit bawaan, dan
merupakan penyebab utama diantara penyakit jantung bawaan sianostik. 95% dari
sebagian besar bayi dengan kelainan jantung tetralogi of fallot tidak diketahui, namun
berbagai faktor juga turut berperan sebagai penyebabnya seperti pengobatan ibu ketika
sedeang hamil, faktor lingkungan setelah lahir, infeksi pada ibu, faktor genetika dan
kelainan kromosom.
Insidens tetralogi of fallot di laporkan untuk kebanyakan penelitian dalam rentang 8-
10 per 1000 kelahiran hidup. Kelainan ini lebih sering muncul pada laki – laki daripada
perempuan. Dan secara khusus katup aorta bikuspid bisa menjadi tebal sesuai usia ,
sehingga stenosis bisa timbul. Hal ini dapat diminimalkan dan dipulihkan dengan operasi
sejak dini. Sehingga deteksi dini penyakit ini pada anak – anak sangat penting dilakukan
sebelum komplikasi yang lebih parah terjadi. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini
agar bermanfaat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya pembaca
makalah ini yang membahas kelainan jantung tetralogy of fallot serta asuhan keperawatan
yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapatkan antara lain:
1. Apa definisi dari penyakit tetralogi fallot?
2. Apa saja etiologi dari penyakit tetralogi fallot?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit tetralogi fallot?
4. Apa gejala dan tanda penyakit tetralogi fallot?
5. Apa saja komplikasi dari penyakit tetralogi fallot?
6. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyakit tetralogi fallot?
7. Bagaimana pengobatan penyakit tetralogi fallot?
3. Tujuan
Adapun tujuan yang didapatkan antara lain:
1. Agar dapat menjelaskan definisi dari penyakit tetralogi fallot
2. Agar dapat menjelaskan etiologi dari penyakit tetralogi fallot
3. Agar dapat menjelaskan patofisiologi penyakit tetralogi fallot
4. Agar dapat menjelaskan gejala dan tanda penyakit tetralogi fallot
5. Agar dapat menjelaskan komplikasi dari penyakit tetralogi fallot
6. Agar dapat menjelaskan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyakit tetralogi
fallot
7. Agar dapat menjelaskan pengobatan penyakit tetralogi fallot
4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi pembaca khususnya seorang perawat
2. Manfaat Praktis
Hasil makalah ini dapat memberikan sumbangan dan masukan mengenai Asuhan
Keperawatan Perkemihan Infeksi Saluran Kemih.
BAB II

PEMBAHASAN

Skenario 1

An. M (berjenis kelamin perempuan), saat ini berusia 4 tahun dengan riwayat penyakit
jantung bawaan. Menurut orang tuanya bahwa, An. M pada saat berumur 4-6 bulan pernah
mengalami serangan sianosik dan bernapas dengan pernapasan cepat dan dangkal. Menurut
catatan dokter yang pernah menanganinya bahwa struktur anatomi jantung An. M mengalami
kegagalan perkembangan infudibulum yang ditandai adanya 4 (empat) kelainan pada jantung
berupa : 1. Defek septum ventrikel, 2. Stenisis pulmonal, 3. Over-riding aorta, 4. Hipertropi
ventrikel. Saat ini An. M sering mengalami sianosis, pernapasan kusmaull dan squatting
setelah An. M berjalan beberapa pulih atau beberapa ratus meter atau setelah melakukan
aktivitas. Dengan melakukan squatting An. M merasa lebih nyaman.

A. Kata kunci :
1. Usia 4 tahun
2. Penyakit jantung bawaan
3. Serangan sianotik
4. Pernapasan cepat/dangkal
5. Kegagalan perkembangan infudibulum
6. Defek septum ventrikel
7. Stenosis pulmonal
8. Over-riding aorta
9. Hipertropi ventrikel
10. Sianosis
11. Pernapasan kusmaull
12. Squatting
B. Identifikasi klasifikasi kata kunci
1. Usia 4 tahun, anak sudah mampu menguasai gerakan tubuhnya dengan baik, lebih
halus didalam cara berjalan, berlari dan memanjat. Mampu memengang benda-benda
kecil dan memiliki ketrampilan gerak lebih baik meskipun agak sulit.
2. Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita orang
dewasa ini khususnya oleh balita.
3. Serangan sianotik adalah cacat jantung bawaan yang menyebabkan kadar oksigen
darah yang rendah
4. Pernapasan cepat/dangkal adalah pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya
didefinisikan lebih dari 60 hembusan permenit.
5. Kegagalan perkembangan infudibulum merupakan bagian ujung oviduk yang
terbentuk corong atau membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi
menampung yang telah di tangkap oleh fimbriae.
6. Defek septum ventrikel adalah salah satu penyakit jantung bawaan dimana terdapat
lubang dinding septum ventrikel.
7. Stenosis pulmonal adalah suatu kerusakan katup jantung yang ditandai dengan
penyempitan (stenosis) katup pulmonal.
8. Over-riding aorta adalah aorta menunggang.
9. Hipertropi ventrikel adalah pembesaran penebalan (hipertrofi) pada ruang pompa
utama jantung (ventrikel kiri).
10. Sianosis adalah warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau pucat karena
kandungan oksigen yang rendah dalam darah. Kondisi ini terutama mencolok di bibir
dan kuku.
11. Pernapasan kusmaull adalah pola pernapasan yang sangat dalam dengan frekuensi
yang normal semakin kecil dan sering ditemukan pada penderita asidosis.
12. Squatting adalah salah satu jenis latihan kaki yang sederhana namun memberikan
perubahan besar pada otot kaki apabila dilakukan dengan teknik yang benar. Gerakan
squatting ini sepertinya terlatuh sangat sederhana hanya dengan jongkok dan berdiri.
C. Care problem dari kasus
“ Tetralogi of Fallot “
D. Pertanyaan penting
1. Jelaskan apa yang menyebabkan penyakit jantung bawaan?
2. Jelaskan cara pencegahan penyakit jantung bawaan?
3. Apa yang menyebabakan serangan sianotik?
4. Apa yang menyebabkan pernapasan cepat?
5. Bagaimana cara pencegahan pernapasan cepat?
6. Apa pengertian dari kegagalan perkembangan infudibulum?
7. Apa yang menyebabkan kegagalan perkembangan infudibulum?
8. Penyebab dari defek septum ventikel?
9. Bagaimana cara pencegahan defek septum ventrikel?
10. Apa saja yang menyebabkan Stenosis pulmonal?
11. Sebutkan cara pencegahan Stenosis pulmonal?
12. Apa yang menyebabkan over-riding aorta?
13. Apa sajakah cara pencegahan over-riding aorta?
14. Jelaskan apa sajakah yang menyebabkan hipertropi ventrikel?
15. Jelaskan cara pencegahan hipertropi ventrikel?
16. Jelaskan apa yang menyebabkan sianosis?
17. Bagaimana cara pencegahan sianosis?
18. Apa yang menyebab pernapasan kusmaull?
19. Jelaskan cara pencegahan pernapasan kusmaull?
20. Apa sajakah manfaat dari squatting?
E. Jawaban
1. Jelaskan apa yang menyebabkan penyakit jantung bawaan?
Jawaban :
Penyakit jantung bawaan ditengarai disebabkan oleh banyak faktor, seperti obat-obatan,
masuknya zat kimia secara massif ke dalam tubuh ibu yang mempengaruhi
pembentukan janin. Aktivitas merokok diduga menjadi salah satu penyumbang terbesar
atas situasi kegagalan pembentukan jantung bayi dalam kandungan
2. Jelaskan cara pencegahan penyakit jantung bawaan?
Jawaban :
 Pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan saat kehamilan yang rutin sangat
diperlukan. Dengan kontrol kehamilan yang teratur, maka PJB dapat dihindari atau
dikenali secara dini.
 Kenali faktor resiko pada ibu hamil yaitu penyakit gula maka kadar gula darah
harus dikontrol dalam batas normal selama masa kehamilan.
 Pencegahan juga dapat dilakukan pula dengan menghindarkan ibu dari resiko
terkena infeksi virus TORCH (Toksoplasma, Rubela, Sitomegalovirus dan Herpes)
 Konsumsi obat-obatan tertentu pada saat kehamilan juga harus dihindari karena
beberapa obet diketahui dapat membahayakan janin yang dikandungnya.
 Hindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang pada masa
kehamilan.
 Hindari paparan asap rokok baik aktif maupun pasif dari suami atau anggota
keluarga di sekitarnya.
 Hindari polusi asap kendaraan dengan menggunakan masker pelindun agar tidak
terhisap zat-zat racun dari karbon dioksida.
3. Apa yang menyebabakan serangan sianotik?
Jawaban :
Disebabkan oleh faktor genetik atau bawaan sejak hamil seperti pada saat masa
kehamilan sang ibu terpapar radiasi negatif, terinfeksi bakteri rubella dan toksoplasma,
alkohol atau mengkonsumsi obat-obatan yang menyebabkan bayi dalam rahim
mengalami kelainan jantung.
4. Bagaimana cara penanganan serangan sianotik?
Jawaban :
 Berikanlah zat besi yang cukup agar dapat membawa oksigen ke sel-sel darah
 Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitsmin C, A, B kompleks, yang bisa
membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh alami, sehingga tidak ceoat
terserang bakteri, virus, atau kuman berbahaya.
 Berolahraga secara teratur walaupun hanya dalam waktu yang singkat, maksimal
20-25 menit sehari, olahraga yang disarankan adalah berenang dan bersepeda.
5. Apa yang menyebabkan pernapasan cepat?
Jawaban :
Masalah pada paru-paru atau saluran napas neumonia pada radang paru-paru masalah
jantung. Berhubungan dengan masalah denyut jantung atau iramanya seperti vibrilasi
atrium (denyut jantung tidak teratur) atau takikardia supraventrikular (denyut jantung
yang teratur dan cepat) keracunan karbon monoksida (Co)
6. Bagaimana cara pencegahan pernapasan cepat?
Jawaban :
 Berikan kondisi yang nyaman
 Posisi setengah duduk
 Tarik nafas dalam dan panjang
 Jauhkan dari allegen
7. Apa yang menyebabkan kegagalan perkembangan infudibulum?
Jawaban :
 Anak dengan kelainan ini akan biru sejak lahir => hipoksia
 Pertumbuhan bdan kurang dbanding anak sebayanya
 Spel sianotik (usia 3 bulan-3 tahun)
 Pernapasan cepat
 Kesadaran menurun
 Kadang-kadang disertai kejang
 kesulitan bernafas
 Sifat lekas marah
 Kelesuan
 pucat, dingin, atau lengket kul
8. Penyebab dari defek septum ventikel?
Jawaban :
 Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil
 Gizi ibu hamil yang buruk
 Ibu yang alkoholik
 Usia ibu diatas 40 tahun
 Ibu menderita diabetes
9. Bagaimana cara pencegahan defek septum ventrikel?
Jawaban :
Setiap wanita yang merencanakan untuk hamil, sebaiknya menjalani vaksinasi rubella.
Sebelum dan selama hamil sebaiknya ibu menghindari pemakain alkohol, rokok dan
mengontrol diabetes secara teratur.
10. Apa saja yang menyebabkan Stenosis pulmonal?
Jawaban :
 Ibu menderita penyakit infeksi
 Pajanan terahdap sinar X
 Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes militus, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan
11. Sebutkan cara pencegahan Stenosis pulmonal?
Jawaban :
 Pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan saat kehamilan yang rutin sangat
diperlukan. Dengan kontrol kehamilan yang teratur, maka PJB dapat dihindari atau
dikenali secara dini
 Pemeriksaan antenatal juga dapat mendeteksi adanya PJB pada janin dengan
ultrasonografi (USG).
 riwayat penyakit dalam keluarga seperti diabetes, kelainan genetik down sindrom ,
penyakit jantung dalam keluarga. Perlu waspada ibu hamil dengan faktor resiko
meskipun kecil kemungkinannya.
12. Apa sajakah gejala dari over-riding aorta?
Jawaban
 Bayi mengalami kesulitan untuk menyusui
 Berat badan anak sulit bertambah
 Anak mudah lelah saat bermain
 Jari tangan dan kaki clubbing (seperti tubuh genderang karena kulit atau tulang di
sekitar ujung jari tangan membesar atau membulat)
 Sesak nafas, terutama saat anak diberi makan atau saat anak melakukan aktivitas
 pingsan
13. Apa sajakah cara pencegahan over-riding aorta?
Jawaban :
Bisa dilakukan segera setelah bayi lahir atau saat bayi lebih besar, tergantung dari
kondisi kesehatan bayi, berat badan, keparahan kelainan, dan gejala-gejala yang ada.
14. Jelaskan apa sajakah yang menyebabkan hipertropi ventrikel?
Jawaban :
 tekanan darah tinggi
 penyempitan katup stenosis (stenosis katup aorta)
 keadaan lainnya yang menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari
jantung
15. Jelaskan cara pencegahan hipertropi ventrikel?
Jawaban :
 Menghilangkan faktor resiko
 Koreksi hipertensi
 Hidup sehat
16. Jelaskan apa yang menyebabkan sianosis?
Jawaban :
Sianosis mengacu pada kebiruan warna kulit, kuku dan membran mukosa.
17. Bagaimana cara pencegahan sianosis?
Jawaban :
 Jaga jalan napas tetap bersih seperti faring dan baringkan bayi pada sisi samping
atau depan tubuh.
 Berikan oksigen dengann cateter nasal 1/2 liter / menit
 Berikan ASI melalui selang nasogastrik
 Berikan obat antibiotik penicilin dan streptomisin
18. Apa yang menyebab pernapasan kusmaull?
Jawaban :
Penyebab pernapasan Kussmaul adalah kompensasi pernapasan pada asidosis
metabolik, yang sering terjadi pada pasien diabates pada ketoasidosis diabetikum.
Gas-gas darah pada pasien dengan pernapasan Kussmaul memperlihatkan tekanan
parsial karbon dioksida yang menurun karena adanya tekanan yang meningkat pada
pernapasan. Pernapasan ini membuang banyak karbon dioksida. Pasien akan merasa
ingin cepat untuk menarik napas secara mendalam, dan tampaknya terjadi secara tak
sadar
19. Jelaskan cara pencegahan pernapasan kusmaull?
Jawaban :
Pencegyang hannya dapat dilakukan dengan memberikan cairan yang cukup,
memperbaiki kadar gulanya dan mengurangi kadar asam basa darah.
20. Apa sajakah manfaat dari squatting?
 Membakar kalori
 Membentuk otot seluruh tubuh
 Meningkatkan massa otot
 Membuat kegiatan yang lebih mudah
 Meningkatkan keseimbangan dan kekuatan
 Mencegah cedera
 Meningkatkan metabolisme

F. Diangnosa pembanding

TETRALOGI OF FALLOT Ventrikel Septal Defect


Definisi : Definisi :
Tetralogi of fallot (TOF) adalah Kelainan jantung bawaan berupa tidak
penyakit jantung bawaan tipe sianotik. sempurnanya penutupan dinding
Kelainan yang terjadi adalah kelainan pemisahan tarventrikel. Kelainanini
pertumbuhan dimana terjadi defek atau paling sering ditemukan dan pada anak-
lubang dari bagian infudibulum seotum anak dan bayi dan dapat terjadi secara
intraventrikular (sekat antara rongga congenital dan traumatic.
venrtikel) dengan syarat defek tersebut
paling sedikit sama besar dengan
lubang aorta (Harianto, 1994).
Batasan :
Suatu kecacatan yang merupakan
kombinasidari :
 Pulmonary stenosis
 Ventrikel septal defect
 Overriding aorta
 Hipertropi ventrikel kanan

Etiologi : Etiologi :
 Factor endogen : Faktor prenatal (faktor endogen :
 Seperti kelainan sejak lahir  Ibu menderita penyakit infeksi ;
 Factor eksogen : rubella
 Suatu infeksi saat iibu  Ibu alkoholik
mengandung atau janin masih  Umur ibu lebih dari 40 tahun
dalam kandungan, ibu hamil  Ibu menderita penyakit DM yang
mengkonsumsi obat-obatan memerlukan insulin
tertentu atau terpapar radiasi.  Ibu meminum obat-obatan penenang
Faktor genetik (faktor endogen :
 Anak yang lahir sebelumnya
menderita PJB
 Ayah/ibu menderita PJB
Patofisiologi : Patofisiologi :
Secara hemodinamik darah yang Patofisiologi dan hemodinamika yang
terdapat pada ventrikel kanan akan terjadi sangat tergantung pada besar
sukar melalui katup pulmonal sehingga kecilnya shunt yang ditemukan. Pada
terjadi shunt kanan kekiri melalui VSD kecil (1-10mm) shunt yang terjadi
ventrikel septal defect (VSD). tidak besar serta gejala amat minimal,
Sedangkan karena posisi aorta tidak dan biasanya shunt tersebut dapat
normal terjadi pula kesukaran aliran menutup secara spontan. Sedangkan
darah keluar keperedaran darah pada shunt besar (lebih dari dari 10mm)
sistemik akhirnya lambat launakan maka darah akan mengalir dari ventrikel
terjadi hipertropiventrikel kanan dan kiri ke ventrikel kanan akibatnya jumlah
gagal jantung kanan. Gejala klinis juga aliran darahsistemik relative lebih sedikit
bervariasit ergantung berat ringannya dari aliran darah pulmoner. Sedangkan
sianosis pulmoner dan besa rkecilnya darah yang melalui ventrikel kanan akan
shunt. relative lebih banyak sehingga terjadi
sianosis katup pulmoner secara
sekunder. Akibatnya resistensivaskulaer
paru meningkat akhirnya mengakibatkan
shunt dari kanan ke kiri dengan
menimbulkan sianosis. Adanya aliran
darah pulmoner yang bertambah
menyebabkan penderita lebih sering
terkena infeksi saluran pernapasan dan
gagal pertumbuhan karena aliran darah
sistemik yang berkurang.
Manifestasiklinis : Manifestasiklinis :
 Cyanosis  Dyspnoed’effort
menetapataumorbusseroleus  Cyanotis bila kecapaian
 Dyspnoed’effort : sesak napas  Kecenderungan infeksi salura nnafas
waktu bekerja  Gagal tumbuh
 Squatting : suatu usaha untuk  Kesulitan makan
mengurangialiranbalik darah
ekstremitas bawah yang satu
rasioksigennya rendah.
 Letargi :disebabkan tahanan
pembuluh darah sistemik rendah
dan aliran darah pulmoner
menurun serta oksigen konten
rendah.
 Sukar makan
 Gagal tumbuh : akibat seringnya
infeksi menyebabkan system
imunturun.
 Clubbing finger : akibat hipoksi
yang kronis
 Spells :kejang periodic karena
aliran darah ke otak rendah
mengandung oksigen.
Pemeriksaan Diagnostik : Pemeriksaan penunjang :
a. Pemeriksaan Fisik :  Karakteristik jantung menunjukan
 Inspeksi: adanya hubungan banormal antar
 Tampak sianosis mukusa ventrikel
bibir, mulut, ujung jaridan  EKG dan foto toraks menunjukan
kaki. hipertropi ventrikel kiri
 Jari-jari clubbing  Hitung darah lengkap adalah uji
 Retraksi otot interkostol prabedah rutin
 Pernapasan cuping hidung  Uji masa protrombin (PT) dan masa
 Impuls apek Nampak jelas trombboplastin parsial (PTT) yang
 Palpasi : dilakukan membedakan dapat
 Implus ventrikel kanan jelas mengungkapkan kecenderungan
teraba pada tepi sternum perdarahan
kiri, selaiga ke 3 danke 4
 Auskultasi :
 Murmur sistolik
 Bunyi jantung keras
b. Pemeriksaan penunjang :
 ECG : menunjukkan adanya
hipertropi ventrikel kanan
 Thoraxfoto : ventrikel kanan
tanpa delatasi CTR : lebih 0,50
 Echocardiogram : tampak jelas
adanya delatasi aorta VSD dan
overriding
 Kateterisasi jantung :
pemeriksaan ini bertujuan
melihat defect yang ada
sehingga dapat menuntukan
pembedahan.
Penatalaksanaan : Penatalaksanaan :
a. Kadar hemoglobin dipertahankan  Degetalisdandiuretika
13-15 gr% bilakurangdari 13gr%  Pembedahan
diberipreparatbesi.  Anti biotik
b. Saat serangan :  Pada VSD yang besar di sertai
 Longgarkan pakaian klien kelainan jantung yang lain seperti
untuk membebaskan ekspansi transpotition of the Great Arteries
paru (TGA) dilakukan banding A.
 Berikan oksigen 100%, bila Pulmonalis melalui insisithoraxotomi
timbul asidosis berikan natrium kiri antero lateral.
bicarbonate
 Knee chest position,
meningkatkan aliran balik
darah vena dengan
menyumbat vena pulmonal
 Bila perlu diberi morphindosi
skecil untuk menurunkan
kontraktilitas myocard,
berkisar 0,2 mg/kg/BB sub
cutan.
 Anak harus di beri banyak
minum mencengah defekasi
tidak terlalu keras.
 Umur optimum di lakukan
pembedahan sebaiknya 2-5
tahun
 Bila anak masuk sekolah,
pendidikan pada gurunya yang
menyangkut kondisi anak
 Orang tua tidak perlu over
protektif terhadap anak
 Propranolol dosis 0,1 mg/kg/BB
intraven asebagai bolus dapat
di berikan untuk
menghilangkan serangan.
 Untuk mencengah serangan
sianosis dapat di berikan
propranolol oral 2 mg/kg BB 3-
4 kali sehari.
 Pembedahan dapat di
pertimbangkan selama
kelainanan atomik masih ada.
BAB III

A. Konsep Medis

1. Definisi
Tetralogi of fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang
terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian
infudibulum seotum intraventrikular (sekat antara rongga venrtikel) dengan syarat
defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta (Harianto, 1994). Sebagai
konsekuensinya didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai berikut :
1. Defek septum ventrikel (VSD) yaitu lubang pada dekat antara kesdua ronggan
ventrikel.
2. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar
dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan
menimbulkan penyampitan.
3. Aorta overrising dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri
mengangkat sekat bilik, sehingga seolah-olah bagian aorta keluar dari bilik kanan.
4. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kakan karena
peningkatan tekanan ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya panyakit adalah
stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif,
makin lama makin berat.
Jadi tetralogi of fallot adalah kombinasi dari obstruksi aliran yang keluar dari bilik
kanan (stenosis pulmonal), Defek Septum Ventrikel, aorta overriding, dan hipertrofi
ventrikel kanan.
2. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara
pasti. Diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen
a. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum
obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin,
amethoperin, jamu)
b. Ibu penderita penyakit infeksi : rubella
c. Pajanan terhadap sinar-X
Para ahli berpendapat behwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang
terpisah menyebabakan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90%
kasus penyebab adlah muktifaktor. Adapun sebabnya, pajanan terhadap faktor
penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh karena pada
minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.
3. Patofisiologi
Sirkulasi darah penderita ToF berbeda dibanding pada anak normal. Kelainan yang
memegang peranan penting adalah stenosis pulmonal dan VSD. Tekanan antara
ventrikel kiri dan kanan pada pasien ToF adalah sama akibat adanya VSD. Hal ini
menyebabkan darah bebas mengalir bolak-balik melalui celah ini. Tingkat keparahan
hambatan pada jalan keluar darah di ventrikel kanan akan menentukan arah aliran darah
pasien ToF.
Aliran darah ke paru akan menurun akibat adanya hambatan pada jalan aliran darah
dari ventrikel kanan; hambatan yang tinggi di sini akan menyebabkan makin banyak
darah bergerak dari ventrikel kanan ke kiri. Hal ini berarti makin banyak darah miskin
oksigen yang akan ikut masuk ke dalam aorta sehingga akan menurunkan saturasi
oksigen darah yang beredar ke seluruh tubuh, dapat menyebabkan sianosis.
Jika terjadi hambatan parah, tubuh akan bergantung pada duktus arteriosus dan
cabang-cabang arteri pulmonalis untuk mendapatkan suplai darah yang mengandung
oksigen. Onset gejala, tingkat keparahan sianosis yang terjadi sangat bergantung pada
tingkat keparahan hambatan yang terjadi pada jalan keluar aliran darah di ventrikel
kanan.
4. Manifestasi klinik
1. Sianosis, satu dari manifestasi-manifestasi tetralogi yang paling nyata, mungkin
tidak ditemukan pada waktu lahir. Obstruksi aliran keluar ventrikel kanan mungkin
tidak berat dan bayi tersebut mungkin mempunyai pintasan dari kiri ke kanan yang
besar, bahkan mungkin terdapat suatu gagal jantung kongesif.
2. Dispnue terjadi bila penderita melakukan aktivitas fisik. Bayi-bayi dan anak-anak
yang mulai belajar berjalan akan bermain aktif untuk waktu singkat kemudian akan
duduk atau berbaring. Anak-anak yang lebih besar mungkin mampu berjalan sejauh
kurang lebih satu blok, sebelum berhenti untuk beristrahat. Derajat kerusakan yang
di alami jantung penderita tercermin oleh intensitas sianosis yang terjadi. Secara
khas anak-anak akan mengambil sikap berjongkok untuk meringankan dan
menghilangkan dispneu yang terjadi akibat dari aktivitas fisik, biasanya anak
tersebut dapat melanjutkan aktivitasnya kembali dalam beberapa menit.
3. Serngan-serangan dispneu paroksimal (serangan-serangan anoksia biru) terutam
merupakan masalah selama 2 tahun pertama kehidupan penderita. Bayi tersebut
menjadi dispneus dan gelisah, sianosis yang terjadi bertambah hebat, penderita mulai
sulit bernapas. Serangan-serangan demikian paling sering terjadi pada pagi hari.
4. Pertumbuhan dan perkembangan yang tidak tumbuh dan perkembang secara tidak
normal dapat mengalami keterlambatan pada tetralogi fallot berat yang tidak diobati.
Tinggi badan dan keadaan gizi biasanya berada di bawah rata-rata serta otot-otot dari
jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak dan masa peburtas juga terhambat.
5. Biasanya denyut pembuluh darah normal, seperti halnya tekanan darah arteri dan
vena. Hemitoraks kiri depan dapat meninjol ke depan. Jantung biasanya mempunyai
ukuran normal dan impuls apeks tampak jelas. Suatu gerakan sianosis dapat
dirasakan pada 50% kasus sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal ke-
3 dan ke-4.
6. Bising sistolik yang ditemukan sering kali terdengar keras dan kasar, bising tersebut
menyebar luas, tetapi paling besar intensitasntya pada tepi kiri tulang dada. Bising
sisnotik terjadi diatas lintasan aliran keluar ventrikel kanan serta cenderung kurang
menonjol pada obstruksi berat dan pintasan dari kanan ke kiri. Bunyi jantung ke-2
terdengar tunggal dan ditimbulkan oleh penutupan katup aorta, bising sistolik
tersebut jarang diikuti oleh bising diastolis, bising yang terus menerus ini dapat
terdengar pada setiap bagian dada, baik di arterior maupun posterior, bising tersebut
dihasilkan oleh pembuluh-pembuluh darah koleteral bronkus yang melebar atau
terkadang oleh suatu duktus arteriosus menetap.
5. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi
oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl
dan hematokrit antara 50-65 %.
2. BGA
Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2),
penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn
dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi
3. Analisa Gas Darah
PCV meningkat. PCV lebih besar 65%, dapat menimbulkan kelainan koagulasi :
waktu pendarahan memanjang, fragilitas kapiler meningkat, umur trombosit
yang abnormal.
4. Desaturasi darah arterial.
5. Anemia hipokrom mikrositer (karena defisiensi besi).
b. X foto dada (radiologi)
 Jantung tidak membesar
 Arkus aorta disebelah kanan (25%)
 Aorta asendens melebar
 Konus pulmonalis cekung
 Apeks terangkat
 Vaskularitas paru berkurang
 Jantung berbentuk sepatu
c. EKG
Defisiasi sumbu QRS ke kanan (RAD) hipertrofi ventrikel kanan (RVH):
gelombang P diantara II sering tinggi.
d. Ekokardiogram
 Overiding aorta
 Defect septum ventrikel
 Jalan keluar ventrikel kanan menyempit.
e. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum
ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis
pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan
tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
6. Penatalaksanaan
Kebanyakan anak dengan tetralogi fallot direncanakan untuk menjalani bedah jantung,
namun indikasi untuk koreksi total versus penanganan paliatif bergantung pada
kebijakan ahli bedah.
a. Penatalaksanaan medis
 Pada edema relatif dapat diberi preparat besi
 Jaga hygiene gigi geligi
 Pada tindakan pembedahan ringan atu pencabutan gigi parlu diberi propilaksis
terhadap endokarditid infektif
 Hindari keadaan dehidrasi, misalnya pada gastroenteritis
 Pada pendarahan beri transfusi darah
 Pada serangan hipoksia :
 Posisi “knee-chest”
 Beri zat oksigen (5-8 I/mn)
 Propanol 0,1 mg/kg BB sebagai suntikan bonus, diteruskan dengan dosis 1
mm/kg BB peroral tiap 6 jam
 Bila terdapat asidosis beri Nabik. 1 mEq/kg IV
 Bila terdapat hipoglikemia beri dekstrosa
 Bila Hb <15 gm/100 ml : transfusi darah (5 ml/kg)
b. Penatalaksanaan pembedahan
 Pembedahan paliatif
Dengan suatu shunt procedure diharapkan paru akan mendapat darah lebug
banyak dan sianosis akan menghilang.
Cara :
 Prosedur blalock-taussig : anastomasis antara sistemik (A. Subklavia, A
karotis) dengan arteri pulmonalis yang ipsilateral.
Arteri subklavia yang berhadapan dengan sisi lengkung aorta diikat, dibelah
dan dianasttomesiskan ke arteri pulmonal kotralateral. Keuntungan pirau ini
adalah membuat pirau yang sangat kecil, yang tumbuh bersama anak, dan
mudah mengangkatnya selama perbaikan definitive. Prosedur ini memakai
bahan prostetik, umunya politetrafluoroetilen. Dengan pirau ini, ukurannya
dapat lebih dikemndalikan, dan lebih mudah pada saat anak masih muda.
Konsekuensi hemodinamik dari poirau Blalock-Taussig adalah untuk
memungkinkan darah sistemik memasuki sirkulasi pulmonal memalui arteri
subklavia, yang meningkatkan aliran darah pulmonal dengan tekanan darah
rendah dan menghindari kongesti paru. Aliran darah ini memungkinkan
stabilisasi, meningkatkan status jantung dan paru sampai anak tersebut cukup
besar untuk menghadapi pembedahan korektif dengan aman.
 Prosedur waterson :Anastomasis antara aorta asendens dengan arteri
pulmonalis kanan.
Indikasi :
Tindakan ini dilakukan apabila koreksi total tidak atau belum
dimungkinkan (misalnya pada hipoplasia arteri pulmonalis atau pada bayi).
dengan prosedur ini diharapkan arteri pulmonalis dapat berkembang.
 Bedah kolektif.
Tindakan ini terdiri dari :
 Penutupan defek septum ventrikel
 Reteksi infundibulum
 Valvulotomi untuk stenosis pulmonal
7. Komplikasi (Nelson, 1992; 731)
1. Trombosis selebri
Biasanya terjadi dalam vene serebrum atau sinus duralis, dan terkdang dalam arteri
serebrum, lebih sering ditemikan pada polisitemia hebat. Juga dapat mengkitkan
oleh dehidrasi. Trombosit lebih sering ditemukan pada usia di bawah 2 tahun. Pada
penderita ini paling sering mengalami anemia defisiensi besi dengan kadar
hemoglobin dan hematrokrit dalam batas-batas normal.
2. Asnes otak
Biasanya penderita penyakit ini telah mencapai usia di atas 2 tahun. Awita penyakit
sering berlangsung tersembunyi disertai demam berderajat rendah. Mungkin
ditemukan nyeri tekan setempat pada kranium, dan laju endap darah merah serta
hitung jenis leukosit dapat meningkat. Dapat terjadi serangan-serangan seperti
epilepsi, tanda-tanda neurologis yang terlokasasi tergantung dari tempat dan ukuran
abses tersebut.
3. Endokarditis bakterialis
Terjadi pada penderita yang tidak mengalami pembedahan, tetapi lebih sering
ditemukan pada anak dengan prosedur pembuatan pintasan selama masa bayi.
4. Gagal jantung kongestif
Dapat terjadi pada bayi dengan atresia paru dan aliran darah kolateral yang besar.
Keadaan ini hampir pengecualian, akan mengalami penurunan selama bulan pertama
kehidupan dan penderita menjadi sianosis akibat sirkulasi paru yang menurun.
5. Hipoksia
Keadaan kekurangan oksigen dalam jaringan akibat dari stenosis pulmonal sehingga
menyebabkan aliran darah dalam paru menurun.

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
1. Biodata
 Anak
 Nama
 Umur
Pada usia 4-6 bulan pernah mengalami serangan sianotik dan bernapas dengan
pernapasan cepat dan dangkal.
 Jenis kelamin : perempuan
2. Keluhan
Klien mengalami serangan sianosik dan bernapas dengan pernapasan cepat dan
dangkal
3. Riwayat kesehatan sekarang
Mengalami kegagalan perkembangan infudibulum yang ditandai adanya 4 (empat)
kelainan pada jantung berupa : 1. Defek septum ventrikel, 2. Stenisis pulmonal, 3.
Over-riding aorta, 4. Hipertropi ventrikel.
4. Riwayat kehamilan ibu
Ditanyakan keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, serta
apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Melakukan
pemeriksaan kehamilan atau tidak, bila ya berapa kali seminggu dan kepada siapa
(dukun, bidan atau dokter), obat-obat yang diminum pada trisemester pertama.
Infeksi beberapa jenis virus, misalnya virus Toksoplasma,
Rubela, Cytomegalovirus dan HerpeS simpleks, maupun HIV (TORCH).
(Abdul, 2000; 13).
5. Riwayat penyakit sekarang
Mengumpulkan data kronologi awal terjadinya penyakit. Pada penderita TF,
biasanya diawali dengan gejala sianosis, dispneu, pertumbuhan dan perkembangan
abnormal, bising sistolik, dan murmur.
6. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit TF diderita oleh anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung
bawaan, adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti ; DM, hipertensi,kelainan
bawaan jantung, ibu menderita penyakit infeksi rubella, atau pajanan terhadap sinar
X.
7. Riwayat tumbuh kembang
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama
makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi
penyakit. Tinggi badan dan keadaan gizi biasanya berada di bawah rata-rataserta
otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak dan masa pubertas juga
terlambat.
8. Data psikososial
Mekanisme koping anak/ keluarga, Pengalaman hospitalisasi sebelumnya.
9. Pemenuhan kebutuhan dasar (di rumah dan di Rumah Sakit)
 Nutrisi, cairan dan elektrolit
Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan : air susu ibu (ASI) atau
pengganti air susu ibu (PASI), ataukah keduanya. Bila ASI apakah diberikan
secara eksklusif atau tidak. (Abdul, 2000; 13).
 Hygene perseorangan
Bagaimana cara perawatan diri pada anak khususnya pada gigi geligi.
 Eliminasi
Biasanya pada penderita tetralogi fallot terjadi penurunan haluaran urine.
 Aktivitas dan istirahat tidur
Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah
berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia
berjalan kembali.
10. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
 TTV :
 Nadi : laju nadi pada TF biasanya bradikardia, iramanya disritmia pada
keadaan ini denyut nadi teraba lebih cepat pada waktu inspirasi dan lebih
lambat pada waktu ekspirasi. (abdul, 2007; 27)
 Tekanan darah : tekanan darah biasanya menurun karena akibat dari sirkulasi
udara yang mengalami hambatan oleh hipertrofi ventrikel kanan.
 Pernapasan : pada penderita TF anak akan mengalami dispneu bila
melakukan aktivitas fisik, yang dapat disertai juga sianosis dan takipneu.
perlu diperhatikan apakah distres terjadi terutama pada inspirasi atau
ekspirasi. (abdul, 2007; 31)
 Suhu : pada TF normal (36oC-37,5oC)
 Berat badan : pada bayi TF usia 9 bulan berat badan tidak mengalami
pertumbuhan.
 Pemeriksaan persistem :
1. B1 (breathing)
Karena terjadinya percampuran darah kaya O2 dan CO2, terjadi penurunan
curah jantung yang menyebabkan perfusi jaringan keseluruh tubuh berkurang
sehingga mengakibatkan anak mengalami gangguan pertukaran gas.
2. B2 (blood)
 Karakteristik bunyi dan bising jantung pada TF mirip dengan bunyi dan
bising jantung pada stenosis pulmonal tetapi makin berat stenosisnya
makin lemah bising yang terdengar karena lebih banyak dialihkan ke
ventrikel kiri dan aorta daripada ke arteri pulmonalis. Pada TF dapat
terdengar klik sistolik akibat dilatasi aorta. (abdul, 2007; 89)
 Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.
 Terdengar bunyi murmur pada batas kiri sternum tengah sampai bawah.
3. B3 (brain)
Periksa GCS pasien (normal 4-6). Hal tersebut dilakukan untuk menentukan
tingkat kesadaran pasien karena pada TF O2 ke otak berkurang dan akan
terjadi penurunan kesadaran sehingga mengakibatkan resiko cedera.
4. B4 (bladder)
Periksa haluaran urine pasien, haluaran urin biasanya berkurang karena
perfusi O2 ke jaringan berkurang termasuk ke arteri renalis.
5. B5 (bowel)
Kaji kebutuhan nutrisi pasien. Biasanya pada penderita TF, kebutuhan nutrisi
berkurang dikarenakan O2 yang ke sistem jaringan berkuang sehingga saat
anak melakukan aktivitas (menetek, berjalan) akan mudah lelah sehingga
nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang.
6. B6 (bone)
Pada penderita TF anak- anak yang lebih besar mungkin mampu berjalan
sejauh kurang lebih satu blok, sebelum berhenti untuk beristirahat. Derajat
kerusakan yang dialami jantung penderita tercermin oleh intensitas sianosis
yang terjadi. Secara khas anak-anak akan mengambil sikap berjongkok untuk
meringankan dan menghilangkan dispneu yang terjadi akibat dari aktifitas
fisik, biasanya anak tersebut dapat melanjutkan aktifitasnya kembali dalam
beberapa menit.

2. Diagnosa keperawatan
 Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
 Ketidakefektifan pola napas b/d keletihan otot pernapasan
 Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi jantung

3. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa NOC NIC
Domain 3 : Tujuan : Intervensi :
Eliminasi pertukaran gas 0411 respon ventlasi 3140 manajemen jalan
Kelas 4 : mekanik napas
Fungsi respirasi  Posisikan pasien untuk
00030 Kriteria hasil : maksimalkan ventilasi
Gangguan pertukaran gas 041102 tingkat pernapasan  Motivasi pasien untuk
b/d ketidakseimbangan normal untuk bernpass pelan,
ventilasi perfusi 041103 irama pernapasan dalam, berputar dan
normal batuk
Definisi : 041104 kedalaman  Gunakan teknik yang
Kelebihan atau defisit inspirasi normal menyenangkan untuk
oksigenasi dan/atau 041126 kapasitas inspirasi memotivasi bernapas
eliminasi karbon diagnosa normal dalam kepada anak-
pada membran alveolar- anak (misal, meniup
kapiler. gelembung, nmeniup
kincir, peluit,
Batasan karakteristik : harmonika, balon,
 Sianosis meniup layaknya pesta,
 Pola pernapasan buat lomba meniup
abnormal (mis., dengan bola ping pong,
meniup bulu)
kecepatan, irama,
 Auskultasi suara napas,
kedalaman)
catat aren yang
ventilasinya menurun
atau tidak ada dan
adanya suara tambahan
 Posisikan untuk
meringankan sesak
napas
Domain 4 : Tujuan : iintervensi :
Aktivitas/istirahat Setelah dilakukan tindakan 4050 manajemen resiko
Kelas 4 : jantung
keperawatan 3x 24 jam di
Respons  Identifikasi kesiapan
kardiovaskuler/pulmonal harapkan : pasien untuk
00032 Toleransi terhadap mempelajari gaya
Ketidakefektifan pola hidup yang
aktifitas
napas b/d keletihan otot dimodifikasin (diet,
pernapasan Dengan kriteria hasil: merokok, minum
Status jantung paru beralkohol, olahraga
Definisi : 041405 irama jantung
dan kadar kolesterol)
Inspirasi dan/atau  Instruksi pasien dan
ekspirasi yang tidak normal keluarga untuk
memberi ventilasi adekuat 041406 tingkat pernapasan memonitor tekanan
normal darah dan denyut
Batasan kerekteristik : jantung secara rutin
 Dispnea 041407 irama pernapasan dengan berolahraga,
normal
Pola napas abnormal (mis., sebagaimana mestinya
irama, frekuensi,  Instruksikan pasien dan
kedalaman) keluarga mengenai
gejala jantung yang
mulai menggaggu,
dimana
mengidentifikasikan
akan kebutuhan untuk
istirahat
Domain 4: Tujuan : Intervensi :
Aktivitas/istirahat Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan
Kelas 4 : keperawatan 3x 24 jam di gejala penurunan curah
Respon jantung
harapkan :
kardiovakular/pulmonal 2. Auskultasi suara napas
00029 Efektifitas pompa terhadap bunyi crackles
Penurunan curah jantung jantung atau suara tambahan
b/d perubahan frekuensi Kriteria hasil : lainnya
jantung  Tekanan darah sistol 3. Catat tanda dan gejala
 Tekanan darah diastol penurunan curah
Definisi :  Denyut nadi perifer jantung
Ketidakadekuatan darah  Tekanan vena sentral 4. Monitor adanya
yang dipompa oleh  Keseimbangan intake ketidakadekuatan
jantung untuk memenuhi dan output dalam 24 perfusi arteri koroner
kebutuhan metabolik jam (perubahan ST dalam
tubuh  Indeks jantung EKG, peningkatan
enzim jantung, angina)
Batasan karakteristik : sesuai kebutuhan
 Edema
 Keletihan
 Dispnea
 Perubahan warna kulit
(mis., pucat, abu-abu,
sianosis)

4. Evaluasi
Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan, apabila masih ada tindakan
keperawatan yang belum terpenuhi. Catat tindakan keperawatan yang belum
terpenuhi tersebut dan selanjutnya lakukan tindakan keperawatan sampai semua
tindakan terpenuhi.
BAB III

A. Kesimpulan
Kombinasi kelainan kongenital yang dikenal sebagai tetralogi fallot antara lain defek
septum ventrikuler, pembesaran aorta, stenosis katup pulmoner, dan hipertrofi
ventrikel kanan. Penyebab tetralogi fallot terdiri dari 2 faktor, yaitu endogen dan
eksogen. Anak dengan tetralogi fallot umumnya akan mengalami keluhan sesak saat
beraktivitas, berat badan bayi yang tidak bertambah, clubbing fingers, dan sianosis.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan darah, foto thorax,
elektrokardiografi, ekokardiografi.
DAFTAR PUSTAKA

Lynn Betz Cecily dan A. Sowden Linda. Buku saku keperawatan pediatri, Edisi 5; Jakarta,
2004. Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Wong Donna L, dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatri, Edisi 6 vol 2; Jakarta, 2009. Penerbit
Buku Kedokteran ECG.

Harianto, Agus, dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi; Surabaya, 1994. Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.

Doenges E Marilynn. Rencana Asuhan Keperawatan; Jakarta, 1993. Penerbit Buku


Kedokteran ECG.

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak; Jakarta, 1992. Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Anda mungkin juga menyukai